Rakyat Maluku melakukan perlawanan terhadap Portugis dan VOC yang berusaha menguasai dan mengeksploitasi kepulauan Maluku sejak abad ke-16. Perlawanan dipimpin oleh Sultan Hairun dari Ternate melawan Portugis pada 1565. Kemudian dilanjutkan oleh putranya Sultan Baabullah yang berhasil mengusir Portugis dari Ternate pada 1575. Pangeran Nuku dari Tidore kemudian memimpin perlawanan rakyat Maluku dan Papua melawan upaya VOC
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
429 tayangan9 halaman
Rakyat Maluku melakukan perlawanan terhadap Portugis dan VOC yang berusaha menguasai dan mengeksploitasi kepulauan Maluku sejak abad ke-16. Perlawanan dipimpin oleh Sultan Hairun dari Ternate melawan Portugis pada 1565. Kemudian dilanjutkan oleh putranya Sultan Baabullah yang berhasil mengusir Portugis dari Ternate pada 1575. Pangeran Nuku dari Tidore kemudian memimpin perlawanan rakyat Maluku dan Papua melawan upaya VOC
Rakyat Maluku melakukan perlawanan terhadap Portugis dan VOC yang berusaha menguasai dan mengeksploitasi kepulauan Maluku sejak abad ke-16. Perlawanan dipimpin oleh Sultan Hairun dari Ternate melawan Portugis pada 1565. Kemudian dilanjutkan oleh putranya Sultan Baabullah yang berhasil mengusir Portugis dari Ternate pada 1575. Pangeran Nuku dari Tidore kemudian memimpin perlawanan rakyat Maluku dan Papua melawan upaya VOC
Rakyat Maluku melakukan perlawanan terhadap Portugis dan VOC yang berusaha menguasai dan mengeksploitasi kepulauan Maluku sejak abad ke-16. Perlawanan dipimpin oleh Sultan Hairun dari Ternate melawan Portugis pada 1565. Kemudian dilanjutkan oleh putranya Sultan Baabullah yang berhasil mengusir Portugis dari Ternate pada 1575. Pangeran Nuku dari Tidore kemudian memimpin perlawanan rakyat Maluku dan Papua melawan upaya VOC
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9
Perlawanan Bangsa Indonesia
terhadap Kolonialisme dan
Imperialisme
MALUKU MELAWAN PORTUGIS DAN VOC
OLEH: FEYZA RIZQIA RAMADHANI /12 VIDIRA ANINDITA RAMYA /36 Pada tahun 1521 Portugis berhasil memasuki Kepulauan Maluku dan memusatkan aktivitasnya di Ternate. Spanyol juga memasuki Kepulauan Maluku dan meemusatkannya di Tidore sehingga terjadi persaingan antar keduanya. Portugis akhirnya bersekutu dengan Ternate dan Spanyol bersekutu dengan Tidore. Pada tahun 1529 terjadi perang antara Tidore dan Portugis, Portugis mendapat kemenangan karena dukungan dari Ternate dan Bacan. Penyebabnya adalah kapal-kapal Portugis menembaki jung-jung dari Banda yang membeli cengkih ke Tidore. Untuk menyelesaikan persaingan antara Portugis dan Spanyol dilakukan Perjanjian Saragosa pada tahun 1534. Akibatnya, kedudukan Portugis semakin kuat dalam melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. Terjadi perlawanan rakyat Ternate yang dipimpin Sultan Hairun pada tahun 1565, karena Portugis menganggu kedaulatan kerajaan-kerajaan di Maluku. Portugis kewalahan menghadapi serangan Sultan Hairun pada akhirnya menawarkan perundingan. Perundingan dilaksanakan di Benteng Sao Paolo pada tahun 1570. Yang pada akhirnya ketika berunding Sultan Hairun ditangkap dan dibunuh. Perlawanan dilanjutkan oleh Sultan Baabullah, anak dari Sultan Hairun. Pada 1575 Portugis dapat di desak dan diusir dari Ternate. Portugis kemdian melarikan diri dan menetap di Ambon sampai tahun 1605. Pada tahun 1605 Portugis dapat diusir VOC dari Ambon lalu kemudian menetap di Timor Timur. Pada tahun 1680, VOC memaksakan perjanjian baru dengan Tidore. Kerajaan Tidore semula sebagai sekutu VOC turun statusnya menjadi vasal. Sebagai penguasa yang baru diangkat Putra Alam sebagai sebagai Sultan Tidore (menurut tradisi Kerajaan Tidore seharusnya yang berhak sebagai sultan adalah Pangeran Nuku). Penempatan Kerajaan Tidore sebagai daerah kekuasaan VOC menimbulkan protes dari Pangeran Nuku. Di bawah Pangeran Nuku, rakyat Maluku melawan tentara VOC. Perlawanan Pangeran Nuku tersebut mendapat dukungan dari rakyat Papua yang dipimpin oleh Raja Ampat dan orang-orang Gamrange dari Halmahera. Sultan Nuku diangkat oleh pengikutnya sebegai sultan dengan gelar Tuan Sultan Amir Muhammad Syafiudin Syah. Sultan Nuku juga berhasil meyakinkan Sultan Aharal dan Pangeran Ibrahim untuk melawan VOC, bahkan Inggris juga memberi dukungan. Dalam perlawanan tersebut VOC kewalahan dan tidak mampu menbendung Pangeran Nuku. Pangeran Nuku akhirnya berhasil mengembalikan pemerintahan yang berdaulat di Tidore sampai beliau meninggal.