PPOK+Dispep Kel 4
PPOK+Dispep Kel 4
PPOK+Dispep Kel 4
TERAPI NON
PATO
FARMAKOLOGI
& FISIOLO
FARMAKOLOGI
GI
SOAP
KASUS
PPOK EKSASERBASI AKUT DAN DISPEPSIA
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 57 th KASUS
Tinggi Badan : 156 cm
Status : Umum
MRS : 12 Januari 2015
Keluhan MRS : Sesak napas yang semakin meningkat sejak 1 hari SMRS
Riwayat Penyakit : Sesak napas yang semakin meningkat sejak 1 hari yang lalu, sesak
Sekarang menciut, sesak dirasakan terus-menerus, sesak semakin meningkat saat
beraktivitas, berkurang dengan posisi duduk, sesak tidak dipengaruhi oleh
emosi, cuaca, maupun makanan. Riwayat sesak sejak ± 2 tahun yang lalu,
sesak dirasakan hilang timbul, sesak berkurang setelah minum obat
salbutamol dan teosal, namun 1 hari yang lalu keluhan sesak tidak
berkurang setelah minum obat.
Batuk sejak 2 minggu yang lalu, batuk berdahak warna putih kehijauan.
Riwayat batuk sejak ± 2 tahun, batuk berdahak warna putih. Batuk darah
tidak ada, tidak ada riwayat. Nyeri dada tidak ada, tidak ada riwayat. Demam
sejak 2 minggu yang lalu, demam dirasakan naik turun, tidak menggigil
ataupun berkeringat malam hari.
Nyeri ulu hati sejak 1 minggu lalu, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
sampai punggung, nyeri bertambah saat perut kosong dan berkurang
setelah makan. Riwayat mual muntah tidak ada.
KASUS
Riwayat penyakit : Riwayat sesak ± 2 tahun, Riwayat alergi hidung (+), Riwayat
Dahulu TB paru (-), Riwayat hipertensi (-), Riwayat DM (-)
Riwayat penyakit : Riwayat asma (-), Riwayat alergi obat atau makanan (-), Riwayat TB
Keluarga paru (-)
Riwayat Obat : Salbutamol, Teosal
Riwayat Sosial : Pasien seorang pekerja trayek di jalan. Pasien merokok sejak umur &
Ekonomi 18 tahun dan berhenti merokok saat umur 50 tahun, pasien merokok ± 3
bungkus/hari.
Indeks Brinkman : 32 tahun x 60 batang/hari = 1920 (berat)
Alergi :-
Diagnosa : PPOK Eksaserbasi Akut, Dispepsia
PARAMETER PENYAKIT
TTV
Nadi 88x/menit
Pernafasan 26x/menit
Suhu 37,7º C
(PDPI, 2003)
PATOFISOLOGI DISPEPSIA
Merangsang
Peningkatan
kondisi asam
produksi HCL
pada lambung
(Djojoningrat, 2009)
SOAP
Subjective, Objective,
Assessment, Plan 3
SUBJECTIVE
Nama Pasien Tn. S
Riwayat MRS Sesak napas yang semakin meningkat sejak 1 hari SMRS
Riwayat Penyakit Riwayat asma (-), Riwayat alergi obat atau makanan (-),
Keluarga Riwayat TB paru (-)
Keadaan Baik -
gizi
Keadaan Tampak sakit -
umum sedang
Kesadaran Composmnetis -
cooperatif
OBJECTIVE (Data Laboratorium)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Keterangan Interpretasi
Hb 13,9 g/% 13-18 Normal
Hct 41 % 40-50 Normal
Leukosit 13.000 /mm3 3200-10.000 Meningkat Infeksi
Trombosit 249.000 /mm3 170.000- Normal
380.000
PPOK EKSASERBASI
DISPEPSIA
AKUT
Tujuan Terapi Tujuan Terapi
● Mengatasi eksaserbasi
akut disertai infeksi ● Mengatasi gejala
● Mencegah kembalinya dispepsia
eksaserbasi
● Mencegah progresifitas
penyakit PPOK
● Mengatasi gejala batuk
kronis
TERAPI FARMAKOLOGI
DAN NON
FARMAKOLOGI
TERAPI NON FARMAKOLOGI
(ACC, 2017)
TERAPI NON FARMAKOLOGIS
TERAPI CAIRAN
Tepat Pasien
Tepat Indikasi
Tepat Dosis
Tepat Obat
Waspada Efek Samping
TERAPI FARMAKOLOGIS
TEPAT INDIKASI
TEPAT OBAT
Pasien memiliki riwayat obat salbutamol dan sudah tidak bisa mengurangi sesak
nafas sehingga diberikan inhaler antikolinergik. Dibandingkan dengan SABA,
inhaler antikolinergik seperti ipratropium bromida memiliki kekuatan bronkodilatasi
yang sama atau lebih besar dari SABA. Bentuk inhaler antikolinergik mempunyai
efek samping yang lebih sedikit karena absorbsi sistemik minimal (AAFP, 2001).
TERAPI FARMAKOLOGI
TEPAT OBAT
Pada kortikosteroid
direkomendasikan menggunakan
prednisone oral untuk pemulihan
jangka pendek PPOK
eksaserbasi akut (GOLD,2018)
Inhaler ipratropium 20 mcg satu puf setiap satu jam Ipratropium bromida memiliki efek
untuk dua dosis lalu setiap 2-4 jam (GOLD, 2018). samping utama berupa mulut kering
Prednison oral 40 mg per hari selama 5 hari (GOLD, 2018)
(GOLD, 2018). Prednison oral memiliki efek samping
Dirithromycin 500 mg per hari selama 5 hari (MIMS, hiperglikemia (MIMS, 2018)
2018) Dirithromycin memiliki efek samping nyeri
perut,mual atau diare (Drugs, 2018)
TERAPI
FARMAKOLOGIS
PENCEGAHAN DAN TERAPI JANGKA PANJANG
TERAPI FARMAKOLOGI
TEPAT INDIKASI
TEPAT OBAT
Treatment dengan indacaterol dan glycopyrronium dapat digunakan dengan single inhaler,
kombinasi ini memperbaiki fungsi paru dibandingkan dengan plasebo, perbaikan ini lebih besar
dibandingkan efek LABA monoterapi. Dibandingkan dengan salmeterol/fluticasone,
indacaterol/glyvopyrronium mempunyai efek lebih lama mencegah terjadinya eksaserbasi kembali
(Cazolla et al, 2017). Dosis rendah LABA/LAMA 2 kali sehari juga menunjukkan perbaikan gejala
dan status kesehatan di pasien PPOK (GOLD, 2018).
TERAPI FARMAKOLOGI
TEPAT PASIEN TEPAT DOSIS WASPADA ESO
1x sehari sebelum 30 mg x 28 =
Menghilangkan gejala Kepatuhan dalam minum
Lansoprazole makan selama 4 840 mg (28
dispepsia obat untuk lansia
minggu tab)
MONITORING
Nama Obat Keberhasilan ESO Target
Ipratropium Mengatasi Mulut kering (GOLD, RR = 12-20x/menit, FEV1 > 80%, SpO2 > 92 %.
bromide (MDI) eksaserbasi akut 2018) Gejala sesak nafas, akan menghilang setelah 7-10 hari
Hiperglikemia (MIMS, (GOLD, 2018).
Prednison Mengatasi
eksaserbasi akut 2018)
Menghilangkan Nyeri perut, mual atau Hilangnya infeksi setelah 5 hari konsumsi obat (Zhang
infeksi dan diare (Drugs, 2018) et al, 2017). Leukosit 3200-10000/mm2 (Kemenkes RI,
Dirithromycin
mengatasi 2011)
eksaserbasi akut
Mencegah Kejang otot, sakit Dilakukan spirometri untuk mengetahui FEV1 paling
Indacaterol dan eksaserbasi dan kepala, dan mulut sedikit satu tahun sekali. RR = 12-20x/menit,
glycopyrronium progresifitas kering (MIMS, 2018) FEV1/FVC ≥ 0,70, FEV1 > 80%, SpO2 > 92 %
(DPI) penyakit (GOLD, 2018).
Frekuensi batuk Mual, muntah, dan Frekuensi batuk dan produksi sputum menurun setelah
N-Asetil Sistein dan produksi hipotensi (MIMS, 2018) 5 hari konsumsi obat (NICE, 2018)
sputum menurun
Lansoprazole Gejala dispepsia Mulut kering, sembelit, Pasien tidak menunjukkan gejala dispepsia yaitu nyeri
sakit kepala, mual, ulu hati lagi setelah 4 minggu mengonsumsi
muntah (ISO, 2016) lansoprazole (NICE, 2014)
KESIMPULAN
Diagnosa pasien adalah PPOK eksaserbasi akut dan dispepsia. Terapi farmakologis yang
diberikan yaitu PPI-Lansoprazole : 30 mg 1x sehari selama 4 minggu untuk dispepsia ;
Ipatropium bromida : 20 mcg satu puff setiap satu jam untuk dua dosis, prednisone oral : 40
mg/hari selama 5 hari, dirithromycin : 500 mg/hari selama 5 hari untuk PPOK eksaserbasi akut ;
Indacaterol/Glycopyrronium (DPI) : 27.5/15.6 mcg 2 x sehari untuk terapi jangka panjang PPOK
; N-Asetil sistein : 600 mg/hari selama 5 hari untuk mengurangi frekuensi batuk dan produksi
sputum.
REFERENSI
Achmad, Anisyah. 2011. Effectiveness Omeprazole and Lansoprazole in Dyspepsia Patient With Nepean Dyspepsia Index. Folica
Medica Indonesia. Volume 47 (1).
American College of Cardiology. 2017. Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and Management of High Blood
Pressure in Adults.
Anggraini, dkk. 2009. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang berobat di Poliklinik
Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari 2009.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2017. N-asetylsistein. pionas.pom.go.id. Diakses pada tanggal 27 November 2018.
Cazzola, Mario., Josuel Ora, Ermanno Puxedo, and Paola Rogliani. 2017. Indacaterol/Glycopyrronium Combination for COPD.
Pulm Ther. 3 :45-47/
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan. Jakarta :
Depkes RI.
Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., dan Matzke, G. R., 2008. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. 6th Edition. New
York : Mc Graw Hill.
Djojoningrat, D. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta : Interna Publishing.
Drugs. 2018. Dirithromycin Side Effects. https://www.drugs.com/sfx/dirithromycin-side-effects.html. Diakses pada 27 November
2018.
Ganong, W. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). 2018. Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention
of Chronic Obstructive Pulmonary Disease.
Grace, Pierce & Borley. 2007. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Hunter, Melisa H., King, Dara E. 2001. COPD Management of Acute Exacerbations and Chronic Stable Disease. American Family
Physician. Volume 64 (4).
Ikatan Apoteker Indonesia. 2010. ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 50 – Tahun 2016. Jakarta : PT ISFI.
JRS. 2004. Guideline for the Diagnosis and Treatment of COPD 2nd Edition Pocket Guide, Japan: The Japanese Respiratory
Society.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Depkes RI: Jakarta.
Maes Marina L, Fixen Danielle R, and Linnebur Sunny Anne. 2017. Adverse effects of proton-pump inhibitor use in older adults: a
review of the evidence. Therapeutic Advances In Drug Safety. Volume (89) 273-297.
REFERENSI
MIMS. 2018. acetylcysteins. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/acetylcysteine. Diakses pada 27 November 2018.
MIMS. 2018. Dirithromycin. http://www.mims.com/Indonesia/drug/info/dyirithromycin. Diakses pada 27 November 2018.
MIMS. 2018. Prednisone. http://www.mims.com/Indonesia/drug/info/prednisone. Diakses pada 27 November 2018.
MIMS. 2018. Indacaterol+glycopyrronium. http://www.mims.com/indonesia/drug/info/indacaterol+glycopyrronium. Diakses
pada 27 November 2018.
National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE). 2013. Intravenous Fluid Therapy in Adults in Hospital. Clinical
guideline. London: National Institute for Health and Clinical Excellence.
National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE). 2018. Chronic Obstructive Pulmonary Disease in Over 16s:
Diagnosis and Management. Clinical guideline. London: National Institute for Health and Clinical Excellence.
National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE). 2014. Dyspepsia and gastro-oesophageal reflux disease:
investigation and management of dyspepsia, symptomps suggestive of gastro-oesophageal reflux disease, or both.
Clinical guideline. London: National Institute for Health and Clinical Excellence.
PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia). 2003. PPOK Diagnosis dan Penatalaksanaan. Jakarta : PDPI.
PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia). 2011. PPOK Diagnosis dan Penatalaksanaan. Jakarta : PDPI
Peura, David A. et al. 2004. Lansoprazole in the Treatment of Functional Dyspepsia: Two Double-Blind, Randomized,
Placebo-Controlled Trials. The American Journal Of Medicine. Volume 116.
Rusdi & Nurlaela Isnawati 2009. Awas! Anda Bisa Mati Cepat Akibat Hipertensi & Diabetes Yogyakarta: Power Books
(IHDINA).
Yan, X., Song, Y., Shen, C., Xu, W., Chen, L., Zhang J., Liu, H., Huang, M., Lai, G., Qian, G., Wang, J., Ye, X., Zheng, J.,
dan Bai, C. 2017. Mucoactive and Antioxidant Medicines for COPD: Consensus of A Group of Chinese Pulmonary
Physicians. International Journal of COPD, 1: 803-812.
Zhang, H., Tan, M., Qiu A., Tao, Z., dan Wang, C. 2017. Antibiotics for Treatment of Acute Exacerbation of Chronic
Obstructive Pulmonary Disease: A Network Meta-Analysis. BMC Pulmonary Medicine.
TERIMA KASIH!
ADA PERTANYAAN?