Teori Pusat Pertumbuhan - KLP 2
Teori Pusat Pertumbuhan - KLP 2
Teori Pusat Pertumbuhan - KLP 2
Contoh:
Kota Jakarta sebagai ibukota Negara Indonesia yang memiliki
akselerasi perkembangan dan pembangunan sangat cepat, secara
langsung maupun tidak telah memengaruhi kota-kota satelit yang
ada di sekitarnya, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Fungsi Pusat Pertumbuhan
Teori ini dikembangkan oleh Douglass C. North (1964) dan perluasan dari teori
Resources Endowment. Sektor ekspor berperan penting dalam pertumbuhan
wilayah karena ekspor dapat memberikan kontribusi penting tidak hanya bagi
ekonomi wilayah namun juga nasional. Wilayah dengan permintaan yang
tinggi akan menarik investasi dan tenaga kerja.
Syarat bagi teori ini yaitu sistem wilayah terbuka, adanya aliran barang, modal,
teknologi antar wilayah ataupun Negara.
Jenis Jenis Teori Pusat Pertumbuhan Wilayah
Teori ini dikemukakan oleh Harry W Richardson (1973). Teori ini mengatakan
bahwa pertumbuhan wilayah tergantung pada 3 faktor yaitu tenaga kerja,
ketersediaan modal dan kemajuan teknologi. Selain itu, teori ini menekankan
pentingnya mobilitas faktor produksi, terutama tenaga kerja dan modal antar
wilayah dana antar Negara. Pola pergerakan ini memungkinkan terciptanya
keseimbangan pertumbuhan antar wilayah.
Jenis Jenis Teori Pusat Pertumbuhan Wilayah
Teori ini percaya pada kekuatan teknologi dan inovasi sebagai faktor dominan
pertumbuhan wilayah. Kuncinya adalah investasi dalam pengembangan
sumber daya manusia, research dan development. Teknologi yang tinggi dan
inovasi yang didukung sumber daya manusia berkualitas adalah syarat
meningkatkan pertumbuhan wilayah.
Ciri Wilayah Sebagai Pusat Pertumbuhan
Interaksi Antar Pusat WP Berdasarkan Jumlah Penduduk Interaksi Antar Pusat WP Berdasarkan Jumlah Fasilitas
Berdasarkan kedua interaksi tersebut dapat dilihat bahwa interaksi yang paling kuat adalah WP I dan WP II. WP I Lingkar Kota
Malang merupakan daerah maju, berkembang pesat, dan mampu bersaing. WP I ini dapat ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten
Malang melihat interaksinya yang kuat, namun WP ini berkembang karena berorientasi ke Kota Malang yang sebagian besar
mendapat imbas pertumbuhan dari Kota Malang. Apabila WP I tetap dijadikan sebagai ibukota, masalah kesenjangan wilayah tidak
akan terselesaikan justru akan terjadi aglomerasi yang berkepanjangan.
Sedangkan WP II Kepanjen merupakan daerah maju dengan income per kapita yang tinggi. WP II ini tumbuh dikarenakan
potensi ekonomi wilayah yang didominasi oleh sektor primer (pengelolaan SDA). Selain itu juga interaksi WP II dengan WP lainnya
cukup kuat walaupun letak wilayahnya tidak berbatasan langsung dengan Kota Malang. Hal ini sangat mendukung apabila WP II
direncanakan sebagai ibukota Kabupaten Malang karena peluang terjadinya aglomerasi akan semakin kecil dan kesenjangan wilayah
juga akan semakin kecil.
Sumber: RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 Sumber: RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015
Penerapan Teori Pertumbuhan Wilayah Di Indonesia
Di Indonesia penerapan pusat-pusat pertumbuhan pada dasarnya merupakan penerapan gabungan Teori Pusat Sentral-Christaller dan
Teori Kutub Pertumbuhan-Perroux. Wilayah-wilayah pembangunan utama di Indonesia dibagi dalam 4 region utama, yaitu:
1) Wilayah Pembangunan Utama A, dengan pusat pertumbuhan utama adalah kota Medan. Wilayah ini terdiri dari :
Wilayah Pembangunan I, meliputi: Aceh dan Sumatera Utara, yang pusatnya di Medan.
Wilayah Pembangunan II, meliputi: Sumatera Barat dan Riau, yang pusatnya di Pekanbaru.
2) Wilayah Pembangunan Utama B, dengan pusat pertumbuhan utama adalah Jakarta. Wilayah ini terdiri dari :
Wilayah Pembangunan III, meliputi: Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu, pusatnya di Palembang.
Wilayah Pembangunan IV, meliputi: Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, pusatnya di Jakarta.
Wilayah Pembangunan V, meliputi: Kalimantan Barat, pusatnya di Pontianak.
3) Wilayah Pembangunan Utama C, dengan pusat pertumbuhan utama adalah Surabaya. Wilayah ini terdiri dari :
Wilayah Pembangunan VI, meliputi: Jawa Timur dan Bali, pusatnya di Surabaya.
Wilayah Pembangunan VII, meliputi: Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dengan pusatnya di Samarinda.
4) Wilayah Pembangunan Utama D, dengan pusat pertumbuhan utama adalah Makassar (Ujung Pandang). Wilayah ini terdiri dari :
Wilayah Pembangunan VIII, meliputi: Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, pusatnya
di Makassar.
Wilayah Pembangunan IX, meliputi: Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara, pusatnya di Manado.
Wilayah Pembangunan X, meliputi: Maluku dan Papua, berpusat di Sorong.
(Sumber: Wardiyatmoko dan Bintarto, 2004)
TERIMA KASIH