Materi Blok 18-Dismaturitas - 25 Apr 2017

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

Dismaturitas

dr. Supriyatiningsih, M.Kes., SpOG


Pengertian

Bayi lahir dengan berat lahir < 2500 gram tanpa


memandang usia kehamilan [ Depkes RI,2009 & barasi,
2007]
Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post
term.
Dismatur ini dapat juga disebut:
1. Neonatus Kurang Bulan - Kecil untuk Masa
Kehamilan (NKB- KMK).
2. Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan
(NCB-KMK ).
3. Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan
(NLB- KMK ).
Faktor penyebab Dismature

Faktor Janin
- Kelainan kromosom
- Infeksi janin kronik
- Dis-oronomia familial
- Retardasi
- Kehamilan ganda
- Aplasia pankreas.
Faktor plasenta
- Berat plasenta kurang,
- plasenta berongga atau
keduanya
- Luas permukaan berkurang
- Plasentitis vilus
- Infark tumor (korio angiona)
- Plasenta yang lepas
- Sindrom transfusi bayi kembar
Faktor Ibu
- Toksemia
- Hipertensi
- Penyakit ginjal
- Hipoksemi (penyakit jantung,
penyakit paru)
- Malnutrisi
- Anemia sel sabit
- Ketergantungan (narkotik,
alkohol, rokok)
• Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar
pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan
selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi
normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan
gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan
melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu
dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan
kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan
kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita
anemia.
Defisit in uteri dapat menyebabkan gawat
janin:

• Gawat janin akut


Defisit mengakibatkan gawat perinatal tetapi tidak
mengakibatkan retardasi pertumbuhan dan
pelisutan
• Gawat janin subakut
Bila defisit tersebut menunjukkan tanda pelisutan
tetapi tidak mengakibatkan retardasi penumbuhan
• Gawat janin kronik
Bila bayi jelas menunjukkan retardasi pertumbuhan
Masalah bayi dismature

1. Sinrome aspirasi mekonium


2. Hipoglikemia simtomatik
3. Penyakit membran hialin
4. Hiperbillirubinemia
5. Aspiksia neonaturum
Asuhan Keperawatan

Pengkajian
• Keadaan Umum:
- Tingkat kesadaran/keaktifan bayi
- BB < 2500 gr
- LK < 45 cm
- LD < 30 cm
- TD: 80/46 mmHg
- Nadi: 120- 160x/ menit
- Pernafasan: 40- 60x/ menit
- Posture cenderung ekstensi
Lanjutan...

• Sistem Pernafasan:
- Distress pernafasan
- Pernafasan cuping hidup (PCH)
- Peningkatan frekuensi nafas
- Sianosis
- Apnae
- Takipnoe
- Retraksi dada
• Sistem Kardiovaskuler
- Bradikardi
- Nadi perifer dan perfusi jaringan menurun
Lanjutan...

• Sistem Gastrointestinal
- Distensi
- Konstipasi
- Muntah
- Glukosa pada feses
• Ginjal
- Gula, protein, asam amino & garam
Lanjutan...

• Sistem Integumen
- Perubahan warna kulit
- Perubahan tekstur kulit (tipis, transparan,
kuning)
- Hipotermi/ hipertermi
• Sistem Imun
- Immatur (bayi premature)
Masalah keperawatan Bayi dg BBLR

1. Resiko tinggi gawat pernafasan


2. Resiko tinggi hipotermia atau hipenemia
3. Gangguan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh
4. Kekurangan volume cairan
5. Perubahan persepsi- sensori
6. Resiko tinggi infeksi
7. Resiko cidera
8. Kurang pengetahuan
Pemeriksaan Diagnostik

1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-


24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).
2. Hematokrit (Ht) : 43% - 61% (peningkatan sampai 65 % atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragic prenatal /perinatal).
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan).
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan
12 mg/dl pada 3-5 hari.
5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah
kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, CI) : biasanya dalam batas normal pada
awalnya.
7. Pemeriksaan Analisa gas darah.
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina


serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan
pemeriksaan ultra sonografi.
2. Memeriksa kadar gula darah (true glukose) dengan dextrostix atau
laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi.
3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi
SMK.
5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan
menderita aspirasi mekonium.
6. Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan dan bila
frekwensi lebih dari 60x/ menit dibuat foto thorax
Penatalaksanaan Bayi BBLR
1. Pengaturan suhu tubuh:
BBLR membutuhkan bantuan dan waktu untuk penyesuaian
kehidupan diluar rahim. Mereka juga memerlukan bantuan untuk
tetap hangat dengan cara:
- Pertahankan dalam suhu 36,5 - 37°C
- Letakkan pada tempat yang hangat (lampu), kering,
dalam inkubator, menunda memandikan bayi &
gunakan metode kanguru.
Metode kanguru meliputi 4 komponen:
* Posisi
* Nutrisi
* Dukungan
* Pemulangan & pemantauan
2. Nutrisi
- Berikan ASI/ PASI dengan dot/ sendok sedikit demi
sedikit ± 60 cc/ Kg BB/ hari sampai 200 cc/ Kg BB
sehari pada minggu ke-II
- Makanan yang sesuai untuk bayi prematur/ BBLR
- Salah satu bagian penting dari metode kanguru
(PMK) yaitu ASI ekslusif dan tidak dibatasi [Depkes RI,
2009)
- Dengan bayi yang sangat dekat dengan ibunya, bayi
akan mencium bau ASI dan dapat mulai menghisap
ketika lapar
- Lakukan pijat bayi
3. Bayi BBLR mudah terkena infeksi, oleh
karena itu:
- Pisahkan bayi BBLR dengan bayi yang
terinfeksi
- Cuci tangan sebelum & sesudah memegang
bayi
- Jangan merawat bayi bila sedang menderita
infeksi saluran nafas (gunakan masker)
4. Bila bayi BBLR kesulitan bernafas:
- Cegah terjadi kedinginan dan infeksi
- Beri ASI/ PASI sedikit dei sedikit & sesering
mungkin
- Bila terjadi sesak lakukanm:
* Bersihkan jalan nafas
* Jaga suhu tubuh bayi
* Berikan oksigen jika tampak tanda- tanda
cyanosis
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian minum
untuk mencegah pneumonia aspirasi:

1. Bayi diletakkan disisi kanan untuk membantu


mengosongkan lambung, atau dalam posisi setengah
duduk dipangkuan perawat/ dengan meninggikan
kepala dan bahu 30° ditempat tidur bayi
2. Pada waktu minum harus diperhatikan apakah bayi
menjadi biru, ada gangguan nafas/ perut kembung.
3. Seseudah minum bayi didudukkan/ diletakkan diatas
pundak selama 10-15 menit untuk mengeluarkan udara
dilambung.
Prinsip pemberian makanan

1. Pemberian makanan sendiri mungkin, segera


setelah lahir
2. ASI makanan terbaik. Bila PASI diperlukan,
berikan formula khusus yang mengandung
energi, protein & mineral tinggi
3. Makanan diberikan secara bertahap sesuai
kemampuan bayi
Cara pemberian makanan

• Bayi BBLR ≥ 1500 gram


Bila tanpa komplikasi, langsung diberikan
minuman peroral, mulai 50-10 ml/ kali minum
tiap 2-3 jam
Tiap hari volume dinaikkan dengan 5-10 ml/ kali
pemberian
Cara pemberian makanan

Bayi BBLR < 1500 gram


• Biasanya perlu cairan IV segera setelah lahir
• Menggunakan larutan glukosa 10% & NaCl 0.9% dg
perbandingan 4:1
• Jumlah cairan 70-80 ml/kgBB/hari pada hari ke-1
• Dinaikkan sebanyak 10 ml/kg BB/hari sampai mencapai
150 ml/kgBB/hari
• Bila tanpa komplikasi, segera mulai minuman per-os
secara bertahap, IV berhenti secara bertahap
Bayi BBLR pada NCB- KMK
• Walau fungsi organ sudah baik, karena
cadangan lemak sedikit & bayi mudah
hipoglikemia, perlu sering diberikan cairan
glukosa IV disamping minuman per-oral
secepatnya
• Bila reflek isap & menelan masih lemah,
pemberian minuman dilakukan melalui sonde
lambung setiap 2-3 jam
Tindak lanjut jangka panjang

• Nutrisi yang memadai dengan rujukan kepada


konselor ASI
• Imunisasi tepat waktu
• Penilaian pertumbuhan dengan kunjungan rutin
• Penilaian perkembangan dengan kunjungan
rutin
• Rujukan dini untuk intervensi perkembangan
dan program pendidikan khusus
• Konseling maternal untuk kehamilan berikutnya
Cara Perawatan Bayi dalam Inkubator

Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi


dengan dimasukkan ke dalam alat yang berfungsi
membantu terciptanya suatu lingkungan yang
cukup dengan suhu yang normal. Dalam
pelaksanaan perawatan di dalam inkubator
terdapat dua cara yaitu:
1. cara tertutup
2. cara terbuka
Inkubator terbuka:
1. Pemberian inkubator dilakukan dalam keadaan
terbuka saat pemberian perawatan pada bayi.
2. Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan
keseimbangan suhu normal dan kehangatan.
3. Membungkus dengan selimut hangat.
4. Dinding keranjang ditutup dengan kain atau yang lain
untuk mencegah aliran udara.
5. Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang
hilang melalui kepala.
6. Pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan berat
badan sesuai dengan ketentuan di bawah ini.
Inkubator tertutup:
1. Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dibuka
dalam keadaan tertentu seperti apnea, dan apabila
membuka incubator usahakan suhu bayi tetap hangat
dan oksigen harus selalu disediakan.
2. Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan
melalui hidung.
3. Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai
pakaian) untuk memudahkan observasi.
4. Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan
dan kondisi tubuh.
5. Pengaturan oksigen selalu diobservasi.
6. Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang
hangat kira-kira dengan suhu 27 derajat celcius
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai