Pengoperasian Gardu Distribusi

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

17 APRIL 2012

PENGOPERASIAN GARDU
DISTRIBUSI
MATA PELAJARAN
PENGOPERASIAN JARINGAN DISTRIBUSI

TUJUAN MATA PELAJARAN :


Diharapkan peserta memahami prosedur pengoperasian
jaringan distribusi sesuai SOP

TUJUAN POKOK BAHASAN :


Diharapkan peserta mampu :
Mengoperasikan peralatan pada Gardu Induk 20 KV dan Jaringan
Distribusi 20 KV
Mengoperasikan peralatan pada Gardu Distribusi Pasangan Luar
Mengoperasikan peralatan pada Gardu
PENGERTIAN

Adalah segala kegiatan yang mencakup


pengaturan, pembagian, pemindahan, dan
penyaluran tenaga listrik kepada konsumen
secepat mungkin serta menjamin kelangsungan
penyaluran / pelayanan
TOLOK UKUR PENGOPERASIAN
JARINGAN DISTRIBUSI

Mutu listrik harus terjaga


Keandalan penyaluran tenaga listrik tinggi
Keamanan dan keselamatan terjamin
Biaya pengoperasian efisien
Mempertahankan kepuasan pelanggan
MUTU LISTRIK
Tegangan dan Frekwensi

Tegangan pelayanan ditentukan oleh :


Batasan toleransi tegangan
Pada TM adalah 5 %
Pada TR maksimum + 5 % dan minimum 10 %.
Keseimbangan tegangan
Kedip
Hilang tegangan sejenak

Frekuensi
Batas toleransi frekuensi 1 % dari standar 50 Hz
KEANDALAN
SAIDI dan SAIFI

lama padam x jumlah pelanggan padam


SAIDI = -------------------------------------------------------- = ...... menit / pelanggan . tahun
jumlah pelanggan x 1 tahun
Atau :
lama padam x daya tidak tersalurkan
SAIDI = --------------------------------------------------------- = ..menit / pelanggan . tahun
daya total x 1 tahun

seringnya padam x pelanggan padam


SAIFI = ------------------------------------------------------------ = .....kali / pelanggan . tahun
jumlah pelanggan x 1 tahun
Faktor yang mempengaruhi nilai SAIDI
dan SAIFI dari sisi distribusi

Konfigurasi jaringan
Kondisi jaringan yang rentan terhadap gangguan
Pengoperasian yang tidak memperhatikan
kemampuan peralatan maupun kemampuan
pasokan daya
Menurunkan angka SAIDI dan SAIFI
Meningkatkan kualitas konfigurasi jaringan
Meningkatkan pasokan tenaga listrik alternatif
Meningkatkan kualitas pemeliharaan
Meningkatkan pengetahuan & ketrampilan petugas
Menyiapkan jumlah petugas
Menggunakan material sesuai standar
Mengidentifikasi peralatan yang sering rusak
Meningkatkan kualitas teknik informasi
Memutakhirkan data teknik jaringan
Keamanan dan Keselamatan
Indikatornya Adalah Jumlah Angka Kecelakaan Kerja
Meningkatkan keamanan dan keselamatan

Kondisi instalasi memenuhi persyaratan


Sistem proteksi berfungsi dengan baik
Pemeliharaan instalasi sesuai jadual
Alat kerja dan peralatan keselamatan kerja memenuhi syarat
Koordinasi kerja baik
Sikap dan cara kerja memperhatikan aturan K3 / K2
Biaya Pengoperasian Efisien
Indikatornya Adalah Angka Susut Jaringan
Penyebab susut jaringan
Pencurian listrik
Kesalahan alat ukur
Kesalahan rasio CT
Kesalahan ukuran penghantar
Jaringan terlalu panjang
Faktor daya rendah
Kualitas konektor dan pemasangannya jelek
MEMPERTAHANKAN
KEPUASAN PELANGGAN

Pengendalian tegangan, yaitu mengadakan pengaturan


mulai dari tingkat suplai sampai ke titik ujung
tegangan pada batas toleransi yang diijinkan.

Pengendalian beban, yaitu membatasi pembebanan


sesuai kemampuan sumber pasokan tenaga listrik,
maupun peralatan dan material jaringan .
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELANGSUNGAN PELAYANAN

Adanya pekerjaan jaringan


Kecepatan mengisolasi gangguan dan manuver beban
Ketahanan peralatan terhadap gangguan tegangan lebih,
hubung singkat, pembebanan
PEMADAMAN
Akibat gangguan

Gangguan hubung singkat di penghantar.


Penghantar jaringan putus.
Gangguan pada gardu distribusi.
Pelepasan beban

Pemadaman direncanakan

Adanya pekerjaan pemeliharaan jaringan.


Adanya pekerjaan perluasan jaringan.
PROSEDUR KOMUNIKASI

Alat komunikasi yang digunakan :


Telpon
JWOT
PLC
Radio komunikasi
Prosedur komunikasi
Tata-tertib berkomunikasi :
Fasilitas telekomunikasi operasional hanya digunakan untuk menyampaikan
berita operasional
Tidak dibenarkan menyampaikan berita yang berbeda Tidak dibenarkan
untuk bergurau / berbicara tidak sopan.
Setiap berita operasional harus ditulis dan diulang pembacaanya secara
detail.
Penerima berita harus membaca ulang seluruh berita yang diterima.
Berita operasional diusahakan disampaikan secara langsung.
Semua insformasi yang diperlukan baik lisan /tertulis harus dicatat / direkam.
Setiap menyampaikan / menerima berita harus menyebut atau mencatat :

Nama dan indentitas penmgirim / penerima.


Waktu dan tanggal menerima / menyampaikan insformasi
OPTIMASI PEMBEBANAN TRAFO

Trafo dapat dibebani melebihi daya pengenalnya


pada suhu sekitar trafo tersebut pada nilai
tertentu tetapi harus dibatasi oleh lamanya
pembebanan lebih, agar susut umur trafo sesuai
dengan yang direncanakan
Susut umur sebagai fungsi dari suhu
titik panas lilitan c ( C )
c ( C ) SUSUT UMUR

80 0,125
86 0,25
92 0,5
98 1,0
104 2,0
110 4,0
116 8,0
122 16,0
128 32,0
134 64,0
140 128,0
Contoh 1.

Trafo dibebani 10 jam pada c = 104C dan 14


jam pada c = 86C.
Susut umurnya = ( 10 x 2) + (14 x 0,25) = 23,5
jam umur selama 24 jam.
Karena kurang dari 24 jam, trafo tidak
mengalami kenaikan susut umur, sehingga
umurnya tetap sama dengan desain.
Contoh 2.

Trafo dibebani 12 jam pada oc = 104C & 12


jam pada c = 98 0c.
Susut umurnya = (12x2) + (12x1) = 36 jam
umur selama 24 jam.
Susut umur = 1,5 susut umur normal, sehingga
umur trafo = 2/3 x umur desain.
Contoh 3 :

Trafo dibebani 4 jam pada c = 110 C


( pada beban puncak) dan 20 jam pada c
= 90C. Susut umurnya = (4 x 4) + (20 x
0,4) = 24 jam umur selama 24 jam, berarti
susut umur normal.
Grafik k2
(pembebanan
lebih) sebagai
fungsi dari
suhu-kitar
dengan
berbagai t
(lamanya
pembebanan)
sebagai
parameter
untuk berbagai
k1
(pembebanan
kurang)

t = 0,5 t=1
Grafik k2
(pembebanan
lebih) sebagai
fungsi dari
suhu-kitar
dengan
berbagai t
(lamanya
pembebanan)
sebagai
parameter untuk
berbagai k1
(pembebanan
kurang)

t=2 t=4
Grafik k2
(pembebanan
lebih) sebagai
fungsi dari
suhu-kitar
dengan
berbagai t
(lamanya
pembebanan)
sebagai
parameter untuk
berbagai k1
(pembebanan
kurang)

t=6 t=8
Grafik k2
(pembebanan
lebih) sebagai
fungsi dari suhu-
kitar dengan
berbagai t
(lamanya
pembebanan)
sebagai
parameter untuk
berbagai k1
(pembebanan
kurang)

t = 12 t = 24
TRANSFORMATOR ONAN DAN ONAF : A = 24 C
NILAI NILAI K2 UNTUK NILAI-NILAI K1 DAN T YANG DITENTUKAN

K1
0,25 0,50 0,70 0,80 0,90 1,00
t

0,5 + 2.00 1.87 1.76 1.59 -


1 1.84 1.76 1.64 1.56 1.40 -
2 1.55 1.49 1.42 1.35 1.22 -
4 1.31 1.27 1.23 1.19 1.10 -
6 1.20 1.17 1.14 1.11 1.05 -
8 1.13 1.12 1.10 1.08 1.03 -
12 1.06 1.05 1.04 1.03 1.00 -
24 0.965 0.965 0.965 0.965 0,965 -
TRANSFORMATOR ONAN DAN ONAF : A = 27 C
NILAI NILAI K2 UNTUK NILAI-NILAI K1 DAN T YANG DITENTUKAN

K1
0,25 0,50 0,70 0,80 0,90 1,00
T

0,5 + 1.96 1.83 1.71 1.49 -


1 1.81 1.72 1.60 1.51 1.30 -
2 1.52 1.45 1.38 1.31 1.13 -
4 1.28 1.24 1.20 1.15 1.04 -
6 1.17 1.125 1.12 1.08 1.00 -
8 1.11 1.09 1.07 1.04 0.99 -
12 1.04 1.03 1.02 1.00 0.96 -
24 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 -
JTM

ARRESTER
FCO PROSEDUR TEKNIS
PENGOPERASIAN
PERALATAN
TRAFO

SAKLAR
UTAMA

NH FUSE

SALURAN JURUSAN
PERSIAPAN PENGOPERASIAN
1. Membaca dan memahami prinsip gardu distribusi dan
sistem jaringan tegangan menengah
2. Mampu berkomunikasi dengan pengatur / posko untuk
pengoperasian instalasi kubikel tm
3. Menyusun rencana kerja yang berisi langkah-langkah
pelaksanaan pekerjaan
4. Menyiapkan alat kerja, alat K3 / K2 dan alat bantu yang
diperlukan dan dalam kondisi siap pakai dan aman
5. Menghubungi pihak-pihak yang berwenang untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan
secara efektip dengan pihak-pihak terkait
PROSEDUR PEMADAMAN
SEBELUM PEMELIHARAAN
1. Kurangi beban trafo
2. Buka FCO
3. Hubungkan kabel pentanahan yang sudah
dihubungkan ke elektrode pentanahan
4. Buka kabel / kawat yang terhubung pada terminal /
bushing sisi TR dan TM.
5. Kabel / kawat yang sudah terlepas hubungkan jadi
satu dan tersambung pada kabel pentanahan
6. Lakukan pemeliharaan gardu
PROSEDUR PENGOPERASIAN KEMBALI
GARDU SESUDAH PEMELIHARAAN
1. Pasang kembali kabel/kawat pada terminal / bushing Trafo
2. Lepaskan kawat pentanahan
3. Periksa keadaan disekitar trafo
4. Laporkan kepada pihak yang yang berwenang untuk
pengoperasian kembali
5. Masukkan FCO
6. Ukur tegangan sisi TR, pastikan bahwa penyetelan sadapan
benar
7. Operasikan saluran jurusan nh fuse, menyusul kemudian
saklar utama
PENGOPERASIAN GARDU DISTRIBUSI
PASANGAN LUAR UNTUK PEMELIHARAAN
Pemutus
Pemutus beban (PMB)
beban 3
2 3 1 2
(PMB) 1

PMS PMS PMS PMS PMS PMS

Saklar Utama

Saklar
Utama

NH fuse
NH Fusi
Saluran Jurusan
PERSIAPAN PENGOPERASIAN
1. Membaca dan memahami prinsip kerja gardu distribusi
dan sistem JTM
2. Mampu berkomunikasi dengan pengatur / posko
3. Menyusun rencana kerja
4. Menyiapkan alat kerja, alat K3 / K2 dan alat bantu
5. Menghubungi pihak-pihak yang berwenang untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan
PROSEDUR PEMADAMAN
SEBELUM PEMELIHARAAN

1. Buka pemutus beban ( PMB ) 3


2. Masukkan pemisah bumi (PMS ) 3
3. Buka seluruh NH fuse
4. Lakukan pemeliharaan
PROSEDUR PENGOPERASIAN
KEMBALI SESUDAH PEMELIHARAAN

1. Periksa keadaan disekitar gardu


2. Lepaskan PMS bumi (PMS) 3
3. Masukkan PMB 3
4. Ukur tegangan sisi TR, pastikan bahwa
penyetelan sadapan trafo sudah benar
5. Operasikan saluran jurusan
PENGOPERASIAN GARDU INDUK 20 KV
UNTUK PEMELIHARAAN

1250 A 630 A 630 A

GFD GFD GFD

Rele & Rele & Rele &


Pengukuran Pengukuran Pengukuran
PERSIAPAN PENGOPERASIAN
1. Membaca dan memahami prinsip kubikel dan sistem JTM
2. Mampu berkomunikasi dengan pengatur / posko
3. Menyusun rencana kerja
4. Menyiapkan alat kerja, alat K3 / K2 dan alat bantu
5. Menghubungi pihak-pihak yang berwenang
6. Memastikan bahwa surat perintah kerja dapat dilaksanakan
sesuai SOP
7. Memahami dan dapat melaksanakan prosedur dan peraturan
K3 / K2
PROSEDUR PEMADAMAN
SEBELUM PEMELIHARAAN

1. Buka PMT penyulang


2. Pastikan bahwa Amper meter menunjukkan angka nol
3. Periksa kabel penyulang tidak bertegangan
4. Bebaskan PMT dari kontaknya dengan Busbar dan kabel
penyulang, dengan cara membuka PMS sisi masuk dan sisi
keluar PMT atau menarik PMT secara mekanis melepaskan
kontaknya dengan busbar dan kabel penyulang
5. Masukkan PMS pentanahan
PROSEDUR PENGOPERASIAN KEMBALI
SESUDAH PEMELIHARAAN
1. Memeriksa hasil pengujian relai dan instalasi
2. Menyatakan kepada pengatur bahwa kubikel dalam kondisi aman untuk
diisi tegangan
3. Masukkan kembali kontak PMT dengan Busbar dan Kabel Penyulang
4. Buka PMS pentanahan
5. Masukkan PMT dan yakinkan tegangan sudah masuk
6. Memeriksa urutan fase R , S , T
7. Memeriksa kerja alat ukur
8. Melaporkan pada pengatur
9. Membuat berita acara serah terima operasi yang berisi antara lain :
1. Kondisi peralatan
2. Posisi peralatan hubung
3. Temuan-temuan kelainan operasi
10. Membuat laporan pengoperasian

Anda mungkin juga menyukai