Laporan Kasus: Oleh: Haifa Auriana Sagita Putri (2010730045) Pembimbing: Dr. Sukiman Rusli, SP - PD

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 43

1

LAPORAN KASUS
DEMAM DENGUE

Oleh : Haifa Auriana Sagita Putri (2010730045)


Pembimbing : dr. Sukiman Rusli, Sp.PD
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam RSIJ Sukapura
SMF Penyakit Dalam Juli - September 2015
2

Identitas Pasien

Nama : Tn. R
Usia : 26 tahun
Jenis Kelamin : laki - laki
Agama : Protestan
Status : belum Menikah
Alamat : Gang Gereja, Cilincing, Jakarta
Utara
No Telp :-
Pekerjaan : Pegawai swasta
Masuk RS : 6 Agustus 2015
3

Anamnesis

Keluhan Utama : Demam sejak 3 hari yang lalu SMRS

Keluhan Tambahan :
Menggigil, pusing, batuk berdahak, nyeri perut, pegal, nafsu makan
menurun
4

Riwayat Penyakit Sekarang

demam sejak 3 hari SMRS. Demam timbul mendadak.


Demam semakin lama semakin meningkat dan
menggigil.

Keluhan ini disertai dengan pusing berdenyut pada seluruh


bagian kepala, batuk berdahak berwarna hijau tidak disertai
pilek, mimisan, dan sesak. Selain itu pasien mengeluh nyeri
seluruh bagian perut terutama ulu hati, tetapi tidak ada
keluhan mual dan muntah. Pasien tidak mengeluh adanya gusi
berdarah. Pasien merasa pegal pada seluruh badan tetapi tidak
nyeri pada persendian dan nafsu makan menurun. BAB dan
BAK pasien tidak ada keluhan. Riwayat berpergian ke luar
kota dalam waktu dekat disangkal.
5

Riwayat Penyakit Dahulu :


-Riwayat pernah terkena demam berdarah disangkal.
-Riwayat darah tinggi, kencing manis, asma, dan jantung
disangkal.
6

Riwayat Penyakit Keluarga :


- Tidak ada keluarga pasien yang mengeluh gejala yang sama
seperti pasien.
- Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit kencing
manis, darah tinggi, asma, dan jantung.

Riwayat Alergi :
Pasien mengaku tidak memiliki alergi makanan, obat, cuaca,
dan debu
7

Riwayat Pengobatan:
Pasien berobat ke klinik dan diberi obat
penurun panas dan batuk tetapi panas
tidak berkurang

Riwayat Psikososial & Kebiasaan :


Pasien adalah seorang pekerja swasta. Pasien tinggal di asrama
perusahaannya. Keadaannya penuh dengan baju yang digantung dan
kebersihan kurang terawat. Ventilasi cukup baik dan tidak ada air yang
mengenang di sekitar tempat tersebut. Sering jajan sembarangan.
Pasien makan tidak teratur sekali 2 kali. Seringkali pasien
mengonsumsi makanan pedas. Pasien tidak suka mengonsumsi
makanan asam, asin, dan manis. Pasien pernah memiliki kebiasaan
minum minuman beralkohol tetapi sejak 6 bulan terakhir sudah
berhenti. Pasien memiliki kebiasaan merokok sebanyak 20 bungkus
sehari dan minum teh 1 gelas sehari. Pasien tidak memiliki kebiasaan
mengonsumsi obat-obatan dan kopi.
8

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak sakit Ringan


Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital :
o TD : 120/70 mmHg
o Nadi : 120x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
o Pernapasan : 20 x/menit, reguler
o Suhu : 38, 2oC
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 70 kg
Status Gizi : Obesitas 1
9

Status Generalis
1. Kepala
Bentuk : bulat, simetris, normocephal.
Rambut : pendek, warna hitam, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor, reflek
cahaya +/+, nyeri retro-orbital (-)
Hidung : tidak ada sekret, tidak berbau, perdarahan (-), septum deviasi (-)
Telinga : normotia, sekret (-)
Mulut/bibir : Bibir kering(-), lidah kotor (-), sianosis (-), stomatitis (-),
perdarahan gusi (-).
Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran kelenjar tiroid (-)
10

Torak
Paru-Paru
Inspeksi : normochest, simetris, retraksi
dinding dada (-)
Palpasi : vokal fremitus dalam batas
normal
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), kanan=kiri,
wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas kanan :
redup pada ICS IV PSL dextra
Batas kiri : redup pada
ICS V MCL sinistra
Auskultasi : Suara jantung I dan II normal,
Gallop (-), murmur (-)
11

Abdomen
Inspeksi : Datar, Scar (-)
Auskultasi : Bising usus (+) dalam
batas normal
Perkusi : Timpani pada keempat
kuadran abdomen
Palpasi : Supel, Nyeri tekan di
seluruh kuadran (+).

-Hepar :
Inspeksi: datar, vena colateral (-)
Perkusi: pekak hati (+) pada batas bawah hepar
dan batas atas hepar di linea midclavicularis
kanan dan linea sternalis kanan
Palpasi: tidak teraba
12

Abdomen

Spleen
Inspeksi : datar
Perkusi : timpani pada iga X kiri linea
midclavicularis
Palapsi : tidak teraba
13

Ekstremitas

Superior : akral hangat +/+, edema -


/-,petekie (+), RCT < 2 detik, ruam (-)

Inferior: akral hangat +/+, edema -/-,petekie


(-), ruam (-)
14

Pemeriksaan Penunjang
6 Agustus 2015
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

Hematologi (Darah Rutin)


Hemoglobin 15,3 g/dL 13,8 17,0

Leukosit 13.900 /ul 4.5 10,8

Hematokrit 43,1% 35 47 %

Trombosit 192.000u/L 185.000 402.000


Serologi dan Uji Widal
S. typhosa H 1/160 Negatif

S. paratyphosa AH Negatif Negatif

S. paratyphosa BH Negatif Negatif

S. typhosa O Negatif Negatif

S. paratyphosa AO Negatif Negatif


S. paratyphosa BO Negatif Negatif
15

Pemeriksaan Penunjang
8 Agustus
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

KARBOHIDRAT
Gula Darah Sewaktu 76 mg/dL <20

ENZYM

SGOT 21u/L <35

SGPT 40u/L <41


FAAL GINJAL
Ureum 17mg/dl 19-44

Creatinin 1.2 mg/dl 0.9-1.3

HEMATOLOGI

Laju Endap Darah 32 mm/1jam 0-15

Hemoglobin 14.7 g/dl 13.9-17.0


Leukosit 4.000/ul 4.5-10.8
Differential:
- Basofil 0% 0-0.3%
- Eosinofil 0% 2-4%
- Batang 1 1-5%
- N.Segmen 72 51-67%
- Limfosit 17 20-30%
- Monosit 9 2-6%
Hematokrit 41.9 40.0-54.0
Trombosit 136.000 185.000-402.000
SEROLOGI DAN NEGATIF NEGATIF
SALMONELLA IgM
16

Pemeriksaan Penunjang
Uji Rumple Leed : negatif
17

Resume
Pasien laki-laki 26 tahun, datang dengan keluhan demam sejak 3 hari
SMRS. Demam timbul mendadak. Demam semakin lama semakin
meningkat dan menggigil. Keluhan ini disertai dengan pusing berdenyut
pada seluruh bagian kepala, batuk berdahak berwarna hijau, nyeri seluruh
bagian perut terutama ulu hati, pegal pada seluruh badan dan nafsu makan
menurun.
Pemeriksaan Fisik:
-Keadaan umum: tampak sakit ringan
-Kesadaran: compos mentis
-Tanda Vital : - Tekanan darah 120/70 mmHg
-Frekuensi nadi 120 kali/menit, reguler, isi, dan tegangan
cukup
-Frekuensi nafas 20 kali/menit, reguler
-Suhu axilla 38,2 oC.
nyeri tekan pada seluruh kuadran abdomen(+).
Hasil pemeriksaan penunjang di dapatkan Leukosit 139.000/Ul, S. typhosa
H 1/160, dan uji rumple leed negatif.
18

Daftar Masalah
Diganosis klinis : Demam Dengue (active)
Riwayat pasti : -
Riwayat penunjang : -
19

Pembahasan
DEMAM DENGUE
Pada kasus ini didapatkan gejala demam yang timbul
mendadak. Demam semakin lama semakin meningkat dan
menggigil. Keluhan ini disertai dengan pusing berdenyut
pada seluruh bagian kepala, batuk berdahak berwarna
hijau, nyeri seluruh bagian perut terutama ulu hati, pegal
pada seluruh badan dan nafsu makan menurun. Tidak
didapatkan gejala : mual, muntah, lidah kotor, konstipasi,
diare, hepatomegaly, spelnomegali, bradikardi relatif,
perdarahan spontan, nyeri retro-orbital, dan artralgia
WD : Demam Dengue
DD : Demam Tifoid
20

Planning

Planning Diagnostik
Diagnostik etiologik
Pemeriksaan IgM dan IgG
Diagnostik komplikasi
SGOT/SGPT, protein/albumin, foto
thoraks, NS 1, pemantauan suhu, trombosit, dan
hematokrit sampai fase konvalensens
Diagnostik komorbid
-
Diagnostik gawat darurat
-
21

Planning Terapi
Klasifikasi perawatan
Perawatan biasa
Karena tidak ada kegawatan, KU baik
Hidrasi
Parenteral : IVFD : kristaloid (RL)
Nutrisi
Makanan lunak
Farmakologi
Paracetamol 500 mg 3x1
Ranitidin 150 mg 2x1
22

Prognosis
Dubia ad bonam
23

Follow Up
Tanggal 7 Agustus 2015
Pemeriksaan Terapi
S: demam (+), menggigil (+), pusing Infus RL
(+),batuk berdahak (+) berwarna hijau, Paracetamol 500 mg 3x1
nyeri seluruh bagian perut (terutama Ranitidin 150 mg 2x1
ulu hati) (+), pegal (+) dan nafsu
makan menurun (+)
O:
TD= 110/80 mmHg RR =
20x/menit
N = 100 x/menit S = 38,4 C
A: Observasi Febris H4 ec susp. DD
24

Follow up
Tanggal 8 Agustus 2015
Pemeriksaan Terapi

S: Lemas, Nyeri epigastrikum, Paracetamol 500 mg 3x1


Pusing(-), mual(+), muntah (-) Ranitidin 150 mg 2x1
O: APS
TD= 120/70 mmHg RR =
20x/menit
N = 93 x/menit S = 39,7 C
Ureum : 17 mg/dl
LED: 32 mm/1jam
Leukosit : 4.000/ul
Eosinofil : 0%
N.Segmen : 1-2%
Limfosit : 17%
Monosit : 9%
A: observasi febris H5 et causa susp.
DD
25

Tinjauan Pustaka
Demam Berdarah
26

Definisi
Demam dengue (dengue fever, DF) adalah penyakit yang
terutama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa, dengan
tanda-tanda klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang
disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam (rash) dan limfadenopati,
demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan
bola mata, rasa mengecap yang terganggu, trombositopenia
ringan dan bintik-bintik perdarahan (petekie) spontan.

Demam berdarah dengue/DBD (dengue henorrhagic fever, DHF),


adalah suatu penyakit trombositopenia infeksius akut yang parah,
sering bersifat fatal, penyakit febril yang disebabkan virus
dengue.
27

Etiologi

Demam dengue dan demam berdarah


dengue disebabkan oleh virus dengue, yang
termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga
Flaviviridae.
28

Epidemiologi

Indonesia merupakan negara


Pada tahun 2007 di Asia dengan jumlah populasi yang
padat mencapai 245 juta
Tenggara, dilaporkan penduduk. Hampir 60%
peningkatan kasus dengue penduduk tinggal di pulau jawa,
yang meninggal sekitar 15% daerah kejadian luar biasa
dibanding tahun 2006. infeksi dengue terjadi.
29

Penularan

Vektor Penjamu

Lingkungan
30

Patogenesis
31

Manifestasi Klinis
Demam Dengue

Periode inkubasi adalah 1-7


peradangan faring, rinitis, dan batuk ringan.
demam secara mendadak, dengan suhu meningkat cepat hingga 39,4-
41,1oC, nyeri frontal atau retro-orbital,
Denyut nadi dapat relatif melambat sesuai derajat demam.
Mialgia dan artalgia
Dari hari kedua sampai hari keenam demam, mual dan muntah dan
limfadenopati generalisata, hiperestesia atau hiperalgesia kutan,
gangguan pengecapan, dan anoreksia
Sekitar 1-2 hari kemudian, ruam makulopapular terlihat, terutama di
telapak kaki dan telapak tangan, kemudian menghilang selama 1-5 hari.
ruam kedua terlihat, suhu tubuh, yang sebelumnya sudah menurun ke
normal, sedikit meningkat dan mendemonstrasikan karakteristik pola
suhu bifasik.
32

Manifestasi Klinis
Demam Berdarah Dengue

Fase pertama yang relatif lebih ringan berupa demam, malaise,


mual-muntah, sakit kepala, anoreksia, dan batuk berlanjut selama
2-5 hari dan pemburukan klinis. Pada fase kedua ini, pasien
umumnya pilek, ekstremitas basah oleh berkeringat, badan hangat,
wajah kemerah-merahan, diaforesis, kelelahan, iritabilitas, dan
nyeri epigastrik.
petekie menyebar di kening dan ekstremitas, ekimosis spontan, dan
memar serta pendarahan
Ruam makular atau makulopapular dapat terlihat. Respirasi cepat,
Denyut nadi lemah dan cepat, suara jantung melemah. Hati dapat
membesar 4-6
33
34

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Leukosit : dapat normal atau Protein/albumin :
menurun hipoproteinemia
Trombosit : <100.000/l SGOT/SGPT : dapat meningkat
Hematokrit : 20% dari Elektrolit : parameter pemberian
hematokrit awal cairan
Hemostasis : Dilakukan Golongan darah dan cross match :
pemeriksaan prothrombin bila akan diberikan transfusi
time (PT), partial darah dan komponen darah
thromboplastin time (aPTT), Imunoserologi : IgM DAN IgG
thrombin time (TT) atau terhadap dengue
fibrinogen
35

Pemeriksaan Penunjang
Radiologis
Efusi pleura
36

Diagnosis
37

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DD atau Sindrom Syok
DBD
Tirah baring. NaCl 0,9%, Ringers lactate
Pemberian cairan. (RL) atau bila terdapat syok
Bila belum ada nafsu makan
dianjurkan untuk minum banyak berat dapat dipakai plasma
1,5-2 liter dalam 24 jam atau ekspander plasma.
Medikamentosa yang bersifat Jumlah cairan disesuaikan
simtomatis. dengan perkembangan klinis. .
Untuk hiperpireksia dapat diberikan
kompres kepala, ketiak atau
inguinal. Antipiretik sebaiknya dari
golongan asetaminofen, eukinin
atau dipiron.
Antibiotik diberikan bila terdapat
kekuatiran infeksi sekunder.
38
39

Pencegahan

menghilangkan tempat nyamuk bertelur


menggunakan losion antinyamuk atau
mengenakan pakaian lengan pajang/celana
panjang
Penggunaan insektisida untuk memberantas
40

Komplikasi
Kehilangan cairan dan elektrolit, hiperpireksia,
dan kejang demam adalah komplikasi paling
sering pada bayi dan anak-anak.
Epistaksis, petekie, dan lesi purpura tidak
umum tetapi dapat terjadi pada derajat
manapun
Kejang dapat terjadi saat temperatur tinggi.
41

Prognosis
Prognosis demam dengue dapat beragam,
dipengaruhi oleh adanya antibodi.
42

Daftar Pustaka
Halstead, S.B., 2007. Dengue Fever and Dengue Hemorrhagic Fever. In:
Kliegman, Robert M., Behrman, Richard E., Jenson, Hal B., and Stanton, Bonita F.,
eds. Nelson Textbook of Pediatrics 18th ed.. Philadelphia: Saunders Elsevier,
14121414.
Karyati, Mulya Rahma dan Hadinegoro, Sri Rezeki. 2009. Perubahan
Epidemiologi Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta :Sari Pediatri
Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W.I., dan Setiowulan, W.,
2001. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2, ed. Ketiga. Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran UI.
Suhendro, Nainggolan, L., Chen, K., dan Pohan, H.T., 2006. Demam Berdarah
Dengue. Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., dan Setiati,
S., eds.. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam FKUI, 1709-1713.
Fact Sheet on Dengue and Dengue haemorrhagic fever. World Health
Organization Sudan, 2005. Diunduh dari
www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/ pada tanggal 8 Agustus 2015
43

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai