Cosmeticeutical Setengah Padat

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

COSMETICEUTICAL SETENGAH PADAT

Nama Kelompok :
1. Dewi Puspita Sari
2. Putri Indah Lestari
3. Ghina Ramadhani
4. Qaddriyah Ulfa
5. Janet Omega
6. Sri Wahyuni
7. Diah Nita Sapitri
8. Rmi Zeptiani Wata
Apa itu COSMETICEUTICAL?
Kosmeceutical merupakan produk kosmetik yang
memiliki efek medis atau memiliki keuntungan
mengobati seperti obat yang dapat
mempengaruhi fungsi biologis kulit karena
bahan fungsional yang dikandungnya (Zhang
and Falla, 2009).
Contoh COSMETICEUTICAL?
Krim pemutih pemutih merupakan campuran
bahan kimia dan lainnya dengan khasiat bisa
memucatkan noda hitam (coklat) pada kulit.
Tujuan penggunaanya dalam jangka waktu yang
lama agar dapat menghilangkan atau
mengurangi hiperpigmentasi pada kulit, tetapi
penggunaan yang harus terus menerus justru
akan menimbulkan pigmentasi dengan efek
permanen (Parengkuan, K., dkk. 2013).
Tipe KRIM
• Tipe a/m, yaitu air terdispersi dalam minyak.
Contoh : cold cream
• Tipe m/a, yaitu minyak terdispersi dalam air.
Contoh: vanishing cream
Bahan-bahan penyusun krim, antara
lain:
▫ Zat berkhasiat
▫ Minyak
▫ Air
▫ Pengemulsi
▫ Bahan Pengemulsi
▫ Bahan Pengawet
▫ Pendapar
▫ Antioksidan
Cara kerja krim pemutih
Efek garam merkuri tergantung pada inhibasi enzim
tirikinaase yang bertanggung jawab pada tahap
pertama oksidasi tirosin menjadi melanin sehingga
tahap awal dari reaksi berantai yang menuju
pembentukan melanin tidak terjadi dan kulit
mencerah atau lebih putih.
Melanin yang ada tidak dapat dihancurkan tetapi
pembentukan pigmen dicegah. Seabagai tambahan,
sublimat mempunyai efek pengelupasan karena
melepaskan HCl pada lapisan kulit yang paling atas
yang menyerang korneum (Dian, dkk, 2016).
Evaluasi Sediaan Krim
• Organoleptis
• Evaluasi pH
• Evaluasi daya sebar
• Evaluasi penentuan ukuran droplet
• Uji aseptabilitas sediaan
Klasifikasi Tanaman Murbei
Kingdom :Plantae
Subkingdom :Tracheobionta
Superdivisi :Spermatophyta
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Subkelas :Dilleniidae
Ordo :Urticales
Famili :Moraceae
Genus :Morus
Spesies :Morus alba L.
Manfaat Tanaman Murbei
• Mengurangi Nyeri Saat Haid
• Mencerahkan Kulit
• Mengusir Jamur Kulit
• Mengatasi Keputihan yang Mengganggu
• Mengobati Alergi
Mencerahkan Kulit
Daun murbei dikenal dapat mencerahkan kulit karena
mempunyai aktivitas menghambat biosintesis
melanin. Ekstrak metanol dari daun murbei kering
menghambat aktivitas tirosinase yang dibutuhkan
dalam pembentukan melanin. (BPOM, 2015).
Ekstrak etanol daun murbei yang mengandung
komponen fenolik salah satunya adalah senyawa
rutin yang mempunyai IC50 174,4 ppm. Berdasarkan
penelitian Che Xie tentang biosintesis inhibitor
melanin ekstrak daun murbei (Morus alba L.)
konsentrasi yang digunakan sebagai skin whitening
adalah 0,05-2 % (Yusuf dan Fatmawaty A, 2017).
Rancangan Formula
Tiap 20 g mengandung :
Ekstrak Daun Murbei 1%
Tween 60 4%
Span 60 4%
Vaselin Flavum 10%
Propylene glycol 10%
Cetil Alkohol 5%
Isopropil Miristat 5%
Asam Sorbat 0,05%
Potassium Sorbat 0,1%
α-tocopherol 0,001 %
Oleum Rosae q.s
Aqua destillata ad 100 %
Dasar Pemilihan Bahan Tambahan
• Tween 60 dan Span 60
Penggunaan bahan pengemulsi nonionik gabungan
tween 60 dan span 60 karena dapat menghasilkan
pengurangan tegangan antar muka yang lebih besar
disbanding bahan pengemulsi tunggal sehingga
krim yang dibentuk akan lebih stabil serta
karakteristik hidrofilik dan lipofilik yang seimbang,
molekul surfaktan cenderung lebih senang berada
pada antar muka. Bahan pengemulsi nonionik
digunakan kaerena bahan pengemulsi ini bersifat
netral dan stabil dengan adanya asam/basa dari
komponen krim (Hamzah.,dkk, 2014).
Tween dan span (emulgator golongan surfaktan)
digunakan sebagai emulgator. Tween masuk ke
dalam fase air dan span masuk ke dalam fase
minyak. Keduanya berfungsi untuk menurunkan
tegangan antar muka yang jauh lebih kuat
daripada setiap komponen tunggalnya atau pada
2 fase yang tidak saling menyatu (Rowe, R.C,
2009).
• Vaselin Flavum
Vaselin Flavum terutama digunakan dalam formulasi
farmasi sebagai basis dalam sediaan topikal.Vaselin
digunakan dalam krim dan formulasi transdermal.
Vaselin biasa dicampurkan dengan Setil alcohol
untuk meningkatkan sifat penyerapan air dalam tipe
emulsi a/m (Rowe, R.C, 2009).
Tidak mudah teroksidasi saat terkena udara, bersifat
inert, titik didih diatas 100°E (37°C).Penggunaan
dalam krim sebagai emulsi topikal 4-25% (Anwar E.,
2012)
• Propilenglikol
Digunakan sebagai humektan yaitu bahan yang
ditambahkan untuk mengurangi tingkat kehilangan
air dari krim (Windfield A. J., 2004).
Propilenglikol juga memperbaiki konsistensi dan
mutu terhapusnya suatu krim jika digunakan pada
kulit sehingga memungkinkan krim menyebar tanpa
digosok. Konsetrasi propilenglikol yang digunakan
sebagai humektan pada sediaan topikal adalah 10-
24% (Boylan, 1994).
• Cethyl Alkohol
Cethyl alcohol digunakan karena sifat penyerapan
airnya pada emulsi air dalam minyak, misalnya
campuran petrolatum dan cetyl alcohol (19:1) akan
menyerap 40-50% berat airnya. Cethyl alcohol
berguna sebagai pengemulsi lemak dari jenis air
dalam minyak, sehingga penggunaan emulsi lain
dapat berkurang. Cethyl alcohol juga telah
dilaporkan untuk meningkatkan konsistensi emulsi
air dalam minyak. Konsentrasi sebagai stiffening
agent 2-10%. Cethyl alcohol stabil dengan adanya
asam, alkali, cahaya, dan tidak menjadi tengik
(Rowe, R.C, 2009).
• Isopropil Miristat
Isopropil miristat merupakan salah satu peningkat
penetrasi yang biasa digunakan dalam sediaan
topikal. Mudah diserap oleh kulit. Digunakan
sebagai penyusun basis sediaan semi padat dan
sebagai pelarut pada sediaan topikal dan bagi
konsumen dengan kulit normal dan dalam waktu
musim dingin mendorong penggunaan untuk
mencegah hilangnya kelembaban.Digunakan
sebagai bahan kosmetik dalam campuran air dan
gliserin yang stabil.Resisten terhadap oksidasi dan
hidrolisis dan tidak menjadi tengik (Rowe, R.C,
2009).
• Asam Sorbat
Asam sorbat adalah pengawet antimikroba
dengan sifat antibakteri dan antijamur yang
digunakan dalam obat-obatan, makanan dan
kosmetik. Umumnya digunakan pada
konsentrasi 0,05-0,2% dalam formulasi farmasi
oral dan topikal, terutama yang mengandung
surfaktan nonionik.
Asam sorbat terutama digunakan sebagai zat
antijamur, meski juga memiliki sifat antibakteri.
Aktivitas antibakteri optimum diperoleh pada pH
4,5 ; dan praktis tidak ada aktivitas yang diamati di
atas pH 6 sehingga cocok digunakan untuk
pemakaian topikal karena sesuai dengan pH kulit
yaitu antara pH 4,5-6,5. Khasiat asam sorbat
ditingkatkan bila digunakan dalam kombinasi
dengan pengawet antimikroba atau glikol lainnya
sejak efek sinergis terjadi.Konsentrasi hambat
minimum yang dilaporkan (MIC) pada pH 6 (Rowe,
R.C, 2009).
• Pottasium Sorbat
Potassium sorbat adalah pengawet antimikroba,
sifat antijamur ini digunakan dalam sediaan
farmasi, makanan dan kosmetik. Digunakan
pada konsentrasi 0,1-0,2% dalam formulasi
topikal. Potassium sorbat larut dalam fase air
(Rowe, R.C, 2009).
• α – tocopherol
α-tocopherol khususnya dikenal sebagai sumber
vitamin E dan bahan yang tersedia secara komersial.
α-tocopherol menunjukkan aktivitas sebagai
antioksidan. α-tocopherol adalah senyawa yang
sangat lipofilik dan pelarut yang sangat bagus untuk
banyak obat yang kurang larut. Dengan penerimaan
peraturan yang luas, tocopherol bernilai dalam
produk farmasi berbasis minyak atau lemak dan
biasanya digunakan pada konsentrasi 0,001-0,05 %
v/v (Rowe, R.C, 2009).
• Oleum rosae
Oleum rosae digunakan digunakan sebagai
pengaroma yang dapat menutupi bau dari bahan
obat. Dimana pemerian berupa cairan tidak
berwarna atau kuning, yang jika dipanaskan
akan mudah melebur dan mempunyai bau
menyerupai bunga mawar dan rasa khas
(Sweetman, S.C., 2009).
• Aqua Destillata
Air suling merupakan pembawa dan pelarut yang
sering digunakan untuk pembuatan produk obat
dan sediaan farmasi.Air adalah dasar bagi
banyak bentuk kehidupan biologis dan
keamanannya dalam formulasi farmasi tidak
diragukan lagi asalkan memenuhi standar
kualitas untuk potensi dan kandungan mikroba
(Rowe, R.C, 2009).
Perhitungan Bahan
Ekstrak daun murbei = x 20 gram = 0,2 gram
Tween 60 = x 20 gram = 0,8 gram
Spaan 60 = x 20 gram = 0,8 gram
Vaselin flavum = x 20 gram = 2 gram
PG = x 20 gram = 2 gram
Cethyl alcohol = x 20 gram = 1 gram
Isopropyl miristat = x 20 gram = 1 gram
Asam sorbat = x 20 gram = 0,01 gram
Potasium sorbat = x 20 gram = 0,02 gram
α- tokoferol = x 20 gram = 0,0002 gram
Oleum rosae q.s
Aquadest ad 100 %
Cara Kerja
• Disiapkan Alat dan Bahan.
• Ditimbang masing-masing bahan yang dibutuhkan.
• Ditimbang fase minyak: Vaselin flavum 2 gram, , Cethyl
alchol, 1 gram, Isopropyl miristat 1 gram, Asam sorbat
0,01 gram, Span 60 0,8 gram, Potassium sorbat 0,02
gram dilakukan peleburan di penangas air pada suhu 70
- 75ºC.
• Ditimbang fase air : Propilenglikol 2 gram, Tween 60 0,8
gram, Aquadest secukupnya dimasukkan kedalam cawan
dan dilebur diatas penangas air dengan suhu 70 - 75ºC.
• Setelah keduanya lebur, fase minyak dimasukkan ke
dalam lumpang, kemudian ditambahkan fase airnya
sedikit demi sedikit ke dalam fase minyak sambil diaduk.
• Dimasukkan ekstrak Daun murbei kedalam
campuran yang ada pada lumpang. Jika suhunya
telah 40ºC digerus hingga homogeny.
• Dimasukkan tocopherol digerus hingga homogeny.
• Dimasukkan Oleum rosae secukupnya ke dalam
lumpang, gerus hingga homogen.
• Dicukupkan dengan Aquades, sedikit demi sedikit
sambil digerus hingga didapatkan massa yang
diinginkan.
• Dilakukan evaluasi sediaan krim.
• Dimasukkan ke dalam wadah primer, beri etiket dan
brosur.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, E. 2012. Eksipien Dalam Sediaan Farmasi. Dian Rakyat : Jakarta
Baltariza, Ardia. 2007. Diktat Indoonesia Edisi III. Ditjen POM : Jakarta.
Barel et al., 2001. Handbook of Cosmetic Science and Technology. Marcel
Dekker Inc. : New York.
Boylan, 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipient. American
Pharmaceutical Association : Washington.
BPOM. 2015. Naturakes. Badan pengawas obat dan makanan : ISSN 1907 –
6606.
Chen, P.N., 2006, Mulberry anthocyanins, cyanidin 3-rutinoside and
cyanidin 3-glucoside, exhibited an inhibitory effect on the migration
and invasion of a human lung cancer cell line, Cancer
Letter; 235(2):248-259
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Ed. III. Departemen Kesehatan RI :
Jakarta.
Fatmawaty, A., dkk. 2012. Teknologi Sediaan Farmasi. Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi : Makassar.
Lachman, LHA., Lieberman dan J.L. King. 1994. Teori dan Praktek
Farmasi Industri Edisi Kedua. UI Press : Jakarta.
Lijuan, Zhang, and Timothy J., Falla. 2009. Cosmeceutical and
Peptides. Clinics in Dermatology 27(5):485-94.
Parengkuan, K., dkk. 2013. Analisis Kandungan Merkuri Pada Krim
Pemutih yang Beredar di Kota Manado. UNSTRAT : Manado.
Tranggono, Retno I., dan Fatma Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu
Pengetahuan Kosmetik. PT Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta.
Widodo, H. 2013. Ilmu Meracik Obat Untuk Apoteker. D-Medika :
Yogyakarta.
Kim S. Y., Gao J. J., Kang H. K., 2000, Two flavonoids from the leaves
of Morus alba induce differentiation of the human
promyelocytic leukemia (HL-60) cell line, Biol Pharm Bull.
23(4):451-5
Wang Jun, Fu An Wu, Hui Zhao, Li Liu and Qiu Sheng Wu, 2009,
Isolation of Flavonoids from Mulberry (Morus alba L.) Leaves
With Macroporous Resins, African Journal of Biotechnology,
7(13):2147-2155.
Hamzah, dkk., 2014. Pengaruh Emulgator Terhadap Aktivitas
Antioksidan Krim Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella
(Hibiscus sabdariffa Linn). Jurnal Kesehatan. 7 (2).
Juwita, dkk., 2013. Formulasi Krim Ekstrak Etanol Daun Lamun
(Syringodium isotifolium). Jurnal Ilmiah Farmasi. 2 (2).
Rowe, R, et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient Sixth
Edition. Pharmaceutical Press : London Shivsharan U.S, et al :
2014. Packaging of Cosmetics : A Review. Journal of
Pharmaceutical and Scientific Innovation. 3 (4) : 286-293.
Sweetman, S.C. 2009. Martindale : The Complete Drug
Reference. Pharmaceutical Press : London. Windfield,
A.J. dan Richards, R.M.E., 2004, Pharmaceutical
Practice, 3rd Ed., Churchill Livingstone, London
Yusuf dan Fatmawaty A, 2017. Pengaruh Isopropil Myristat
Sebagai Bahan Peningkat Penetrasi Terhadap Laju
Difusi Krim Pemutih Ekstrak Etanol Daun Murbei
(Morus alba L). Jurnal Ilmiah Manuntung. 3 (1) : 43-51.
Anupama, Vikas Anand Saharan, Manjeet Singha, Anil
Bhandaria. Phytosome: Drug Delivery System for
Polyphenolic Phytoconstituents. Iranian Journal of
Pharmaceutical Science.Vol 7 (4). 2011
Lahman L,et al. Theory and practice of industrial pharmacy.
Easton pennysylvania: Mack Publishing Company. 1994.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai