Perhitungan Termokimia
Perhitungan Termokimia
Perhitungan Termokimia
ΔH = - x Kkal
2. PADA REAKSI ENDOTERM
R P + Q – x Kkal
Berlaku :
H (P + Q) - H (R) = x Kkal
ΔH = x Kkal
Kesimpulan :
Besarnya perubahan entalpi (ΔH) sama dengan besarnya
panas reaksi, tetapi dengan tanda berlawanan.
Contoh soal :
Hitung entalpi perubahan CH4 (g) menjadi CO2 (g) dan
H2O(g)
Pada temperatur 298 oK, bila diketahui pada temperatur
tersebut : ΔH. CH4 = -74,873 KJ mol-1 ; ΔH. O2 = 0,00 KJ mol-1
ΔH. CO2 = - 393,522 KJ mol-1 dan ΔH. H2O = -241,827 KJ mol-1
Jawab : CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
ΔH = H {CO2 + (2 x H2O)} – H {CH4 + (2 x O2)}
ΔH = {- 393,522 + (2 x (- 241,827)} - {- 74,873 + (2 x 0,000)}
ΔH = - 802,303 KJ mol-1
Tanda negatif menunjukkan bahwa reaksi di atas merupakan
reaksi eksoterm.
C + O2 CO2
Kalor reaksi pada reaksi di atas =
Panas jenis kalorimeter x Δt
=
mol C
200 x 0,484 =
12,435/12
93,414 Kkal
Pada pembakaran 1 mol C dibebaskan panas 93,414 Kkal.
Jadi ΔH = - 93,414 Kkal
Bunyi HUKUM HESS :
“Kalor reaksi dari suatu reaksi tidak bergantung apakah
reaksi tersebut berlangsung satu tahap atau beberapa
tahap”
KEPENTINGAN :
Hukum Hess sangat penting dalam perhitungan kalor
reaksi yang tidak dapat ditentukan secara eksperimen.
Contoh reaksi :
1. Reaksi langsung
A B ΔH1 = x Kkal
2. Secara tidak langsung
a) lewat C A C
C B ΔH2 = b Kkal
ΔH3 = c Kkal
b) Lewat D dan E
A D ΔH4 = a Kkal
D E ΔH5 = d Kkal
E B ΔH6 = e Kkal
Maka berlaku hubungan :
x=b+c=a+d+e
ΔH1 = ΔH2 + ΔH3 = ΔH4 + ΔH5 + ΔH6
b C c
A x B
a e
D E
d
Contoh soal :
1. Diketahui : 2H2(g) + O2(g) 2H2O(cair) ΔH = -136
Kkal
H2(g) + O2(g) H 2O2(cair) ΔH = -44,8
Kkal
Hitung ΔH untuk reaksi :
2H2O2(cair) 2H2O + O2
Jawab :
2H2 + O2 2H2O ΔH = -136 Kkal +
2H
2H22O
O22 2 H2 +2H
2O ΔH
2O2 + O 2 = ΔH
+89,6 Kkal Kkal
= -46,4
2. Diketahui :
I. C + O2 CO2 ΔH = - 94 Kkal
II. H2 + ½ O 2 H2O ΔH = - 68 Kkal
III. 2C + 3H2 C2H6 ΔH = - 20 Kkal
H–H 104 Br – Br 46
H–F 135 I–I 36
H – Cl 103 C–C 83
H – Br 88 C–H 99
H–I 71 N–H 93
F–F 37 N–N 226
Cl – Cl 58 O-O 119
C – Cl 79 O-H 111
CONTOH SOAL
1. Diketahui : H2 H+H ΔH = +104 Kkal
Cl2 Cl + Cl ΔH = + 58 Kkal
2HCl H2 + Cl2 ΔH = +206 Kkal
Ditanyakan : ΔH pada reaksi berikut :
H2 + Cl2 2 HCl
Jawab :
H2 H+H ΔH = + 104 Kkal
Cl2 Cl + Cl ΔH = + 58 Kkal
2H + 2 Cl 2HCl ΔH = - 206 Kkal +
H2 + Cl2 2HCl ΔH = - 44 Kkal
Jadi ΔH = - 44 Kkal
2. Diketahui : kalor pembentukan CH4 (g) = -17,9 Kkal
Kalor penguapan C (grafit) = +170 Kkal
Kalor dissosiasi H2 = +104 Kkal
Ditanyakan : energi ikatan rata-rata C – H ?
Jawab :
ΔH
C (grafit) + 2H2 CH4
C (g) + H4
Keterangan :
DP-Q = energi dissosiasi dari ikatan P-Q
DP-P = energi dissosiasi dari ikatan P-P
DQ-Q = energi dissosiasi dari ikatan Q-Q
Δ = kelebihan energi untuk kestabilan ikatan
P-Q
Kelebihan energi stabilisasi sebanding dengan :
Kuadrat dari selisih elektronegatifitas P dengan Q.
Dirumuskan sebagai berikut :
I Xp –Xq I = 0,208 x Δ1/2
Keterangan :
Xp = elektronegatifitas P
Xq = elektronegatifitas Q
Pauling : harga I Xp –Xq I = 1,7 → merupakan batas
antara ikatan ion dengan ikatan kovalen. Di bawah 1,7
merupakan ikatan kovalen dan di atas 1,7 merupakan
Ikatan ionik.
Contoh Soal :
Diketahui : H2 → H + H ΔH = + 104 Kkal
Br2 → Br + Br ΔH = + 46 Kkal
HBr → H + Br ΔH = + 88 Kkal
Ditanyakan : a) Selisih elektronegatifitas H dengan Br
b) Jika elektronegatifitas H = 2,1,
berapakah
elektronegatifitas Br?
Jawab :
Δ = DH-Br – ½ ( DH-H + DBr-Br)
= 88 - ½ ( 104 + 106)
= 88 – 75
= 13 Kkal
I XH - XBr I = 0,208 x Δ1/2
= 0,208 x 131/2
= 0,208 x 3,605
= 0,760
Karena elektronrgatifitas H = 2,1, maka
elektronegatifitas
Br = 2,1 + 0,76 = 2,86