Boiler Component

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 74

2.

0 BOILER COMPONENTS
Setiap bagian utama dari komponen boiler memberikan kontribusi untuk
memproduksi uap yag akan dijelaskan pada bagian ini.
Fungsi, keterangan secara umum, dan aplikasi, karakteristik operasi
termasuk yang akan dibahas.

2.1.1 Steam Drum

Boiler steam drum ( Figure 2.1-1) memiliki 5 fungsi dasar. :

1. Menerima air pengisi dari okonomiser dan didistribusikan ke


downcomers.
2. Menerima campuran gelembung uap dan air dari pipa riser.
3. Memisahkan uap dari air dan mengeringkannya.
4. Menyiapkan hubungan untuk uap kering ke superheater.
5. Menyediakan suatu metoda untuk mendistribusikan zat kimia untuk
mentreatmen air pengisi boiler ( injeksi zat kimia ), dan membuang
material yang tidak diinginkan (blodown) dari air pengisi.
Figure 2.1-1 Boiler Drum Internal
Ukuran boiler drum bisa panjangnya 80 ft atau lebih, sampai dengan
diameter 72 inches dan memiliki tebal dinding sampai dengan 8 inches.
Bagian dalam dari drum yang besar, dilengkapi dengan peralatan
separator. Juga dengan peralatan lain yang dipasang didalamnya,
terdapat laluan yang cukup untuk orang memasuki drum untuk
pemeriksaan dan pemeliharaan.

Campuran uap dan air yang datang dari pipa riser diarahkan oleh baffle
disepanjang drum, ke primary/secondary seperators. Pada primary
separtor, aksi pusaran (spinning) memisahkan uap dan air dengan gaya
centrifugal, dengan air jatuh kembali ke drum, dan uap naik ke secodary
separator. Disini uap melewati corrugated plat, dimana dengan
bersinggungan langsung, moisture yang ada di tangkap. Akhirnya uap
lewat melalui screen pengering untuk pengeringan akhir sebelum
mamsuki superheater sudah betul-betul kering.

Arah air pengisi masuk yang berasal dari ekonomiser dihubungkan


dengan suatu lobang yang dipasang hampir disepanjang drum.
Beberapa nozzle ukuran pendek yang di las ke lobang ini, melalui mana
discharge air pengisi masuk ke ruang air pada drum. Disini air bercampur
dengan campuran uap/air yang datang dari pipa riser.
Sisa air di dalam drum kemudian mengalir ke downcomer memasok
secara terus menerus ke header dinding bagian bawah yang
terhunbung dengan pipa riser furnace wall dan boiler loop.

Pipa continuous blowdown juga dilihat. Pipa terletak disepanjang


boiler drum. Pipa ini berisikan lobang tersusun secara seri melalui
mana feed water mengalir ke blowdown system. Dengan mengatur
pembukaan katup blowdown, jumlah blowdown dan tentu saja
kondensasi dari zat kimia dan material terlarut lainnya di dalam air
dapat dikontrol.

Sambungan lain ke steam drum termasuk saluran masuk injeksi


kimia, gelas duga dan intrument connection, safety valves dan juga
venting. Sambungan untuk injeksi kimia memberikan kemudahan
untuk injeksi kimia untuk water treatment. Gelas duga dipasang untuk
observasi lokal permukaan air. Sambungan instrument dipasang
untuk fungsi kontrol dan monitoring yang penting bagi operasi boiler.
Fungsi ini termasuk tekanan boiler, dan control permukaan air dan
monitoring dan pengambilan sample uap dan air.
Juga ditemukan di dalam steam drum, thermocouple untuk memonitor
temperatur steam drum.
Safety valve dipasang pada drum untuk memprotek boiler dari
overpressure. Vent dipasang untuk men-venting udara dari drum
selama start-up dan mencegah perbentukan vacuum selama
shutdown.

Pengontrolan dari permukaan air di drum adalah satu dari yang


terpenting dari boiler control. Jika permukaan air terlalu tinggi,
separator mungkin tergenenang dan air akan terbawa dengan uap.
Kondisi ini tidak hanya berakibat terhadap turbin dan komponen lain
dan berbahaya terhadap water induction, tetapi juga menyebabkan
rapid quenching dari material pipa superheater yang dapat sangat
merusaknya. Bila permukaan air di drum terlalu rendah, beberapa
pipa bisa tersiksa karena kekurangan air dan overheating akan terjadi.

Dalam mendiskusikan permukaan air, pertimbangan harus diberikan


untuk “shrink dan swell” yang menghasilkan perbedaan volume dari
campuran uap/air pada beban yang berbeda. Sebagai contoh, boiler
yang berisikan 300 ton air dingin kemungkinan akan berisikan hanya
250 ton air bila pada beban penuh , meskipun permukaan air adalah
identik dalam kedua kasus diatas.
Ini adalah karena suatu kenyataan bahwa ketika boiler dalam kondisi
operasi kebanyakan dari volume air ( up to 20%) adalah gelembung uap,
dan gelembung uap ini lebih ringan berat jenisnya dari air.

Bila kebutuhan uap dikurangi, tekanan drum meningkat dan volume


ruang bebas yang di isi gelembung akan mengecil, sehingga volume
dari campuran akan shrink. Hal ini kenapa permukaan air turun ketika
boiler menerima demand yang mendadak turun. Perubahan permukaan
air dikatakan sebagai kondisi transisi. Bila kondisi seimbang akan
kembali normal dan level air naik. Pasokan dari air pengisi boiler harus
dikurangi sama dengan aliran uap.
Kebalikan, dengan kenaikan mendadak demand uap, volume
gelembung uap meningkat dan campuran uap/air akan swell
menyebabkan permukaan air meningkat.

Permukaan boiler dikontrol oleh tiga elemen kontrol sistem air pengisi.
Alat kontrol ini mempertimbangkan akan karakteristik Shrink dan swell
dari drum. Glass duga yang dipasang di drum, glas ini harus diperiksa
secara periodik selama boiler beroperasi. Sering digunakan monitoring
dengan menggunakan TV yang ditempatkan di control rooom.
Untuk meyakinkan paling tidak ada satu indikasi yang andal tentang
permukaan air di drum bagi operator, normalnya drum dilengkapi
dengan tiga (3) peralatan indikasi permukaan air. Tipe peralatan ini
termasuk :

1. Glas duga yang dilengkapi dengan image yang dapat dimonitor di


control room dengan TV kamera.
2. Multi port dengan gelas dua warna dimana image ditransmit ke
controll rooom dengan reflecting mirror.
3. Level Meter di panel lokal yang memindahkan level meter ke
reciever kemudian ke controol room.
4. Glass duga secara Conventional
5. Script chart.

Tambahan parameter yang penting disamping drum level, drum


pressure dan temperatur juga harus dimonitor selama boiler
beroperasi.
Selama boiler start-up dan shutdown, perhatian harus dilakukan untuk
meyakinkan bahwa temperatur saturasi boiler drum ( dan kaitannya
dengan tekanan drum ) tidak naik atau turun secara cepat. Laju
maksimum perubahan temparatur, umumnya diberitahukan oleh pabrik
curva boiler startup ( tipical 150 OF perjam )
Juga kehati-hatian harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa
perbedaan temperatur antara bagian atas steam drum dan bagian
bawah dan bagian dalam dan bagian luar tidak terlalu tinggi. Akhirnya
bilamana air ditambahkan kedalam steam drum, kehati-hatian harus
dilakukan untuk meyakinkan perubahan temperatur antara air pengisi
dan steam drum tidak terlalu besar.

Pembatasan temperatur ini sangatlah critical selama periode boiler


startup dan shutdown. Terdapat hal penting untuk meminimalkan
thermal stress di dalam steam drum. Perubahan temperatur dapat
dikontrol dengan mengontrol laju pengapian (firing rate ) saat startup
dan pengontrolan pendinginan boiler saat shutdown.

Selama boiler beroperasi normal, tekanan boiler harus dipertahankan


untuk memenuhi kebutuhan sistem pembagian uap. Untuk itu sistem
control mengatur laju pengapian ( fuel and air flow) untuk
mempertahankan tekanan. Jika untuk beberapa alasan, sudden drop in
steam load seperti contoh tekanan drum menjadi sangat tinggi, safety
valve yang dipasang pada boiler akan membuka untuk melepas
kelebihan tekanan.
Safety valve dipasang pada superheater dan steam drum. Valve yang
dipasang di superheater pertamakali yang akan membuka ( pada
boiler high pressure circuit ), tetapi safety valve di drum akan
beroperasi apabila safety valve pada superheater tidak dapat
mengontrol tekanan dan tekanan terus meningkat.

Enam buah safety valve yang dipasang di steam drum dan 2 pada
header sisi keluar superheater untuk memprotek pressure vessel.
Semua dari safety valve dirancang untuk mengembalikan (reseat)
tekanan pada 4% dibawah tekanan yang membuatnya retak atau
pecah (popping pressure). Perbedaan dari tekanan ini dikaitkan
sebagai blow back atau blowdown.
Capasitas total melepas untuk semua safety valve posisi terbuka
tipicalnya untuk seluruh capasitas produksi uap. Urutan setting dari
safety valve dirancang untuk mencegah kerusakan tidak hanya
terhadap kelebihan tekanan tetapi juga dari overheating bila mana
boiler trip. Pada kejadian boiler harus trip dan valve yang mengurangi
tekanan tidak membuka secara cepat, laju aliran uap akan mendekati
nol dan throttle valve tertutup. Dengan tidak adanya aliran ke
superheater, hal ini hanya mengambil waktu dalam hitungan menit
sebelum elemen superheater akan rusak karena tingginya temperatur
metal yang berlebihan. (hati-hati )
Untuk mencegah terjadinya hal ini, safety valve di set untuk membuka
pertamakalinya dan terus mempertahankan aliran uap ke superheater.
Begitu tekanan terus meningkat, pressure valve di drum akan
membuka dan melepaskan tekanan dengan baik.

2.1.2 Dinding Boiler (Boiler waterwall)

Fungsi dari boiler waterwall, (juga biasa disebut pipa boiler atau pipa
riser ) adalah untuk menyerap panas yang dihasilkan pembakaran
bahan bakar di ruang bakar dan memindahkan panas ke air pengisi
untuk memproduksi uap.

Pipa-pipa disekeliling ruang bakar ada empat sisi, juga bagian atap.
Pipa pada boiler moderen adalah dinding dengan kontruksi membran di
dalam mana barisan besi baja di las antara sepanjang barisan pipa
untuk membentuk dinding membran gas yang kuat yang menangkap
perpindahan panas yang maksimum dan mudah dipasang di lapangan.
Figure 2.1.2 memperlihatkan rincian kontruksi dinding membran.

Di dalam dinding ruang bakar dimana hampir semua panas yang


dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dipindahkan ke siklus air.
Figure 2.1-2 Membrane Wall Construction
Figure 2.1-3 Perpindahan Panas di Boiler Waterwalls
Hampir di semua situasi perpindahan panas pada pembangkit, konveksi
dan konduksi adalah mekanisme terpenting dari perpindahan panas;
radiasi tidak begitu memberikan kontribusi. Bagaimanapun di dalam
ruang bakar hampir semua perpindahan panas secara radiasi ke dinding
pipa dan kemudian dengan konduksi dan konveksi melalui dinding pipa
dan ke air yang mengalir dibagian dalam.. Hal ini diperlihatkan pada
Figure 2.1-3.

Sumber utama yang menyebabkan tidak efisiennya perpindahan panas


di dinding ruang bakar adalah abu dan slagging. Abu dapat
berakumulasi pada permukaan pipa dan bertindak sebagai insulator.
Deposit slag juga mengurangi kemampuan perpindahan panas secara
dramatis dan bisa sangat sulit untuk dilepas.

Berbagai macam slagging ditentukan oleh temperatur cair dari abu


(sering disebut ash fusion temperature) dan sebarapa panas abu yang
terjadi. Jika temperatur dari abu dipertahankan dibawah ash fusion
temperature, maka slagging tidak akan terjadi. Ash fusion temperature
bervariasi satu bahan bakar dengan yang lainnya. Operator biasanya
tidak ada pengontrolan terhadap bahan bakar yang sedang dibakar;
tetapi terdapat pertimbangan operasi yang berdampak dengan
temperatur yang mana operator harus hati-hati antara lain :
1. Slagging cendrung menjadi permasalahannya pada beban tinggi.
Hal ini dikarenakan pada beban tinggi, tidak ada lagi panas yang
diproduksi di dalam volume ruang bakar yang sama, jadi
temperatur cendrung untuk tinggi, sehingga abu cendrung mencair
dan berubah menjadi slag.
2. Slagging cendrung permasalahannya jadi sedikit dengan
menggunakan excess air tinggi. Hal ini karena temperatur abu
cendrung turun dengan tingginya excess air.
3. Masalah pada burner yang mengakibatkan pembakaran tidak
sempurna dapat memberikan kontribusi terbentuknya slaggging.
4. Dan juga dengan api yang menghantam pada dinding pipa dapat
mengakibatkan temperatur tinggi dan slagging terbentuk.

Pengaruh slagging pada boiler bisa dilhat dalam beberapa cara. Cara
yang terbaik metoda secara langsung adalah operator memeriksa
waterwall selama beroperasii melalui lobang pengintip yang
disediakan. Indikasi lain adanya slagging adalah pengaruh pada flue
gas dan temperatur uap. Bila terdapat slagging, sedikit panas
dipindahkan ke air sehingga temperatur flue gas meningkat. Hal ini
dapat dilihat dari kenaikan temperatur keluar flue gas.
Furnace draft dapat jadi indikasi yang lain. Begitu slagging terbentuk
dan berakumulasi pada superheater dan pada boiler bank tubes, dia
cendrung menghambat laluan gas dan dapat menjadikan penahan
aliran. Hal ini sebagai fouling. Dalam kasus yang lebuh extream,
kapasitas FDFan untuk memasok udara tidak cukup karena adanya
slagging. Tentu saja ada masalah yang mempengaruhi superheater
dan di bagian boiler bank dari pada di boiler waterwall.

Sootblower adalah peralatan yang paling efektif untuk mengontrol


masalah slagging. Sootblower mengunakan uap atau air untuk
meniup abu lepas dari waterwall secara baik. Cara lain untuk
mengurangi masalah ini adalah untuk menjaga temperatur waterwall
dibawah ash fusion temperature. Temperatur ini berbeda-beda
tergantung pada bahan bakar dan sering operator tidak dapat berbuat
banyak dalam hal ini.

Slagging biasanya hampir yang paling significan menyebabkan


penurunan efisiensi di dalam memindahkan panas pada waterwall ,
tetapi hal ini tidak satu-satunya penyebab. Tidak baiknya pengontrolan
bahan kimia juga dapat menurunkan efisiensi.
Tidak baiknya pengontrolan air oleh petugas laboratorium dapat
menimpulkan deposit untuk membentuk pada permukaan dalam
dinding pipa. Seperti halnya slagging, deposit bertindak sebagai
insulator dan menyebabkan rendahnya perpindahan panas dan tentu
saja menurunkan efisiensi.

Masalah ini dikontrol dengan melakukan secara konsisten


pemeriksaan kualiats air dengan baik. Pada kebanyakan pembangkit
Pekerjaan ini adalah tanggung jawab orang labor, tetapi beberapa
operator melakukan sesuatu seperti blodown.

2.1.3 Boiler Bank

Fungsi dari boiler bank adalah untuk menyerap panas dari gas
pembakaran untuk merubah air yang sudah panas menjadi uap panas.
Boiler bank kadangkalanya disebut steam generator yang terdiri dari
pipa secarra vertikal yang digantung yang terhubung dengan bagian
atas dan bagiann bawah boiler drum. Bank ini dibagi dalam dua
bagian. Pada beberapa boiler seperti pada CE boiler , superheater
ditahan diantara dua bagian boiler bank
Bagian belakang dari boiler bank menyediakan laluan aliran air yang
relatif lebih dingin untuk mengalirkan dari drum bagian atas ke drum
bagian bawah, (mud) drum. Bagian depan pipa menyediakan laluan
aliran yang panas, berat jenis uap yang lebih ringan mengalir dari
bagian bawah drum ke bagian drum sebelah atas.

Kebanyak dari boiler bank ditempatkan pada area yang terexpose


dengan gas panas. Tetapi bagian depan dari boiler bank terbuka untuk
panas radiasi, pipa disini kadangkalanya di ikat dan dilapisi dengan
benda yang tahan dan sebagian dilindungi dengan baffle plate yang
membungkus bagian disekeliling barisan pipa. Pengikatan dan
pelindung atau baffle plate bertindak untuk memprotek pipa dari
pengaruh negatif/kerusakan dari panas radiasi.

Seperti dinding ruang bakar, aliran melalui boiler bank diciptakan


dengan sirkulasi alam. Air yang berat jenisnya berat pada bagian atas
drum mengalir turun ke bagian bawah mengumpulkan panas. Drum
bagian bawah bertindak sebagai titik koleksi dan ruang pencampur
untuk aliran di bank. Uap yang berat jenisnya ringan dan air mengalir
keatas melalui bagian depan bank menyerap lebih banyak panas dan
menjadi lebih ringan
Figure 2.1-4 Boiler Bank
Bagian bawah drum juga terhubung untuk laluan aliran ke pipa
penyaring dan lantai boiler/roof tube. Aliran dari screen tube dan atas
ruang bakar diarahkan kedalam bagian atas drum untuk pemisahan
uap.

Sementara keseluruhan operasi dari aliran melalui boiler bank


dilakukan secara sirkulasi alam, perubahan temperatur secara drastis
dan swing tekanan memiliki pengaruh yang negatif pada aliran. Aliran
bertindak sebagai pendingin metal boiler sekaligus menghasilkan uap.
Penurunan temperatur yang besar mengurangi aliran melaui siklus
boiler dengan sangat cepat. Overfiring akan menggatasi penurunan
temperatur. Bila tidak berjalan secara gradual, maka akan terjadi
overheat karena aliran yang rendah dan panas radiasi yang berlebihan,
sehingga merusak bagian depan boiler bank.

2.1.4 Attemperator

Fungsi alat ini adalah untuk mengatur dan mengontrol temperatur main
steam atau outlet temperatur. Alat ini dipasang di steam header yang
mengghubungkan primary superheater ke secondary superheater.
Alat ini terdiri dari thermal sleeve atau casing di dalam steam
header untuk menyerap thermal shock dan mengatomisasi spry
air dengan yang bantuan nozzle yang ditempatkan dibagian
tengah-tengah header. Figure 2.1.4 mengilustrasikan suatu
desuperheater dengan kontak langsung.

Attemperator water, sering dipasok oleh boiler feed pump (BFP),


disemprotkan ke dalam uap panas melalui nozzle. Segera air
akan menguap oleh uap yang ada, air harus bebas dari material
berbahaya agar kemurnian uap dipertahankan. Laju aliran injeksi
air diatur dengan sistem kontrol yang automatis untuk
mempertahan temperatur akhir dari uap yang ada.

Air memasuki attemperator dan lewat melalui spray nozzle yang


terletak pada bagian masuk dan melalui venturi. Uap melewati
nozzle membawa air yang disemprotkan dan melalui ventury.
Tindakan ini meng-evaporasi air dan terus bercampur dengan
uap.
Figure 2.1-5 Spray Type Direct Contact Attemperator
2.1.5 Ekonomizer

Fungsi dari ekonomizer adalah untuk memanaskan air pengisi


sebelum dimasukkan kedalam steam drum. Hal ini dilakukan
dengan mengambil panas dari flue gas yang meninggalkan boiler.

Ekonomizer posisinya horizontal, rangkain perpindahan panas


yang continiu terletak dibelakang boiler bank di laluan gas. Seperti
diperlihatkan pada Figure 2.1-6. Seluruh perpindahan panas pada
ekonomizer adalah dengan sistem konveksi dan konduksi,
dimana gas panas lewat di sekeliling pipa ekonomizer dalam
perjalanannya menuju air heater. Air pengisi dan aliran gas melalui
ekonomizer disusun dengan sistem laluan counter flow, jadi aliran
air berlawan dengan arah aliran gas. Aliran gas pada ekonomizer
masuk dari arah bagian atas dan keluar di bagian bawah terus ke
cerobong, sementara air pengisi masuk dari bagian bawah dan
mengalir keatas melalui tube bank. Air keluar ekonomizer pada
kedua ujung dan disambung ke boiler drum.
Figure 2.1-6a Economizer
Figure 2.1-6b Economizer
Figure 2.1-6c Economizer
Tidak seperti bagian lainnya, air mengalir melalui ekonomizer tidak
berdasarkan sirkulasi alam, semua aliran pada ekonomizer dilengkapi
sebagai make up water ke drum (boiler feedwater). Selama boiler
beroperasi normal, ekonomizer menerima secara terus menerus aliran
air, tergantung dari produksi uap. Satu satunya akan terganggunya
aliran air terkait dengan merespon drum level yang tinggi yang
menyebabkan aliran air dikurangi ke drum. Tetapi selama proses
startup dan sampai aliran uap dari boiler tercapai, tidak ada aliran pada
ekonomizer. Selama startup, temperatur gas melalui ekonomizer cukup
tinggi untuk merusak material pipa. Beberapa boiler tidak memiliki
siklus untuk sirkulasi yang dapat digunakan untuk sirkulasi secara alam
melalui ekonomizer selama boiler startup. Resirkulasi air menyerap
panas untuk mencegah pipa ekonomizer dari overheating. Boiler tanpa
sirkulasi circuit menggunakan bllowdown untuk menciptakan
kebutuhan air untuk make up (feed water ) selama proses startup.
Prosedure terdiri dari pembukaan katup superheater blowdown
mengarahkan aliran ke tangki blowdown bertekan udara luar atau
tangki lain. Air make up diperlukan untuk mempertahankan permukaan
air di drum. Air pengisi selama waktu ini kadangkalanya dipasok oleh
katup feedwater regulator “leak by “ . Drum level dikontrol pada saat
ini dilakukan dengan men-throttling katup blowdown. Tambahan air
pengisi dapat dilakukan dengan membuka bypass feedwater regulator.
prosedur ini tidak hanya mempersiapkan pencegahan aliran melalui
ekonomizer, tetapi juga aliran ke superheater untuk mencegahnya dari
overheating. Sekali kebutuhan beban boiler untuk pasokan air sdh
tetap, blowdown dan katup resirkulasi pada ekonomizer ditutup.

2.1.6 Titling Tangential Burners


Pembakaran sistem titling tangential menyuguhkan metoda
pengenalan bahan bakar dan udara pembakaran kedalam ruang
bakar untuk menghasilkan pembakaran yang cepat, komplit dan
efisien. Rancangan sistim pengapian berdasarkan konsep bahwa satu
lidah api yang bergulung atau “fireball” dihasilkan di dalam ruang bakar.
Terminologi dari single fireball diciptakan selama operasi.

Dengan mengarahkan bahan bakar dan udarabakar dalam arah


vertikal ( elevation) melalui penggunaan corner windbox fuel/air nozzle,
suatu fireball dan suatu zone burner dibentuk. Pada sistem
pembakaran tangetial, bahan bakar dan udara pembakaran diarahkan
secara diagonal dari empat sudut ruang bakar secara tangensial dan
membentuk suatu lingkaran kecil, dalam bidang horizontal pada
tengah-tengah ruang bakar. (lahat Figure 2.1.7 )
Pencampuran secara intensif antara bahan bakar dengan udarabakar
terjadi ketika dua lidah api bertemu dan menghantam satusama lainnya
di dalam ruang bakar. Dengan metoda pembakaran seperti ini,
pergerakan berputar berdampak ke badan api yang menyebar keluar
selama proses pembakaran dan mengisi area ruang bakar.

Memposisikan fireball naik dan turun di dalam ruang bakar adalah


terminalogi “ pengaturan burner tilts”. Burner diposisikan secara
otomatis oleh sistem kontrol temperatur uap reheat/superheat dalam
membantu temperatur keluar uap reheat/superheat pada set point
1005OF atau 1050 OF ± 10OF. Bagaimanapun tiltling burner dapat
diposisikan ke posisi manual jika kondisi tersebut di waranti oleh
pabrik.

Dalam operasinya, posisi dari bola api di dalam ruang bakar atau tilt
angle adalah sangat mempengaruhi temperatur uap keluar
superheater dan reheater. Bila burner diposisikan horizontal, maka
fiereball akan berada ditengah ruang bakar. Posisi ini pertama kali
digunakan selama boiler startup untuk menaikkan tekanan drum dan
memanaskan unit pada laju yang dikontrol.
Figure 2.1-7a Tangenial Burners
Figure 2.1-7b Tangenial Burners
Selama operasi, posisi burner diarahkan ke bawah, bola api
direndahkan di ruang bakar dan banyak panas yang diserap
oelh dinding ruang bakar (furnace walls) meningkatnya
penyerapan panas oleh dindidng ruang bakar akan mengurangi
jumlah total dari panas yang terbawa oleh flue gas ke bagian
superheater dan reheater. Temperatur gas keluar akan menjadi
rendah. Tindakkan ini menghasilkan sedikit panas yang diserap
oleh bagian ini. Akhirnya temperatur akhir dari superheater dan
reheater menjadii rendah.

Begitu posisi titl diarahkan ke atas, sedikit panas yang siserap


oleh dinding ruang bakar dan banyak panas yang terbawa oleh
flue gas ke bagian pipa superheater dan reheater. Temperatur
gas keluar ruang bakar naik. Ini berarti sedikit panas yang
diserap oleh dinding ruang bakar dan banyak panas yang
tersedia untuk diserap oleh bagian pipa reheater dan
superheater, sehingga temperatur keluar uap akhir jadi
meningkat.
2.1.7 Coal pulverizer

Terdapat tiga tipe pulverizer yang dugunakan untuk menggerus


batubara.

1. Impact : pemecahan dengan tekanan yang tinggi secara mendadak


dihasilkan dari hantaman dengan permukaan yang bergerak cepat.
2. Crushing : Pemecahan atau penggilingan dihasilkan dari tekan
meningkat secara gradual.
3. Attrition : bentukan dari partikel kecil dari gesekan antara dua
potongan besar.

Pemilihan dari jenis proses penggerusan atau penggilingan pertama


kalinya didasarkan pada ukuran dari batu yang datang dan besaran
ukuran yang diinginkan dan pembagian dari produk akhir. Proses
penggilingan yang berbeda dan peralatan ynag digunakan memiliki
ratio yang berbeda pula untuk “ berat dalam ton yang dihasilkan per
energy yang dipakai” (T/E ratio). T/E ration adalah suatu indikator dari
seberapa banyak material yang diproses untuk power yang digunakan.
Membandingkan T/E ratio dari sistem yang sama akan menunjukkan
sistem yang mana yang lebih efisien.
Figure 2.1-8a C-E pulverizer dan Figure 2.1-8b B&W pulverizer
mengunakan dua jenis proses penggerusan, crushing dan attrition.
Batubara dihadapkan ke grinding force diantara rotating bowl pada mill
C-E dan mill table pada mill B&W dan tiga grinding rolls atau mill
rollers. Karena tidak terdapat kontak antara metal dengan metal, maka
konsumsi daya lebih rendah. Dengan kombinasi dua proses grinding
dengan penghematan daya yang digunakan menghasilkan T/E ration
untuk kudua mill tersebut.

Untuk lebih jelasnya bagaimana sirkulasi batu bara yang masuk dan
keluar serta proses penggerusan batubara, maka dapat dilhat pada
Figure 2.1-8c dan Figure 2.1.8d.
Figure 2.1-8a CE Pulverizer
Figure 2.1-8b B&W Pulverizer
Figure 2.1-8c Sirkulasi Batubara
Figure 2.1-8d Proses Penggerusan Batubara
Kapasitas output dari setiap pulverizer dipengaruhi oleh tiga
faktor yang terkait dengan kualitas batubara.

1. Grindability Index
Grindability menjelaskan kemudahan batubara untuk digerus bila
dibandingkan dengan batubara yang lainnya. Tingginya angka
grindability index (HGI) “ batubaranya mudah digerus”. HGI yang
rendah mengindikasikan “keras untuk digerus” Kebanyakan
batubara memiliki HGI antara 40 s/d 100.

2. Moisture
Moiture adalah jumlah air yang ditahan oleh batubara. Hal ini
dinyatakan dalam presentase sample batubara dalam satuan berat.
Moisture memjadikan proses penggerusan jadi lambat, jadi
semakin banyak udara panas atau lebih lama batubara di dalam
mill dibutuhkan untuk menjadikan batubara betul-betul kering dan
menggerusnya. Akibatnya kapasitas ( pound per jam ) jadi
berkurang. Penyimpanan di stockpile menjadi lebih sulit.
Penyimpanan yang lama pada cuaca yang baik membantu untuk
mengeringkan batubara sebelum digunakan.
Penyimpanan pada udara terbuka dengan udara yang basah
meningkatkan surface moisture batubara yang kemudian
menyebabkan masalah aliran (flow) dan membutuhkan udara panas
yang lebih untuk pengeringan batubara yang digerus.

3. Finenes
Finenes adalah ukuran yang memspesifikkan persentase dari suatu
sample batubara yang lolos melalui ayakan. Finenes adalah sua tu
indikator dari sebarapa baik mill beroperasi. Sample dari batubara
yang sudah digerus diperoleh dari down stream dari mill, kering dan
digoyang pada saringan yang terukur. Berikut ini adalah ukuran dari
finenes :

1. 50 Mesh : 50 pembukaan per inch 2500 pembukaan per inch2


2. 100 Mesh : 100 pembukaan per inch 10.000 per inch2
3. 200 Mesh : 200 pembukaan per inch 40.000 per inch2
Nilai kira 70% yang melewati 200 menunjukkan unjuk kerja mill yang
optimal. Karakteristik batubara yang spesifik memerlukan pengaturan
untuk menghasilkan beberapa persen diatas atau dibawah untuk
mendapatkan pembakaran yang baik diruang bakar.
2.1.8 Air Heater

Fungsi utama air heater dalam beroperasi adalah bertindak sebagai


alat penukar panas. Dalam operasi, panas sisa dari flue gas
meninggalkan boiler dipindahkan ke udara yang datang yang dipasok
oleh forced darft fan (FDF). Penghematan bahan bakar kira 1%
untuk setiap 50 OF naiknya temperatur dari udara secondary yang
dipasok ke ruang bakar boiler.

Tipe ljungstrom air heater adalah yang dominan yang digunakan pada
pembangkit moderen untuk mengontrol sirkulasi panas pada boiler. :

Setiap air preheater tipe ljungstrom disebut juga tipe bisector, karena
ada dua laluan terpisah melalui alat ini. Dan juga disebut regenerative
Air heater. Lihat Figure 2.1-11a.

Satu laluan adalah untuk flue gas yang dievakusi oleh Induced draft
fan dan laluan kedua untuk udara pembakaran secondary di ruang
bakar. Regenerative maksudnya adalah, proses perpindahan panas
dilakukan berullang kali begitu elemen pemanas udara berputar melalui
duct gas dan udara. Elemen dibungkus dengan basket.
Air Preheater meningkatkan efisiensi boiler dengan dua cara :

1. Mengurangi jumlah panas yang hilang ke udara.


2. Meningkatkan temperatur udara pembakaran secondary yang
masuk ke ruang bakar sehingga menghasilkan pembakaran yang
stabil dan sempurna.

Air Preheater dipasang pada flue gas duct dibawah ekonomizer dan
dan pada discharge air duct dari FDF. Pada lokasi ini, alat akan mudah
mentransfer panas sisa dari flue gas ke udara pembakaran secondary
yang dipasok oleh FDF.

Air preheater Ljungstrom dapat dipasang vertical atau horizontal,


sesuai bentuk ducting yang ada. Elemen perpindahan panas disusun
dalam bentuk pie shaped conpartment, didalamnya sacara radial
dibagi shell yang bisa berputar. Rumah yang melingkari rotor memiliki
duct gas dan udara yang terhubung satu sama lainnya. Setengah
bagian dari rotor di posisikan pada duct udara dan setengah sebagian
lainnya disposisikan pada duct flue gas.
Laluan yang terpisah antara gas dan udara dibentuk pada rotor dengan
menggunakan sector plate.
Begitu rotor air preheater bergerak secara perlahan-lahan, elemen
pemindah panas (Figure 2.1-11b dan Figure 2.1-11c) yang berada
pada duct laluan gas yang dilewati oleh gas panas melalui elemen,
kemudian elemen tersebut menyerap panas dari gas panas yang lewat
tersebut. Begitu putaran rotor membawa elemen yang panas ini ke
duct sisi laluan udara yang datang dari FDF, panas yang tersimpan
pada elemen tadi diambil oleh udara yang melewatinya, sehinngga
temperatur udara naik menjadi 700 ⁰F. Proses ini berulang seperti
semula, sesuai dengan adanya putaran oleh rotor. Kecepatan dari rotor
lebih kurang sedikir diatas 1 rpm. Kalau berhenti dan ada sumbatan
pada elemen apa yang akan terjadi ?

Porsi temperatur tinggi pada rotor atau hot end, dimana flue gas
masuk dan terbentuklah udara panas secondary.
Terminologi cold end berkaitan dengan bagian rotor dimana lokasi
udara masuk dan flue gas discharge.
Terdapat tiga lapisan elemen perindahan panas pada air preheater :

1. Hot end elemen


2. Hot end intermediate elemen
3. Cold end elemen.
Elemen yang ditempatkan didalam basket berputar berbentuk
“pie shape section” . Elemen pemindah panas ini disusun
sedemikian rupa di dalam basket untuk memudahkan
pemasangan dan pelepasannya.
Basket berisikan elemen pada sisi cold end dapat dilepas
melalui pintu laluan pada rumah air heater. Basket ini dirancang
untuk dapat dibalik dan untuk perbaikan bila umurnya tercapai.

Elemen pemindah panas (Figure 2.1.10e dan Figur 2.1.10f) di


susun membentuk metal sheet. Sheet yang digunakan di posisi
hot end dan intermediate berbentuk ripple naik turun. Bentuk ini
untuk memberikan dia bisa di ditempatkan berdekatan satu
sama lainnya. Sheet pada cold end disusun dari bahan
#18U.S.G corten steel dan dibuat bertingkat dan dengan sheet
yang datar. Bentuk ini dibuat untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya plugging atau sumbatan selama beroperasi.
Figure 2.1-11a Location of Air Heaters
Figure 2.1-11b Bisector Air heater Arrangement
Figure 2.1-10c Bisector Air heater Arrangement
Figure 2.1-10d Tubular Air heater Arrangement
Figure 2.1-10e Arrangement of Heat transfer Elements
Figure 2.1-10f Air Heater Elements Profiles
2.1.9 Sootblower

Boiler yang mengunakan bahan bakar batubara membutuhkan


penggunaan peralatan pembersih yang lebih intensive. Sootblower
adalah peralatan pembersih digunakan untuk melepas deposit abu
pada permukaan penyerap panas pada sisi api di dalam boiler.
Sootblower dirancang berdasarkan beberapa faktor antara lain : tingkat
slagging dan karakteristik slagging untuk bahan bakar tertentu,
standard rancangan boiler dan tingkat kebersihan, dan laju
pembakaran. Lihat Figure 2.1-11

Terdapat tiga alasan utama kenapa peralatan pembersih seperti


sootblower diperlukan.

1. Mempertahankan kemampuan peralatan boiler dalam


memindahkan panas.
Sedikit saja adanya jelaga pada permukaan panas akan
mengurangi perpindahan panas secara drastis dan menyebabkan
bahan bakar lebih banyak yang dibakar untuk mmenghasilkan
output tertentu. Setiap adanya jelaga, terjadi pembuangan bahan
bakar yang dikirim ke cerobong dan tanpa dapat di claim.
Figure 2.1-11
2. Mengontrol draft losses

Hal ini terjadi apabila terjadi penumpukan deposit sehingga akan


mengurang aliran pada bagian yang berdeposit tinggi dan pada
sisi lainnya, sehingga fuel ratio tidak seimbang,. Karena adanya
hambatan karena adanya deposit, maka meningkatkan fan power
sehingga efisiensi menurun.

3. Mencegah karosi pada komponen boiler

Deposit abu dapat menciptakan lingkungan yang korosif.


Membakar bahan bakar dan batubara dengan kandungan abu
yang tinggi dapat memicu terjadinya deposit pada permukaan pipa
atau permukaan heat recovery. Abu yang dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fossil berisikan sejumlah vanadium,
alkalines, sullfur dan elemen lainnya. Jika temperatur gas cukup
rendah, maka acid dew point mungkin tercapai dan menyebabkan
terjadinya korosi yang tinggi dari H2SO4 yang terbentuk pada
permukaan boiler.
Bila batubara dibakar, akan menghasilkan abu yang tinggal sebagian di
dindiing ruang bakar dan permukaan perpindahan panas lainnya yang
dilalui oleh flue gas. Tiga jenis deposit abu yang ditemukan di dalam
boiler, molten ash, sintered ash dan debu seperti abu.
Molten ash umumnya terdapat di daerah sekitar burner yang
permukaannya tidak rata atau terdapat lobang atau cekungan. Sintered
ash terjadi pada daerah temperatur tinggi di konveksi area, seperti di
superheater, reheater dan di laluan bagian belakang, termasuk
ekonomizerr dan air heater. Debu seperti abu melekatnya menyebar.

Abu yang bersifat molten dan kemudian keras karena temperatur tinggi
disebut slag. Tingkat kecendrungan terbentuknya slagging merupakan
faktor utama dalam merancang sistem soot blower.

Disinilah fungsi soot blower dipasang, karena keinginan dari operator


adalah tidak adanya soot atau jelaga di seluruh aliran gas panas yang
lewat.

Tiga tipe soot blower yang umumnya digunakan. Masing-masing


rancangan untuk membersihkan sesuai dengan tipe abu yang ada.
1. Soot blower untuk dinding ruang bakar

Soot bllower disini dapat di maju mundurkan untuk melepas abu


yang menempel pada dinding ruang bakar. Alat ini dipasang
bertingkat ( depan, belakang dan samping ) kesemuanya itu
meliputi dan mencover permukaan dinding ruang bakar.

2. Long retractable type blower

Tipe ini dipasang pada sisi samping dinding di bagian radiasi


sebelah atas. Karena panjangnya dia melepaskan abu pada pipa
superheater, reheater dan ekonomizer.

Sootblower harus membersihkan setiap tipe deposit, karena itu


tekanan hembusan berbeda dari masing-masing sootblower. Tekanan
yang direkomendasikan dalam batas 150-250 psig. Pada laluan bagian
belakang dimana debu seperti abu umumnya terdapat disana, tekanan
yang direkomendasikan adalah 130-200 psig.
3. Air heater (AH) cleaner

Sootblower disini relatif kecil ukurannya yang hanya diperuntukkan


untuk AH dengan tekanan rendah untuk membersihkan sisi Cold end
basket. Normalnya media pembersih yang digunakan adalah uap.

2.1.10a General Precautions :

Jika kegagalan terjadi pada suatu wall blower, temperature probe atau
long retractable blower ketika lance dimasukkan ke ruang bakar, maka
hand crank atau air wrench dapat digunakan untuk menarik lance.
Uap harus dipasok ke setiap sootblower yang dimasukkan ke ruangbakar
apabila adanya pembakaran untuk mencegah overheating dan
kerusakan.
Kehati-hatian harus diambil bilamana crank dipakai dapa suatu blower,
karena crank dihubungkan langsung dengan peralatan penggerak lance.
Setiap pergerakan dari lance akan memutar crank dan kemungkinan dan
bisa membuat personal terluka. Selalu putuskan sambungan power dan
biarkan aliran uap mengalir. Hand crank juga dugunakan untuk keperluan
pemeliharaan. Dengan media hembus yang dimatikan, sangat penting
untuk menarik lance dari ruang bakar secapatnya untuk mencegah
overheating dan kerusakan.
2.1.10 b Retractable Flue Gas Temperature Probe (Thermoprobe)

Thermoprobe digunakan untuk memonitor temperatur keluar gas buang


pada saat startup dan juga alat ini banyak disediakan pada boiler. Alat ini
normalnya ditempatkan di dalam setiap ruang bakar dekat lekukan,
dibawah platen superheater/reheater assembly langsung.
Thermoprobe sama dengan sootblower.
Thermoprobe memonitor flue gas atau temperatur keluar raung bakar
pada saat unit startup.

Catatan : Tempratur keluar ruang bakar tidak boleh melebihi 1000 OF


sampai aliran terpenuhi di circuit superheater dan pipa reheater ( Turbine
generator synchronization).

Memonitor temperatur tidak melebihi 1000 OF pada sisi keluar untuk


mencegah overheatingnya superheater dan reheater, bila hanya terdapat
sedikit saja atau tidak ada aliran uap. Fungsi cooling menjadi hilang.

Selama boiler startup, thermoprobe lance di masukkan keruang bakar


dengan menggunakan motor penggerak.
Lance thermoprobe tidak berputar ketika dimasukkan ke bagian ujung
dan uap hembusan tidak dioperaskan. Suatu thermocouple tip dipasang
ke bagian ujung lance. Thermocouple memngukur temperatur keluar gas
selama masa startup, sehingga operator dapat menjaga temperatur
dibawah 1000 OF dengan mengontrol laju pembakaran dari boiler.

Thermoprobe dapat dioperasikan dari control room atau dengan tiga


tombol di lokal. Untuk menggerakkan probe lance masuk keruang bakar,
maka tekan tombol EXTEND. Bila probe mencapai posisi ujung, maka
alat akan mentrip limit switch dan berhenti.
Bila untuk menarik mundur atau berhenti dalam perjalanan., maka tekan
tombol RETRACT.
Bila untk menstop probe pada posisi mana saja, baik saat memasukkan
dan memundurkan, untuk mengukur temperatur pada setiap titik di ruang
bakar, maka tekan tombol STOP.

Sistem pengaman dipasang pada peralatan ini untuk mencegah lance


dan thermocouple overheating. Setiap temperatur gas ruang bakar pada
probe melebihi 1100 OF, suatu alarm akan berbunyi dan lance akan
secara otomatis mundur keposisi istirahat.
2.1.10c Air Heater Soot Blowers

Alat ini dipasang pada sisi duct sisi masuk preheater dan duct gas outlet.
Dua buah soot blower dipasang pada masing-masing rumahnya. Soot
blower harus secara terus menerus dioperasikan pada saat startup untuk
mencegah draft losses dan kebakaran.

Soot blower terdiri dari power penggerak dengan assembly double nozzle
atau tunggal. Unit penggerak dengan gear reducer, menggerakkan
lengan nozzle secara perlahan di atas elemen pemindah panas. Siklus
hembusan terdiri dari satu laluan di permukaan panas dan dapat dimaju
mundurkan dari ujung satu ke ujung lainnya.

Elemen perpindahan panas dari airheater harus dijaga tetap pada kondisi
bersih setiap saat untuk mencegah draft losses dan potensi kebakaran.

2.1.10d Soot Blower Usega

1. Saat startup unit, tentukan skedule penghembusan untuk


mempertahankan permukaan yang bersih.
2. Saat startup unit, Lakukan survey abu untuk menentukan
pogram yang selektif, tentukan skedule penghembusan untuk
mengotrol penumpukan abu.
3. Temperatur gas outlet rendah maupun tinggi bisa digunakan
sebagai indikator perlu tidaknya pembersihan.
4. Hidarkan pembersihan terhadap permukaan yang sudah
bersih.
5. Monitor dan catat pembacaan boiler draft dan gunakan
sebagai dasar dalam menentukan kapan dan dimana
menggunakan soot blower.
6. Kondisi draft yang tidak normal untuk beban tertentu adalah
suatu indikasi terjadinya plugging pada tube section tertentu.

2.1.10e Soot Blower Maintenance

Berikut ini suatu daftar untuk pengecekan pencegahan yang harus


dipersiapkan pada soot blower dalam operasi normal.

1. Cek the lubricant point untuk pelumasan pada level yang


direkomendasikan.
2. Periksa clearance blower saat bergerak dan pastikan lance persis
berada ditengah-tengah wall boxes.
3. Pastikan semua support untuk pipa dengan baik dan space untuk
peralatan memuai.
4. Purging pada pipa uap setelah setiap pekerjaan dilakukan.
5. Pastikan bahwa crank atau peralatan otomatic tersedia untuk
menarik blower, bila alat tertahan atau tidak mau bergerak di dalam
ruang bakar.
6. Pastikan bahwa baik lokal atau operasi secara remote dapat
dilakukan untuk mencegah permasalahan yang mungkin terjadi.

2.1.11 Boiler Safety Valves

Safety valve adalah peralatan untuk memprotek uap dan air dari
kelebihan tekanan. Kelebihan tekanan dapat terjadi dalam dua kondisi :

1. Menaiknya secara gradual tekanan karena pengoperasian yang tidak


baik atau mulfunction peralatan.
2. Kenaikan yang cepat atau secara mendadaknya tekanan yang
disebabkan oleh kehilangan aliran uap secara mendadak.
2.1.11a Safety Valve Data

ASME (American Society of Mechanical Engineers) untuk boiler dan


pressure vessel code menentukan bahwa safety valve diperlukan untuk
setiap tangki bertekanan. Boiler dan pressure code juga membutuhkan
bahwa safety valve memiliki jumlah kapasitas total uap yang dapat
dibuang, paling sedikit sama dengan aliran uap pada beban penuh di
boiler. Jumlah safety valve yang diperlukan tergantung dari dari
rancangan boiler. Contoh Aliran uap pada beban penuh dari unit katakan
berkisar dari 1,350,000 sampai 3.90.000 lb uap superheat perjam, dan
1.200.00 sampai 3.040.000 lb reheat perjam at MCR.

Tabel setting safety valve disediakan pada instruction manual untuk


setiap unit yang memperlihatkan penjelasan valve dan settingnya untuk
code complaiance.

2.1.11b Lokasi

Terdapat berbagai safety valve yang dipasang pada boiler dan pipa uap
untuk memcegah system dari over pressure. Berikut ini dilampirkan
daftar tipe dari valve dan lokasi penempatannya pada system.
1. Spring type safety valve dipasok dengan boiler main steam dan
reheat steam piping.
2. Drum safety valve yang terhubung langsung dengan steam drum.
3. Superheat safety valve yang dihubungkan langsung ke main steam
line dengan high pressure turbine.
4. Safety valve dihubungkan langsung ke reheat inlet piping
5. Safety valve dihubungkan langsung ke reheat outlet piping.
6. Terdapat pressure relief atau electromatic relief valve dipoasisikan
pada superheater outlet. Relief valve tidak termasuk dalam total
relieving capacity dari safety valves karena valve ini dapat diisolasi
dari boiler. Electromatic atau pressure relief valve di set untuk
membuka pada tekanan dibawah tekanan pembukaan pada setting
terrendah superheater safety valve. Hal ini untuk mencegah valve
dari pembukaan, kecuali terjadi major over pressure.

2.1.11d Opening Sequence

Tekanan buka dari safety valve atau popping pressure adalah bertahap
untuk mencegah safety valve dari pembukaan secara bersamaan. Safety
valve superheater di set lebih rendah dari safety valve di drum. Hal ini
memastikan bahwa aliran uap dipertahankan melalui superheater, jika
over pressure terjadi.
Superheater safety valve pertama kali di set untuk membuka pada
tekanan 2.680 psig dan menutup pada tekanan 2.600 pisg. Hal ini
menyediakan 80 lb dengan 3% blowdown dan capasitas total melepas
uap adalah 248.000 lb uap/jam.

Superheater valve kedua yang di set membuka pada tekanan 2.760 psig
dan menutup pada 2.680 psig. Hal ini menyediakan 80 lb dengan 3%
blowdown dan kapasitas total melepas uap adalah 256.100 lb uap/jam.

Saat kenaikan drum pressure, drum safety valve di set untuk membuka
dengan urutan setelah superheater safety valve bekerja. Drum safety
valve pertama yang di set pada tekanan terendah adalah membuka
pada tekanan 2.850 psig dan menutup pada 2.756 pisg. Hal
menyediakan 85 lb dengan 3% blowdown dan capasitas total melepas
uap adalah 529.600 lb uap/jam.

Drum safety valve kedua di set membuka pada tekanan 2.875 psig dan
menutup pada 2.790 psig. Hal menyediakan 85 lb dengan 3% blowdown
dan kapasitas total melepas uap adalah 534.250 lb uap/jam.
Drum safety valve yang ketiga membuka pada tekanan 2.900 psig dan
menutup pada 2.814 psig. Hal menyediakan 86 lb dengan 3% blowdown
dan kapasitas total melepas uap adalah 538.900 lb uap/jam.

Drum safety valve ke empat membuka pada tekanan 2.915 psig dan
menutup pada 2.828 psig. Hal menyediakan 87 lb dengan 3% blowdown
dan kapasitas total melepas uap adalah 541.650 lb uap/jam.

Drum safety valve ke lima membuka pada tekanan 2.928 psig dan
menutup pada 2.837 psig. Hal menyediakan 88 lb dengan 3% blowdown
dan kapasitas total melepas uap adalah 543.500 lb uap/jam.

Drum safety valve ke enam membuka pada tekanan 2.935 psig dan
menutup pada 2.857 psig. Hal menyediakan 78 lb dengan 3% blowdown
dan kapasitas total melepas uap adalah 545.350 lb uap/jam.

Reheat safety valve membuka untuk memproteksi turbin dari over


pressure, terutama pada emergency shutdown. Safety valve pada “hot”
reheat line di set membuka pertamakalinya, untuk memproteksi reheat
assembly dengan menetapkan aliran melalui reheat line.
Reheat safety valve pertama kali di set untuk membuka pada tekanan
590 psig dan menutup pada tekanan 572 pisg. Hal ini menyediakan 18 lb
dengan 3% blowdown dan capasitas total melepas uap adalah 212.800 lb
uap/jam.

Reheat safety valve yang kedua di set untuk membuka pada tekanan
595 psig dan menutup pada tekanan 577 psig. Hal ini menyediakan 18 lb
dengan 3% blowdown dan capasitas total melepas uap adalah 214.620 lb
uap/jam.

Reheat safety valve yang pertama dipasang di “cold” reheat line di set
membuka pada tekanan 627 psig dan menutup pada tekanan 608 psig.
Hal ini menyediakan 19 lb dengan 3% blowdown dan capasitas total
melepas uap adalah 396.980 lb uap/jam.

Reheat safety valve yang kedua di set membuka pada tekanan 630 psig
dan menutup pada tekanan 611 psig. Hal ini menyediakan 19 lb dengan
3% blowdown dan capasitas total melepas uap adalah 398.950 lb
uap/jam.
Reheat safety valve yang ketiga di set membuka pada tekanan 633
psig dan menutup pada tekanan 614 psig. Hal ini menyediakan 19 lb
dengan 3% blowdown dan capasitas total melepas uap adalah 400,700
lb uap/jam.

2.1.11d Safety Valve Description

Valve berisikan suatu disc dan seat, yang membentuk permukaan


untuk dudukan disc didudukkan ke valve stem dinamakan spindle.
Spindle diarahkan keatas menyusuri body assembly. Spindel bergerak
membuka valve full open dengan mengangkat disc keatas pada
permukaan dudukan. Spindle memiliki perhentian yang membatasi jarak
pembukaan. (lihat Figure 2.1-11)

Sedikit saja pembukaan diperlukan untuk menyediakan jarak yang baik


yang mana posisi spindle harus bergerak dari posisi menutup ke posisi
membuka penuh. Valve juga berisikan sebuah per, sekrup kompressi,
valve body, pengunci dan peralatan pengangkat secara manual. Per
mengontrol tekanan dimana katup membuka dan juga membantu
kembalinya dich ke posisi tertutup.
Apabila spring memelukan gaya untuk menahan disc melawan dudukan
sampai tekananc disc mendorong valve membuka, dibawah disc pembuka uap
dapat di atur pada posisi. Spring commpression atau opening pressure dapat
di atur dengan compression screw yang dipasang dibagian atas spindle. Lock
nut terpasang pada spindle menjaga compression screw pada tempat
duduknya.

Katup dilengkapi dengan susunan pedal untuk mengijinkan pengangkatan


katup secara manual dari jarak aman. Pedal ini jangan digunakan kecuali untuk
tujuan pengetesan dan juga oleh personal yang ahli.

Bodi katup menyediakan area tatakan ke drum atau ke steam line dan ke
discharge pipa yang terus ke udara luar. Di dalam bodi katup terdapat ring
pengatur bagian upper dan lower dan exhaust port untuk uap yang bocor
keluar.

Pipa discharge tidaklah merupakan suatu integral part dari safety valve, tetapi
bagian ini menyediakan suatu fungsi yang penting dengan menyediakan suatu
laluan discharge untuk uap yang bocor keluar.
Figure 2.1.12 Safety Valve
2.1.11e Safety Valve Operation

Safety valve dirancang untuk tetap tertutup sampai tekanan baik di


steam drum, superheater atau reheater header mencapai tekanan
poping valve. Gaya dari tekanan uap di bawah disc melawan gaya per
yang menyebabkan spindle dan disc yang melekat untuk diangkat ke
atas dari dudukannya. Begitu disc bergerak meninggalkan permukaan
dudukan, gaya reaksi dari uap yang lari keluar mendorong disc ke
posisi terbuka penuh. Resultante gaya reaksi cendrung menahan katup
pada posisi terbuka untuk periode waktu tertentu. Setiap katup
dirancang untuk memberikan jumlah yang spesifik untuk lewat
melaluinya sebelum katup akan mulai menutup.

Dalam hal steam discharging antara disc dan seat, terdapat juga
sejumlah kecil uap yang lari keluar melewati spindle dan keluar dari
bodi katup keluar bukaan venting. Pembukaan di ruang venting
membatasi uap meninggalkan bodi katup dan menyebabkan
menaiknya back pressure diatas penahan disch katup. Dengan
terbukanya safety valve, tekanan uap di dalam system akan mulai
menurun dan gaya dari pada per akan sekali lagi melawan gaya dari
tekanan uap dibawah disc dan katup akan kembali ke posisi menutup.
Steam pressure trap di dalam chamber diatas penahan disc melakukan suatu
gaya di atas disc assembly dan membantu per untuk menutup katup. Gaya
dari per akan mengatasi tekanan uap dibawah valve disc dan valve disc and
spildle akan kembali ke posisi menutup.

Selama masa startup, semua safety valve harus di test untuk meyakinkan
bahwa batasan tekanan pembukaan dan blowdown adalah benar. Hal ini
disebut “setting safety valves”. Ruangan di tekanan poping dibuat dengan
memutar compression screw relatif terhadap sring washer. Memutar
compression screw dalam posisi arah arum jam akan mengurangi kompressi
pada per.

Pengaturan ring bagian atas digunakan untuk merubah jumlah dari blowdown
dari safety valve. Bermacam posisi dari ring akan merubah sudut dan
merubah arah uap.

a. Blowdown yang panjang akan menahan valve tetap terbuka melebihi dari
yang dibutuhkan.
b. Blow yang terlalu sebentar akan menyebabkan valve terus kerja karena
valve akan terus mengangkat dan dan menutup kembali yang dapat
merusak katup sementara mengurangi kapasitas pelepasan dari katup.
Safety valve dikapalkan dengan plug bertekanan hydrostatis test yang
dipasang diantara disc dan seat. Plug ini bertujuan dua maksud :

1. Pertama, plug mencegah permukaan dudukan katup (seat surface)


terhadap kerusakan selama pengapalan.
2. Kedua dengan posisi test plug, spring compression ditingkatkan, yang
mencegah katup dari pembukaan selama pengambilan test hydrosatic
pertama kalinya. Tagging dipasang pada valve menunjukkan bahwa plug
berada pada tempatnya.
Sebelum valve pertamkali di set, plug hydrostatic test harus dilepas.

2.1.11j Electromagnetic Relief Valve

Catatan : ASME Code untuk Pressure vessel section 1 part PG 67 : Tenaga


penggerak katup pelepas tekanan adalah satu yang menggerakkan untuk
membuka atau menutup yang dikontrol penuh oleh suatu sumber power
( elecrtricirty, pneumatic atau hydrolic ).

Valve ini di set untuk mengangkat sebelum superheater safety valve


mengangkat. Batas pergerakan safety valve dari pembukaan pada tekanan
minor, tetapi tidak mencegah safety valve dari pengangkatan pada major
overpressure .
Boiler akan tetap beroperasi jika elecrtromagnetic relief valve tidak
bekerja dgn baik, tetapi jangan beroperasi jika safety valve telah di
lepas atau tidak akan beroperasi, tetapi jangan dioperasikan jika safety
valve telah dilepas.

Electronic relief valve ini tidak memperhatikan safety valve, karena dia
dapat diisolasi dari boiler dengan menutupnya yang ditempatkan
diantara katup isolasi dan main steam system.

Terdapat satu katup dua setengah inch (2.5”) dan satu katup isolation
(2.5”) yang dipasang pada line uap superheater. Pada control room panel tiga
posisi switch mengarahkan pergerakkan dari electromagnetic relief valve.

Electromagnetic valve di set secara automatic mengangkat pada tekanan


2.570 psig dengan 1% blowdown dan pelepasan capasitas uap 106.000 lb
uap/jam. Setting ini dibawah setting dari pada seperheater safety valve yang
pertama di set.

Katup dapat dioperasikan secara automatis dengan suatu pengontrol yang


menerima input dari dua pressure switch pada main steam line. Dan juga oleh
operator di control room dengan tiga posisi switch berlokasi di control panel.
Ketika relief valve pada posisi automatic, valve dibuka oleh selenoid
dioperasikan pilot valve. Solenoid digerakkan oleh controller ketika
tekanan uap melebihi tekanan pembukaan dari katup. Suatu electric
power solenoid mengoperasikan suatu pilot valve melalui suatu
actuating lever. Apabila pilot valve mati, tekanan uap di dalam chamber
dibawah disc valve, yang dihubungkan ke pilot valve berkurang.

Kapasitas pelepasan dari electromagnetic relief valve tidak termasuk


dalam total capasitas pelepasan dari spring loaded safety valve. Hal ini
karena lectromagnetic relief valve capat diisolasi dari boiler.

Boiler dapat bertahan operasi dengan electromagnetic relief valve


dilepas dari unit selama isolation valve tetap pada posisi tertutup. Tidak
seperti halnya prosedur maintenan pada safety valve, electronic relief
valve dilepas tidak akan memiliki pengaruh terhadap operasi boiler.

Anda mungkin juga menyukai