COMBUSTIO
COMBUSTIO
COMBUSTIO
(Luka Bakar)
OLEH:
Kelompok 1
APA ITU COMBUSTIO?
Faktor penyebab combustio
Thermal burn
Chemical burn
Electrical burn
Radiasi injury
Patofisiologi combustio
Depresi Berubahnya
Imunosupresi
miokardium integritas kulit
Respon
psikologis
Manifestasi klinik
combustio
Derajat satu
LUKA BAKAR DERAJAT 1
Derajat 2
LUKA BAKAR DERAJAT 2
Derajat 3
LUKA BAKAR DERAJAT 3
Setiap area luka bakar mempunyai tiga
zona cedera, yaitu :
Hitung
Elektrolit
darah Leukosit GDA
serum
lengkap
Pre hospital
Hospital
Perawatan luka
Asuhan keperawatan combustio
Pengkajian
a) aktifitas/istirahat
b) Sirkulasi
c) Integritas ego
d) Eliminasi
e) Makanan/cairan
f) Neurosensori
g) Nyeri
h) Pernafasan
i) Keamanan
Pemeriksaan diagnostic
a) LED
b) Elektrolit serum
c) Gas-gas darah arteri
d) BUN dan creatinine
e) Urinalisis
f) Bronkoskopy
g) Koagulasi
h) Kadar karbon monoksida
Diagnosa keperawatan
1) Bersihkan jalan nafas tidak efektif
2) Gangguan rasa nyaman nyeri
3) Defisit volume cairan
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5) Resiko tinggi infeksi
6) Gangguan mobilitas fisik
7) Kerusakan itegritas kulit
8) Gangguan citra tubuh
9) Kurang pengetahuan
DX 1 : Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d banyaknya karbonmonoksida,
dan obstruksi saluran nafas.
Kriteria Hasil :
Pasien tidak sesak nafas, auskultasi suara paru bersih, tanda vital dalam
batas normal.
Intervensi :
1. Bebaskan jalan nafas dengan posisi leher ekstensi jika memungkinkan.
2. Lakukan terapi dada jika memungkinkan.
3. Keluarkan jika ada lender dengan suction.
4. Asukultasi suara nafas.
5. Atur posisi untuk mengurangi dyspnea.
6. Monitor respirasi dan status oksigen jika memungkinkan
DX 2 : Nyeri akut berhubungan dengan agen injury: fisik
Kriteria Hasil :
Pasien melaporkan nyeri berkurang dg scala 2-3, ekspresi wajah tenang pasien
dapat istirahat dan tidur
Intervensi :
1. Lakukan pegkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas.
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
klien sebelumnya.
4. Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan
5. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis/non farmakologis).
6. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
7. Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
8. Kolaborasi dengan dokter bila ada komplain tentang pemberian analgetik
tidak berhasil.
DX 3 : Deficit volume cairan b/d peningkatan permeabilitas kapiler dan
kehilangan cairan akibat evaporasi dari luka bakar
Kriteria Hasil :
Urine 30 ml/jam, kulit lembab dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi :
1. Monitor diare, muntah.
2. Awasi tanda-tanda hipovolemik (oliguri, abd. Pain,
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri klien sebelumnya.
4. Monitor pemberian cairan parenteral.
5. Monitor BB jika terjadi penurunan. BB drastic.
6. Monitor tanda dehidrasi .
7. Berikan cairan peroral sesuai kebutuhan.
8. Kolaborasi untuk pemberian terapinya.
DX 4 : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan mekanik (luka
bakar)
Kriteria Hasil : Elastisitas dalam rentang yang diharapkan, pigmentasi
dalam rentang yang diharapkan, warna dalam rentang yang diharapkan
dan tekstur dalam rentang yang diharapkanbebas dari lesi kulit utuh.
Intervensi :
1. Observasi ekstremitas untuk warna, panas, keringat, nadi, tekstur,
edema, dan luka.
2. Inspeksi kulit dan membran mukosa untuk kemerahan, panas.
3. Monitor kulit pada area kemerahan.
4. Monitor penyebab tekanan.
5. Monitor adanya infeksi.
6. Monitor warna kulit.
7. Catat perubahan kulit dan membran mukosa.
8. Berikan perawatan luka dengan baik sesuai prosedur.
Contoh perawatan luka bakar
TERIMAKASIH…