Bentang Lebar, Materi Perkuliahan SKBG-2 Polnep
Bentang Lebar, Materi Perkuliahan SKBG-2 Polnep
Bentang Lebar, Materi Perkuliahan SKBG-2 Polnep
Architectural Engineering
Department
Politeknik Negeri Pontianak
1.1. STRUKTUR SPASIAL (RUANG)
Perilaku struktur akibat beban dapat diidealisasi menjadi struktur
bidang (2 Dimensi) atau struktur spasial (3 Dimensi). Harus
diperhatikan bahwa secara umum seluruh struktur berperilaku dalam 3
Dimensi ketika dikenai beban. Namun, sebagian struktur dapat
diasumsikan bahwa deformasi dan distribusi gaya terjadi dalam bidang
(struktur bidang).
Architectural Engineering
Department
1.1. STRUKTUR SPASIAL (RUANG)
Dalam matakuliah ini, istilah struktur spasial (ruang) didefinisikan
sebagai struktur yang tersusun atas batang linier yang terhubung
satu sama lain dalam ruang, dan memikul beban pada sambungan
ataupun pada arah panjangnya. Batang struktur spasial terbuat dari
baja, alumunium, kayu maupun beton.
Architectural Engineering
Department
1.1. STRUKTUR SPASIAL (RUANG)
Architectural Engineering
Department
1.1. STRUKTUR SPASIAL (RUANG)
Architectural Engineering
Department
1.1. STRUKTUR SPASIAL (RUANG)
Architectural Engineering
Department
1.1. STRUKTUR SPASIAL (RUANG)
Architectural Engineering
Department
1.1. STRUKTUR SPASIAL (RUANG)
Architectural Engineering
Department
1.1. STRUKTUR SPASIAL (RUANG)
Tidak seperti proses desain gedung konvensional dimana keseluruhan
desain struktur seringkali diputuskan oleh seorang arsitek dan seorang
ahli struktur bertanggung jawab terhadap ukuran elemen struktur,
desain struktur spasial lebih merupakan upaya kolaboratif antara
arsitek dan insinyur struktur, hal ini tipikal berlangsung pada tahap
awal desain konseptual.
Architectural Engineering
Department
1.1. STRUKTUR SPASIAL (RUANG)
10
Architectural Engineering
Department
1.1. STRUKTUR SPASIAL (RUANG)
11
Architectural Engineering
Department
1.1. STRUKTUR SPASIAL (RUANG)
12
Architectural Engineering
Department
1.2. RANGKA RUANG
13
Architectural Engineering
Department
1.2. RANGKA RUANG
14
Architectural Engineering
Department
1.2. RANGKA RUANG
15
Architectural Engineering
Department
1.2. RANGKA RUANG
16
Architectural Engineering
Department
1.3. GRID LAPIS TUNGGAL & GANDA
Grid tersusun atas dua atau lebih rangkaian batang paralel yang
berpotongan satu sama lain pada suatu sudut tertentu dan dibebani
tegak lurus bidang. Jika seluruh batang pada grid berada pada satu
bidang maka disebut Grid Lapis Tunggal .
Ada beberapa tipe Grid Lapis Tunggal yang digunakan sebagai sistem
struktur utama untuk atap dan lantai. Pola yang saling terhubung ini
terdiri atas konfigurasi 2 (dua) arah, 3 (tiga) arah, ataupun 4
(empat) arah dengan pola yang paling umum adalah grid persegi
panjang dimana elemen yang berpotongan saling tegak lurus. Grid
diagonal dimana elemen berarah miring terhadap tumpuan disepanjang
tepi sistem memiliki kekakuan yang sangat besar sehingga
berpengaruh besar dalam mengurangi lendutan .
17
Architectural Engineering
Department
1.3. GRID LAPIS TUNGGAL & GANDA
Persegi Diagonal
Grid 2 Arah
18
Architectural Engineering
Department
1.3. GRID LAPIS TUNGGAL & GANDA
Grid 3 Arah
19
Architectural Engineering
Department
1.3. GRID LAPIS TUNGGAL & GANDA
Grid 4 Arah
20
Architectural Engineering
Department
1.3. GRID LAPIS TUNGGAL & GANDA
Grid lapis tunggal 3 arah biasanya digunakan untuk bentang lebar
atau ketika struktur menerima beban terpusat yang sangat besar.
Sistem ini memiliki distribusi tegangan yang lebih merata dibanding
sistem grid 2 arah.
Grid 4 arah terbuat dari kombinasi grid persegi dan diagonal. Sistem ini
tidak umum digunakan.
21
Architectural Engineering
Department
1.3. GRID LAPIS TUNGGAL & GANDA
Grid Lapis Ganda (GLG) adalah pengembangan dari sistem grid Lapis
Tunggal. GLG tersusun atas dua rangkai balok paralel yang terhubung
satu sama lain yang membentuk sudut lurus maupun miring dan
dibebani tegak lurus bidang grid .
22
Architectural Engineering
Department
1.3. GRID LAPIS TUNGGAL & GANDA
Secara umum ada dua tipe utama GLG:
2. Grid Ruang
Terbuat atas rangkaian satuan polihedral dengan dasar triangular,
persegi, pentagonal maupun heksagonal
23
Architectural Engineering
Department
1.3. GRID LAPIS TUNGGAL & GANDA
24
Architectural Engineering
Department
1.3. GRID LAPIS TUNGGAL & GANDA
25
Architectural Engineering
Department
1.3. GRID LAPIS TUNGGAL & GANDA
26
Architectural Engineering
Department
1.3. GRID LAPIS TUNGGAL & GANDA
27
Architectural Engineering
Department
1.3. GRID LAPIS TUNGGAL & GANDA
28
Architectural Engineering
Department
1.3. GRID LAPIS TUNGGAL & GANDA
GLG dapat digunakan untuk lantai ataupun atap bangunan multi-lantai
(walau sebagian besar digunakan untuk atap). Sistem atap biasanya
tersusun atas purlin (gording baja) yang ditumpu oleh joint, namun
dalam beberapa kasus bagian lapis atas langsung memikul atap.
Selain itu, GLG juga dapat digunakan untuk dinding vertikal
maupun miring .
29
Architectural Engineering
Department
1.3. GRID LAPIS TUNGGAL & GANDA
Konfigurasi Grid Lapis Ganda dapat juga dianggap dibuat dengan
susunan geometri Solid Platonik (misal tertrahedra, oktahedra, dll)
yang berdekatan yang ditempatkan berdampingan dan dihubungkan
dengan joint (kadangkala dengan penambahan elemen) .
30
Architectural Engineering
Department
1.4. GRID MULTI LAPIS
Ketika GLG digunakan untuk bentang lebar hingga 300 ft ( 90 m)
dengan beban yang sangat besar, defleksi merupakan parameter yang
paling menentukan, dan akibatnya tinggi penampang akan sangat
besar.
Jika ukuran modulnya kecil, elemen diagonal akan memiliki sudut yang
lancip. Jika ukuran modulnya ditambah batang tekan akan menjadi
terlalu panjang dan ukuran batang yang besar diperlukan. Untuk kasus
tersebut, lapisan ketiga ditengah antara lapisan atas dan bawah dapat
ditambahkan sehingga membentukyang dinamakan Grid Multi-Lapis
(GML).
31
Architectural Engineering
Department
1.4. GRID MULTI LAPIS
Sistem ini memungkinkan ukuran modul menjadi berkurang dan sudut
elemen diagonal berada dalam kisaran yang logis. Tiap lapisan dapat
memiliki konfigurasi yang berbeda.
32
Architectural Engineering
Department
1.4. GRID MULTI LAPIS
Lapisan tengah yang menerima beban lebih kecil dari lapisan atas dan
lapisan bawah berfungsi untuk menstabilkan keseluruhan struktur dan
mengurangi defleksi secara signifikan .
33
Architectural Engineering
Department