Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 35
OBAT- OBAT ANTIINFLAMASI, ANALGESIK,
ANTIHISTAMIN, DAN IMUNOSUPRESAN
Mustaqimah., S.Farm., M.Si., Apt
INFLAMASI • Merupakan Respon biologis berupa reaksi vaskuler dengan manifestasi berupa peniriman cairan , senyawa terlarut maupun sel- sel dari sirkulasi darah menuju ke jaringan intestinal pada daerah luka. • RADANG Adalah respon vaskuler dan seluler dari jaringan hidup terhadap cidera • Peradangan tersebut merupakan respon tubuh terhadap adanya kerusakan sel atau jaringan krn bahan kimia, violet, panas, atau rangsangan yg berbahaya. Co: virus, bakteri, dan antigen. Ciri – ciri radang :
• Rubor ( redness ) : Kemerahan
• Kalor ( Heat) : Panas • Tumor ( Swelling ) : Bengkak • Dolor ( pain ) : Rasa Sakit • Fungsio Laesa ( Loss of Function) : Fungsi jaringan / organ terganggu. Proses Inflamasi • Agen Kausatif, Respon Jaringan seitar agen serta sel nekrotik di daerah radang akan menghasilkan mediator inflamasi • Mediator inflamasi menginduksi vaskula aliran darah , dan mengaktifkan leukosit. • Rejadinya vaso dilatasi arterioli maupun kapiler disekitar radang menimbulkan perlambatan aliran darah dan leukosit mengalir di tepi lumen vasculer ( aliran non axial ). • Endothel kapiler merenggang tinbul rongga permeabilitas meningkat, plasma darah keluar terakumulasi di jaringan perivaskuler. Lanjutan... • Endotel menjadi lengket, leukosit menggelinding dan melekat ( adhesi)pada permukaan endothel. • Leukosit masuk ke ruang antar endothel (diapedesis) dan keluar dari vaskuler (ekstravasasi). • Leukosit akan bergerak (migrasi) menuju agen causatif inflamasi. • Leukosit memfagosit baik agen asing, sel inang terinfeksi, maupun jaringan inang OBAT ANTIINFLAMASI • Obat antiinflamasi utama adalah non steroidal antiinflammatory drugs ( NSAIDs). • NSAIDs memiliki 3 efek farmakologi : 1. Antiinflamasi 2. Analgesik 3. Antipiretik Mekanisme kerja obat
Obat ini beraksi dengan menghambat enzim
siklooksigenase, selanjutnya terjadi penghambatan pada produksi prostaglandin dan tromboksan. OBAT ANTIINFLAMASI, ANALGETIKA dan ANTIPIRETIK a. Non Steroid (NSAIDs) • Derivat asam fenamat, Analgetik non-opioid atau misalnya asam NSAID/OAINS, Obat AINS mefenamat dikelompokkan sebagai • Derivat asam fenilasetat, berikut: misalnya diklofenak. • Derivat asam salisilat, • Derivat asam asetat indol, misalnya misalnya aspirin indometasin. • Derivat paraaminofenol, • Derivat pirazolon, misalnya parasetamol misalnya fenilbutazon dan • Derivat asam propionat, • oksifenbutazon misalnya ibuprofen, • Derivat oksikam, ketoprofen, misalnya piroksikam dan • naproksen. meloksikam. Lanjutan.... Aspirin (asam asetilsalisilat • Diindikasikan pada demam, atau asetosal) nyeri tidak spesifik seperti • Mempunyai efek analgetik, • sakit kepala, nyeri otot dan anitipiretik, dan sendi (artritis rematoid). antiinflamasi. • Aspirin juga digunakan untuk pencegahan • Efek samping utama : terjadinya perpanjangan masa • trombus (bekuan darah) perdarahan, pada pembuluh darah • hepatotoksik (dosis besar) koroner dan iritasi lambung. • jantung dan pembuluh darah otak Asetaminofen (parasetamol) Ibuprofen • Merupakan penghambat • Mempunyai efek analgetik, prostaglandin yang lemah. antipiretik, dan • Parasetamol mempunyai antiinflamasi, efek analgetik dan • Namun efek antipiretik, antiinflamasinya • tetapi kemampuan memerlukan dosis lebih antiinflamasinya sangat • besar. lemah. • Efek sampingnya ringan, • Intoksikasi akut parasetamol seperti sakit kepala dan adalah N-asetilsistein, yang iritasi • harus diberikan dalam 24 • lambung ringan. jam sejak intake parasetamol. Asam mefenamat Feniillbuttazon • Mempunyai efek analgetik dan • Hanya diigunakan unttuk antiinflamasi, tetapi tidak • memberikan efek antipiretik. antiinflamasi dan Diklofenak • mempunyai efek • Diberikan untuk antiinflamasi meningkatkan ekskresi dan bisa diberikan untuk asam urat • terapi simtomatik jangka panjang untuk artritis rematoid, • melalui urin,, sehingga bisa • osteoartritis, dan spondilitis digunakan pada artritis ankilosa. goutt.. Indometasin • Mempunyai efek antipiretik, Piroksikam antiinflamasi dan analgetik • Hanya diindikasikan untuk • sebanding dengan aspirin, tetapi lebih toksik. inflamasi sendi.. EFEK ANTIINFLAMASI NSAIDs • Berkaitan dengan penghambtan pada manifestasi inflamasi yaitu vasodilatasi, edema dan nyeri. • Menifestasi inflamasi tersebut diperantarai oleh mediator- mediator ( COX-2). NSAIDs beraksi menghambat COX produksi vasodilatasi , kemudian edema yang terjadi shg akumulasi sel inflamasi berkurang. EFEK ANTIPIRETIK NSAIDs • Suhu tubuh diatur o/ pusat keseimbangan hipotalamus ( termostat). • Demam diakibatkan karena gangguan pengaturan keseimbangan hipotalamus shg suhu tubuh. • Pada rx inflamasi, bakteri indotoksin menyebabkan pelepasan pirogen (IL-1) dari makrofag yg menyebabkan produksi PGE mengubah pengaturan suhu menjadi • NSAIDs berperan menurunkan demam dengan menghambat produksi PGE, namun pada kondisi normal NSAIDs tidak menurunkan suhu tubuh. • Artinya NSAIDs berperan dalam pengaturan kembali keseimbangan panas pada demam. EFEK SAMPING NSAIDs • Efek samping NSAIDs pd penggunaan jangka panjang adalah iritasi pada lambung. • Efek samping lainnya adalah gangguan fungsi ginjal akut, namun bersifat reversibel. NSAIDs dapat aliran darah ke ginjal total, menyebabkan vasokonstriksi renal akut sehingga fungsi ginjal. • Efek samping lainnya adalah rash, urtikaria, dispepsia, mual dan muntah. ANTIHISTAMIN • Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor –histamin (penghambatan saingan). • Obat antihistamin adalah jenis obat yang sering digunakan untuk mengobati sejumlah kondisi kesehatan seperti alergi, termasuk: Alergi serbuk bunga Rhinitis alergi - radang hidung akibat reaksi alergi terhadap zat-zat tertentu seperti zat dari polusi udara Kondisi kulit yang alergi, seperti eksim atau urtikaria (gatal-gatal) Konjungtivitis alergi - radang mata OBAT ANTIHISTAMIN • Obat golongan ini menghambat aksi antihistamin pd reseptor histamin. • Kelas antihistamin : H-1, H-2, H-3, dan H-4 • Reseptor H-1 dan H-2 lebih berperan 1. ANTI-HISTAMIN H1 (GENERASI 1) • Pada inflamasi, obat ini menghambat pembengkakan yang diakibatkan histamin, dan menghambat vasodilatasi. • Efek samping utamanya adalah sedasi • Antihistamin H1 ( generasi pertama ) bersifat lifofilik sehingga dapat menembus barier darah keotak. Penghambatan aksi histamin pada reseptor H1 pada otak mengakibatkan efek sedatif, gangguan mood, penurunan kesadaran dan bahkan pada penggunaan jangka panjang menyebabkan gangguan kognitif dan psikomotorik. Lanjutan.... • Klorfeniramin dan cetirizin sering digunakan pd pengobatan gatal atau bersin karena alergi • Difenhidramin digunakan pada kasus asma alegi • Reseptor histamin H-1 juga berperan di pusat muntah dalam medula oblongata pada patofiologi mual muntah • Ex : Dimenhidrinat dapat digunakan sbg antiemetik pada motion sickness. • Ex u/ antihistamin lainya : siklizin, siproheptadin, prometazine, dan meklizin. • Ex antihistamin generasi ke 2 : astemizole, acrivastin, feksofenadin, loratadin, ebastin, faksofenadin, mozolastin dan terfenadin. 2. Antihistamin H-2 • Reseptor histamin H-2 berperan terutama dlm sel parietal mukosa lambung.aktivasi resetor tersebut o/ histamin merangsang sel tsb dalam sekresi asam lambung. • Antihistamin H-2 menurunkan sekresi asam lambung. Digunakan dalam pengobatan maag, tukak peptik dan refluks GI. • Ex : ranitidin, simetidin, famotidin, dan lafutidin. 3. Anti- histamin H-3 dan H-4 • Reseptor H-3 ditemukan terutama dalam otak berperan sebagai autoreseptor di sel syaraf histaminergik presinaptik. • Fungsi reseptor H-3 berperan dalam kontrol sintesis dan pelepasan histamin melalui penghambatan feedback. • Ex : klobenprofit, siproksifam, dan tioperamid LanJutan... • Reseptor histamin H-4 berperan dalam kemotaksis bagi sel mast. • Obat ini dikembangkan sebagai imunomodulator, antiinflamasi dan analgesik. EFEK SAMPING OBAT ANTIHISTAMIN • Sakit kepala • Mulut kering • Hidung kering • Kantuk • Gangguan pemikiran Efek samping obat antihistamin yang jarang terjadi termasuk: • Detak jantung yang cepat • Sesak dada IMUNOSUPRESAN Imunosupresan adalah kelompok obat yang digunakan untuk menekan respon imun seperti pencegah penolakan transpalansi, mengatasi penyakit autoimun dan mencegah hemolisis rhesus dan neonatus. Sebagain dari kelompok ini bersifat sitotokis dan digunakan sebagai antikanker. Prinsip umum terapi imunosupresan
1. Respon imun primer lebih mudah dikendalikan dan
ditekan dibandingkan dengan respon imun sekunder. Tahap awal respon primer mencakup: pengolahan antigen oleh APC, sintesis limfokin, proliferasi dan diferensiasi sel-sel imun. Tahap ini merupakan yang paling sensitif terhadap obat imunosupresan. Sebaliknya, begitu terbentuk sel memori, maka efektifitas obat imunosupresan akan jauh berkurang. 2. Obat imunosupresan memberikan efek yang berbeda terhadap antigen yang berbeda. Dosis yang dibutuhkan untuk menekan respon imun terhadap suatu antigen berbeda dengan dosis untuk antigen lain. 3. Penghambatan respon imun lebih berhasil bila obat imunosupresan diberikan sebelum paparan terhadap antigen. • Imunosupresan digunakan untuk tiga indikasi utama yaitu: 1. Transplantasi organ 2. Penyakit autoimun 3. Pencegahan hemolisis Rhesus pada neonates 1. Transplantasi organ Immunosupresan banyak digunakan untuk mencegah reaksi penolakan pada transplantasi organ, karena tubuh membentuk antibodies terhadap sel-sel asing yang diterimanya. Guna mencegah penolakan transplantat selalu diberikan : – Kortikisteroida – Azatriopin, siklofosfanida, atau mycofenolat – Siklosporin-A dan tacrolimus – Limfositimunoglobulin (Limfoglobulin) 2. Penyakit autoimun Guna menekan aktivitas penyakit auto imun sering digunakan zat-zat imunosupresif. Misalnya, pada rematik dan penyakit radang usus (colitis ulcerosa, M. Crohn) diberikan sulfasalazin dan sitostatika (MTX, azatioprin). 3. Pencegahan hemolisis rhesus pada neonates Mekanisme kerja Respon imun Obat Imunosupresan Azatioprin Untuk menekan penolakan cangkok organ ginjal. Juga digunakan untuk pengobatan artritis reumatoid berat yang refrakter. Metotreksat (MTX) Digunakan sebagai obat tunggal atau kombinasi dengan siklosporin dalam mencegah penolakan cangkok sumsum tulang. MTX juga berguna untuk penyakit autoimun dan peradangan tertentu serta digunakan dalam pengobatan artritis reumatoid yang aktif dan berat pada orang dewasa dan pada psoriasis yang sudah refrakter terhadap obat lain. Siklofosfamid mengurangi respon imun humoral dan meningkatkan respon imun selular. Selain pada bedah cangkok, obat ini juga digunakan pada artritis reumatoid, sindrom nefrotik dan granulomatosis Wegener. Kortikosteroid golongan glukokortikoid yaitu prednison / prednisolon digunakan sebagai obat tunggal atau dalam kombinasi dengan imunosupresan Lain untuk mencegah reaksi penolakan transplantasi dan Untuk mengatasi penyakit aoutoimun. Siklosporin (Cyclosporin A) Berasal dari jamur Tolypocladium inflatum gams. Siklosporin punya efek imunosupresan karena mempunyai kemampuan yang selektif dalam menghambat sel T. Siklosporin digunakan terutama dalam kombinasi denga prednison untuk mempertahankan ginjal, hati dan cangkok jantung pada transplantasi. Talidomida (synovir) Derivat-piperidin ini adalah obat tidur dengan efek teratogen sangat kuat berdasarkan khasiat anti- angiogenesisnya. Juga berdaya imunosupresif , dan antiradang. Talidomida digunakan untuk menekan reaksi lepra dan meringankan gejala AIDS seperti (aphtae) dimulut , kerongkongan, dan kemaluan, serta diare dan kehilangan bobot serius. Sulfalazin (sulcolon) Sulfalazin adalah persenyawaan sulfapiridin dengan 5- ASA yang bersifat antiradang dengan jalan blokade siklo-oksigenase serta lipoksigenase dan dengan demikian mencegah sintesis prostaglandin dan leukotrien