Ilmiah Anestesi Pertimbangan Khusus Pada ENT Surgery
Ilmiah Anestesi Pertimbangan Khusus Pada ENT Surgery
Ilmiah Anestesi Pertimbangan Khusus Pada ENT Surgery
•PREOPERATIF
UMUM
•JENIS INDUKSI
•PERDARAHAN
•PERGERAKAN DADA
•EKSTUBASI
•ENDOSKOPI
•OPERASI LASER
KHUSUS
•TONSILEKTOMI ADENOIDEKTOMI
•HIDUNG DAN SINUS
•KEPALA LEHER
•MAKSILOFACIAL
•TELINGA
PERTIMBANGAN UMUM
Anestesi umum
Tata laksana anestesi yang diperhatikan meliputi kontrol jalan nafas atas, resiko
tintubasi sulit, mobilitas kepala leher selama operasi, dan mengurangi perdarahan
selama operasi. (Neicutescu, 2012)
dIbutuhkan peralatan yang memadai, dan kemampuan anestesi yang baik, dipengaruhi
juga oleh kondisi anatomis, hipotensi yang terkontrol dan relaksasi pada pasien. Tipe
anestesi yang dipilih antara tracheal tube dan laryngeal mask bergantung pada
pengalaman ahli anestesi, durasi tindakan operasi, dan factor resiko pasien. .
(Neicutescu, 2012)
Operasi laser
Perlindungan dan manajemen terbakarnya jalan nafas, pemilihan pipa endotrakeal yang
aman dari laser, penggunaan Ventilasi jet
Jika terjadi terbakarnya jalan nafas, tindakan yang harus dilakukan adalah:
-matikan system sirkuit, lepaskan ETT, irigasi dengan saline, periksa dengan bronkoskopi,
dan lakukan intubasi ulang berdasarkan penilaian kerusakan jaringan.
-Tim operasi perlu menggunakan kacamata khsus dan masker khusus, dan evakuator asap.
Tonsilektomi adenoidektomi
operasi THT di jalan nafas atas, diperberat resiko dan kompliaksinya oleh beberapa
factor resiko: OSAS, hiperaktivitas jalan nafas, abnormal jalan nafas, obesitas. (Guye,
2011)
Untuk mencegah resiko dan komplikasi, ahli anestesi sering mempergunakan induksi
intravena dan pemberian atropine.(Guye, 2011)
-Pasien dengan ISPA harus ditunda operasi 2-4 minggu untuk menghindari resiko
laringospasme.(Guye, 2011)
-Kassa perlu dipasang di supraglotis untuk mencegah aspirasi darah.
Lanjutan… Tonsilektomi
-Pasca operasi, pasien anak bawah 4 tahun harus diobservasi 24 jam karena ada resiko
obstruksi jalan nafas pasca operasi.
-Intubasi sulit harus dipertimbangkan pada kasus anak dengan Down Syndrome,
Obesitas , kelainan metabolic tertentu misal mukopolisakaridosis .
-Pemakaian sevoflurane dibanding desflurane lebih dipilih karena tidak menyebabkan
bronkokonstriksi
Hidung dan sinus
Kondisi patologis yang sering terjadi, meliputi polip, septum deviasi, infeksi, yang
menimbulkan obstruksi jalan nafas, dapat mempersulit ventilasi masker.
Anestesi umum cegah resiko setiap pergerakan dapat menimbulkan komplikasi serius
pada mata,
Kehilangan darah yang banyak dapat dikontrol dengan epinefrin atau kokain dengan
dosis maksimal 3mg/kg
Karena mukosa nasal kaya suplai vaskular, interview preoperatif sebaiknya
dikonsentrasikan pada pertanyaan yang mengarah terhadap penggunaan obat (ct.
aspirin) dan riwayat masalah perdarahan
Operasi Kepala dan leher
Manajemen perioperative yang utama adalah menilai potensi jalan nafas sulit.
Pemeriksaan awal manajemen jalan nafas akan menentukan penggunaan awake
intubation atau dengan trakeostomi.
Disebabkan oleh factor komorbid dan potensi kehilangan darah yang banyak, sering
diindikasikan adanya arterial line.(Pagano, 2019)
Maksilofacial rekonstruksi
Tindakan ini sering dilakukan pada kasus trauma, untuk mengkoreksi malformasi, atau
operasi radikal pada kanker. Pada kasus ini, sering muncul tantangan tata laksana jalan
nafas. Untuk memberika akses lapang operasi, sering dipakai orotrakeal intubasi hidung
atau submental.
Jalur intravena kedua harus dipersiapkan karena adanya resiko kehilangan darah yang
banyak. (Pagano, 2019)
Operasi telinga
Pada tindakan operasi telinga tengah dan dalam seperti timpanomastoidektomi dan
koklear impan, dibutuhkan anestesi umum. karena operasi ini termasuk microsurgery
dan dibutuhkan lapang operasi yang tidak mobile/bergerak.
Perlu dipantau dan dimonitoring nervus facialis. Karena adanya resiko parese Nervus
facialis.
Pasien mendapatkan profilaksis untuk mencegah muntah dan pusing pasca operasi.
(Pagano, 2019)
Lanjutan…. Operasi telinga
Pada pembedahan tenggorok dan hidung, jalan nafas atas, ahli anestesi dan operator
harus berbagi jalan nafas.
kerjasama ahli anestesi dan operator THT adalah memastikan manajemen jalan nafas
yang aman dan lapang pandang operasi yang jelas
Pada bedah telinga membutuhkan perhatian untuk menjaga n. facialis, efek N2O pada
telinga tengah, posisi kepala yang ekstrim, kemungkinan emboli udara, kehilangan
darah, kontrol perdarahan, dan pencegahan mual-muntah.
Operasi dengan endoskopi membutuhkan peralatan yang memadai, dan kemampuan
anestesi yang baik, dipengaruhi juga oleh kondisi anatomis, hipotensi yang terkontrol
dan relaksasi pada pasien. Tipe anestesi yang dipilih antara tracheal tube dan laryngeal
mask bergantung pada pengalaman ahli anestesi, durasi tindakan operasi, dan factor
resiko pasien.
TERIMA KASIH