F5 Sindrom Perilaku Yg Berhubungan DGN Gangguan Fisiologis & Faktor Fisik - Annisa Nurhayati

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

F50 - F59

SINDROM PERILAKU YANG


BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN
FISIOLOGIS DAN FAKTOR FISIK
F50 GANGGUAN MAKAN
F50 GANGGUAN MAKAN
 F50.0 Anoreksia nervosa
 F50.1 Anoreksia nervosa tak khas
 F50.2 Bulimia nervosa
 F50.3 Bulimia nervosa tak khas
 F50.4 Makan berlebihan yang berhubungan dengan
gangguan psikologis lainnya
 F50.5 Muntah yang berhubungan dengan
gangguan psikologis lainnya
 F50.8 Gangguan makan lainnya
 F50.9 Gangguan makan YTT
F50.0 ANOREKSIA NERVOSA

EPIDEMIOLOGI
- Lebih sering pada anak perempuan yang
mengalami prapubertas
- Awitan usia paling lazim pada remaja pertengahan
(5% awitan pada usia 20 tahun)
- 0,5 – 1% terjadi pada anak perempuan
- Anak perempuan >> anak laki – laki (10-20x)
F50.0 ANOREKSIA NERVOSA
ETIOLOGI
FAKTOR BIOLOGIS
- Metabolisme nukleus kaudatus lebih tinggi
- Pembesaran ruang CSS (melebarnya sulkus dan
ventrikel)

FAKTOR SOSIAL
- Tekanan masyarakat akan olah raga dan kekurusan
- Keluarga bermasalahan (tingkat permusahan, kekacauan,
isolasi tinggi, empati dan pengasuhan rendah)

FAKTOR PSIKOLOGIS DAN PSIKODINAMIK


- Tidak mampu berpisah secara psikologis dari ibu
- Keinginan oral  tamak dan tidak dapat diterima  dipungkiri
- Orang tua menjadi cemas
F50.0 ANOREKSIA NERVOSA

Mengurangi berat badan dengan sengaja,dipacu dan atau


dipertahankan

1. BB tetap dipertahankan 15% dibawah seharusnya atau BMI ≤ 17,5


2. Berkurangnya BB dgn melakukan : merangsang muntah,
pencahar, olahraga berlebihan, penekan nafsu makan atau
diuretika.
3. Ketakutan gemuk terus menerus
4. Gangguan endokrin yang meluas (amenore pd perempuan &
kehilangan minat dan potensi seksual pd laki – laki)
5. Jika onset pra-pubertas, perkembangan pubertas tertunda atau
tertahan
F50.1 ANOREKSIA NERVOSA TIDAK KHAS

Tidak menunjukan satu atau lebih gambaran


utama anoreksia nervosa spt amenore dan
kehilangan BB, tapi gambaran klinis masih ada
yang agak khas
Menunjukan semua gambaran utama namun
derajat ringan
F50.2 Bulimia Nervosa

 DEFINISI
Bulimia = makan berlebih, yang didefinisikan
sebagai makan lebih banyak makanan dibandingkan
sebagian besar orang pada situasi yang sama dan
dalam periode waktu yang sama, disertai dengan
rasa yang kuat bahwa ia kehilangan kendali.
F50.2 Bulimia Nervosa
EPIDEMIOLOGI
- lebih sering daripada anoreksia nervosa
- 1-3% pada perempuan muda
- perempuan >> laki – laki
- awitan lebih sering pada masa remaja akhir
- 40% pada mahasiswi perempuan
F50.2 Bulimia Nervosa
ETIOLOGI
FAKTOR BIOLOGIS
- Endorfin plasma meningkat  perasaan nyaman setelah muntah

FAKTOR SOSIAL
- Memiliki standar yang tinggi dan memberikan respons terhadap
tekanan sosial yang menuntut orang untuk ramping
- Depresi familial meningkat
- Konflik dalam keluarga, keluarga kurang dekat
- Orang tua cenderung mengabaikan dan lalai

FAKTOR PSIKOLOGIS DAN PSIKODINAMIK


- Kesulitan dalam tuntuan masa remaja
- Lebih terbuka, pemarah, impulsif
- Kesulitan mengendalikan impuls  tidak memiliki kendali
superego dan kekuatan ego
F50.2 BULIMIA NERVOSA

1. Preokupasi yang menetap untuk makan dan


ketagihan (craving) terhadap episode makan
berlebihan dalam waktu yang singkat
2. Melawan efek kegemukan dengan : merangsang
muntah, pencahar, puasa berkala, memakai obat.
3. Ketakutan luar biasa thdp kegemukannya, ada
episode anoreksia nervosa dgn interval keduanya
antara bulan sampai tahun

• Harus dibedakan dengan gangguan depresif


F50.3 BULIMIA NERVOSA TIDAK
KHAS

 Tidak menunjukan satu atau lebih gambaran utama


bulimia nervosa spt amenore dan kehilangan BB, tapi
gambaran klinis masih ada yang agak khas
 Orang dengan BB normal atau berlebihan, tetapi
mengalami periode khas kebanyakan makan yang
diikuti dengan muntah atau memakai pencahar.
F50.4 MAKAN BERLEBIHAN YANG
BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN
PSIKOLOGIS LAINNYA

 Reaksi terhadap stress sehingga menimbulkan


obesitas reaktif, terutama pd individu dengan
predisposisi untuk bertambah BB
 Tidak termasuk :
Obesitas yang menyebabkan gangguan Psikologis
Obesitas akibat penggunaan obat ( anti depresan,
neuro leptika )
F50.5 MUNTAH YANG BERHUBUNGAN
DENGAN GANGGUAN PSIKOLOGIS
LAINNYA

Jika terdapat muntah berulang yang


menyerupai, diagnosis ditentukan dari
gangguan utama.
Diagnosis ini termasuk :
 Hiperemis gravidarum psikogenik
 Muntah psikogenik
F51 GANGGUAN TIDUR NON-
ORGANIK
F51 GANGGUAN TIDUR NON-ORGANIK

DYSSOMNIA  Kondisi psikogenik primer dimana gangguan


utamanya adalah jumlah, kualitas atau waktu tidur yang
disebabkan oleh hal – hal emosional, misalnya : insomnia,
hipersomnia, gangguan jadwal jaga-tidur
PARASOMNIA  Peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama
tidur (pada anak – anak hal ini terkait terutama dengan
perkembangan anak, pada dewasa terutama pengaruh
psikogenik) , misal somnabulisme (sleepwalking), teror tidur,
mimpi buruk
F51 GANGGUAN TIDUR NON-ORGANIK

F51.0 Insomnia non-organik


F51.1 Hipersomia non-organik
F51.2 Gangguan jadwal tidur-jaga non-organik
F51.3 Somnambulisme (sleep walking)
F51.4 Teror tidur (night terrors)
F51.5 Mimpi buruk (nightmares)
F51.8 Gangguan tidur non-organik lainnya
F51.9 Gangguan tidur non-organik YTT
F51.0 INSOMNIA NON-ORGANIK

1. Sulit masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau


kualitas tidur yang buruk
2. Terjadi min. 3x dalam seminggu min. selama satu
bulan
3. Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur
4. Penderitaan berat akibat ketidakpuasan tidur 
mempengaruhi fungsi sosial dan pekerjaan

• Adanya gejala lain : depresi,


anxietas, atau obsesi
• Kriteria lama tidur tidak digunakan
F51.1 HIPERSOMNIA NON-ORGANIK

 Rasa kantuk pada siang hari yang


berlebihan/sleep attacks
 Gangguan tidur terjadi setiap hari selama satu
bulan atau berulang dgn kurun waktu yg lebih
pendek.
 Tidak ada gejala tambahan ‘narcolepsy’ atau
bukti klinis ‘sleep apnoe’
 Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang
menunjukkan gejala rasa kantuk pada siang hari.
F51.2 GANGGUAN JADWAL TIDUR-JAGA NON-
ORGANIK

1. Pola tidur jaga dari individu tidak seirama bagi masyarakat setempat
2. Insomnia pada waktu orang-orang tidur dan hipersomnia pada waktu
kebanyakan orang jaga, selama satu bulan setiap hari.
3. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan/ kualitas tidur menyebabkan
penderitaan yang cukup berat mempengaruhi fungsi sosial dan pekerjaan.

 Gejala gangguan jiwa : anxietas, depresi,


hipomania,
F51.3 SOMNAMBULISME (SLEEP
WALKING)

1. Satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur biasanya pada
1/3 awal tidur malam dan terus berjalan-jalan (kesadaran
berubah)
2. Selama 1 episode penderita menunjukkan wajah bengong dan
susah dibangunkan.
3. Saat sadar/ bangun penderita tidak ingat apa pun yang terjadi
4. Dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun tidak ada
gangguan aktivitas mental.
5. Tidak ada bukti adanya gangguan mental organik
 Harus dibedakan denagan gangguan epilepsi psikomotor
F51.4 TEROR TIDUR (NIGHT TERRORS)

1. 1 atau lebih episode bangun dari tidur mulai dari berteriak


karena panik, disertai dengan anxietas yg hebat, seluruh tubuh
bergetar dan hiperaktivitas otonomik.
2. Episode ini dapat berulang (lamanya berkisar 1-10 menit). Dan
biasanya terjadi pada 1/3 awal tidur malam.
3. Relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain,
kemudian dlm beberapa menit setelah bangun biasanya terjadi
disorientasi dan gerakan-gerakan berulang.
4. Ingatan terhadap kejadian jika ada sangat minimal
5. Tidak ada bukti gangguan mental organik
F51.5 MIMPI BURUK (NIGHTMARES)

1. Terbangun dari tidur malam atau siang berkaitan


dgn mimpi yang menakutkan yang dapat diingat
kembali dengan rinci dan jelas
2. Setelah bangun individu segera sadar penuh dan
mampu mengenali lingkungan.
3. Pengalaman mimpi itu, akibat dari tidur yang
terganggu, menyebabkan penderitaan cukup
berat
F52. DISFUNGSI SEKSUAL BUKAN
DISEBABKAN OLEH GANGGUAN
ATAU PENYAKIT ORGANIK

Disfungsi seksual = tidak mampu berperan dalam


hubungan seksual seperti yang diharapkan, berupa
berkurangnya minat (interest), kenikmatan
(enjoyment), gagal dalam respon fisiologis, atau
tidak mampu mengendalikan
 F52.0 Kurang atau hilangnya nafsu seksual
 F52.1 Penolakan dan kurangnya kenikmatan seksual
 .10 Penolakan seksual
 .11 Kurangnya kenikmatan seksual
 F52.2 Kegagalan dari respons genital
 F52.3 Disfungsi orgasme
 F52.4 Ejakulasi dini
 F52.5 Vaginismus non-organik
 F52.6 Dispareunia non-organik
 F52.7 Dorongan seksual yang berlebihan
 F52.8 Disfungsi seksual lainnya, bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organik
 F52.9 Disfungsi seksual YTT, bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organik
F52.0 KURANG ATAU HILANGNYA
NAFSU SEKSUAL
Hilangnya nafsu seksual merupakan masalah utama dan
tidak merupakan gangguan sekunder dari kesulitan
seksual lainnya, seperti kegagalan ereksi dan
dispareuni
Berkurangnya nafsu seksual tidak menyingkirkan
kenikmatan atau bangkitan seksual, tetapi
menyebabkan kurangnya aktivitas awal seksual ,
termasuk frigiditas
F52.1 PENOLAKAN DAN
KURANGNYA KENIKMATAN SEKSUAL
 F 52.10  Penolakan seksual
 Adanya perasaan negatif terhadap
interaksi seksual, sehingga aktivitas
seksual dihindarkan
 F52.11  Kurangnya kenikmatan seksual
 Respons seksual berlangsung normal
dan mengalami orgasme, tetapi kurang ada
kenikmatan yang memadai
F 52.2 KEGAGALAN DARI RESPONS GENITAL
Pada pria masalah utama adalah disfungsi ereksi, misalnya kesukaran
untuk terjadinya atau memperrtahankan ereksi yang memadai untuk
suatu hubungan seksual
Pada wanita masalah utama adalah kekeringan vagina (lubrication)
F 52.3 DISFUNGSI ORGASME
Baik orgasme tidak terjadi sama sekali maupun sangat terlambat,
termasuk “psychogenic anorgasmy”
F 52.4 EJAKULASI DINI
Ketidakmampuan mengendalikan ejakulasi sedemikian rupa sehingga
masing – masing menikmati hubungan seksual
F 52.5 VAGINISMUS NON - ORGANIK
Terjadi spasme otot vagina , menyebabkan tertutupnya pembukaan
vagina. Masuknya penis menjadi tidak mungkin atau nyeri
F 52.6 DISPAREUNI NON-ORGANIK
Dispareuni adalah keadaan nyeri pada waktu berhubungan seksual,
dapat terjadi pada wanita maupun pria
Diagnosis ini dibuat hanya bila tidak ada kelainan seksual primer lainnya
( seperti vaginismus atau keringnya vagina)
F 52.7 DORONGAN SEKSUAL YANG
BERLEBIHAN
Baik pria maupun wanita dapat kadang – kadang mengeluh dorongan
seksual berlebihan sebagai problem dalam dirinya, biasanya pada
remaa akhir belasan tahun atau dewasa muda
Bila keadaan ini sekunder dari Gangguan Afektif (F30-F39) atau terjadi
pada stadium awal dari Dementia (F00-F03), maka gangguan
primernya harus didiagnosis
F53 GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU
YANG BERHUBUNGAN DENGAN MASA
NIFAS YTK

Gangguan jiwa yang berhubungan dengan masa nifas (tidak


lebih dari 6 minggu setelah persalinan), yang tidak
memenuhi kriteria di tempat lain.
 F53.0 Gangguan mental dan perilaku ringan yang
berhubungan dengan masa nifas YTK
 Termasuk : postpartum depression YTT

 F53.1 Gangguan mental dan perilaku berat yang


berhubungan dengan masa nifas YTK
 Termasuk : psikosis masa nifas YTT

 F53.8 Gangguan mental dan perilaku lainnya yang


berhubungan dengan masa nifas YTK
 F53.9 Gangguan jiwa masa nifas YTK
F54 FAKTOR PSIKOLOGIS DAN
PERILAKU YANG BERHUBUNGAN
DENGAN GANGGUAN ATAU
PENYAKIT YDK

Adanya gangguan psikologis ataupun perilaku yang memiliki


peran besar terjadinya gangguan fisik yang diklasifikasi di
tempat lain ( ICD 10 )
1. Asma bronchial
2. Dermatitis
3. Ulkus gaster
4. dll
F55 PENYALAHGUNAAN
ZAT YANG TIDAK
MENYEBABKAN
KETERGANTUNGAN
 F55.0 Antidepresan
 F55.1 Pencahar
 F55.2 Analgetika
 F55.3 Antasida
 F55.4 Vitamin
 F55.5 Steroid atau hormon
 F55.6 Jamu
 F55.8 Zat lainnya yang tidak menyebabkan
ketergantungan
 F55.9 YTT

Anda mungkin juga menyukai