Kalazion

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

PRESENTASI KASUS

KALAZION

Oleh : dr. Mety Munahari

Pembimbing : dr. Layono


Fuso Sp.M
Data Pasien

– Nama : Nn. D
– Jenis Kelamin : Perempuan
– Umur : 19 tahun
– Pendidikan : SMA
– Status : Belum menikah
– Tanggal Periksa : 14 Juni 2019
– No. RM : 043904
Anamnesis
Keluhan Utama

Benjolan di kedua kelopak mata atas


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli mata dengan keluhan ada benjolan


di kedua kelopak mata atas. Benjolan sudah muncul sejak 5
bulan yang lalu, awalnya benjolan hanya muncul pada kelopak
mata kiri, sudah diperiksakan ke RS. Koja dan sudah diberi obat
salep mata cendo xitrol, namun tidak ada perbaikan, kemudian
2 bulan yang lalu juga muncul benjolan dikelopak mata kanan
atas. Benjolan tidak terasa sakit, tidak merah, tidak gatal, pada
perabaan keras dan tidak nyeri pada penekanan. Benjolan
dirasakan mengganjal. Awalnya benjolan kecil tetapi lama
kelamaan menjadi besar. Pasien juga menyangkal matanya
merah dan penglihatan kabur, tidak keluar kotoran atau
lengket pada pagi hari.
Riwayat Penyakit Dahulu

– Pasien baru mengalami hal seperti ini


– Riwayat penggunaan kacamata (-)
– Riwayat benturan pada mata atau trauma benda lain (-)
– Riwayat diabetes mellitus (-)
– Riwayat hipertensi (-)
– Riwayat alergi makan dan obat (-)
Riwayat Penyakit Keluarga

– Keluarga pasien tidak pernah mengalami kondisi benjolan


mata serupa.
– Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
Riwayat Kebiasaan

– Pasien mengaku suka mengonsumsi makanan yang


mengandung banyak lemak, seperti gorengan, kulit ayam,
sate, daging, dll.
Pemeriksaan Fisik Umum

– Keadaan Umum : Baik

– Kesadaran : Compos mentis

– Tekanan darah : 120/80 mmHg

– Nadi : 80x/menit

– Pernafasan : 20 x/menit

– Suhu : 36,5oC
Pemeriksaan Oftalmologi
OD OS
Visus 6/6 6/6
Kedudukan Bola Mata Ortoforia
Gerakan Bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

Tekanan Intraokuler N/ Palpasi N/ Palpasi

Palpebra Superior Terdapat massa berbentuk Terdapat massa berbentuk


bulat dengan diameter bulat dengan diameter
±3mm, batas tegas, ±5mm, batas tegas,
permukaan rata, konsistensi permukaan rata,
keras, palpebra tidak konsistensi keras, palpebra
kemerahan, nyeri tekan (-) tidak kemerahan, nyeri
tekan (-)
Pemeriksaan Oftalmologi

OD OS
Palpebra inferior Tenang Tenang
Margo Palpebra Tenang Tenang
Silia Tumbuh teratur, trichiasis (-), Tumbuh teratur, trichiasis (-),
madarosis (-) madarosis(-)
Konjungtiva Tarsalis superior Tenang Tenang

Konjungtiva Tarsalis inferior Tenang Tenang

Konjungtiva Bulbi Tenang Tenang


Kornea Jernih Jernih
COA Sedang Sedang
Pupil Bulat, sentral, isokor Bulat, sentral, isokor
Diameter pupil ± 3 mm ± 3 mm
Reflex cahaya
 Direct + +
 Indirect + +
Iris Coklat, kripti (+), sinekia (-) Coklat, kripti (+), sinekia (-)
Lensa Jernih Jernih
Pemeriksaan Oftalmologi
Diagnosis Kerja

Kalazion Palpebra Superior ODS


Diagnosis Banding
– Hordeolum

– Kista Dermoid
Rencana Tatalaksana

– Non-medikamentosa:
– Edukasi: mengurangi makanan berlemak dan berprotein tinggi.
– Kompres hangat selama 10-15 menit, minimal 4 kali/hari.
– Medikamentosa:
– Cendo Xitrol 3 dd gtt 1 ODS
– Bedah:
– Eksisi Kalazion
Rencana KIE

– Menjelaskan cara pemakaian obat dan pentingnya


menggunakan obat dengan teratur dan sesuai petunjuk.
– Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan kedua mata,
Segera cuci tangan dengan sabun setelah kontak dengan
mata, terutama sebelum dan sesudah membersihkan mata
dan memakai obat
– Menjelaskan kepada pasien tidak boleh menyentuh mata
yang sakit dan menguceknya
Post Operasi

Medika-Mentosa Non Medikamentosa

– Giflox 6 ddgtt OS
(Gatifloxacin)
- Kontrol H+1 Post-Operasi
– Tobroson 6dd gtt OS - Hindari makan dan
(Tobramycin minum yang merrangsang
+Deksamethasone) batuk
- Pakai Pelindung mata
– Ciprofloxacin 2 x 500 mg
- Hindari menangkat beban
– Asam Mefenamat 3 x 500 berat
mg
Kontrol Post Op

S : Pasien tidak ada keluhan


O : Status Ophtamology dbn
A : Post Eksisi Kalazion OS
P : Terapi Lanjut
Prognosis

– Quo ad vitam : dubia ad bonam


– Quo ad functionam : dubia ad bonam
– Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Anatomi Palpebra

– Kulit : paling tipis, longgar, tidak ada lemak subkutan


– Jaringan Otot
– M. orbikularis okuli
– M. levator palpebra
– Tarsus : kaku, jaringan ikat, kerangka dari palpebra
– Konjungtiva Palpebra: konjungtiva tarsalis superior dan
inferior
Persyarafan Palpebra

• Sensorik:
Nervus Opthalmikus (V1)
Nervus Maxillaris (V2)
• Motorik:
Nervus Facialis (VII)
Nervus Okulomotor (III)
Vaskularisasi Palpebra
– Arteri: opthalmikus, facialis, dan superfisialis temporal
– Vena - Vena Opthalmikus
Kelenjar di Palpebra

– Kelenjar Meibom (kelenjar tarsal)


– Kelenjar minyak yang terbuka ke perbatasan kelopak mata.
– Terdapat sekitar 30-40 buah di palpebra atas dan 20-30 buah di palpebra bawah.
– Fungsi: meminyaki air mata agar tidak cepat menguap.

– Kelenjar Zeis
– Kelenjar minyak yang terbuka ke folikel bulu mata.

– Kelenjar Moll
– Kelenjar keringat yang terbuka ke folikel bulu mata atau ke kelenjar Zeis, tidak terbuka langusng ke permukaan
kulit.

– Kelenjar aksesoris Wolfring


– Kelenjar air mata yang terletak di perbatasan atas tarsal.
Fungsi palpebra

- Untuk melindungi bola mata dari gangguan faktor


external atau kimia dan trauma
- Untuk mempertahankan permukaan bola mata
tetap lembab dan licin dengan distribusi airmata
yang merata dari glandula lacrimal
Kalazion

Definisi

Kalazion merupakan peradangan granulomatosa


kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada kalazion
terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan
infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan
kronis tersebut.
Epidemiologi

Kalazion terjadi pada semua umur;


sementara pada umur yang ekstrim sangat
jarang, kasus pediatrik mungkin dapat
dijumpai
Etiologi

Kalazion juga disebabkan sebagai lipogranulomatosa kelenjar Meibom.


Kalazion disebabkan minyak dalam kelenjar terlalu pekat untuk mengalir
keluar kelenjar/saluran kelenjar minyak yang tersumbat. Oleh karena tidak
dapat mengalir keluar, produksi minyak tertimbun di dalam kelenjar dan
membentuk tembel di palpebra. Kelenjar dapat pecah, mengeluarkan minyak
ke jaringan palpebra sehingga menyebabkan inflamasi dan kadang-kadang
jaringan parut .
Patofisiologi

Sembuh
Inflamasi
Penyumbatan Akumulasi kronis & Hordeolum
kelenjar sekresi pembentukan internum
Meibom sebasea jaringan Kalsifikasi
granulasi
Karsinoma
Manifestasi Klinik
– Pembengkakan kelopak mata
– Tidak nyeri
– Tidak berfluktuasi
– Tidak hiperemis
– Konjungtiva jernih
– Pseudoptosis / Ptosis
– Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya
sehingga terjadi kelainan refraksi (astigmatisma) pada mata tersebut
Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis kalazion seringkali tidak membutuhkan adanya pemeriksaan


penunjang.
Namun, pada kalazion yang rekuren, dilakukan pemeriksaan fine-needle
aspiration cytology.
Tabel Perbandingan Kalazion, Hordeolum, dan Kista Dermoid
Kalazion Hordeolum Kista Dermoid

Definisi peradangan peradangan supuratif kelenjar pertumbuhan berlebih dari


granulomatosa Zeis, kelenjar Moll jaringan normal
kelenjar Meibom (hordeolum eksternum) atau
kelenjar Meibom (hordeolum
internum)
Etiologi penyumbatan infeksi akut biasanya terperangkapnya lapisan-
kelenjar Meibom disebabkan oleh bakteri lapisan epitel saat
Staphylococcus sp. embriogenesis
Letak kelenjar Meibom - eksternum: kelenjar Zeis dan - dangkal: frontozygomatic
palpebra Moll suture, frontolacrimal suture
- internum: kelenjar Meibom - dalam: frontozygomatic
suture, superior orbital fissure
Gejala Klinis pembengkakan pembengkakan kelopak mata pembengkakan biasa terletak
kelopak mata tanpa dengan rasa nyeri dan di daerah temporal dengan
rasa nyeri dan hiperemik disertai konsistensi keras, diameter 1-
hiperemik, pembengkakan kelenjar 2cm
diameter dapat preaurikular, diameter dapat
mencapai 8mm mencapai 8mm

Gambar
Penatalaksanaan
Non medikamentosa
– Kompres hangat 4 kali sehari selama masing-masing 15 menit.
– Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan
sabun atau shampoo yang tidak menimbulkan iritasi.
– Jangan menusuk kalazion sendiri karena dapat menimbulkan
infeksi yang lebih serius.
– Hindari pemakaian make-up pada mata, karena kemungkinan hal
itu menjadi penyebab infeksi.
– Hindari penggunaan lensa kontak karena dapat menyebarkan
infeksi sekunder.
Medikamentosa
– Antibiotika topikal dan steroid disertai kompres
panas dan bila tidak berhasil dalam waktu 2
minggu maka dilakukan pembedahan.
– Bila kecil dapat dilakukan injeksi intralesi
dengan steroid yang berdaya kerja lama
(triamsinolon 0.2-2 mL of 5 mg/mL).
Indikasi Operasi Kalazion

• Indikasi kosmetik
• Indikasi sosial: bila mengganggu aktivitas sehari-hari
• Indikasi medik: bila berisiko komplikasi yang lebih parah
• Pada umumnya, bila tidak terjadi resorbsi dengan pengobatan
konservatif dalam waktu 2 minggu sudah dapat dilakukan
pembedahan
Langkah-langkah insisi dan kuretasi kalazion:

– Anastesi:
– Topikal pentokain diteteskan pada mata
– Injeksi obat anastesi infiltratif (lidokain 2%)
di depan kalazion
– Kalazion dijepit dengan klem kalazion
kemudian klem dibalik sehingga
konjungtiva tarsal dan kalazion terlihat.
– Dilakukan insisi tegak lurus margo
palpebra
– Isi kalazion dikuret sampai bersih.
– Pembersihan dengan asam karbol dapat
dilakukan dalam kavitas untuk mencegah
kekambuhan.
– Klem kalazion dilepas, kemudian diberi
salep antibiotik mata, dan mata ditutup
selama 12 jam ke depan.
Setelah Operasi
– Mata akan ditutup kasa yang dapat dilepas setelah 8-12 jam operasi.
– Kacamata dapat digunakan seperti biasa, namun lensa kontak tidak dapat
digunakan di mata yang dioperasi selama 8 minggu.
– Obat analgetik diberikan untuk meminimalkan rasa nyeri dan tidak nyaman.
– Tetes mata antibiotik dan steroid diberikan untuk mencegah infeksi dan
pembengkakan di mata.
– Menghindari air terkena mata selama 7-10 hari.
Komplikasi

– Insisi yang kurang baik dapat menyebabkan terbentuknya


tonjolan.
– Insisi yang terlalu dalam dapat menyebabkan timbulnya
fistula dan jarinagn parut.
– Kuretase dan drainase yang inadekuat dapat menyebabkan
berulangnya / berkembangnya suatu granulomata.
– Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat
menyebabkan trichiasis.
– Astigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra sudah
mengubah kontur kornea.

Anda mungkin juga menyukai