Present As I

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KERJA PRAKTEK

OLEH:

ABDULLAH AZHAR M. BASIR RANDI ARSIL DUWILLA


12105 31201 10 084 12105 31201 10 111

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA
UMMU TERNATE
2014
Lokasi kegiatan penambangan nikel laterit PT.
Wanatiara Persada berada di daerah Haul Sagu, Pulau Obi.
Secara geografis daerah Haul Sagu terletak diantara
01026’13,00” - 01030’8,00” Lintang Selatan sampai 1270
25’55,00” - 1270 26’ 18,00” Bujur Timur. Adapun lokasi
PT. Wanatiara Persada dibatasi oleh :
1. Sebelah Utara : PT. Garaga (Perusahaan Mutiara)
2. Sebelah Timur : PT. Algavari dan Danau Karo
3. Sebelah Selatan : PT. Trimegah Bangun Persada
4. Sebelah Barat : Laut Obi
(Sumber : Abdullah Azhar M. Basir, Surfer)
Gambar II.1.
Peta Kesampaian Daerah
A. Sistem Kerja Alat Gali-Muat
Penggalian dan pemuatan adalah suatu kegiatan
yang di lakukan oleh alat Gali-Muat (Excavator) dengan
cara menggali dan memuat material ke alat angkut
(Dump Truck). Adapun selain fungsi utama tersebut alat
gali-muat ini juga dapat di gunakan untuk membongkar
atau memperkecil ukuran dari material yang bersifat
Masif (Boulder).

1. Perhitungan Produksi Alat Gali - Muat


Dalam melakukan penggalian dan pemuatan
material digunakan excvator. Perhitungan kemampuan
produksi optimal yang dapat di capai oleh alat Gali-Muat
dalam waktu yang tersedia dengan memperhitungkan
faktor koreksi yang mempengaruhinya.
Produktifitas excavator dapat dihitung secara empiris dengan menggunakan rumus
berikut ini:

TP =

Dimana:
TP = Taksiran Produksi (m3/jam)
KB = Kapsitas Bucket (m3)
BF = Faktor Bucket (total)
CT = Cycle Time (detik)
FK = Faktor Koreksi
- Skill Operator
- Efesiensi Machine Availability
- Efesiensi Waktu Kerja
- Faktor Pengisian
- Faktor Pengembangan
Besarnya nilai Bucket Faktor (BF) dapat di lihat pada
tabel III.1.

Rumus Perhitungan Cycle Time (CT)


CT = T1 + T2 + T3 + T4
Dimana:
T1 = Digging Time (waktu menggali)
T2 = Loaded Swing Time (waktu putar dalam keadaan terisi)
T3 = Dumping Time (waktu menumpah)
T4 = Empty Swing Time (waktu putar kembali kosong)
B. Sistem Kerja Alat Angkut
Pengangkutan adalah suatu kegiatan yang di lakukan oleh alat Angkut (Dump
Truck) setelah aktifitas pemuatan dengan maksud mengangkut material dari front ke
stock file atau EFO (Exportable Fine Ore).

1. Effesiensi Produksi Alat Angkut


Dalam melakukan melakukan pengangkutan material digunakan Dump Truck
sebagai alat angkut.Perhitungan kemampuan effesiensi produksi optimal yang dapat
di capai oleh alat angkut dalam waktu yang tersedia dengan memperhitungkan faktor
koreksi yang mempengaruhinya.
Adapun rumus empiris yang digunakan dalam perhitungan effesiensi produksi
alat angkut adalah sebagai berikut:
C = n x KB x BF
Keterangan:
C = Kapasitas Muatan Vesel / bak
n = Jumlah Pengisian
KB = Kapasitas Bucket
BF = Bucket Factor
TP =
Dimana:
TP = Taksiran Produksi
C = Kapasitas Vesel
CT = Cycle Time
FK = Faktor Koreksi
- Skill Operator
- Efesiensi Machine Availability
- Efesiensi Waktu Kerja
- Faktor Pengisian
- Faktor Pengembangan

Rumus Perhitungan Cycle Time (CT):


CT = T1 + T2 + T3 + T4 + T5 + T6
Dimana :
CT = Cycle Time Alat Angkut (ADT), menit
T1 = waktu manuver 1 (menit)
T2 = waktu muat (menit)
T3 = waktu angkut (menit)
T4 = waktu manuver 2 (menit)
T5 = waktu tumpah (menit)
T6 = waktu kembali kosong (menit)
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi Alat Gali-Muat dan
Alat Angkut

1. Pengaruh Cuaca
2. Efisiensi kerja Operator
3. Ketersediaan Alat
4. Keadaan Material yang Dikerjakan
5. Faktor Pengisian (Fiil Faktor)
6. Faktor Pengembangan Material (Swell Factor)
7. Pola Muat
8. Skil Operator
9. Keadaan Jalan Angkut
A. Kegiatan Sebelum Pekerjaan Lapangan
1. Sebelum kegiatan lapanga di lakukan ada beberapa hal
penting yang harus dilakukan, anatara lain:
2. Studi letaratur dilakukan untuk manambah wawasan
tengtang produktifitas alat gali – muat dan alat angkut,
sehingga dapat diketahui cara pengambilan data dan
pengolahanya.
3. Pengenalan lapangan meliputi: Profil Perusaha, Kesehatan
dan Keselaatn Kerja (K3), Bagunan Infrastruktur tambang,
dan Lokasi Penambangan (PIT).
4. Persiapan dan penyediaan peralatan lapangan meliputi:
Kertas, Alat Tulis, Papan LJK, Stopwatch, dan HT.
B. Pengambilan Data Sekunder
1. Pengambilan data sekunder dilakukan dengan
beberapa cara yaitu wawancara denga pihak terkait
dan studi literatur data perusahan. Ada beberapa
data sekunder yang diambil, yaitu:
2. Curah Hujan di dapatkan dari Dipartement Enviro
3. Data Target Produksi di dapatkan langsung dari
Departement Mining Plan
4. Jadwal Jam Kerja Produksi juga di dapatkan dari
Departement Mining Plan
5. Spesifikasi Alat di dapatkan dari media internet
C. Pengambilan Data Primer
Data primer di ambil dengan melakukan observasi lapangan secara langsung
aktifitas yang terjadi di lapangan, ada beberapa data primer yang di ambil, anatar
lain:
1. Kondisi Daerah Penambangan
Tujuan tinjauan daerah penambangan yaitu untuk kondisi lapangan
berpengaruh terhadap kegiatan penambangan khususnya pemuatan dan
pengangkutan, karena apabila kondisi lapangan buruk akan mengakibatkan
peralatan mekanis sulit untuk dapat dioperasikan secara optimal.
2. Pengamatan Jam Kerja
Pengamatan jam kerja efektif dilakukan untuk mengetahui waktu
hamabatan yang terjadi di lapagan baik yang dilakukan oleh karyawan itu
sendiri (waktu standbay) maupun waktu yang dilakukan utuk alat
memperbaiki alat (waktu repair).
3. Pengamatan Pola Muat
Tujuan mengetahui polat muat yaitu untuk mengetahui bagaimana cara
pemuatan material oleh alat gali-muat ke dalam alat angkut, apakah
kedudukan alat gali-muat tersebut lebih tinggi atau kedudukan kedua-duanya
sama tinggi.
1. Pengambilan Data Cycle Time
a. Pengambilan data cycle time dilakukan pada alat gali-muat dan alat
angkut dengan menggunakan stopwatch, pengabilan data tersebut
bertujuan untuk mengetahui waktu cycle time yang di gunakan dari
alat itu sendiri. Adapun pengambilan waktu alat tersebut, yaitu:
b. Pengambilan data cycle time alat gali-muat di lakukan pada beberapa
variabel, yaitu: Menggali, Ayung Bermuatan, Menumpah, Ayung
Kososng, dan Delay.
c. Pengambilan data cycle time alat angkut dilakukan pada beberapa
variabel, yaitu: Waktu Muat, Waktu Angkut, Waktu Manuver I, Waktu
Dumping, Waktu Kembali, dan Waktu Manuver II.
d. Pengambilan Data Fiil Factor (faktor pengisian)
Pengambilan data fiil factor bertujuan untuk mengetahui perbandingan
kapasitas nyata bucket dengan kpasitas teoritis bucket. Kapasitas nyata
di peroleh dari tmpukan material lepas yang berada dalam bucket.
D. Pengolahan Data
Pengolahan datan dilakukan untuk mencari dan mengatahui
kemampuan produksi alat gali-muat dan alat angkut dan juga untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi alat gali-muat
dan alat angkut.

1. Menghitung Produksi Alat Gali – Muat dan Alat Angkut


a. Produksi
Kegiatan pengankutan material low ferro ore (LFO) PT. Wanatiara
Persada (WP) memunyai target produksi sebesar 2.000.000 Ton/Tahun,
sedangkat cadangan Low Ferro Ore (LFO) di Pit Melbourne sebesar
122.000 ton dengan target produksi yang telah ditentukan sebesar
5.000 Ton/Hari dengan jarak tempuh alat angkut sejauh 1,3 km pada
lokasi EFO 2. Target produksi tersebut harus dipenuhi dengan jam
kerja yang ada. Pembangian jam kerja di bagi menjadi dua shift (shift
siang dan shift malam) dengan jumlah jam kerja yang tersedian 21 jam
dalam sehari.
b. Alat Gali – Muat dan Alat Angkut yang Digunkan
PT. Wanatiara Perasada (PT) memiliki beberapa unit alat gali –
muat dan alat angkut, alat mekanis yang digunakan dalam operasi
penambangan pada Pit Melbourne sebanyak 2 unit Excavator PC 300
dan 8 unit Dump Truk Hino FM 260 Ti.

Gambar Excavator PC 300 Gambar DT Hino FM 260 Ti


2. Perhitungan Produksi Alat Gali – Muat dan Alat Angkut
1. Perhitungan Produksi Alat Gali – Muat (Excavator PC 300)

TP =

= 162 m3
= 162 x 1,6 density LFO
= 259,2 ton/jam

Produksi Perhari:
= 259,2 ton/jam x 17,67 jam/hari
= 4580,064 ton/ hari

Produksi Perbulan:
= 4580,06 ton/ hari x 30 hari/bulan
= 137401, 9 ton/bulan
2. Produksi Alat Angkut (DT Hino FM 260 Ti)
C = n x KB x BF
C = 4 x 1,8 x 1,1
= 7,92
TP =

TP =

= 25,29 m3 / hari
= 25,29 x 1,6 density LFO
= 40,47 ton/ jam x 4 truk
= 161,88 ton/ jam
Produksi Perhari:
= 161,88 ton/ hari x 17,67
= 2860,475 ton/ hari

Produksi Perbulan:
= 2860,475 ton/ hari x 30 hari/ bulan
= 85814,25 ton/ bulan
3. Factor – Factor yang Mempengaruhi Produksi Alat Gali-Muat
dan Alat Angkut

a. Pengaruh Cuaca

Cuaca sangat berpengaruh terhadap kondisi jalan angkut,


sehingga pada saat musim panas jalan ini sangat berdebu yang dapat
mempengaruhi penglihatan operator, sedangkan pada saat musim
hujan jalan menjadi becek dan licin sehingga perlu perawatan jalan
mengguakan Motor Greder dan Dhozer

b. Kondisi Daerah Penambangan


Kondisi lapangan juga dapat memperlambat gerak kendaraan
sehingga butuh alat support untuk memperbaiki jalan, Ore Geting di
Pit Melbourne yaitu material Low Ferro Ore (LFO) dimana material
ini sangat lembek dan mengandung air yang sangat banyak.
Gambar Kondisi Lapangan
c. Efesiensi Kerja
Dari hasil pengamatan kami dilapangan masih terdapat keterlambatan dalam
penggunaan jam kerja yang tersedia, sehingga jam kerja efektif berkurang. Hambatan
– hambatan jam kerja:
Waktu Kerja (W) = 21 jam (1260 menit)
Waktu Repair (R) = 2,08 jam (125 menit)
Waktu Standbay (S) = 1,25 jam (75 menit)
KE = X 100%
= X 100%
= 84 %
Lebih lengkap lihat LAMPIRAN B
d. Ketersediaan Alat
Dari hasil pengamatan dan perhitungan jam kerja dapat diketahui sampai jauh mana
kemapuan alat-alat mekanis yang di operasikan dengan baik. Tingkat ketersediaan
alat meliputi:
Mechanical Availability (MA = 89 %
Physical Availability (PA) = 90 %
Use Of Availability (UA) = 93 %
Effective Utilization (EU) = 84 %
Lebih lengkap lihat LAMPIRAN C
e. Keadaan Material yang Dikerjakan
Keadaa material yang dikerjakan sangat berpengaruh terhadap cycle time alat.
Ini di akibat apabila jenis material yg keras dan/atau penggalian yang semakin dalam
dapat memperlambat pengisian bucket.

f. Faktor Pengisian (Fiil Faktor)


Dari hasil pengamatan dan perhitungan dilapangan faktor pengisian bucket
Excavator Komatsu PC 300 sedikit berfariasi, sehingga diperoleh faktor pengisian
bucket rata-rata 99%. Lebih lengkap lihat LAMPIRAN E

Gambar Faktor Pengembangan (Fiil Faktor)


g. Faktor Pengembangan (Swell Faktor)
Data pengembangan material di ketahui 97%, dimana data tersebut diperoleh dari
kantaor Mine plan (MP).
h. Pola Muat
Sesuai dengan pengamatan kami pola muat yang sering digunakan oleh alat
Excavator Komatsu PC 300 adalah pola muat bottom loading (pola muat antara alat
gali-muat dan alat angkut sejajar), dari pola muat ini dapat mempengaruhi sudut
swing dari excavator terebut.

Gambar Pola Muat Bottom Loading


i. Efesiensi Operator
Skill operator juga dapat mempengeruhi kerja alat - alat mekanis,
apabilah operator yang lebih berpengalaman lebih tahu tata cara
pengoperasian alat dan penempatan posisi yang lebih baik sehingga
dapat mempermudah gerak alat.
Dari hasil pengamatan kami skill operator dengan presentasi > 84 %
(Prodjosumrto, 1993).

h.Waktu Edar Alat Muat dan Angkut (Cycle Time)


Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh suatu alat
mekanis untuk melakukan kegiatan tertentu dari awal sampai akhir.
Hal-hal yang mempengaruhi cycle time alat gali-muat dan alat angkut
adalah efesiensi kerja, ketersediaan alat, keadaan material yang
dikerjakan, faktor pengisian (fiil faktor), faktor pengembangan (swell
faktor), pola muat, efesiensi operator, kondisi daerah penambangan.
A. Kesimpulan
Sesuai dengan pengamatan dan perhitungan kami dapat menyimpulkan bahwah:
kemampuan produksi Alat Excavator Komatsu PC 300 sebesar 4580,064 ton/ hari,
sedangkan produksi DT Hino FM 260 Ti sebesar 2860,475 ton/ hari, dengan target produksi
yang telah di tentukan untuk Low Ferro Ore pada Pit Melbourne sebesar 5000 Ton/ Hari. Ini
membuktikan bahwasannya produksi alat gali – muat dan alat angkut tidak tercapai.
Penyebab tidak tercapainya produksi alat gali – muat dan alat angkut yang paling
berpengaruh, yaitu:
1. Factor cuaca yang tidak mendukung (hujan)
2. Jam kerja banyak terbuang (terlambat kerja, istrahat lebih awal dan kembali bekerja
terlambat, cepat berakhir kerja, dll)
3. Kondisi daerah penambangan (jenis material LFO dapat memperlambat gerak kendaraan
dan juga tempat manuver alat angkut yang terlalu jauh)
B. Saran
1. Melakukan penigkatan pengawasan terhadap jam kerja agar waktu terbuang dapat
diminimalisir sehingga waktu efektif semakin banyak.
2. Agar pengawas lapangan lebih jelih dan teliti dalam mengatur tempat manuver yang lebih
dekat dan jalur kendaran dalam pit.

Anda mungkin juga menyukai