Mikro Udara

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

PENYEHATAN UDARA

MIKROORGANISME
UDARA
KELOMPOK 1

1. Ayu Roihanah Latif


2. Devina
3. Dwita Indah Sari
4. Imam Fauzan
5. Raissa Nabila Putri Endika
6. Syarah Puspita Sari
7. Ulya himawati
Udara merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme.

Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila


dibandingkan dengan di air atau di tanah.

Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting


untuk bakteri, adanya bakteri di udara kemungkinan terbawa
oleh debu, tetesan uap air kering ataupun terhembus
oleh tiupan angin.
Bakteri Udara
Jenis Bakteri Udara Pada
Rumah Sakit

Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri,


adanya bakteri udara kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering
ataupun terhembus oleh tiupan angin.
Bakteri yang berasal dari udara biasanya akan menempel pada permukaan
tanah, lantai, maupun ruangan.

Bakteri yang berasal dari udara terutama yang mengakibatkan infeksi di


rumah sakit misalnya Bacillus sp., Staphylococcus sp., Streptococcus sp.,
Pneumococcus sp., Coliform, dan Clostridium sp. (Bibiana, 1992).
Mikroorganisme di udara bersifat sementara dan beragam. Keberadaan
mikroorganisme di udara dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kelembaban
udara, ukuran dan konsentrasi partikel debu, temperatur, aliran udara, serta
jenis mikroorganisme
Penyebaran Penyakit Melalui Udara
Udara terutama merupakan media penyebaran bagi
mikroorganisme. Kelompok mikroorganisme yang paling
banyak tersebar di udara bebas adalah bakteri, jamur
(termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalga. Belum
ada mikroorganisme yang habitat aslinya di udara.
Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila
dibandingkan dengan di air atau di tanah

. Mikroorganisme udara dapat dipelajari dalam dua


bagian, yaitu mikroorganisme udara di luar ruangan dan
mikroorganisme udara di dalam ruangan. Mikroorganisme
paling banyak ditemukan di dalam ruangan (Budiyanto,
2005; Waluyo, 2009)..
Mikroorganisme di Luar Ruangan

Mikroorganisme
yang paling banyak
ditemukan yaitu
Mikroorganisme di spora jamur,
udara pada terutama Alternaria,
ketinggian 300- Penicillium, dan
Mikroorganisme 1.000 kaki atau Aspergillus. Mereka
yang ada di lebih dari dapat ditemukan
udara berasal permukaan bumi baik di daerah
adalah organisme kutub maupun
dari habitat tanah yang melekat tropis.
perairan pada fragmen daun
maupun kering, jerami, atau
terestrial. partikel debu yang
tertiup angin.
yaitu spora Bacillus
dan Clostridium,
yeast, fragmen dari
Mikroorganisme miselium, spora 12
yang ditemukan di fungi, serbuk sari,
udara di atas kista protozoa, alga,
pemukiman Micrococcus, dan
penduduk di bawah Corynebacterium
ketinggian 500 kak (Budiyanto, 2005;
Waluyo, 2009).
Mikroorganisme di dalam Ruangan

Debu dalam udara di sekolah


dan bangsal rumah sakit atau
Bakteri ini tersebar di udara
kamar orang menderita
melalui batuk, bersin, berbicara,
penyakit menular, telah banyak
dan tertawa. Pada proses
ditemukan mikroorganisme
tersebut ikut keluar cairan saliva
seperti bakteri tuberculosis sp.,
dan mukus yang mengandung
streptococcus sp.,
mikroba.
pneumococcus sp., dan
staphylococcus sp.
Diperkirakan bahwa jumlah
Virus dari saluran pernapasan bakteri dalam satu kali bersin
dan beberapa saluran usus
juga ditularkan melalui debu berkisar antara 10.000
dan udara. sampai 100.000 (Budiyanto,
2005; Waluyo, 2009)..
Beberapa bakteri yang terdapat di udara antara lain
1. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif yang
menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak
menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh
berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar
0,8-1,0 m S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu
37oC dengan waktu pembelahan 0,47 jam.
Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas
dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan
atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit,
individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier.
2. Enterobacter aerogenes
Enterobacter aerogenes dapat menyebabkan infeksi di
banyak bagian tubuh manusia. Bakteri merupakan penyebab
infeksi pernapasan bawah, termasuk pneumonia.
Hal ini juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan
infeksi kulit dan jaringan di bawahnya. Ini mungkin hadir
sebagai selulit, nekrotikans, abses atau pasca-operasi infeksi
luka. Jika bakteri mencapai darah (bakteremia), dapat
menyebabkan sepsis. Jarang, bakteri memasuki cairan
serebrospinal, yang mengarah ke meningitis.
Enterobacter aerogenes keseluruhan memiliki tingkat
kematian rendah (10,2 persen), dengan masalah medis yang
mendasari meningkatnya risiko kematian (Anonim, 2014 b).
3. Pseudomonas aeroginosa
P. aeruginosa menyebabkan penyakit terlokalisasi dan
sistemik yang sangat serius dan tidak jarang berakibat
fatal.
Jaringan inang akan mencoba merusak penempelan dan
kolonisasi bakteri.Selanjutnya, P. aeruginosa memproduksi
sejumlah endotoksin dan produk ekstaseluler yang
menunjang invasi local dan penyebaran
mikroorganisme. Toksin dan produk ekstraseluler ini
mencakup protease ekstraseluler, sitotoksin, hemolisin,
dan piosianin (Anonim, 2014 c).
4.Haemophylus influenzae
Infeksi oleh Haemophilus influenzae terjadi setelah mengisap
droplet yang berasal dari penderita baru sembuh, atau carrier,
yang biasanya menyebar secara langsung saat bersin atau
batuk.
Haemophilus influenzaemenyebabkan sejumlah infeksi pada
saluran pernafasan bagian atas seperti faringitis, otitis media,
dan sinusitis yang terutama penting pada penyakit paru
kronik.
Meningitis karena Haemophilus influenzae jarang terjadi pada
bayi berumur kurang dari 3 bulan dan tidak umum dijumpai
pada anak-anak diatas umur 6 tahun.
Pada anak-anak, selain meningitis, Haemophilus
influenzae tipe b juga menyebabkan penyakit bacterial
epiglottitis akut(Anonim, 2014 d).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Mikroba di Udara

a. Faktor-faktor lingkungan
yang mempengaruhi mikroba udara adalah suhu atmosfer,
kelembaban, angin, ketinggian, dan lain-lain.

Temperatur dan
kelembaban relatif adalah Virus dalam aerosol
dua faktor penting yang menunjukkan perilaku serupa.
menentukan viabilitas dari Partikel influenza, poli, dan
mikroorganisme dalam virus vaccinia lebih mampu
aerosol. bertahan hidup pada
temperatur rendah, yaitu 7 oC
sampai 24C.
Tingkat kelembaban relatif (RH) optimum untuk kelangsungan
hidup mikroorganisme adalah antara 40% sampai 80%.

Kelembaban relatif yang


lebih tinggi maupun Pengaruh angin juga
lebih rendah menentukan keberadaan
menyebabkan kematian mikroorganisme di udara.
mikroorganisme. Pada udara yang tenang
partikel cenderung turun oleh
gravitasi.
b. Kualitas Udara Ruang Rumah Sakit
Menurut Kepmenkes No.1204/ Menkes/ SK/ X/ 2004 tentang
Persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, standar
kualitas udara ruang rumah sakit adalah sebagai berikut ini:

1. Tidak
berbau
(terutama 2. Kadar debu
bebas dari (particulate matter)
H2S dan berdiameter kurang dari
amonia). 10 micron dengan rata-
rata pengukuran 8 jam
atau 24 jam tidak . 3. Indeks angka
melebihi 150 g/ m 3 ,
dan tidak mengandung kuman untuk
debu asbes. setiap ruang atau
unit
Sumber: Kepmenkes No.1204/ Menkes/ SK/ X/ 2004 Kualitas udara dalam
ruangan adalah salah satu aspek keilmuan yang memfokuskan pada kualitas
atau mutu udara dalam suatu ruangan yang akan dimasukkan kedalam
ruangan yang ditempat oleh manusia (Idham, 2001).
Kualitas mikrobiologi udara

Bioaerosol Penyebaran
adalah partikel bakteri, jamur,
debu yang dan virus pada
terdiri atas umunya terjadi
mikroorganisme melalui sistem
atau sisa yang ventilasi.
berasal dari
Sumber
makhluk hidup.
bioaerosol ada 2
yakni yang berasal
dari luar ruangan
dan dari
Mikroorganis perkembangbiaka
me terutama n dalam ruangan
adalah jamur atau dari manusia,
dan bakteri. terutama bila
kondisi terlalu
berdesakan
(crowded).
Pengaruh kesehatan yang
ditimbulkan oleh bioaerosol Pencemar yang bersifat
ini terutama 3 macam, yaitu biologis akibat mikroba
infeksi, alergi, dan iritasi. terdiri atas berbagai jenis
mikroba patogen, antara
Kontaminasi bioaerosol pada lain bakteri, jamur,
sumber udara sistem protozoa, maupun virus
ventilasi (humidifier) yang yang dapat ditemukan di
terdistribusi keseluruh saluran udara.
ruangan dapat menyebabkan
reaksi yang berbagai ragam Penyakit yang
seperti demam, pilek, sesak disebabkan seringkali
nafas, nyeri 17 otot dan diklasifikasikan sebagai
tulang. penyakit yang menyebar
lewat udara (air-borne
disease) (Anonim, 2011).
Konsep Infeksi
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme
dan berproliferasi didalam tubuh yang
menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005)
.
Infeksi yang terjadi di rumah sakit dan menyerang
penderita-penderita yang sedang dalam proses
asuhan keperawatan, serta gejala-gejala yang
dialami baru muncul selama seseorang itu dirawat
atau selesai dirawat disebut infeksi nosokomial.
Infeksi merupakan interaksi antara mikroorganisme
dengan pejamu yang rentan yang terjadi melalui kode
transmisi kuman tertentu.

Cara transmisi mikroorganisme dapat terjadi melalui


darah, udara baik droplet maupun airbone, dan dengan
kontak langsung. Di rumah sakit dan sarana kesehatan
lainnya, infeksi dapat terjadi antar pasien, dari pasien
ke petugas, dari petugas ke petugas, dan dari petugas
ke pasien dan antar petugas (Sulianti, 2007).
Infeksi Nosokomial

Definisi Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi


yang diperoleh atau dialami oleh pasien selama
dia dirawat di rumah sakit dan menunjukkan
gejala infeksi baru setelah 72 jam pasien berada
di rumah sakit serta infeksi itu tidak ditemukan
atau diderita pada saat pasien masuk ke rumah
sakit (Olmsted, 1996 dan Ducel, 2002).
Faktor Resiko Terjadinya Infeksi Nosokomial
pada Pasien

Makanan yang
Penularan Dapat juga tidak steril,
Infeksi secara
infeksi ini melalui cairan tidak dimasak
langsung atau
dapat tertular yang diberikan dan diambil
tidak langsung
melalui secara menggunakan
Infeksi dapat
tangan, kulit intravena dan tangan dapat
terjadi karena
dan baju yang jarum suntik, menyebabkan
kontak secara
disebabkan peralatan terjadinya
langsung atau
oleh golongan serta cross infection
tidak
Staphylococcu instrumen (Babb et al.,
langsung.
s aureus. kedokteran. 1995; Ducel,
2002).
Ruang isolasi sangat diperlukan
Penyebaran dari infeksi
terutama untuk penyakit yang
nosokomial juga dapat
penularannya melalui udara,
dicegah dengan
contohnya tuberkulosis, dan
membuat suatu
SARS yang mengakibatkan
pemisahan pasien.
kontaminasi berat.

Penularan yang melibatkan


Ruang isolasi ini harus
virus, seperti HIV serta pasien
selalu tertutup dengan
yang mempunyai resistensi
ventilasi udara yang
rendah seperti leukimia juga
menuju keluar (Babb et
perlu diisolasi agar terhindar dari
al., 1995).
infeksi.
Pencegahan terjadinya Infeksi Nosokomial

Pembersihan yang rutin sangat penting untuk meyakinkan bahwa


rumah sakit sangat bersih dan benar-benar bersih dari debu, minyak
dan kotoran
Administrasi rumah sakit harus ada waktu yang teratur 23 untuk
membersihkan dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar
mandi, dan alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali.
Usahakan pemakaian penyaring udara, terutama bagi penderita
dengan status imun yang rendah atau bagi penderita yang dapat
menyebarkan penyakit melalui udara.
Kamar dengan pengaturan udara yang baik dapat menurunkan resiko
terjadinya penularan tuberkulosis. Selain itu, rumah sakit harus
membangun suatu fasilitas penyaring udara dan menjaga kebersihan
pemprosesan serta filternya untuk mencegah terjadinya
pertumbuhan bakteri (Wenzel, 2002).
Sterilitas Ruangan
Sterilisasi adalah proses (kimia atau fisika) yang
digunakan untuk membunuh semua bentuk kehidupan
mikroorganisme, untuk menghilangkan pencemaran oleh
jasad renik baik hidup maupun mati (Jensen, 1998).
24 Pengendalian bakteri sangat penting di dalam industri
dan produksi pangan, obat-obatan, kosmetika,dan
lainnya.
Alasan utama pengendalian organisme adalah :

Mencegah penyebaran penyakit dan


infeksi.

Membasmi mikroorganisme pada inang


yang terinfeksi.

Mencegah pembusukan dan perusakan


bahan oleh mikroorganisme. Bakteri dapat
dikendalikan dengan beberapa cara.
Ada beberapa cara untuk mengendalikan jumlah populasi bakteri,
diantaranya adalah sebagai berikut :

Cleaning (kebersihan)
Desinfeksi
dan Sanitasi
adalah proses
Cleaning dan Sanitasi
pengaplikasian bahan
sangat penting di dalam
kimia (desinfektans)
mengurangi jumlah
terhadap peralatan,
populasi bakteri pada
lantai, dinding atau
suatu ruang/tempat.
lainnya untuk
Prinsip cleaning dan
membunuh sel vegetatif
sanitasi adalah
microbial. Desinfeksi
menciptakan lingkungan
diaplikasikan pada
yang tidak dapat
benda dan hanya
menyediakan sumber
berguna untuk
nutrisi bagi pertumbuhan
membunuh sel vegetatif
mikroba sekaligus
saja, tapi tidak mampu
membunuh sebagian
membunuh spora.
besar populasi mikroba.
Antiseptis
Merupakan
aplikasi senyawa Sterilisasi Proses
kimia yang bersifat menghancurkan
antiseptis terhadap semua jenis
tubuh untuk kehidupan
melawan infeksi sehingga menjadi
atau mencegah steril. Sterilisasi
pertumbuhan seringkali
mikroorganisme dilakukan dengan
dengan cara pengaplikasian
menghancurkan udara panas.
atau menghambat
aktivitas mikroba.
Pengendalian Mikroba
dengan Radiasi
Pengendalian Bakteri terutama
bentuk sel
Mikroba dengan vegetatifnya dapat
Suhu Panas terbunuh dengan
lainnya Misalnya penyinaran sinar
dengan ultraviolet (UV) dan
pasteurisasi, sinar-sinar ionisasi.
tyndalisasi, boiling, Bakteri yang berada di
udara atau yang
red heating, dan berada di lapisan
flaming. permukaan suatu
benda yang terpapar
sinar UV akan mati.
Pengendalian Mikroba dengan Filtrasi
Ada dua filter, yaitu filter bakteriologis dan filter udara.

Filter bakteriologis biasanya digunakan


untuk mensterilkan bahanbahan yang
tidak tahan terhadap pemanasan,
misalnya larutan gula, serum, antibiotika,
antitoksin, dll.

Filter udara berefisiensi tinggi untuk


menyaring udara yang berisikan partikel
(High Efficiency Particulate Air Filter atau
HEPA) memungkinkan dialirkannya udara
bersih ke dalam 26 ruangan tertutup
dengan system aliran udara laminar
(Laminar Air Flow) (Jensen, 1998).
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unila.ac.id/5651/10/10.%20Bab%20II.pdf

http://jurnalrespirologi.org/wp-
content/uploads/2015/08/JRI-Apr-2015-35-2-83-96.pdf

http://firstudin90.blogspot.co.id/2015/02/pembahasan-
makalah-mikrobiologi-udara.html

Anda mungkin juga menyukai