Lapsus Sepsis Neonatorum
Lapsus Sepsis Neonatorum
Lapsus Sepsis Neonatorum
Sepsis Neonatorum
• Riwayat Nutrisi :
Pasien hanya diberikan susu formula sejak lahir
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda Vital : TD (-), HR 138x/menit, , RR 41x/menit,
Suhu 37,2◦C
• Data Antropometri : BB: 2800 gram, TB: 47 cm, LK : 33 cm
• Usia Koreksi : 32 minggu + 9 minggu – 40 minggu
= 1 minggu
Bayi kurang bulan, Sesuai
masa kehamilan
Pemeriksaan fisik
• Kepala :
Normocephali, CA-/-, SI -/-, mata cekung (-), UUB datar, normotia, liang
telinga lapang, napas cuping hidung (-), pada lubang hidung terpasang
nasal canule O2 0,8 Liter , mukosa bibir kering (-), terpasang selang OGT
pada mulut pasien
PENGKAJIAN
– Clinical reasoning :
• Demam sejak 1 hari SMRS
• Sesak napas sejak 1 hari SMRS
• Mengantuk dan kurang aktif sejak 1 hari SMRS
• Malas minum sejak 1 hari SMRS
• Distensi abdomen sejak 1 hari SMRS
• CRP positif
• leukositosis
– Rencana terapi farmakologis :
• Infus Kaen 3B 280cc/24 jam
• Cefotaxim 3 x 100 mg IV
• Gentamicin 1 x 14 mg IV
• Ranitidine 2 x 3 mg IV
– Rencana evaluasi :
• Pemeriksaan H2TL ulang
• Pemeriksaan elektrolit ulang
• Pemeriksaan analisa gas darah ulang
• Pemeriksaan Ro thorax
• Pemeriksaan kultur darah atau urin
EDUKASI
• Menjelaskan mengenai penyakit sepsis neonatorum kepada orang tua
pasien
• Menjelaskan mengenai penyulit penyakit sepsis neonatorum yang
mungkin dapat terjadi kepada orang tua pasien
PROGNOSIS
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
• Ad functionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Sepsis neonatal adalah sindrom klinik penyakit
sistemik yang terjadi pada bayi dalam satu bulan
pertama kehidupan
• Infeksi aliran darah yang bersifta invasif dan ditandai
dengan ditemukanya bakteri dalam cairan tubuh
seperti darah, cairan sumsum tulang atau air kemih
Epidemiologi
• Di negara berkembang cukup tinggi yaitu 1,818 per
1000 kelahiran hidup dengan angka kematian
sebesar 12-68%
• Data RSCM Jakarta, dalam periode Januari -
September 2005, angka kejadian sepsis neonatorum
sebesar 13,68% dengan angka kematian sebesar
14,18%.
Klasifikasi
Sepsis dibedakan menjadi :
• Early onset sepsis (EOS), timbul dalam tiga hari pertama,
berupa gangguan multisistem dengan gejala pernapasan yang
menonjol, ditandai dengan awitan tiba-tiba dan dengan cepat
berkembang menjadi syok sepik dengan mortalitas tinggi.
• Late onset sepsis (LOS), timbul setelah umur 3 hari, lebih
sering diatas satu minggu. Pada sepsis awitan lambat, biasa
ditemukan fokus infeksi dan sering disertai dengan meningitis.
• Sepsis nosokomial, ditemukan pada bayi risiko tinggi yang
dirawat, berhubungan dengan monitor invasif dan berbagai
teknik yang digunakan di ruang rawat intensif 1
Etiologi & Faktor resiko
• Early onset sepsis : Streptokokus Grup B, • Persalinan dan kehamilan kurang bulan.
E. coli, coagulase-negative staphylococci • Faktor sosial ekonomi dan gizi ibu.
(CoNS), Listeria monocytogenes dan H • APGAR Score rendah (<6)
influenzae
• Prematuritas dan berat lahir rendah.
• Trauma pada proses persalinan.
Faktor resiko
• Bayi dengan galaktosemia (predisposisi
• Ketuban pecah dini dan ketuban pecah untuk sepsis oleh E. coli), defek
lebih dari 18 jam. imun,atau asplenia.
• Infeksi dan demam (>38°C) pada masa • Asfiksia neonatorum.
peripartum akibat korioamnionitis,
infeksi saluran kemih, kolonisasi vagina • Cacat bawaan.
oleh Streptokokus grup B (SGB),
kolonisasi perineal oleh E. coli, dan
komplikasi obstetrik lainnya.
• Cairan ketuban hijau keruh dan berbau.
• Kehamilan multipel.
Etiologi & Faktor resiko
• Late Onset Sepsis : Coagulase- • Perawatan di bangsal bayi baru
negative staphylococci, S. aureus, E. lahir yang overcrowded
coli, Klebsiella, Pseudomonas, • Buruknya kebersihan di NICU.
Enterobacter, Candida. • Prosedur invasif seperti intubasi
endotrakeal, pemakaian ventilator,
Faktor risiko kateter, infus, pembedahan, akses
• Kateterisasi vena sentral (durasi> vena sentral, kateter intratorakal4
10 hari)
• Penggunaan nasal cannule atau
CPAP
• Prematuritas
• Perawatan di bangsal intensif bayi
baru lahir yang terlalu lama.
Manifestasi klinis
Pemeriksaan penunjang
• Hematologi : Darah rutin, termasuk kadar hemoglobin Hb,
hematokrit Ht, leukosit dan hitung jenis, trombosit. Pada
umumnya terdapat neutropeni PMN < 1800/µl,
trombositopeni <150.000/µl, neutrofil muda meningkat
>1500/µl, rasio neutrofil imatur : total >0,2.
• Adanya reaktan fase akut yaitu CRP, LED, GCSF, sitokin IL-1ß,
IL-6 dan TNF
• Biakan darah atau cairan tubuh lainnya (cairan
serebrospinalis) serta uji resistensi,
• Pungsi lumbal : dianjurkan dilakukan pada bayi yang
menderita kejang, kesadaran menurun, klinis sakit tampak
makin berat dan kultur darah positif.
Pemeriksaan Penunjang
• Bila ada indikasi, dapat dilakukan biakan tinja dan
urin.
• Pemeriksaan apusan Gram dari bahan darah maupun
cairan liquor, serta urin.
• Lain-lain misalnya bilirubin, gula darah, dan elektrolit
(natrium, kalium).
Pemeriksaan Penunjang
• Foto thoraks dilakukan jika ada gejala distres pernapasan.
Pada foto toraks dapat ditemukan :
• Pneumonia kongenital berupa konsolidasi bilateral atau efusi
pleura.
• Pneumonia karena infeksi intrapartum berupa infiltrasi dan
destruksi jaringan bronkopulmoner, ateletaksis segmental atau
lobaris, gambaran retikulogranular difus (seperti penyakit
membran hialin) dan efusi pleura.
• Pada pneumonia karena infeksi pascanatal, gambaran sesuai
dengan pola kuman setempat
• Jika ditemukan gejala neurologis, dapat dilakukan CT Scan
kepala, dapat ditemukan obstruksi aliran cairan serebrospinal,
infark atau abses
Tatalaksana
• Pada pasien dengan kecurigaan besar sepsis diberikan
antibiotik awal diberikan ampisilin dan gentamisin. Bila
organisme tidak dapat ditemukan dan bayi menunjukkan
tanda infeksi sesudah 48 jam, ganti ampisilin dan beri
sefotaksim, sedangkan gentamisin tetap dilanjutkan.
• Lamanya pengobatan sangat tergantung kepada jenis kuman
penyebab. Pasien diberikan antibioik selama 10-14 hari untuk
infeksi Gram positif dan 21 hari untuk kuman Gram negatif
Tatalaksana
• Respirasi : Menjaga patensi jalan nafas dan pemberian oksigen
untuk mencegah hipoksis. Pada kasus tertentu mungkin
dibutuhkan ventilator mekanik.
• Kardiovaskular : Pasang jalur IV dan beri cairan dengan dosis
rumatan serta lakukan pemantauan tekanan darah dan perfusi
jaringan untuk mendeteksi dini adanya syok.
• Hematologi : Tranfusi komponen jika diperlukan, atasi kelainan
yang mendasari.
• Tunjangan nutrisi adekuat
• Bedah : Pada kasus tertentu, seperti hidrosefalus dengan
akumulasi progresif dan enterokolitis nekrotikan,
diperlukan tindakan bedah.
• Lain-lain : (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya,
dll) Pengelolaan bersama dengan sub bagian Neurologik
anak, Pediatri Sosial, bagian Mata, Bedah Syaraf dan
Rehabilitasi anak
• Manajeman khusus :
– Pengobatan terhadap tanda khusus lain atau penyakit penyerta
serta komplikasi yang terjadi (misal: kejang, gangguan
metabolik, hematologi, respirasi, gastrointestinal,
kardiorespirasi, hiperbilirubin).
– Pada kasus tertentu dibutuhkan imunoterapi dengan pemberian
imunoglobulin, antibodi monoklonal atau transfusi tukar (bila
fasilitas memungkinkan).
– Transfusi tukar diberikan jika tidak terdapat perbaikan klinis dan
laboratorium, setelah pemberian antibiotika adekuat.
• Rasio kematian pada sepsis neonatorum 2–4 kali lebih
tinggi pada bayi kurang bulan dibandingkan dengan bayi
cukup bulan.
• Rasio kematian pada sepsis awitan dini adalah 15 – 40 %
• Pada sepsis awitan lambat adalah 10 – 20 %
• Komplikasi yang sering terjadi pada penderita dengan
sepsis, terutama jika disertai dengan meningitis, adalah
gangguan tumbuh kembang berupa gejala neurologis
seperti retardasi mental, gangguan penglihatan,
kesukaran belajar dan kelainan tingkah laku
Daftar Pustaka
• IDAI. Sepsis Neonatal pada Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta 2009. P 263
• Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Rudolph ’s Pediatrics, Buku Ajar
Pediatri Rudolph, edisi ke 20. Sepsis dan Meningitis Pada Neonatus. Jakarta :
EGC, 2006, hal 601-610.
• Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson Textbook of Pediatrics, Ilmu Kesehatan Anak,
edisi ke 18. Sepsis dan Meningitis Neonatus. Jakarta : EGC, 2004, hal 653-663.
• Ann L Anderson-Berry, MD : Neonatal Sepsis. Page was last modified December
31st, 2015. Page available at http://emedicine.medscape.com/article/978352-
overview
• Kosim Sholeh et al. Buku Ajar Neonatologi, edisi pertama, cetakan kedua.
Sepsis Pada Bayi Baru Lahir. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010, hal
170-187.
• Claudio Chiesa et al : Diagnosis of Neonatal Sepsis : A Clinical and Laboratory
Challenge. Page was last modified July 1st, 2011. Page available at
http://www.clinchem.org/cgi/content/full/50/2/279
• Pusponegoro T. Sepsis pada Neonatus (Sepsis Neonatal). Sari Pediatri. 2010
Agt;2(2), hal. 96-102.