Anastasya (12-108) Dan Barri (13-179)

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

GANGGUAN PSIKOTIK AKUT

Presentan :
ANASTASYA SHINTA YULIANI (1210070100108)
BARRI RATLISYAH ALI (1310070100179)

Preseptor :
dr.SULISTIANA DEWI,SpKJ
DEFENISI

Psikosis adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan


ketidakmampuan individu menilai kenyataan yang terjadi,
misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau atau
aneh. Psikotis akut adalah sekelompok gangguan jiwa yang
berlangsung kurang dari satu bulan dan tidak disertai gangguan
mood, gangguan berhubungan dengan zat, atau suatu suatu
gangguan psikotik karena kondisi medis umum.
EPIDEMIOLOGI

1. Frekuensi Internasional
2. Mortality/Morbidity
3. Jenis kelamin
4. Usia
ETIOLOGI

Pernah memiliki gangguan kepribadian dan memiliki kerentanan biologis


atau psikologis ke arah perkembangan gejala psikotik.
Memiliki coping mekanisme yang tidak adekuat
Pertahanan terhadap fantasi yang dilarang
Pemenuhan harapan yang tidak tercapai
Pelepasan dari situasi psikososial tertentu
DIAGNOSTIK
Pedoman diagnostik :

1.) Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang


diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang
digunakan adalah :

a. Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang sama dengan jangka waktu
gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodormal yang
gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang menentukan seluruh kelompok.

b. Adanya sindrom yang khas (berupa polimorfik = beraneka ragam dan berubah
cepat, atau schizophrenia-like = gejala skizofrenik yang khas)

c. Adanya stress akut yang berkaitan

d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung


2.) Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi criteria
episode manic atau episode depresif, walaupun perubahan emosional
dan gejala-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke
waktu

3.) Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium atau
demensia. Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alcohol
atau obat-obatan.

Gejala psikotik berlangsung sekurangnya satu hari tetapi


kurang dari satu bulan. Diagnosis dapat dibuat sebelum periode
waktu satu bulan, tetapi harus diterima sebagai diagnosis sementara.
Jika gejala menetap lebih dari satu bulan, diagnosis berubah menjadi
gangguan psikotik lainnya, seperti gangguan skizofreniform.
Menurut DSM-IV 298.8
(Diagnostic And Statistical Manual of Mental Disorder - IV)
A) Ada satu (atau lebih) gejala berikut :
Waham
Halusinasi
Bicara terdisorganisasi (misal; sering menyimpang atau inkoherensi).
Prilaku terdisorganisasi jelas atau kaktatonik.

Catatan : jangan memasukan gejala jika merupakan pola respons yang diterima
secar kultural.

B) Lama suatu epiode gangguan adalah sekurangnya 1 hari tetapi kurang dari 1
bulan, akhirnya kembali penuh kepada tingkat fungsi pramorbit.

C) Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh suatu gangguan mood dengan
ciri psikotik, gangguan skizoafektif atau skizofrenia dan bukan karena efek
fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, suatu
medikasi) atau kondisi medis umum.
Sebutkan jika :
Dengan stresor nyata (psikosis reaktif singkat) : jika
gejala terjadi segera setelah dan tampak sebagai respons dari
suatu kejadian yang sendiri atau bersama-sama, akan
menimbulkan stres yang cukup besar bagi hampir setiap
orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang tersebut

Tanpa stresor nyata : jika gejala psikotik tidak terjadi


segera setelah, atau tampaknya bukan sebagai respon
terhadap kejadian yang sendirinya atau bersama-sama akan
menimbulkan streas yang cukup besar bagi hampir setiap
orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang
tersebut.

Dengan onset pascapersalinan : jika onset dalam waktu 4


minggu setelah persalinan.
GAMBARAN KLINIS
a. Perubahan emosional
b. Pakaian atau perilaku yang aneh
c. Berteriak-teriak atau diam membisu
d. Gangguan daya ingat untuk peristiwa yang belum
lama terjadi
e. Keyakinan atau ketakutan yang tidak masuk akal
f. Kebingungan atau disorientasi
g. Mendengar suara suara yang tidak ada sumbernya
h. Bicara sendiri
i. Marah marah
j. Tertawa sendiri tanpa ada alasan
k. Memukul tanpa alasan
l. Mengancam diri sendiri atau orang lain
m. Suka menyendiri
n. Rasa curiga yang berlebihan
KLASIFIKASI MENURUT PPDGJ III

A) Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala Skizofrenia.


(F23.0)
Pedoman diagnosis :

1. Onset harus akut (dari suatu keadaan nonpsikotik sampai keadaan


psikotik yang jelas dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang.
2. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yang berubah dalam
jenis & intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama.
3. Harus ada keadaan emosional yang sama beraneka ragamnya.
4. Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari gejala
itu ada secara cukup konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia
(F20.-) atau episode manik (F30.-) atau episode depresif (F32.-).
B) Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala
skizofrenia (F23.1)
Pedoman diagnosis :

1. Memenuhi kriteria a, b, c diatas yang khas untuk psikotik


polimorfik akut (F23.0)
2. Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria diagnosis
skizofrenia (F20.-) yang harus sudah ada untuk sebagian
besar waktu sejak munculnya gambaran klinis psikotik itu
secara jelas
3. Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari
1 bulan maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia
(F20.-).
C) Gangguan psikotik Lir- Skizofrenia (schizophrenia-like) akut
Untuk diagnosis pasti harus memenuhi :
a. Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari suatu
keadaan nonpsikotik menjadi keadaan yang psikotik)
b. Gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-)
harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak
berkembangnya gambaran klinis yang jelas psikotik.
c. Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi.

Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk kurun waktu


lebih dari 1 bulan lamanya, maka diagnosis harus dirubah menjadi
skizofrenia (F20.-).
D) Gangguan psikotik akut lainnya dengan Predominan Waham (F23.3)
Untuk diagnosis pasti harus memenuhi :
1. Onset dari gejala harus akut (2 minggu atau kurang dari keadaan
nonpsikotik sampai jelas psikotik)
2. Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar waktu
sejak berkembangnya keadaan psikotik yang jelas
3. Baik kriteria skizofrenia (F20.0) maupun untuk gangguan psikotik
polimorfik akut (F23.-) tidak terpenuhi.

Kalau waham-waham menetap untuk lebih dari 3 bulan lamanya, maka


diagnosis harus diubah menjadi Gangguan Waham Menetap (F22.-). Apabila
hanya halusinasi yang menetap untuk lebih dari 3 bulan lamanya, maka
diagnosis harus diubah menjadi Gangguan Psikotik Nonorganik Lainnya (F28)
JENIS STRESOR

Stressor pencetus yang paling jelas adalah peristiwa


kehidupan yang besar yang dapat menyebabkan kemarahan
emosional yang bermakna pada tiap orang. Contoh peristiwa
adalah kematian anggota keluarga dekat dan kecelakaan
kendaraan yang berat. Klinisi lain berpendapat bahwa stressor
mungkin merupakan urutan peristiwa yang menimbulkan stress
sedang, bukannya peristiwa tunggal yang menimbulkan stress
dengan jelas
DIAGNOSA BANDING

a. Gangguan buatan (factitious psikotik karena kondisi medis


umum dan gangguan psikotik akibat zat)

a. Pasien dengan epilepsi atau delirium (ditemukan pada


gaangguan psikotik akut disorder) dengan tanda dan
gejala psikologis yang menonjol, berpura-pura sakit
(malingering).
Penanganan Gangguan Psikotik Akut

Farmakoterapi
a. Obat utama Antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :
Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau Chlorpromazine 100-200 mg, 1
sampai 3 kali sehari
Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek samping, walaupun
beberapa pasien mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi

b. Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk


mengendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali sehari)

c. Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala


hilang.
d) Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi
dengan suntikan benzodiazepine atau obat antiparkinson

e) Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan


pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker

f) Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi


dengan obat antiparkinson oral (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3
kali sehari)

Psikoterapi
Psikoterapi individual, kelompok, dan keluarga
Mengatasi stresor dan episode psikotik
Mengembalikan harga diri dan kepercayaan
PROGNOSIS

Pada umumnya pasien dengan gangguan


psikotik singkat memiliki prognosis yang baik.
Lamanya gejala akut dan residual seringkali hanya
beberapa hari. Ciri prognosis yang baik untuk
gangguan psikotik akut, yaitu Riwayat premorbid
yang baik , Stressor pencetus yang berat, Onset
gejala mendadak, Gejala afektif, Sedikit
penumpulan afektif , Tidak ada saudara yang
skizofrenik.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.YA
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 22 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Batu Manjulur, Padang Sibusuk
Tanggal Diperiksa : 25 April 2017
Riwayat Psikiatri
Data diperoleh dari :
Anamnesa yang diambil secara autoanamnesa dan alloanamnesa

Keluhan Utama
Pasien di bawa kerumah sakit RSUD Solok karena mengamuk dirumah
sejak 2 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengamuk dirumah sejak 2 hari yang lalu, lalu diantar keluarga
ke puskesmas daerah Padang Sibusuk. Dari puskesmas Padang Sibusuk
dirujuk ke IGD RSUD Solok. Awalnya, pasien bermenung tanpa sebab
sehingga pasien lupa terhadap apapun yang akan dikerjakannya.
Kemudian pasien mengamuk tanpa diketahui sebabnya, dan pasien juga
sering memukul dan menendang anak, serta menendang ibunya. Dirumah,
pasien juga sering marah-marah, teriak-teriak serta berbicara kotor tanpa
diketahui penyebabnya. Pasien juga malas dalam mengerjakan aktifitas
apapun, serta jarang mandi.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Psikiatri : Pasien belum pernah dirawat di RS
sebelumnya dan belum pernah melakukan konslultasi kejiwaan sebelumnya.

Riwayat Gangguan medik : Tidak ada riwayat penyakit kronik


sebelumnya.

Penggunaan zat Psikoaktif : Tidak ada riwayat penggunaan zat


psikoaktif dan alcohol.

Riwayat Kehidupan Pribadi


Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir secara normal dengan bidan berat badan normal dan tidak ada
komplikasi prenatal dan perinatal

Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)


Pada masa kanak-kanak awal, tidak ada kelainan, tumbuh kembang cukup baik,
pasien sewaktu kanak-kanak bisa berbicara dan merangkak sesuai waktunya, dan
bisa berjalan sesuai umur normalnya.
Riwayat Masa Kanak Pertengahan (4-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai, daya tangkap
pasien terhadap pelajaran sedikit buruk, sehingga pasien tinggal
kelas 2 kali pada kelas 1 dan kelas 3 SD.

Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja


Pasien tidak memiliki banyak teman dan kurang pandai bergaul.
Pasien mulai menyukai lawan jenis dan memutuskan menikah
setelah tamat SMP (17 Tahun).

Riwayat Pendidikan
SMP : Pasien tamatan SMP

Riwayat Pekerjaan
- Pasien seorang Ibu Rumah Tangga.
Riwayat Perkawinan
Pertama : Pasien menikah pada tahun 2012 2014 , bercerai
akibat karena masalah ekonomi.

Kedua : Pasien menikah lagi pada tahun 2016- sekarang.

Aktivitas Sosial
Aktivitas sosial pasien tidak berjalan dengan lancar karena pasien adalah
seorang pribadi yang pendiam dan tertutup.

Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum dan terlibat dalam
masalah hukum.

Riwayat Psikoseksual
Tidak ada kelainan, pasien menyukai lawan jenis.
Riwayat Keluarga
Dalam keluarga, tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki
gangguan kejiwaan serta memiliki penyakit yang serupa dengan pasien.
GENOGRAM

Situasi Kehidupan Sekarang


Pasien tinggal dirumah orang tua pasien bersama ayah, ibu, adik
laki-laki serta suami dan anak pasien.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Pada Selasa,25 April 2017,Rawatan Hari Pertama

A) Deskripsi Umum
-Penampilan
Seorang Perempuan berpenampilan sesuai usianya, penampilan cukup rapi dan bersih.

-Perilaku dan Aktivitas Motorik


Perilaku pasien dan aktivitas motorik pasien cukup tenang selama proses wawancara.

-Sikap Terhadap Pemeriksa


Pasien cukup kooperatif terhadap pemeriksa selama wawancara.

B) Mood dan Afek


- Mood : Kosong.
- Afek : Menyempit
- Keserasian : Mood dan Afek Serasi

C) Pembicaraan
- Pembicaraan : Spontan
- Volume :-
- Artikulasi :-
D) Gangguan Persepsi
- Depersonalisasi : Tidak ada
- Derealisasi : Tidak ada
- Ilusi : Tidak ada
- Halusinasi : Auditorik (-), Taktil (-) Visual (-), Penciuman (-)
pengecapan (-)

E) Pikiran
- Proses pikir : Tidak Bisa Dinilai
- Isi Pikir : Kemiskinan Isi Pikir

F) Fungsi Intelektual
- Kesadaran :Compos Mentis Cooperative
- Orientasi :Waktu (baik)
:Tempat (baik)
:Orang (baik)
- Daya ingat :
1. Daya ingat jangka panjang : Baik (pasien mengingat tahun lahirnya)
2. Daya ingat jangka sedang : Kurang Baik (pasien kurang dapat
mengingat kejadian yang hari
sebelumnya)
3. Daya ingat jangka pendek : Baik (pasien bisa mengingat apa sarapan
tadi pagi)
4. Daya ingat jangka segera: Baik (pasien bisa mengingat 3 nama benda
yang disebut pemeriksa)

-Konsentrasi dan perhatian


Konsentrasi dan perhatian pasien tidak mudah teralihkan.

-Kemampuan membaca dan menulis


Baik, pasien dapat membaca dan menulis apa yang disuruh oleh
pemeriksa.
- Pikiran abstrak
Tidak diperiksa (Pada Rawatan Pertama)
Diperiksa = Normal (Pada Rawatan Hari Kelima)

- Intelegensia dan kemampuan informasi


Tidak diperiksa

- Kemampuan pengendalian impuls


Kemampuan pengendalian impuls sangat terganggu,
tidak mengamuk atau menangis saat wawancara.
g) Daya Nilai dan Tilikan
- Daya nilai Sosial : Terganggu
- Daya nilai realita : Terganggu
-Tilikan : Derajat 2 (Ambivalensi terhadap
penyakitnya)

h. Taraf Dapat Dipercaya


kemampuan pasien dapat dipercaya cukup baik dengan jujur
mengenai peristiwa yang terjadi.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

Status Internus
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : CMC
Status gizi : Baik
TandaVital
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Frekuensi Nadi : 76 x/menit
Frekuensi nafas : 19 x/menit
Suhu : 36,5 C

Status Neurologis
Tanda meningeal : Kaku kuduk (-), brudzinki (-), kernig sign (-)
Nervus I-XII : Tidak ada kelainan
Peningkatan TIK : Tidak ada
- Reflek Fisiologis
a. KPR : (++)
b. APaR : (++)
c. Bicep : (++)
d. Tricep : (++)

- Reflek Patologis
a. Babinski : (-)
b. Gordon : (-)
c. Chaddok : (-)
d. Scheffer : (-)
e. Hofman : (-)

- Tanda efek Ekstrapiramidal


a. Tremor :Tidak ada
b. Akatisia :Tidak ada
c. Bradikinesia :Tidak ada
d. Cara berjalan :Normal
e. Keseimbangan :Normal
f. Rigiditas :Tidak ada

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium : Tidak ada
Diagnosa Multiaksial
Aksis I : f23. Gangguan psikotik akut dan sementara
Aksis II : Belum ada diagnosa
Aksis III: Tidak ada diagnosa
Aksis IV: Masalah dengan Primary Support Group
Aksis V : GAF Scale 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik

Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad Bonam
Quo ad sanation : Dubia ad Bonam

Penatalaksanaan
Inj. Lodomer 2x 1 (IM)
Inj. Diazepam 1x 1 (IM)
Risperidon 2 x 2 mg
Trihexipenidil 2 x 2 mg
Clobazam 1 x 10mg (Malam)
Nopres 1x 10mg (Pagi)
ANALISA KASUS
Pasien mengamuk dirumah sejak 2 hari yang lalu, lalu diantar keluarga
ke puskesmas daerah Padang Sibusuk. Dari puskesmas Padang Sibusuk dirujuk ke
IGD RSUD Solok. Awalnya, pasien bermenung tanpa sebab sehingga pasien lupa
terhadap apapun yang akan dikerjakannya. Kemudian pasien mengamuk tanpa
diketahui sebabnya, dan pasien juga sering memukul dan menendang anak, serta
menendang ibunya. Dirumah, pasien juga sering marah-marah, teriak-teriak serta
berbicara kotor tanpa diketahui penyebabnya. Pasien juga malas dalam
mengerjakan aktifitas apapun, serta jarang mandi.
Ibu pasien mengatakan ketika pasien masih SD, pasien cenderung
pendiam dan kurang aktif di sekolah sehingga pasien tidak memiliki banyak teman.
Pasien tinggal kelas sebanyak 2 kali pada kelas 1 dan kelas 3 SD. Pasien mengaku
kesulitan dalam belajar
Saat ini pasien sering bermenung serta marah-marah
hingga pasien memukul anak dan ibunya tanpa diketahui
sebabnya. Hal ini membuat keluarga khawatir dan
membawanya ke RSUD Solok.
Berdasarkan PPDGJ-III, gejala klinis yang ditemukan
pada pasien ini mengarah kegangguan psikotik akut,
dikarenakan terdapat gejala psikotik yang timbul akut (awitan
berlangsung kurang dari 2 minggu dari keadaan premorbid
yang normal), adanya sindrom yang khas dan stress akut yang
berkaitan. Axis II belum ditemukan, dan axis III tidak ada
diagnosa, axis IV masalah family suport dan lingkungan sosial,
dan axis V dengan GAF Scale 70-61 beberapa gejala ringan dan
menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih
baik.
KESIMPULAN
Gangguan psikotik akut adalah gangguan yang berlangsung kurang
dari satu bulan tetapi sekurangnya satu hari; gejala mungkin memenuhi atau
tidak memenuhi kriteria diagnosis untuk skizofrenia. Insidensi psikosis reaktif
singkat DSM-III-R diperkirakan adalah 1,4 per 100.000 yang direkrut.
Gangguan psikotik akut penyebabnya tidak diketahui dan diagnosis
kemungkinan termasuk kelompok gangguan yang heterogen. DSM-IV
memiliki rangkaian diagnosis untuk gangguan psikotik, didasarkan terutama
atas lama gejala. Untuk gejala psikotik yang berlangsung sekurangnya satu
hari tetapi kurang dari satu bulan dan yang tidak disertai dengan suatu
gangguan mood, gangguan berhubungan dengan zat, atau suatu gangguan
psikotik karena kondisi medis umum, diagnosis gangguan psikotik akut
kemungkinan merupakan diagnosis yang tepat. pada umumnya pasien dengan
gangguan psikotik akut memiliki prognosis yang baik. Dua kelas utama obat
yang harus dipertimbangkan di dalam pengobatan gangguan psikotik akut
adalah obat antipsikotik antagonis reseptor dopamin dan benzodiazepin.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai