Sosialisasi TB MDR Kab. Bandung
Sosialisasi TB MDR Kab. Bandung
Sosialisasi TB MDR Kab. Bandung
Disampaikan oleh : Program P2TB Dinkes provinsi jawa Barat (Annyk Sugiarti)
MONORESISTEN
POLIRESISTEN
TB RR (RESISTEN RIFAMPISIN)
1 5 Kategori
SIS
MONORESISTEN
Kekebalan terhadap salah satu
jenis obat, misal: Resisten H,
S,Z, E, dll
2 5 Kategori
SIS
POLIRESISTEN
Kekebalan terhadap lebih dari
satu jenis obat, selain:
Isoniazid bersama Rifampisin
3 5 Kategori
SIS
MULTI DRUG RESISTANT (MDR)
Kekebalan terhadap sekurang-
kurangnya Isoniazid dan
Rifampisin bersamaan dengan/
tanpa obat lini pertama lain.
4 5 Kategori
SIS
EXTENSIVE DRUG RESISTANT
MDR disertai kekebalan
terhadap salah satu obat
golongan fluorokuinolon & salah
satu obat injeksi lini kedua
(kanamicyn, amikacyn,
capreomicyn)
5 5 Kategori
SIS
TB RESISTEN RIFAMPISIN
Kekebalan terhadap rifampisin,
dengan atau tanpa obat lain (R,
RH, RHE, RHES, RE, RS, RHOKm,
RO, RKm)
Dari riwayat pengobatan :
(MTPRO)
Permenkes No. 13 th. 2013
tanggal 1 Februari 2013
TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN TERPADU PENGENDALIAN
TUBERKULOSIS RESISTEN OBAT
Tujuan PMDT:
mencegah TB Resisten obat, agar tidak
menjadi masalah kesehatan
masyarakat dg memutuskan rantai
penularan, mencegah terjadinya XDR
JARING SUSPEK
( AX )
U..HUKUHUK
23
1. kasus kronik / gagal kat-2
2. tidak konversi kat-2
3. tx non DOTS atau pernah tx OAT lini-2
4. gagal kat-1
5. Tidak konversi kat-1
6. kasus kambuh ( kat-1 maupun kat-2 )
7. setelah default ( kat-1 maupun kat-2 )
8. kontak erat pasien konfirm TB MDR
9. kasus TB-HIV, yg tdk respons scr klinis thd
pengobatan TB
sejak awal, apabila menemukan suspek TB-MDR
-- > RUJUK RS. RUJUKAN TB MDR
Jejaring rujukan dan peran
RS Rujukan
Lab Rujukan
Penemuan dan penetapan suspek
KIE, informed consent, PMO Diagnostik
Manajemen ESO
Evaluasi pengobatan
Manajemen logistik
Pencatatan dan Pelaporan
Di RS Rujukan TB MDR
Tata laksana suspek dilakukan di RS Pusat rujukan PMDT
Pemeriksaan suspek
Informed consent suspek
Pengisian data dasar
Pengisian TB.06 MDR
Pengisian TB.05 MDR
Sputum dan formulir TB.05 MDR di kirim ke Lab. rujukan
PENCATATAN PELAPORAN DI SATELIT
Buku Bantu Suspek
Format Rujukan Suspek
Melanjutkan pengisian TB 01
Catatan harian pasien (ES)
1. Masukkan ke Buku Bantu Rujukan Suspek
BUKU BANTU RUJUKAN SUSPEK MDR TB UPK SATELIT
UPK Satelit MDR :
UMUR KRITERIA
SUSPEK TANGGAL UPK TUJUAN
No NAMA ALAMAT LENGKAP NO TELPON BALASAN RUJUKAN
(TULIS MERUJUK RUJUKAN
L P NOMOR)
Kriteria suspek:
1. Kasus kronik/gagal pengobatan kategori 2
2. Pasien TB yang tidak konversi pada pengobatan ulang (kategori 2)
3. Pasien TB yang pernah diobati, termasuk pemakaian OAT TB MDR misalnya fluorokuinolon dan
kanamisin
4. Pasien TB yang gagal pada pengobatan dengan OAT lini pertama (kategori 1)
5. Pasien TB yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif setelah bulan ke 3 pengobatan dengan OAT lini pertama
kategori 1)
6. Kasus kambuh (Kategori 1 atau Kategori 2)
7. Pasien TB yang kembali setelah lalai/default (setelah pengobatan kategori 1 atau kategori 2)
8. Suspek TB yang kontak erat dengan pasien TB-MDR, termasuk petugas kesehatan yang bertugas
merawat TB-MDR
9. Pasien Ko Infeksi TB - HIV
2. Isi formulir Rujukan Suspek, kirim ke RSHS Bandung
PENANGGULANGAN TB NASIONAL
TB MDR
Dengan hormat,
Bersama ini kami hadapkan pasien :
Nama : .
Usia : tahun Jenis kelamin : L / P
Alamat : .
RT/ RW Kelurahan: Kec.: ..
Kota/Kabupaten : .
Nomor Telp/HP : .
dengan kriteria suspek : (beri tanda X pada kriteria yang dipilih)
Kasus Kronik/Gagal Pengobatan Kategori 2 Tidak konversi setelah sisipan pada Pengobatan kategori 1
Tidak Konversi pada Pengobatan Kategori 2 Kasus Kambuh (Kategori 1 atau Kategori 2)
Hormat kami,
( )
, Tgl. ..
Hormat kami,
( )
2. DIAGNOSIS TB RESISTEN OBAT
Konvensional /Standar : 3 bulan
- Mikroskopis
- Kultur
- Uji Kepekaan Obat
NO Laboratorium Status
1 BBLK Surabaya Tersertifikasi lini 1 dan 2
2 Lab Mikrobiologi RS Persahabatan Tersertifikasi lini 1 dan 2
BBLK Palembang
BLK Jayapura
BBLK Jakarta
Microbiologi FK UI RS Rotinsulu
NHCR/HUMRC Makassar
BLK Bandung
Sumatera Utara:
RS Adam Malik
Sulawesi Barat:
RS Sulawesi Sulawesi
Barat Tenggara:
Lampung:
RS Abdul Moeloek Riau Islands: RS Bahtera Mas
RS Embung
Fatimah Yogyakarta:
DKI Jakarta:
RS Persahabatan Mikrobiologi UGM
Mikrobiologi UI NTB: Maluku:
RS Pengayoman RS NTB RS Haulussi
Bali: South Sulawesi:
Jawa Barat: RS Sanglah RS Labuang Baji
RS Hasan Sadikin NHCR
BLK Bandung Jawa Timur:
RSP RS Soetomo
BBLK Surabaya NTT\:
RS Saiful Anwar
RS Jember
Gambaran GeneXpert
Prinsip
Metode : Deteksi DNA dengan real-time PCR
Mendeteksi MTB complex dan resistensi terhadap
RIF
Dilakukan paralel dalam satu cartridges
Potensi mengukur HIV load
Alur kerja
Bahan sputum
Proses sederhana
Waktu seluruhnya : kira-kira 2 jam/pengerjaan
Tak perlu biosafety cabinet ( BSC)
MTB
Harga
17 USD/tes
Alat dengan 4 modul: 17000 USD
The magic Gene Xpert
Apa yang dilakukan di Puskesmas saat
menunggu hasil pemeriksaan ?
KIE ( Komunikasi, Informasi, Edukasi )
Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota dan RS
rujukan
Pasien TB dalam pengobatan Kat I :
lanjutkan OAT
Pasien dalam pengobatan ulang ( Kat II ) :
lanjutkan OAT
Kasus kronik : Jangan diberi OAT atau Obat Anti
Tuberkulosis lainnya (mis : Quinolon ), beri KIE, etika
batuk, beri masker !
Catatan: bila dalam waktu 2 minggu belum
mendapatkan hasil, segera menghubungi RS
Rujukan/Sub. Rujukan
Kemungkinan Hasil Tes Cepat dengan
Genexpert
MTB Negative,
MTB Positive,
Rifampicin Susceptible
MTB Positive,
Rifampicin Resistant
Kemungkinan Hasil Kultur & DST
Kultur Negatif
Kultur MTB / Pansensitif
Kultur MTB / Monoresisten
Kultur MTB / Poliresisten
Kultur MTB / Multi-Drug Resisten
41
Konsul TIM AHLI KLINIS
untuk menetapkan :
1. Diagnosis
2. inklusi / eksklusi
3. paduan dan dosis OAT lini-II
4. mulai pengobatan fase awal
5. mulai pengobatan fase lanjutan,
6. penanganan efek samping berat,
bersama Tim terapeutik
7.hasil akhir pengobatan
Persiapan Sebelum
Pengobatan TB- MDR
Anamnesis ulang: riwayat alergi obat, riwayat
penyakit sebelumnya, merokok, alkohol,
operasi, dll
Pemeriksaan fisik diagnostik: PD standar, BB,
tanda kehamilan, dll
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
Sputum mikroskopis, biakan dan uji kepekaan
Darah tepi lengkap
Kimia darah: ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, Kalium,
asam urat, glukosa darah
TSH (bila diperlukan)
Tes kehamilan
Rontgent thorax
Audiometri
EKG
Tes HIV
MMPI
3. Pengobatan TB-MDR
Kategori OAT:
Grup 1 - OAT lini pertama: isoniasid, rifampisin, etambutol,
pirazinamid
Grup 2 - Obat suntik: streptomisin, kanamisin, amikasin,
kapreomisin, (viomisin)
Grup 3 - Fluoroquinolon: ofloksasin, levofloksasin,
moxifloksasin, (gatifloksasin)
Grup 4 - Obat bakteriostatik oral: etionamid, sikloserin, para-
aminosalicylic acid (prothionamid, thioacetazon,
terizadon)Grup
Group 5 - Obat belum terbukti efektivitasnya : klofasamin,
amoxicillin/klavulanat, klaritromisin, linezolid
STANDARDIZED Therapy
Isoniazid X Injectable
Rifampin X
Streptomycin Quinolone
Ethambutol
Kanamycin
Ofloxacin Other 2nd-line
Pyrazinamide
Amikacin Other agents
Gatifloxacin
Ethionamide
Capreomycin
Levofloxacin AMX/CLV
Cycloserine
Moxifloxacin Clofazimine
PAS
Clarithromycin
(E)-Z-Km-Lfx-Eto-Cs / (E)-Lfx-Eto-Cs
Prinsip pengobatan
Minimal 4 macam obat, efektivitas (+)
Dosis berdasarkan BB
Obat injeksi minimal 6 bulan (RSHS 8 bln) atau 4 bulan
setelah konversi
Lama pengobatan minimal 18 bulan setelah konversi
Dibagi 2 tahap : Tahap awal dan lanjutan
1. Tahap awal : Injeksi 5 x/minggu, oral setiap hari
2. Tahap lanjutan : Oral saja 6 hari
DOT (PMO) adalah petugas kesehatan yg terlatih
Monitoring Infection Control
Monitor kemajuan pengobatan
dengan pem. biakan dan monitoring
serta tatalaksana efek samping obat
1 2 3 4 5 6 20
PAS 150 8g 8g 8g
(Granula, 4 gr) mg/kg/hari
Penyesuaian pengobatan TB MDR
ditentukan/diputuskan oleh TAK
Riwayat penggunaan salah satu obat
dosis tinggi
Efek samping salah satu obat
Terjadi perburukan klinis
Terbukti resisten terhadap salah satu
obat
Pemantauan pengobatan
Pemantauan tiap bulan (tahap awal) &
tiap 2 bulan (tahap lanjutan):
- Kontrol RS Rujukan untuk
evaluasi klinis dan laboratoris
- Pemeriksaan sputum (biakan, BTA)
Frekuensi yang dianjurkan
Bulan pengobatan
Pemantauan
2
0 1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 18 20
2
Evaluasi Utama
Pemeriksaan dahak Setiap bulan sampai konversi, bila sudah konversi setiap
dan biakan dahak 2 bulan
Evaluasi Penunjang
Evaluasi klinis
(termasuk BB)
Setiap bulan sampai pengobatan selesai atau lengkap
Pengawasan oleh
PMO
Uji kepekaan obat*
Foto toraks
Kreatinin serum**
Kalium serum**
Thyroid stimulating
hormon ()***
Enzim hepar (SGOT, Evaluasi secara periodik
SGPT)#
Tes kehamilan
Hb dan Leukosit Berdasarkan indikasi
Efek samping
Bervariasi, tidak dapat diramalkan
Diagnosis segera tatalaksana
Pemantauan ketat
Ringan - berat
Ringan UPK satelit
Berat RS rujukan TB MDR
Efek samping ringan dan sedang
62
TAK setuju pengobatan TB-MDR dimulai
rawat jalan atau rawat inap sesuai klinis
64
Saat serah terima :
Akan diberikan penjelasan mengenai :
65
Peran Puskesmas/RS/Klinik/ dalam
pengobatan TB MDR?????