Lapkas Digestif

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 44

Multiple Kista Hepar

Disusun Oleh:
Harun
Untung
suci

Pembimbing: dr.Sony Gunawan Sp.B(K)BD


I. LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN:
Nama : Ny. DR
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gajah Putih
Suku : Biak
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : IRT
NO.RM : 225439
Tanggal MRS : 13-05-2017
Keluhan Utama: Nyeri pada perut
Riwayat Penyakit Sekarang: pasien datang
ke dok II dengan keluhan nyeri pada perut 3 tahun yang
lalu. Awalnya pasien merasa sesak, dan nyeri pada uluhati.
Kemudian pasien di sarankan untuk ct scan sehingga
didapatkan kista pada liver pasien. Pasien sempat berobat di
tempat praktek dan dikatakan terdapat pembesaran hati.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Hipertensi (-)
Diabetes Melitus (-)
Alkohol (-)
Ku: tampak sakit sedang Kes : Compos Mentis
Vital sign TD:130/80 mmhg N: 73x/m R: 20x/m SB: 36.00 c

St. generalis :
Kepala/Leher : Sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-,
Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-), VF D=S, Sonor, Rhonki
(-/-), wheezing (-/-), BJ I II reguler.
Abdomen : datar, supel, bising usus (+), nyeri tekan (+),
hepar: teraba 4 jari di bawah arcus costa, Lien: tidak teraba membesar
Ektremitas : Akral hangat, edema (-)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis : Multiple Liver Cyst

Penatalaksanaan :
Non Medikamentosa : Laparascopy
Unroofing Kista Hepar
II. TINJAUAN PUSTAKA
Insidens kista hepar non parasitik yang pasti tidak diketahui.
5% dari populasi umum
10-15% dari jumlah penderita ini mengalami simptom secara klinis

Kista hepar lebih banyak dijumpai pada kaum wanita


dibanding laki-laki,dengan perbandingan 4-10:1, pada
rentang usia 50-60 tahun.
Anatomi
Definisi
Kista berasal dari yunani kustis kantong dimana suatu
abnormalitas pada pertumbuhan jaringan. Histopatologis,
kista rongga yang dilapisi sel epitel. Pada kista terdapat
duktus yg terdilatasi yg biasanya disebabkan oleh
obstruksi, hiperplasia epitel, sekresi berlebihan dan distorsi
struktural. Sebagian kista timbul dari sisa-sisa epithelial
ektopik atau sebagai hasilk nekrosis ditengah-tengah masa
epitel.
KLASIFIKASI
Kista Intrahepatik Kongenital
Kista ini dapat tunggal, multipel, difus, terlokalisasi,
unilokular, atau multilokular. Kejadian ditemukan kista pada
autopsi dilaporkan dalam 0,15% kasus,1 % pada
pemeriksaan CT-scan. Kista soliter maupun penyakit
polikistik hepar lebih banyak ditemukan pada wanita usia 40
hingga 60 tahun.

Kista non-parasitik soliter biasanya terletak pada lobus


kanan hepar. Isi kista berupa material yang bening, dan
memiliki karakteristik tekanan internal yang rendah tidak
seperti kista parasitik yang memiliki tekanan tinggi.
Kista Intrahepatik Didapat
Pada hepar host intermediate, terbentuk hydatid unilocular
yang tumbuh perlahan dan tidak bergejala selama
bertahun-tahun. Dinding hydatid memiliki dua lapisan yang
terdiri atas ektokista, yang berupa cangkang fibrous non-
selular yang berfungsi proteksi, dan sebuah endokista,
yang merupakan bagian yang aktif dari kista tersebut.

Endokista mensekresi cairan bening yang mengisi kista dan


memproduksi kapsul-kapsul (hydatid sand)
Pasien dengan kista multivesikular yang simpel atau belum
berkompliasi biasanya tidak bergejala. Gejala hanya timbul
bila terjadi tekanan pada organ disekitarnya. Nyeri tumpul
abdomen adalah keluhan yang paling sering
ditemukan(80%). Ikterus, demam, pruritus, nausea, dan
vomitus ditemukan pada kurang dari sepertiga pasien.

Fungsi hepar ditemukan abnormal dan pembesaran hepar


yang dapat dipalpasi pada pemeriksaan fisik ditemukan
pada 50% pasien, dan eosinofilia hanya ditemukan pada 5-
15% individu yang terinfeksi.
ETIOPATOFISIOLOGI

POLYCYSTIC LIVER DISEASE


(PCLD)

Penyakit kongenital autosomal dominant polycystic


kidney disease (AD-PKD).
Ditemukan mutasi gen PKD1 dan PKD2.

Pada beberapa kasus, PCLD juga dilaporkan pada


absennya polycystic kidney disease (PKD).
Ditemukan juga gen ketiga, protein kinase C substrate
80K-H (PRKCSH) pada pasien-pasien tersebut.
KISTA NEOPLASTIK

Penyebab kistadenoma dan kistadenokarsinoma belum


diketahui namun kedua kondisi tersebut merupakan
gambaran dari proliferasi abnormal analog embrionik dari
kandung empedu atau epitel biliary.
Kista tumor ini memiliki tepi yang tersusun atas sel-sel
bilier tipe kuboid atau kolumnar, dan dikelilingi oleh
stroma yang menyerupai ovari.
KISTA HIDATID
Kista Hidatid disebabkan oleh infeksi Echinococcus
granulosus.
Parasit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, namun
umumnya ditemukan pada area peternakan domba dan
sapi.
SIMPLE HEPATIC
CYST
Penyebab: belum diketahui diperkirakan muncul secara
kongenital.

Memiliki epitel tipe bilier dari dilatasi progresif


mikrohamartoma bilier.

Jarang mengandung cairan empedu kegagalan


mikrohamartoma dalam membentuk hubungan
normal dengan saluran empedu.
Cairan komposisi elektrolit yang menyerupai
cairan plasma. Empedu, amylase, dan sel darah
putih tidak ditemukan.
KISTA
TRAUMATIK

Tipe kista hepatis ini dibentuk dari resolusi hematoma


subcapsular atau intraparenkimal yang berasal dari
trauma abdominal, di mana peristiwa trauma itu sendiri
dapat diingat maupun tidak diingat oleh pasien.

Kista traumatik mengandung darah, empedu, dan


jaringan hepar yang nekrotik.
Simple Cyst
Bersifat kongenital
Kista yang dilapisi oleh epitel
bilier-like
Terbentuk dari dilatasi mikro-
hamartoma bilier secara
progresif
Mikro-hamartoma tidak
berkembang sempurna seperti
epitel bilier
Cairan pada kista bukan berupa
bile, namun berupa elektrolit
seperti plasma
Bersifat kongenital
Berhubungan dengan
mutasi sel pada autosomal
dominant polycystic kidney
disease
Disebabkan oleh mutasi gen
PKD1 dan PKD2
Mutasi terjadi pada 1/3 gen
protein kinase C substrat
80K-H

Kista Polikistik
Berupa cystadenoma dan
cystadenocarcinoma
Berkaitan dengan proliferasi
abnormal pada sel embryo-nya
yang menyerupai epitel gall
blader atau epitel bilier
Berdinding epitel bilier-like
dengan bentuk sel kuboid atau
kolumnar dan dikelilingi struktur
menyerupai stroma ovarium

Kista Neoplastik
Hydatid Cyst
Disebabkan infeksi parasit Echinococcus granulosus
Telur parasit dapat hidup pada hewan (domba/kucing)
Apabila manusia memakan telur larva dan masuk ke sistem
digestif, telur mampu masuk melalui intestine dan melalui
vena mesentrika sampai ke hepar
Setelah sampai di hepar, telur akan pecah dan berkembang
menjadi parasit dewasa, dengan membuat kista dengan
dinding luar terbentuk akibat inflamasi, dan di dalam kista
membentuk sel anakan kista
Disebabkan oleh parasit Entamoeba
hystolitica
Masuk melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi E. hystolitica
Melalui vena mesentrika masuk menuju
hepar membentuk kista pyogenik (abses)

Hepatic Abscess
Simple cyst
Secara umum tak bergejala (dull right-upper
quadrant pain)
Perut distensi dan merasa cepat kenyang

PolycisticLiver Disease (PCLD)


Hepatomegaly prominen
Berkembang menjadi fibrosis hepar, hipertensi
portal, gagal hati
Nyeri abdomen seiring dengan bertambah besar
kista

ANAMNESIS & PEMERIKSAAN


FISIK
Neoplastic Cyst
Sebagian besar asimtomatik
Perut distensi, mual, dan terasa penuh
Jarang menyebabkan obstruksi bilier

Hydatid cysts
Sebagian besar asimtomatik, sama seperti
simple cysts
Cenderung menimbulkan komplikasi
Ruptur kista merupakan komplikasi yang paling
serius
Traumatic Cyst
Terdapat riwayat trauma
Nyeri abdomen., distensi,
hepatomegaly
Diagnosis berdasarkan laparotomi
akibat komplikasi dari
postraumatik kista liver
Obstruktif jaundis, abses, syok
hemoragik
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
AST dan ALT meningkat
BUN, SC meningkat
Laboratorium Leukositosis
Eosinophilia (40% kista hydatid)
EIA antibody E.histolitica

USG, CT-SCAN
Symple cyst (dinding tipis dengan cairan
berdensitas rendah dan homogen)
Pencitraan Kista hydatid (daughter cyst yang terkandung
dalam rongga utama yang berdinding tebal)
Neoplasma Kistik (dinding tebal, irregular, dan
hipervaskular)
DIAGNOSIS BANDING
Kista Kista Kompleks
Sederhana Neoplasm Biliary cystadenoma/
Benign a cystadenocarcinoma
develompental Cystic metastases
hepatic cyst Hepatocellular carcinoma
Von Meyenburg Cavernous hemangioma
complex
Embryonal sarcoma
Caroli disease
Inflammat Abses
Adult polycystic ory or
liver disease Piogenik
infectious
Amebic
Echinococcal cyst
Postrauma Pseudocyst
tic and Hematoma
miscellane
Biloma
ous
Infected or hemorrhagic cysts
Operatif
Secara umum tujuan terapi operatif adalah untuk
mengeluarkan seluruh lapisan epithelial kista
karena dengan adanya sisa epitel akan
menyebabkan terjadinya rekurensi.
Jenis-jenis penanganan operatif:
Teknik PAIR (Puncture, Aspiration, Injection,
Reaspiration)
Marsupialisasi (dekapitasi)
Reseksi Hepar dan Tranplantasi Hati
Teknik PAIR (Puncture, Aspiration, Injection,
Reaspiration)
Teknik PAIR untuk penanganan kista hepar dilakukan
dengan dibantu oleh USG atau CT scan yang melibatkan
aspirasi isi kista melalui sebuah kanula khusus, diikuti
dengan injeksi agen yang bersifat skolisidal selama 15
menit, kemudian isi kista direaspirasi lagi.
Proses ini diulang hingga hasil aspirasi jernih. Kista
kemudian diisi dengan solusi natrium klorida yang isotonik.
Tindakan ini harus diikuti dengan pengobatan perioperatif
dengan obat benzimodazole 4 harisebelum tindakan hingga

1-3 bulan setelah tindakan.


Dekapitasi atau unroofing kista dilakukan dengan
cara mengeksisi bagian dari dinding kista yang
melewati permukaan hepar.
Eksisi seperti ini menghasilkan permukaan kista
yang lebih dangkal pada bagian kista yang
tertinggal hingga cairan yang disekresi oleh epitel
yang masih tertinggal merembes kedalam rongga
peritoneal dimana ia diabsorbsi.

Marsupialisasi (dekapitasi)
Reseksi Hepar dan Tranplantasi
Hati
Prosedur yang lebih radikal seperti reseksi hepar dan
transplantasi hati telah digunakan dalam penanganan
kista hepar non-parasitik.
Komplikasi: infeksi paru-paru, efusi pleura, infeksi
pada luka operasi, drainase cairan peritoneal dan
empedu yang lama dan hematoma subphrenikus.
Tranplantasi hepar diindikasikan untuk penyakit
polikistik dengan simptom yang menetap setelah
pendekatan terapeutik medikamentosa dan operatif
yang lain gagal, atau pada keadaan gagal ginjal.
PROGNOSIS

Teknik dekapitasi secara laparoskopik untuk


kista hepar benigna mengalami kadar
penyembuhan lebih dari 90% sedangkan
pada pasien PCLD mempunyai persentase
kesembuhan yang lebih rendah.
III. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang pasien dapat didiagnosis dengan multiple
kista hepar
Pada hasil pemeriksaan penunjang dengan menggunakan CT
Scan didapatkan
Pada pasien ini dilakukan Laparaskopi Unroofing Cyst adalah dengan
cara mengeksisi bagian dari dinding kista yang melewati permukaan hepar
Foto Operasi
LAPORAN OPERASI
(15 MEI 2017)
Posisi supine dalam GA
Inseksi subumbilical, lateral kanan dan kiri
Insisi trochar 11 mm 1 buah, x 5 mm 2 buah
Didapatkan multiple kista liver segmen II-VIII
Dilakukan unroofing kista hepar, insisi drain
Luka operasi ditutup, operasi selesai.

Post op
IVFD RL : D5%= 2:1
Inj Cefoperazon 2x1gr (iv)
Inj ketorolac 3 x 300mg (iv)
Inj ranitidin 2 x 50 mg (iv)
TERIM KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Fauci, S.A., Braunwald, E., Isselbacher, J.K., Martin, B.J. (2012).
Intraabdominal Infections & Abscess. Dalam Zaleznik, D.F (Eds). Harrisons
Internal Medicine. 18th ed. McGraw-Hill. United States.
Jackson, HH., Mulvihill, SJ. Hepatic cyst [online]. September 2009 [dikutip
Mei 2017]. Dari URL http://emedicine.medscape.com/article/190818-
overview
Snell, R.S. (2006). Clinical Anatomy by Regions. 8th ed. Lippincott Williams &
Wilkins. USA. p. 205
Amirudin, R. (2009). Fisiologi dan Biokimiawi Hati. dalam Sudoyo, A.W.,
setiyohadi, B., Alwi, I., K, Marcellus.S., setiati, S (Eds). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI. p. 627-630
Debas, HT. Gastrointestinal surgery : Pathophysiology And Management.
Liver Cyst .San Fransisco : Springer-Verlag. 2004. h.180-1.

Anda mungkin juga menyukai