T4 Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Reproduksi Pria

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PRIA


(PENYAKIT MENULAR SEKSUAL;
DISFUNGSI SEKSUAL; DAN TUMOR)

Oleh: Kelompok 1
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

Penis
Penis adalah alat kelamin pria yang berfungsi untuk kopulasi
dan juga urinasi. Secara struktural, penis tersusun atas tiga
rongga berisi jaringan erektil yang berspons. Di bagian ujung
penis terdapat bagian yang dinamakan kepala penis (gland
penis). Kepala penis ini tertutup oleh lipatan kulit yang disebut
preputium.
Skrotum
Di dalam skrotum terdapat alat reproduksi dalam yang
disebut testis. Pada alat reproduksi laki-laki terdapat dua
skrotum yaitu skrotum bagian kanan dan kiri. Skrotum disusun
oleh otot dartos dan kremaster
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
Testis
Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval, dengan panjang
sekitar 4 cm dan diameter sekitar 2,5 cm. Sel yang berperan dalam
testis adalah:
Tubulus seminiferus, bertanggung jawab terhadap produksi sekitar 30
juta spermatozoa per hari.
Sel leydig (sel interstisial), bertanggung jawab menghasilkan
testosteron.
Sel sertoli
Epididimis
Duktus epididimis memiliki panjang sekitar 600 cm. Duktus ini berawal
dari puncak testis hingga vas deferens. Epitel epididimis memiliki dua
fungsi. Pertama, mensekresikan plasma epididimis yang bersifat
kompleks tempat sperma tersuspensikan dan mengalami pematangan.
Kedua, mengabsorbsi kembali cairan testikuler
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
Vas Deferens
Vas deferens merupakan suatu saluran yang menghubungkan
epididimis dan uretra. Pada bagian ujungnya, vas deferens
dikelilingi oleh suatu pembesaran kelenjar-kelenjar yang
disebut ampula. Sebelum masuk ke uretra, vas deferens ini
bergabung terlebih dahulu dengan saluran ekskresi vesika
seminalis membentuk duktus ejakulatoris. Sperma akan melalui
vas deferens oleh kontraksi peristaltik
Uretra
Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke
lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran
pembuangan baik pada sistem kemih maupun pada sistem
seksual. Panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir
penis.
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis terletak di atas dan bawah kandung kemih. Vesikula
seminalis menghasilkan cairan yang berwarna jernih, kental mengandung
lendir, asam amino, dan fruktosa. Cairan ini berfungsi memberi makan
sperma. Selain itu, vesikula seminalis juga mengekskresikan prostaglandin
yang membuat otot uterin berkontraksi untuk mendorong sperma
mencapai uterus.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat tersusun melingkar, terletak pada bagian atas uretra
dan di bagian bawah kantong kemih. Kelenjar prostat dibagi 3 struktur
yaitu mukosa, submukosa, dan kelenjar utama. Kelenjar utama
menghasilkan sebagian besar volume sekresi prostat. Getah yang
dihasilkan oleh kelenjar prostat berperan untuk kelangsungan hidup
spermatozoa serta menyeimbangkan keasaman residu urin di uretra dan
keasaman vagina.
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
Kelenjar bulbouretralis
Kelenjar bulbouretralis berbentuk kecil, berjumlah sepasang,
dan terletak di sepanjang uretra tepatnya di bawah
kelenjar prostat. Cairan kelenjar ini kental dan disekresikan
sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen. Cairan
yang dihasilkan berfungsi melicinkan (lubrikasi) dalam
pergerakan sel sperma.
Penyakit Menular Seksual (PMS)
Definisi PMS
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur yang
penularannya terutama melalui hubungan seksual dari
seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya.
Penyakit menular seksual akan lebih berisiko bila melakukan
hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik
melalui vagina, oral, maupun anal (Sjaiful, 2007).
Jenis-Jenis PMS
Jenis-Jenis PMS
Klamidia
Definisi: klamidia adalah penyakit yang disebabkan oleh Clamydia trachomatis
(Sjaiful, 2007).
Etiologi: organisme penyebabnya Chlamydia trachomatis adalah gram negatif
nonmotil.
Manifestasi klinis: Pada serviks menjadi edematosa. Terdapat keluaran kuning
mukopurulen pada penis dan vagina yang diikuti flek pada pertengahan siklus
menstruasi atau pada saat berhubungan seksual. Infeksi ini juga dapat
menyebabkan uretritis dengan disuria (nyeri atau sulit berkemih).
Gonore/ Kencing nanah
Definisi: Penyakit tersering ditemui yang disebabkan oleh Nelseria gonorrhoe.

Etiologi : Kuman Nelseria gonorrhoe.

Manifestasi klinis: keluaran purulen dari vagina, berat, kuning-kehijauan;


eritema serviks; vulva yang merah, membengkak, dan menyakitkan; perdarahan
menstruasi abnormal; disuria dan frekuensi berkemih abnormal.
Jenis-Jenis PMS
Sifilis/ Raja singa
Definisi: penyakit menular seksual sangat infeksius yang disebabkan oleh
spirochaeta Treponema pallidum
Etiologi: Spirochaeta Treponema pallidum
Manifestasi klinis: Terdapat ulkus oval dengan tepi keras meninggi yang tidak
mudah berdarah dan tidak nyeri kecuali terinfeksi, ruam generalisata, diskret,
bercak mukosa. Manifestasi umum lainnya yaitu flu, mual, anoreksia, konstipasi,
sakit kepala, suhu tubuh meninggi secara kronik, nyeri otot sendi, dan tulang.
Herpes Genitalis

Definisi: Infeksi virus sistemik yang kronis.


Etiologi: Virus herpes simpleks (HSV), infeksi ini berkaitan dekat dengan infeksi
herpes lain yang disebabkan HSV tipe 1.
Manifestasi klinis: Pada awalnya seperti terbakar pada lokasi inokulasi. Lalu,
banyak vesikel kecil dengan tepi eritematosa membentuk ulkus dangkal yang
nyeri lalu berkusta.
Jenis-Jenis PMS
Syankroid
Definisi: Infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh Haemophilus
ducreyi.
Etiologi: Basilus gram negatif Haemophilus ducreyi.
Manifestasi klinis: ulkus genital multipel dalam dengan nyeri, ireguler, dan sering
diikuti oleh limfadenopati inguinal yang nyeri.
Limfogranuloma Venereum

Definis: Infeksi sistemik yang disebabkan galur tertentu dari C. trachomatis.


Etiologi: C. trachomatis.
Manifestasi klinis: Terdapat nodus limfatik inguinal yang jelas membesar, lunak,
inflamasi (bubo) yang dapat mengeluarkan drainase, ulserasi, dan jaringan
parut; obstruksi limfatik; dan deformitas genitalia eksterna yang jelas.
Jenis-Jenis PMS
Granuloma Inguinale
Definisi: Infeksi kronis yang disebabkan oleh Klebsiella granulomatis.
Etiologi: Basilus gram negatif kecil yang dikenal sebagai Klebsiella granulomatis.
Manifestasi klinis: Terdapat lesi papular genital dan perianal tanpa
limfadenopati yang tidak nyeri, membesar secara bertahap, dan berulserasi
yang menyebabkan destruksi jaringan, sangat vaskuler, mudah berdarah, dan
memiliki penampilan seperti daging sapi.
Kutil Kelamin
Definisi: penyakit yang disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV).
Etiologi: Human Papiloma Virus (HPV).
Manifestasi klinis: Terdapat satu atau beberapa kutil sekitar kelamin.
Jenis-Jenis PMS
Trikomoniasis
Definisi: Infeksi protozoa yang menyebabkan vulvovaginitis.
Etiologi: Parasit Trikomonas.
Manifestasi klinis: cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan
berbau busuk, vulva bengkak, kemerahan, gatal, dan terasa tidak nyaman dan nyeri
saat berhubungan seksual atau saat kencing (Sjaiful, 2007).
Infeksi HIV
Definisi: Infeksi yang menyerang sistem imun disebabkan oleh virus HIV
Etiologi: Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Manifestasi klinis: Pada stadium pertama gejala klinis masih belum tampak. Pada
stadium kedua sudah terjadi penurunan berat badan <10%, infeksi saluran
pernafasan, dan penyakit kulit. Pada stadium ketiga manifestasinya: lemah,,
penurunan berat badan >10%, diare kronis >1 bulan, anemia, neutropenia, selain itu
dapat terinfeksi TB, dll. Pada stadium keempat manifestasinya yaitu semakin lemah,
terinfeksi herpes simplek > 1 bulan, serta tanda klinis stadium sebelumnya juga
ditemukan dan berulang.
Sifilis
Granuloma Inguinale
Penatalaksanaan pada PMS
Klamidia
Penatalaksanaan pada PMS
Sifilis
Penatalaksanaan pada PMS
Kutil kelamin
Penatalaksanaan pada PMS
Gonore
Terapi penderita gonore tanpa komplikasi dengan pemberian seftriakson
250 mg dosis tunggal secara injeksi intramuskular. Jika pengobatan
tersebut tidak berhasil, maka dapat diganti dengan sefiksim 400 mg dosis
tunggal per oral sebagai regimen alternatif. Apabila alergi berat
terhadap golongan sefalosporin, dapat diberikan azitromisin 2 gr dosis
tunggal per oral. Di beberapa negara, kanamisisn 2 gr dosis tunggal
secara oral dapat digunakan sebagai regimen alternatif untuk
pengobatan gonore.
Herpes Genitalis
Pemberian terapi pada pasien dengan herpes genital adalah asiklovir
5x200 mg per oral, atau asiklovir 3x400 mg per oral, atau valasiklovir
2x500 mg, per oral. Untuk pasien dengan herpes genital primer terapi
tersebut diberikan selama 7 hari. Pada pasien dengan herpes genital
rekurens terapi tersebut diberikan selama 5 hari.
Penatalaksanaan pada PMS
Syankroid
Pasien dengan syankroid diberikan terapi pengobatan siproflosaksin 2x500
mg per hari per oral selama 3 hari, atau eritromisin 4x500 mg per hari per
oral diberikam selama 7 hari, atau azitromisin 1 g (dosis tunggal) per oral,
atau seftriakson 250 mg (dosis tunggal) injeksi intramuskular.
Limfogranuloma Vereneum
Pengobatan yang diberikan pada pasien dengan limfogranuloma venereum
yaitu dosksisilin 2x100 mg per hari per oral selama 14 hari, atau eritromisin
4x500 mg per hari per oral selama 4 hari, atau tetrasiklin 4x500 mg per
hari per oral selama 14 hari.
Granuloma Inguinale
Penatalaksanaan terdiri dari antibiotik jangka panjang seperti trimethoprim-
sulfamethoxazole atau doxycycline namun dapat terjadi kambuhan
walaupun penatalaksanaan sudah adekuat. Semua pasangan yang pernah
memiliki klien yang terinfeksi dalam 60 hari sebelum diagnosis membutuhkan
evaluasi dan penatalaksanaan.
Penatalaksanaan pada PMS
Trikomoniasis
Penatalaksanaan trikomoniasis yang lebih disukai adalah metronidazole oral
dosis tunggal (flagyl) atau tinidazole (tindamax) dengan penatalaksanaan
bersamaan pada semuan pasangan seksual untuk menyembuhkan.
Metronidazole dapat diberikan dalam rejimen 7 hari.
Infeksi HIV
Pengobatan antiretroviral yaitu obat yang dapat menghambat aktivitas
kegiatan virus menulari sel yang masih sehat.
Masalah Keperawatan pada PMS
Nyeri akut b.d agens cedera biologis (mis., infeksi)
Disfungsi seksual b.d gangguan fungsi tubuh (karena penyakit)
Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit
Risiko harga diri rendah situasional
Gangguan citra tubuh b.d penyakit
Pencegahan PMS
Tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangan
yang berganti-ganti
Menggunakan kondom lateks secara benar dan
konsisten
Melakukan tes kesehatan kelamin secara menyeluruh
dan berkala
Disfungsi Seksual
Definisi Disfungsi Seksual
Fungsi seksual pada pria normal tergantung pada kepuasan
libido, fungsi ereksi, ejakulasi, dan orgasme. Disfungsi seksual
terjadi ketika ada salah satu masalah pada salah satu atau
lebih aspek fungsi seksual (Kari Bo et.al, 2007).
WHO (1992) dalam Feldhaus dan Dahir (2009)
mendefinisikan disfungsi seksual sebagai ketidakmampuan
seorang individu melakukan hubungan seksual dengan
pasangannya.
Disfungsi seksual bisa bersifat longlife (seumur hidup) atau
acquired (didapat).
Jenis-Jenis Disfungsi Seksual
1. Gangguan Dorongan Seksual
Definisi: suatu kondisi yang ditandai oleh keinginan menurun pada
individu untuk terlibat dalam tindakan seksual (intercourse).
Etiologi: Faktor fisik dan psikis, antara lain adalah kejemuan, perasaan
bersalah, stres yang berkepanjangan, dan pengalaman seksual yang
tidak menyenangkan (Pangkahila, 2006).
Manifestasi klinis:
a. Kekurangan minat untuk seks atau terlibat dalam aktivitas seksual
b. Tidak ada fantasi seksual
c. Menghindari terus-menerus dari semua atau hampir semua kontak
seksual genital
d. Sensitif terhadap topik seputar seks.
Jenis-Jenis Disfungsi Seksual
2. Disfungsi Ereksi
Definisi: ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang
cukup untuk melakukan hubungan seksual dengan baik. Disfungsi ereksi disebut
primer bila sejak semula ereksi yang cukup unutuk melakukan hubungan
seksual tidak pernah tercapai. Sedang disfungsi ereksi sekunder berarti
sebelumnya pernah berhasil melakukan hubungan seksual, tetapi kemudian
gagal karena sesuatu sebab yang mengganggu ereksinya.
Etiologi: Faktor fisik (faktor hormonal, faktor vaskulogenik, faktor neurogenik,
dan faktor iatrogenik) dan psikis
Manifestasi klinis:
a. Tidak mampu ereksi sama sekali atau tidak mampu memepertahankan
ereksi secara berulang (paling tidak selama 3 bulan)
b. Tidak mampu mencapai ereksi yang konsisten
c. Ereksi hanya sesaat
Jenis-Jenis Disfungsi Seksual
3. Gangguan Ejakulasi
a. Ejakulasi dini
Definisi: Disfungsi seksual laki-laki yang ditandai dengan ejakulasi yang selalu
atau hampir selalu terjadi sebelum atau dalam waktu sekitar satu menit
setelah penetrasi vagina dan ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi pada
semua atau hampir semua penetrasi vagina
Etiologi:
Berkurangnya jumlah serotonin dalam otak dan saraf dalam tulang
belakang,
Keadaan penipisan otak dan penurunan tingkat asetilkolin sinaptik bagi
komunikasi saraf, penginderaan dan fungsi pergantian energi yang
diperlukan mode parasimpatis.
Rendahnya hormon Dopamin
Masalah anatomis lainnya akibat rendahnya produksi prostaglandin E-1
(PGE1).
Jenis-Jenis Disfungsi Seksual
a. Ejakulasi dini
Manifestasi klinis
Ejakulasi dini primer dikarakteristikkan dengan:
Ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi dalam satu menit atau
kurang pada saat penetrasi.
Ketidakmampuan menunda ejakulasi saat atau ketika baru saja melakukan
penetrasi.
Ejakulasi dini sekunder antara lain:
Ejakulasi yang terus menerus atau berulang dengan rangsangan yang
minimal sebelumnya, atau sesaat setelah penetrasi, dan sebelum
mengharapkannya.
Menyebabkan stress dan masalah dalam hubungan.
Terjadi setelah sebelumnya mengalami kepuasan dalam hubungan seksual
tanpa masalah ejakulasi.
Jenis-Jenis Disfungsi Seksual
b. Ejakulasi terhambat
Definisi: Suatu keadaan dimana ereksi tetap terjadi, tetapi ejakulasinya
tertunda selama waktu yang cukup panjang. Ejakulasi yang tertunda
membutuhkan stimulasi seksual yang lebih lama untuk seorang pria dapat
mencapai koimaks dan mengeluarkan semen (ejakulasi).
Etiologi:
Penyakit fisik meliputi beberapa kelainan bawaan yang mengenai
system reproduksi pria, cedera saraf panggul, infeksi tertentu, memiliki
riwayat operasi prostat
Faktor psikis antara lain depresi, kecemasan, atau kondisi mental
lainnya, masalah hubungan antar pasangan seperti stress dan
komunikasi yang buruk
Pemakaian obat-obatan atau zat tertentu, seperti sebagian besar obat
anti-depresi, beberapa obat antipsikotik, peminum alcohol (alcohol
abuse)
Jenis-Jenis Disfungsi Seksual
c. Ejakulasi retrogade
Definisi: Kelainan ejakulasi dimana sperma yang seharusnya
terpancar keluar melalui urethra namun malah berbalik menuju
ke kandung kemih. Sehingga pada pria yang mengalami keluhan
ini biasanya disertai dengan gangguan infertilitas.
Etiologi:

Gangguan persarfan, seperti pada pasien DM

Penggunaan obat-obatan anti depresan tertentu.


Jenis-Jenis Disfungsi Seksual
4. Disfungsi orgasme
Definisi: Ketidakmampuan memperoleh orgasme (klimaks) selama
senggama
Klasifikasi: Disfungsi orgasme primer dan disfungsi orgasme
situasional.
Etiologi:
Penyebab psikologis: kurangnya minat (misal, deviasi seksual
primer), ansietas, kepribadian kompulsif, stress perkawinan, dan
masalah emosi seksual.
Penyebab fisik: pengobatan (guanetidin, metildopa, fenotiazin
[khususnya tioridazin], MAOI, dan sepertiga atau lebih pasien
pengguna SSRI), operasi GU, dan gangguan medula spinalis
bagian bawah (misal, Parkinsonisme, siringomielia).
Penatalaksanaan pada Disfungsi Seksual

Terapi konseling
Pendidikan tentang seksualitas
Terapi relaksasi
Farmakologi oral
Pembedahan
Masalah Keperawatan pada Disfungsi
Seksual
Disfungsi seksual b.d. gangguan fungsi tubuh (karena penyakit)
Ketidakefektifan pola seksual b.d. hambatan dalam hubungan
dengan orang terdekat
Risiko harga diri rendah situasional
Tumor
Definisi
Tumor pada sistem reproduksi pria adalah penyakit
pada sistem reproduksi pria akibat pertumbuhan
tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
berubah jadi sel kanker.
Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat
menyebar kebagian tubuh lain sehingga dapat
menyebabkan kematian.
Jenis-Jenis Tumor pada Sistem Reproduksi
Pria
1. Tumor Testis
Definisi: Tumor testis adalah pertumbuhan sel ganas didalam testis
(buah zakar) yang menyebabkan testis membesar atau
menyebabkan adanya benjolan didalam skrotum (kantung zakar).
Klasifikasi:
a. Kanker testis sel nutfah (Germ Cell) merupakan jenis dari
kankertestis yang paling umum dan terdapat sekitar 95 persen
dari semua kasus yang ada.
b. Limfoma terjadi sekitar 4 persen dari keseluruhan kasus testis.
c. Tumor sel Leydig terjadi sekitar 1-3 persen dari seluruh kasus
kanker testis.
d. Tumor sel Sertoli terjadi sekitar 1 persen dari seluruh kasus
kanker testis.
Jenis-Jenis Tumor pada Sistem Reproduksi
Pria
Etiologi:
a. Faktor kongenital: Kriptokidisme; Disgenesis kelenjar gonad (Maldesensus
testis).
b. Faktor resiko: Hormon Sindroma Klineferter; Testis tidak turun (kriptorkismus);
Pernah menderita kanker testis; Riwayat kesehatan keluarga; Usia; Merokok;
HIV dan AIDS; dan Tinggi badan.
Manifestasi klinis:
a. Testis membesar atau teraba aneh (tidak seperti biasanya)
b. Benjolan atau pembengkakan di salah satu testisdengan konsistensi padat
keras, tidak nyeri pada palpasi, dan tidak menunjukkan tanda
transiluminasi.
c. Nyeri tumpul dipunggung atau perut bagian bawah
d. Rasa tidak nyaman atau rasa nyeri di testis.
e. Skrotum terasa berat dan terjadi penimbunan cairan di dalam skrotum.
f. Kelelahan dan badan terasa tidak sehat.
Jenis-Jenis Tumor pada Sistem Reproduksi
Pria
2. Tumor Penis
Definisi: Tumor penis adalah pertumbuhan sel ganas pada penis. Permukaan
mukosa penis berawal dari orificium preputium hingga meatus uretra dan
terdiri dari tiga kompartemen epitel penis : permukaan kulit bagian dalam,
sulkus koronaria dan glans. Mayoritas kanker penis adalah karsinoma sel
skuamosa yang muncul didalam epitel skuamosa pada salah satu dari ketiga
kompartemen anatomik ini.
Stadium:
a. Stadium 1: Tumor terbatas pada glans penis atau prepusium
b. Stadium 2: Tumor sudah mengenai batang penis
c. Stadium 3: Tumor terbatas pada batang penis tetapi sudah didapatkan
metastasis pada kelenjar limfe inguinal
d. Stadium 4: Tumor sudah melampaui batang penis dan kelenjar limfe inguinal
sudah tak dapat dioperasi (inoperable) atau telah terjadi metastasis jauh.
Jenis-Jenis Tumor pada Sistem Reproduksi
Pria
Etiologi: Phimosis, peradangan menahun, radiasi ultraviolet,
adanya riwayat menderita papiloma warts (infeksi Human
Papilloma Virus/HPV), bergonta-ganti pasangan seksual. serta
tidak disirkumsisi merupakan beberapa faktor resiko terjadinya
karsinoma penis.
Manifestasi klinis:
a. Lesi primer berupa tumor yang kotor, berbau dan sering

mengalami infeksi, ulserasi serta perdarahan


b. Pembesaran kelenjar limfe inguinal yang nyeri karena infeksi

atau pembesaran kelenjar limfe subklavia.


Jenis-Jenis Tumor pada Sistem Reproduksi
Pria
3. Tumor Prostat (Benign Prostate Hyperplasia/BPH)
Definisi: BPH adalah tumor jinak pada prostat akibat sel prostat
yang terus mengalami pertumbuhan.
Etiologi:
Penyebab pasti terjadinya BPH saat ini belum diketahui secara
pasti, akan tetapi terdapat factor predisposisi yaitu:
a. Adanya proses penuaan dan ketidakseimbangan antara
estrogen dan testosterone.
b. Penurunan fungsi sel Leydig pada testis.
Jenis-Jenis Tumor pada Sistem Reproduksi
Pria
Manifestasi klinis:
a. Gejala obstruksi : pembesaran prostat meliputi distensi kandung
kemih Hesitancy, pancaran kencing melemah, terputus-putus,
tidak lampias saat selesai berkemih, rasa ingin kencing sesudah
kencing dan keluarnya sisa kencing pada akhir berkemih.
b. Gejala iritatif : frekuensi kencing yang tidak normal, seperti

sering miksi dan terbangun saat malam hari (nokturia), sulit


menahan kencing dan rasa sakit (nyeri) waktu kencing.
Terkadang bias juga hematuria dan nyeri saat ejakulasi
(Sjamsuhidajat, 1997).
Tumor Testis

Tumor Penis

Tumor Prostat
Penatalaksaan Tumor pada Sistem
Reproduksi Pria
Tumor testis
Operasi

Radioterapi

Kemoterapi

Imunoterapi

Tumor Prostat
Bedah

Terapi radiasi

Kemoterapi

Imunoterapi
Penatalaksaan Tumor pada Sistem
Reproduksi Pria
Tumor Penis
a. Menghilangkan lesi pimer
Sirkumsisi
Penektomi parsial
Penektomi total dan uretrostomi perineal
Terapi laser dengan nd:YAG
Terapi tropikal dengan kemoterapi
Radiasi
b. Terapi kelenjar limfe regional (inguinal)
Terapi antibiotika

Diseksi kelenjar ingunal


Masalah Keperawatan Tumor pada Sistem
Reproduksi Pria
Disfungsi seksual b.d gangguan fungsi tubuh
(karena penyakit)
Nyeri akut b.d agens cedera biologis (mis., infeksi)
Risiko harga diri rendah situasional
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh b.d factor biologis
Intoleran aktivitas b.d imobilitas
WOC
Sifilis
Asuhan Keperawatan
Pengkajian (Sifilis)
Anamnesa
a. Identitas
Penyakit sifilis dapat menyerang semua usia dan jenis kelamin,
baik yang belum maupun yang sudah menikah.
b. Keluhan Utama
Biasanya klien mengeluh terjadi keputihan dengan jumlah yang
banyak, adanya rasa gatal, adanya bau busuk/amis, adanya
nyeri saat BAK, adanya pembengkakan kelenjar pada lipatan
paha.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya klien juga mengalami malaise, sakit kepala,
anoreksia, mual, nyeri tulang, dan kelelahan sering hadir, serta
demam dan leher kaku, adanya lesi pada kulit kelamin.
Biasanya klien mencoba mengobati dengan membeli obat
panu dari warung.
Pengkajian
Anamnesa
d.Riwayat Penyakit Dahulu
Klien memiliki riwayat terkena penyakit menular
seksual. Klien mempunyai lebih dari satu pasangan
seksual dalam satu bulan terakhir, pernah
berhubungan seksual dengan pekerja seks dalam 1
bulan terakhir, mengalami 1 atau lebih episode PMS
dalam 1 tahun terakhir
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Ada riwayat keluarga, seperti pasangan yang pernah
mengalami penyakit menular seksual.
Pengkajian
Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breathing)
Adanya takipnea
b. B2 (Blood)
Kemungkinan adanya hipertensi, arteriosklerosis, dan penyakit jantung
reumatik sebelumnya
c. B3 (Brain)
Biasanya terdapat nyeri kepala, pada stadium II biasanya terdapat nyeri
leher, kaku kuduk
d. B4 (Bladder)
Adanya penurunan perkemihan, adanya nyeri pada saat buang air kecil, saat
buang air kecil keluar nanah.
e. B5 (Bowel)
Biasanya terjadi anoreksia pada stadium II
f. B6 (Bone)
Adanya kelelahan terus-menerus, malaise
Pengkajian
g. Genital
Ditemukan suatu ulkus yang disebut ulkus durum yang mempunyai
sifat khusus. Sifat-sifat ulkus tersebut, meliputi tidak nyeri (indolen),
sekitar ulkus teraba keras, dasar ulkus bersih dan berwarna merah,
serta bersifat soliter (biasanya hanya 1 ulkus). Lokasi ulkus ini pada
laki-laki biasanya terdapat pada preputium, ulkus koronarius,
batang penis, dan skrotum. Ulkus bisa terdapat ekstra genital
misalnya pada anus, rectum, bibir, mulut, lidah, tonsil, jari, dan
payudara.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada
pasien dengan gangguan sistem reproduksi, antara
lain:
Domain 8 : Seksualitas, Kelas 2. Fungsi Seksual
(00059)
Disfungsi Seksual berhubungan dengan gangguan
fungsi tubuh ( karena penyakit)
Domain 6 : Persepsi Diri, Kelas 2. Harga Diri
(00153)
Risiko harga diri rendah situasional
Intervensi Keperawatan
Diskusi

Anda mungkin juga menyukai