0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
80 tayangan

PKN Pi

Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai aspek perjanjian internasional yang dilakukan Indonesia, termasuk definisi, jenis, klasifikasi, dan tahapan perjanjian internasional.

Diunggah oleh

Firda pm
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
80 tayangan

PKN Pi

Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai aspek perjanjian internasional yang dilakukan Indonesia, termasuk definisi, jenis, klasifikasi, dan tahapan perjanjian internasional.

Diunggah oleh

Firda pm
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 14

Kelompok 15

Perjanjian
Internasional yang
Dilakukan Indonesia

Nama :
1. Akbar Rizky Awan (02)
2. Firda Putri Maulida (12)
1. Makna Perjanjian Internasional

Perjanjian Internasional adalah sebuah


perjanjian yang dibuat di bawah hukum
internasional oleh beberapa pihak yang berupa
negara atau organisasi internasional. Perjanjian
internasional mempunyai kedudukan yang penting
dalam pelaksanaan hubungan internasional. Di
dalam perjanjian internasional, diatur hal-hal yang
menyangkut hak dan kewajiban antar negara yang
mengadakan perjanjian dalam rangka hubungan
internasional. Kedudukan perjanjian internasional
dianggap sangat penting, karena alasan berikut:
1. Perjanjian internasional lebih menjamin
kepastian hukum sebab perjanjian
internasional dilakukan secara tertulis.
2. Perjanjian internasional mengatur masalah-
masalah kepentingan bersama di antara para
subjek hukum internasional.
Berdasarkan dua alasan tersebut, suatu perjanjian internasional
yang dibuat secara sepihak karena ada unsur paksaan dianggap
tidak sah dan batal demi hukum. Oleh karena itu, dalam membuat
suatu perjanjian internasional harus diperhatikan asas-asas
berikut:
1. Pacta Sunt Servada, yaitu asas yang menyatakan bahwa
setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak-
pihak yang mengadakannya.
2. Egality Rights, yaitu asas yang menyatakan bahwa pihak yang
saling mengadakan hubungan atau perjanjian internasional
mempunyai kedudukan yang sama.
3. Reciprositas, yaitu asas yang menyatakan bahwa tindakan
suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik
tindakan yang bersifat negatif maupun positif.
1. Bonafides, yaitu asas yang menyatakan bahwa
perjanjian yang dilakukan harus didasari oleh
itikad baik dari kedua belah pihak agar dalam
perjanjian tersebut tidak ada pihak yang merasa
dirugikan.
2. Courtesy, yaitu asas saling menghormati dan
saling menjaga kehormatan negara
3. Rebus sig Stantibus, yaitu asas yang dapat
digunakan terhadap perubahan yang mendasar
dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian
itu.
Istilah perjanjian internasional
• Traktat (treaty), perjanjian paling formal yang
merupakan persetujuan dari dua negara atau lebih.
Perjanjian ini khusus mencakup bidang politik dan
ekonomi. Contoh : traktat antara pemerintah
Indonesia dan pemeritah Papua Nugini tentang
perjanjian perbatasan kedua negara.
• Konvensi (convention), persetujuan formal yang
bersifat multilateral dan tidak berurusan dengan
kebijakan tingkat tinggi (high policy). Contoh :
konvensi Jenewa, dll
• Protokol (protocol), persetujuan yang tidak resmi
dan pada umumnya tidak dibuat oleh kepala negara.
Biasanya protocol mengatur masalah-masalah
tambahan seperti penafsiran klausal-kalusal
tertentu.
• Persetujuan (agreement), perjanjian yang bersifat
teknis atau administrative. Persetujuan ini tidak
perlu ratifikasi karena tidak seresmi traktat atau
konvensi.
• Charter, istilah yang dipakai dalam perjanjian
internasional untuk pendirian badan yang melakukan
fungsi administrative. Misalnya Atlantic Charter
1941 yang mengilhami berdirinya PBB.
• Pakta (pact), istilah yang menunjukkan suatu
perjanjian yang lebih khusus. Misalnya Pakta
pertahanan NATO, SEATO.
• Piagam (statute), himpunan peraturan yang
ditetapkan oleh peraetujuan internasional.
• Deklarasi (declaration), perjanjian internasional
yang berbentuk traktat dan dokumen tidak resmi.
Deklarasi sebagai traktat jika menerangkan suatu
judul dari batang tubuh ketentuan traktat, dan
sebagai dokumen tidak resmi apabila merupakan
lampiran pada traktat atau konvensi.
• Kovenan. Istilah kovenan (Covenant) juga
mengandung arti yang sama dengan piagam, jadi
digunakan sebagai konstitusi suatu organisasi
internasional. Sebuah organisasi internasional
yang konstitusinya memakai istilah covenant dalah
Liga Bangsa-Bangsa (Covenant of the League of
Nations).
• Modus Vivendi, yakni suatu perjanjian yang
bersifat sementara dengan maksud akan diganti
dengan pengaturan yang tetap dan terperinci.
Biasanya dibuat secara tidak resmi dan tidak
memerlukan pengesahan.
• Final Act. Final act adalah suatu dokumen yang
berisikan laporan siding dari suatu konferensi
yang menyebutkan perjanjian-perjanjian dan
terkadang disertai anjuran dan harapan. Contoh:
Final Act General Agreement on Tariff and Trade
(GATT) tahun 1994.
• General Act. Suatu general act adalah benar-benar
sebuah traktat tetapi sifatnya mungkin resmi
mungkin juga tidak resmi. Nama general act dipakai
oleh Liga Bangsa-bangsa dalam kasus General Act
for the Pasific Settlement of International
Disputes yang dikeluarkan oleh Majelis Liga pada
tahun 1928 dan naskah revisinya disahkan oleh
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa tanggal 28
April 1949.
• Exchange of Notes. Perjanjian ini dilakukan dengan
mempertukarkan dua dokumen, yang kemudian
ditandatangani oleh kedua belah pihak pada masing-
masing dokumen.
2. Klasifikasi Perjanjian Internasional
yang Dilakukan Indonesia

– Menurut subjeknya
 Perjanjian antarnegara yang dilakukan oleh banyak negara
yang merupakan subjek hukum internasional.
 Perjanjian antara negara dengan subjek hukum
internasional lainnya.
 Perjanjian antar-subjek hukum internasional selain negara.

– Menurut jumlah pihak yang mengadakan perjanjian


 Perjanjian bilateral, artinya perjanjian antara dua negara
yang mengatur kepentingan dua negara tersebut.
 Perjanjian multilateral, artinya perjanjian yang melibatkan
banyak negara yang mengatur kepentingan semua pihak.
– Menurut isinya
o Segi politis, seperti pakta pertahanan dan pakta
perdamaian.
o Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan keuangan.
o Segi hukum, seperti status kewarganegaraan, ekstradisi dan
sebagainya.
o Segi batas wilayah, seperti batas laut teritorial, batas alam
daratan dan sebagainya.
o Segi kesehatan, seperti masalah karantina, penanggulangan
wabahpenyakit, dan sebagainya.

– Menurut proses pembentukannya


 Perjanjian bersifat penting yang dibuat melalui proses
perundingan, penandatanganan dan ratifikasi.
 Perjanjian bersifat sederhana yang dibuat melalui dua
tahap, yaitu perundingan dan penandatanganan (biasanya
digunakan kata persetujuan)
– Menurut sifat pelaksanaan perjanjian
 Perjanjian yang menentukan (dispositive treaties), yaitu
suatu perjanjianyang maksud dan tujuannya dianggap sudah
tercapai sesuai isi perjanjian itu.
 Perjanjian yang dilaksanakan (executory treaties), yaitu
perjanjian yang pelaksanaannya tidak sekali, melainkan
dilanjutkan secara terusmenerus selama jangka waktu
perjanjian berlaku.

– Menurut fungsinya
 Perjanjian yang membentuk hukum (law making
treaties), yaitu suatu perjanjian yang meletakkan
ketentuan-ketentuan hukum bagi masyarakat internasional
secara keseluruhan atau bersifat multilateral. Perjanjian
ini bersifat terbuka bagi pihak ketiga.
 Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu
perjanjian yang hanya menimbulkan akibat-akibat hukum
(hak dan kewajiban) bagi pihak-pihak yang mengadakan
perjanjian atau bersifat bilateral.
Tahap Perjanjian Internasional
a. Perundingan (Negotiation)
Perjanjian internasional dilakukan oleh seorang pejabat negara yang
memiliki kuasa penuh (full powers).
b. Penandatanganan (Signature)
Setelah rencana perjanjian dalam bentuk rumusan atau naskah
disetujui maka dokumen itu siap untuk ditandatangani.
c. Pengesahan (Ratification)
Pengesahan/ratifikasi adalah suatu persetujuan atau pengesahan oleh
suatu lembaga kenegaraan yang diaggap mewakili seluruh rakyat.

d. Pengumumuman (Declaration)
Setelah suatu perjanjian disahkan melalui proses ratifikasi oleh setiap
negara peserta, berikutnya adalah perlu adanya pendaftaran dan
pengumuman di organisasi internasional (PBB)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai