Askep Kegawatdaruratan Sistem Endokrin (Hipoglikemi, Diadetik
Askep Kegawatdaruratan Sistem Endokrin (Hipoglikemi, Diadetik
Askep Kegawatdaruratan Sistem Endokrin (Hipoglikemi, Diadetik
1
ASKEP KEGAWATDARURATAN
SISTEM ENDOKRIN ( HIPOGLIKEMI,
DIADETIK KETOASIDOSIS DAN KHHN )
2
1. HIPOGLIKEMI
• Hipoglikemia terjadi apabilakadar glukosa darah turun di
bawah 50-60 mg/dl
• Penyebab :
- Dosis insulin yang diberikan terlalu besar dari
jumlah yang sebenarnya dibutuhkan
- Makanan yang dimakan terlalu sedikit
(terlambatnya jam makan atau tidak makan
sama sekali atau terlambatnya pengosongan
lambung
- Latihan yang berlebihan dalam hubungannya dengan
agen hipoglikemik
3
- Stress emosional
- Muntah, diarrhea, atau penurunan absorpsi
makanan
• Hipoglikemi dapat terjadi setiap saat pada siang
atau malam hari akibat pencapaian puncak kerja
insulin.
• Gejala dan tanda hipoglikemi pada umumnya
disebabkan oleh :
- gejala otak karena kekurangan glukosa
- gejala karena dilepaskannya epineprin
• Gejala aktifitas saraf simpatis biasanya muncul
mendahului gejala susunan saraf pusat dan
berhubungan dengan kerja epineprin
4
a. Hipoglikemi Ringan
- Kadar glukosa darah menurun
saraf simpatis terangsang
pelimpahan adrenalin ke dalam darah
- Gejala : perspirasi, tremor, takikardi,
palpitasi, kegelisahan dan rasa
lapar
5
Penatalaksanaan hipoglikemi ringan :
- Pemberian gula yang dapat diabsorpsi
dengan cepat 10-15 gram karbohidrat/
gula dan harus segera diberikan seperti :
a. 2- 4 tablet glukosa
b. ½ cangkir jus buah/ teh manis
c. 6-10 butir permen khusus atau
permen manis lainnya
d. 2-3 sendok teh sirup atau madu
6
b. Hipoglikemi Sedang
- Penurunan kadar glukosa darah sel
otak tidak memperoleh cukup bahan
bakar untuk bekerja dengan baik
- Gejala :
a. Ketidakmampuan berkonsentrasi
b. Sakit kepala,vertigo
c. Konfusi, penurunan daya ingat
7
c. Hipoglikemi Berat
- Fungsi susunan saraf pusat mengalami
gangguan yang sangat berat sehingga
pasien memerlukan pertolongan orang
lain untuk mengatasi hipoglikemia yang
dideritanya
- Gejala :
a. Perilaku disorientasi
b. Serangan kejang
c. Sulit dibangunkan dari tidur atau bahkan
kehilangan kesadaran
8
d. Mati rasa di daerah bibir, lidah dan
bicara pelo
e. Gerakan tidak terkoordinasi
f. Perubahan emosional
g. Perilaku yang tidak rasional
h. Penglihatan ganda
i. Perasaan ingin pingsan
9
• Penatalaksanaan hipoglikemi berat :
a. Preparat glukagon 1 mg disuntikkan
secara subkutan atau intramuskular
( diberikan pada pasien tidak sadarkan
diri atau tidak mampu menelan)
b. Di IGD : penyuntikan IV 25-50 ml
dekstrosa 50 % dalam air (larutan D-50)
• Hipoglikemi dapat dicegah dengan :
a. mengikuti pola makan, penyuntikan insulin dan latihan
secara teratur
b. Makan camilan antara jam-jam makan dan saat akan
tidur malam mungkin melawan efek insulin yang
maksimal
10
2. DIABETIK KETOASIDOSIS
• Diabetik Ketoasidosis terjadi akibat dari
defisiensi berat insulin dan disertai dengan
gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan
lemak dan ditandai dengan adanya
hiperglikemia, hiperosmolalitas dan asidosis
metabolik.
• Defisiensi insulin menyebabkan peningkatan
mobilisasi dan metabolisme lemak
• Lipolisis menggantikan lipogenesis bila terjadi
defisiensi insulin berat (sering terjadi pada
pasien IDDM)
11
• Asam lemak bebas, trigliserida dan gliserol
meningkat dalam sirkulasi dan menyediakan
substrat bagi hati untuk proses ketogenesis
terdapat hasil akhir berupa keton ( sangat asam).
• Ketosis adalah suatu keadaan terdapatnya keton
yang berlebihan di dalam darah
• JIka keadaan cukup berat, ketosis asidosis
metabolik dan koma,diabetik ketoasidosis
• Faktor pencetus yang paling sering : infeksi
(misal sal. Kemih dan pernapasan),
pembedahan, trauma, penyakit berat, terapi
dengan steroid dan emosional.
12
ETIOLOGI
Asidosis Ketosis
(ketosis) (asidosis)
Diuresis osmotik
hipovolemia
dehidrasi
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
KRITERIA DIAGNOSIS
Pemeriksaan Laboratorium
• Darah : hiperglikemia > 300 Kadar glukosa > 250
mg/dl, bikarbonat < 20 mEq/l, mg%
dan pH < 7,35. pH < 7, 35
• Urine : glukosuria dan ketosuria. HCO3 rendah
Radiologi Anion gap yang tinggi
1. Foto thorak : untuk keton serum positif
menyingkirkan infeksi paru
seperti pneumonia.
2. CT scan kepala : untuk
mendeteksi awal edema serebral
(jika penurunan kesadaran).
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
20
• Kehilangan volume vaskular dapat menyebabkan:
1. penurunan filtrasi glomerulus sehingga meningkatkan :
- BUN
- kreatinin serum
- glukosa darah
- kalium serum
2. Penurunan perfusi jaringan dapat menyebabkan:
peningkatan :
- pembentukan asam laktat
- bikarbonat
- asidosis metabolik
21
• Manifestasi Klinik DiabetiK Ketoasidosis :
- Pasien menderita Diabetes Tipe I (IDDM)
- Pasien biasanya berusia di bawah 40 tahun
- Awitan insidensial
- Gejala maliputi :
a. Mengantuk, stupor dan koma
b. Poliuria selama 2 hari sampai 2 minggu
sebelum gejala klinis timbul
c. Hiperventilasi dengan kemungkinan pola
napas kusmaul, napas bau buah
22
d. Penipisan volume sangat berlebihan
( dehidrasi, hipovolemi)
e. Glukosa serum 300 mg/dl sampai 1000mg/dl
f. Nyeri abdomen, mual, muntah dan diare
g. Hiponatremia ringan
h. Polidipsia selama 1-3 hari
i. Osmolalitas serum tinggi
j. Kerusakan fungsi ginjal
k. Hipokalemia berat
l. Terdapat ketonemia
m. Asidosis sedang sampai berat
n. Angka kesembuhan tinggi
23
• Penatalaksanaan
- Tentukan faktor penyebab
- Tangani ras haus ,muntah dan cegah
aspirasi
- Rawat koma dan fungsi kandung kemih
- Pantau masukan dan haluaran serta
pemberian obat
- Cegah kekambuhan dengan penyuluhan
kesehatan
24
• Terapi Diabetik ketoasidosis diarahkan pada perbaikan
masalah utama :
- Dehidrasi
- Kehilangan elektrolit
- Aidosis
a. Dehidrasi
- Rehidrasi merupakan tindakan penting untuk
mempertahankan perfusi jaringan
- Penggantian cairan untuk menggalakkan
ekskresi glukosa yang berlebihan melalui
ginjal
25
- Pasien mungkin memerlukan 6-10 liter
cairan infus (Normal Saline 0,9%) untuk
menggantikan cairan kehilangan cairan
yang disebabkan oleh poliuria,
hiperventilasi, diare dan muntah
2. Kehilangan elektrolit
- Masalah elektrolit utama selama terapi
diabetik ketoasidosis adalah kalium
26
- Terapi untuk menurunkan konsentrasi kalium
serum mencakup :
* Rehidrasi yang menyebabkan peningkatan
volume plasma dan penurunan konsentrasi
kalium serum
* Rehidrasi yang menyebabkan peningkatan
ekskresi kalium ke dalam urine
* Pemberian insulin yang menyebabkan
peningkatan perpindahan kalium dari cairan
ekstrasel ke dalam sel
27
3. Asidosis
- Akumulasi badan keton (asam)
asidosis
- Asidosis dapat di atasi melalui pemberian
insulin ( Insulin menghambat pemecahan
lemak sehingga menghentikan
pembentukan senyawa-senyawa yang
bersifat asam
- Insulin biasanya diberikan melalui infus dengan
kecepatan lambat tetapi kontinu ( misal : 5 unit
per jam )
- Kadar glukosa darah tiap jam harus di ukur
28
3. Koma Hiperglikemi Hiperosmolar
Non Ketotik ( KHHN )
30
• Manifestasi klinik KHHN :
- Pasien dengan DM tipe II ( NIDDM )
- Pasien biasanya berusia di atas 40 tahun
- Awitan biasanya cepat
- Gejala :
a. Agak mengantuk, stupor sampai koma
b. Poliuria selama 1-3 hari sebelum gejala klinis
timbul
c. Tidak ada hiperventilasi dan tidak ada bau
napas
d. Penipisan volume sangat berlebihan
( dehidrasi, hipovolemi)
31
e. Glukosa serum mencapai 600 mg/dl sampai
2400 mg/dl
f. Kadang-kadang terjadi gejala-gejala
gastrointestinal
g. Hipernatremia
h. Kegagalan meknisme haus yang
mengakibatkan pencernaan tidak adekuat
i. Osmolaritas serum tinggi dengan gejala SSP
minimal (disorientasi, kejang setempat)
j. Kerusakan fungsi ginjal
32
n. Kalium serum biasanya normal
o. Tidak ada ketonemia
p. Asidosis ringan
q. Angka kematian tinggi
33