Konsep Tumbuh Kembang Anak Mulai Neonatus, Remaja, SDISTK, Denver II

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 90

Nama :

Indah Fitri Amelia


Peren Dita Sanli
Anggi Dwi Prasetyo
Pertumbuhan
Normal
Penyimpangan pola pertumbuhan dapat bersifat non
spesifik atau dapat merupakan indikator penting adanya
kelainan kronik dan serius. Pengukuran panjang / tinggi
badan , berat badan , lingkar kepala harus dilakukan
pada tiap kunjungan . Pertumbuhan dinilai dengan cara
memplotkan hasil pengukuran pada kurva pertumbuhan
dan membandingkan hasil pengukuran dengan hasil
pemeriksaan sebelumnya yang diperoleh pada
pemeriksaan kesehatan kunjungan rutin atau pada
kunjungan lainnya .
 PERIODE NEONATUS
Refleks primitif neonatal sangat khas untuk
neonatus. Setiap Asimetri peningkatan
atau penurunan tonus yang deformitas
dipicu oleh gerakan pasif menunjukkan
adanya abnormalitas sistem saraf pusat dan
merlukan evaluasi lebih lanjut. Demikian
pula, keterlambatan menghilangnya refleks
primitif memerlukan evaluasi sistem saraf
pusat. Refleks yang paling penting untuk
dinilai pada periode neonatus adalah:
1. Rooting reflex
Refleks ini terjadi ketika
Anda menyentuh pinggir
mulut bayi Anda. Bayi
akan mengikuti arah
sentuhan tersebut
sambil membuka
mulutnya. Hal ini
membantu bayi ketika
ia sedang ingin
menyusu. Refleks ini
muncul sejak lahir dan
bertahan hingga usia 3-
4 bulan.
2. Refleks menghisap
(sucking reflex)
Ketika bagian atas atau
langit-langit mulut bayi
disentuh, bayi akan
mulai menghisap.
Refleks menghisap
mulai muncul saat usia
32 minggu kehamilan
dan menjadi sempurna
saat usia 36 minggu
kehamilan. Oleh karena
itu, bayi prematur
biasanya belum bisa
menghisap dengan baik
3. Refleks moro
Refleks moro biasanya
muncul ketika bayi
terkejut. Ketika bayi Anda
terkejut misalnya karena
suara yang berisik atau
gerakan yang terjadi
secara tiba-tiba, bayi akan
mengeluarkan refleks ini.
Bayi akan melakukan
gerakan dengan
memanjangkan lengan dan
menekuk kakinya. Refleks
ini muncul sejak lahir dan
bertahan hingga usia 4
bulan.
4. Asymmetric tonic
neck reflex
Ketika kepala bayi
menengok ke satu
sisi, ia akan
memanjangkan
lengan di sisi yang
sama. Sebaliknya,
lengan pada sisi yang
berlawanan akan
ditekuk. Refleks ini
muncul sejak lahir
dan bertahan hingga
usia 2 bulan.
5. Refleks menggenggam
(palmar grasp reflex)
Refleks menggenggam
pada bayi muncul ketika
Anda menyentuh
telapak tangannya. Bayi
akan menutup jari-
jarinya seperti gerakan
menggenggam. Refleks
ini muncul sejak lahir
dan bertahan hingga
usia 3-4 bulan.
6. Refleks Babinski
Refleks Babinski
muncul ketika Anda
menggaruk telapak
kaki bayi Anda.
Jempol bayi akan
mengarah ke atas
dan jari-jari kaki
lainnya akan
terbuka. Refleks ini
menetap hingga usia
2 tahun.
7. Stepping reflex
Refleks ini juga dikenal
dengan istilah
walking/dance reflex
karena bayi terlihat
seperti melangkah atau
menari ketika ia
diposisikan dalam posisi
tegak dengan kaki yang
menyentuh tanah.
Refleks ini muncul sejak
lahir dan terlihat paling
jelas setelah usia 4
hari.
1. Perkembangan Fisik
Selama enam bulan pertama, pertumbuhan terus
terjadi dengan pesat, kemudian mulai Selama
tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih
besar daripada peningkatan tinggi Proporsi
tubuh:Pertumbuhan kepala berkurang sedangkan
pertumbuhan badan dan tungkai menurun, dan
dalam tahun kedua tingkat pertumbuhan cepat
menurun.sedangkan pada tahun kedua terjadi
sebaliknya.meningkat, sehingga bayi berangsur-
angsur menjadi kurang berat di atas, dan pada
masa akhir bayi tampak lebih ramping dan tidak
gempal.
 2. Perkembangan Motorik
Gerak refleks tersenyum muncul pada minggu pertama, sedangkan
senyum sosial (reaksi terhadap senyum orang lain) mulai antara
bulan ketiga dan keempat Dalam posisi tengkurap, bayi dapat
menahan kepala secara tegak dalam usia 1 bulan, dalam posisi
telentang pada usia 5 bulan, dan dalam posisi duduk pada usia 4
atau 6 bulan Pada usia 2 bulan, bayi dapat berguling dari samping
ke belakang, pada 4 bulan dan tengkurap ke samping, dan pada
usia 6 bulan dapat berguling sepenuhnya Pada usia 4 bulan, bayi
dapat ditarik ke posisi duduk, usia 5 bulan dapat duduk dengan
dibantu, tujuh bulan dapat duduk tanpa dibantu sebentar, dan
duduk tanpa bantuan selama sepuluh menit atau lebih pada usia
9 bulan Gerakan ibu jari menjauhi jari-jari lain dalam usaha
menggenggam muncul pada usia 3 atau 4 bulan, dan dalam usaha
mengambil benda antara 8-10 bulan Pada akhir minggu kedua,
bayi dapat memindahkan tubuh dengan cara menendang Pada
usia 6 bulan, dapat bergerak dalam posisi duduk. Bayi bisa
merangkak pada usia sekitar 8-10 bulan, menarik diri sendiri ke
posisi berdiri pada usia 10 bulan, berdiri dengan bantuan pada 11
bulan, berdiri tanpa bantuan pada usia 1 tahun, dan berjalan
tanpa bantuan pada usia 13 atau 14 bulan.
3. Perkembangan Bahasa
Komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk bahasa -
tertulis, lisan, isyarat tangan, ungkapan musik, dan
sebagainya. Dalam komunikasi, orang harus mampu
mengerti apa yang disampaikan orang lain (fungsi reseptif)
dan mampu mengutarakan pikiran dan perasaannya kepada
orang lain (fungsi ekspresif)
1. Ada kesenjangan fungsi reseptif dan ekspresif.
Kemampuan mengerti apa yang disampaikan orang lain
sudah mulai berkembang pada tahun pertama masa bayi,
sedangkan kemampuan mengutarakan pikiran/perasaan
baru berkembang kemudian
2. Ekspresi muka pembicara, nada suara, dan isyarat-isyarat
tangan membantu bayi untuk mengerti apa yang dikatakan
padanya. Pada usia 3 bulan, bayi sudah mengerti ungkapan
rasa marah, takut, dan senang
3. Pada usia 6 bulan, sebagian besar bayi bisa mengucapkan
"ma-ma, da-da, na-na, ta-ta"(babling)
 4. Reaksi emosional
bayi selalu disertai dengan aspek fisiologis
1. Menangis, dilakukan dengan penuh semangat disertai
ekspresi dari seluruh tubuh
2. Tertawa/tersenyum merupakan indikator dari rasa senang
3. Pada masa bayi mulai muncul rasa takut terhadap sesuatu
yang asing atau tidak menyenangkan, misalnya takut
terhadap orang yang baru bertemu, takut jatuh, takut
mendengar suara dentuman yang keras.
4. Kecemasan juga mulai muncul pada masa bayi ini,
terutama kalau bayi harus menghadapi situasi baru atau
memenuhi tuntutan orangtua, misalnya cemas karena
penyapihan dan toilet training
5. Pada usia 1-2 tahun, anak mulai menunjukkan kemarahan
dan agresif
5. Perkembangan Mental/lIntelektual
Kemampuan intelektual/kognitif berkaitan
dengan thinking, perceiving, dan
understanding. Untuk mengenal lingkungan,
bayi menggunakan sistem penginderaan dan
gerakan motorik. Namun karena saraf-saraf
otaknya belum matang, maka pengenalan
terhadap lingkungan tersebut (berpikir,
mempersepsi, memahami lingkungan)
seringkali tidak logis dan tidak realistis
PERKEMBANGAN FISIS
 Anak usia sekolah yang lebih besar yang mulai
berpartisipasi dalam olahraga kompetitif seharusnya
dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap,
termasuk evaluasi sistem kardiovaskuler
 Anak yang tertarik pada olahraga kontak harus dinilai
adanya faktor risiko. Pada pasien ini perlu dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisis lengkap termasuk
fungsi penglihatan sebelum berpartisipasi dalam
olahraga.
 Remaja memerlukan penilaian kesehatan secara
komprehensif untuk memastikan bahwa remaja dapat
melewati pubertasnya dengan lancar, masalah lain
pada perkembangan fisis termasuk skoliosis, obesitas,
dan trauma.
 Maturitras seksual merupakan masalah penting
lainnya bagi remaja. Semua remaja harus dinilai
derajat maturitas seksualnya. Pemantauan kemajuan
derajat maturasi seksual merupakan komponen
penting evaluasi proses pubertas yang tengah
berlangsung.
 Penilaian tahapan perkembangan ini lebih ditekankan
pada observasi oleh klinisi atau laporan dari orangtua.
Pendekatan ini, membandingkan perilaku pasien dengan
perilaku anak normal seusianya dan juga menilai sekuens
perkembangan yang sesuai kelompok umur spesifik
Perkembangan sistem neuromuskuler, seperti halnya organ
yang lain dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan.
 Saat ini tersedia alat pemeriksaan spesifik untuk
memeriksa kecerdasan, prestasi, performa sekolah,
kepribadian, dan evaluasi neurodevelopmental untuk anak
yang lebih besar. Pemeriksaan ini biasanya memerlukan
waktu dan ekspertise dan tersedia di layanan kesehatan
primer.
PEMERIKSAAN PSIKOSOSIAL
 Pada masa toddler sudah mulai membangun kasih
sayang dan kernandirian yang memungkinkan anak
untuk berpisah dari orangtua. Pada saat stres, toddler
biasanya akan manja ke orangtua, tetapi dalam
aktivitas sehari-hari sebetulnya anak ini cukup
mandiri (sering bilang tidak pada orangtuanya)
 Saat toddler telah mandiri, harus dinilai kesiapan anak
untuk sekolah. Kesiapan untuk masuk pra-sekolah
sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemandirian
dan kemampuan anak dan orangtua untuk berpisah
selama beberapa jam.
 Meskipun komunitas kesehatan remaja
mendefinisikan “remaja” untuk semua anak yang
berusia 10-18 tahun , masa remaja ini remaja ini
ditandai dengan tahap perkembangan yang
terbagi atas remaja awal, tengah, dan akhir dimana
semua remaja berusaha untuk berkembang
menjadi orang dewasa yang sehat dan fungsional.
 Selama masa remaja awal, fokus perhatian utama
remaja adalah pada masa sekarang dan teman
sebaya perhatian utamanya adalah pada
perubahan fisis dan normalitas. Pada tahapan ini
remaja masih tidak konsisten dalam upaya
mencari kemandirian.
 Remaja pertengahan, merupakan waktu yang
paling sulit bagi remaja dan orang dewasa yang
berkontak dengan sang remaja. Kemampuan
kognitif sudah matang. Melalu konsep pemikiran
abstrak, remaja dapat bereksperimen dengan
perasaan mereka dan perasaan orang lain. Mereka
berusaha menggali arti orangtua dan budaya
dengan melakukan tindakan-tindakan yang
bertentangan dengan norma yang ada.
 Masa remaja akhir biasanya ditandai dengan
kemampuan berpikir operasional, termasuk
pikiran tentang masa depan (pendidikan,
pekerjaan, dan seksual) biasanya lebih
berkomitmen terhadap partner seksual mereka
dari pada masa remaja tengah.
MODIFIKASI PERILAKU PSIKOSOSIAL
 Perilaku anak dipengaruhi oleh faktor genetik Dan
faktor lingkungan. Teori perilaku menyatakan bahwa
perilaku terutama dipengaruhi oleh determinan
lingkungan eksternal dan manipulasi faktor
lingkungan dan dapat digunakan untuk memodifikasi
perilaku maladaptif dan meningkatkan perilaku yang
baik (operantconditioning)
 Empat metode operantconditioning:
1. 1. reinforcement positif,
2. reinforcement negatif,
3. tanpa menghiraukan,
4. dan hukuman.
 Perbedaan yang mencolok antar individu
adalah pada perkembangan temperamen
(gaya perilaku)
1. Easychild ( sekitar 40 % anak )
2. Difficultchild ( sekitar 10 % )
3. Slowtowarmupchild atau anak yang lambat
panasnya ( sekitar 15 % )

 Sisanya memiliki temperamen campuran.


Temperamen seorang anak memiliki implikasi
penting terhadap orangtua dan dokter
memberikan nasehat tentang cara mengan-
tisipasi atau konseling masalah perilaku.
STIMULASI, DETEKSI DAN
INTERVENSI DINI TUMBUH
KEMBANG (SDIDTK)
Pemantauan secara teratur dan berkala sejak
dini DETEKSI DINI

Mengoptimalkan stimulasi secara dini sesuai


tahap perkembangan anak
STIMULASI DINI

Melakukan tindakan intervensi dini jika ada


penyimpangan INTERVENSI DINI
DETEKSI DINI TUMBUH
KEMBANG
• Salah satu cara deteksi dini adalah dengan
METODE SKRINING
• Skrining dapat dilakukan pada saat
pemeriksaan rutin / anak berobat di RS atau
praktek
SKRINING PERKEMBANGAN

Deteksi dini Tumbuh Kembang


Buku KIA
Denver II
Bayley Infant
Neurodevelopmental Screener
SDIDTK ANAK
Meliputi
• Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
• Deteksi dini penyimpangan perkembangan
• Deteksi dini penyimpangan emosional.
PERKEMBANGAN ANAK menggambarkan
peningkatan kematangan fungsi individu
• Harus dipantau secara berkala
• Bayi/Anak dengan resiko tinggi perlu mendapat prioritas,
antara lain bayi prematur, berat lahir rendah, riwayat
asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu
diabetes melitus, gemeli dll.
• Denver II merupakan salah satu alat skrining
perkembangan untuk mengetahui sedini mungkin
penyimpangan perkembangan yang terjadi pada anak
sejak lahir sampai umur 6 tahun
• Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) oleh depkes
DETEKSI DINI PENYIMPANGAN
PERKEMBANGAN
1. Tanya perkembangan anak dengan KPSP
(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
mulai umur 3 bulan :
 minimal tiap 3 bln sampai umur 2 thn
 minimal tiap 6 bulan umur 2 - 6 thn.

2. Tanya pendengaran anak dengan TDD


(tes daya dengar) mulai umur 3 bln :
 minimal tiap 3 bln sampai umur 1 thn
 minimal tiap 6 bulan sampai umur 6 thn
…DETEKSI DINI PENYIMPANGAN
PERKEMBANGAN
3. Tes penglihatan anak dengan TDL (tes daya
lihat) mulai umur 3 tahun tiap 6 bulan.

4. Gangguan perilaku dengan KMME (kuesioner


masalah mental emosional), CHAT (checklist
for autisme in toddler) dan Conners untuk
Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktifitas
Cara menghitung usia anak :
Tanggal Tahun Bulan Hari
pengukuran
2001 03 02
Tanggal lahir 2000 10 15
Konversi 2001-1= 03 – 1 =02 02+30=32
bulan ke hari 2000 02 +12=14
dan tahun ke
bulan
2000-2000=0 14 – 10 = 4 32-15=17

Umur 4 bulan 17 hari


sekarang
DETEKSI DINI PENYIMPANGAN
PERTUMBUHAN :

1. Pengukuran Berat badan dan Tinggi badan


2. Pengukuran Lingkar kepala
Z SCORE
DETEKSI DINI PENYIMPANGAN
MENTAL EMOSIONAL
1. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi
anak usia 36-72 bulan
2. Ceklis Autis Anak Pra Sekolah (Checklist for Autism in
Toddlers =CHAT) bagi anak usia 18-36 bulan
3. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktifitas (GPPH) bagi anak usia 36 bulan ke
atas
1. KUESIONER PRA SKRINING
PERKEMBANGAN (KPSP)

• Berisi 10 pertanyaan singkat mengenai


kemampuan yang telah dicapai oleh bayi
dan anaknya.
• Tujuan : untuk mengetahui apakah
perkembangan bayi / anak normal atau ada
penyimpangan
• Jadwal rutin : tiap 3 bulan sejak usia 3 – 24
bulan kmd tiap 6 bulan sampai usia 72 bulan.
• Tiap Usia memiliki kuesioner tersendiri
• Pilih daftar pertanyaan yang sesuai dengan
usia bayi / anak
KUESIONER PRA SKRINING
PERKEMBANGAN (KPSP) (LANJT..)
9-10 pertanyaan singkat pada orang-tua / pengasuh,
tentang kemampuan yang telah dicapai oleh anak mulai
umur 3 bulan, minimal tiap 3 bulan sampai umur 2 tahun,
minimal tiap 6 bulan sampai umur 6 tahun untuk
mengetahui perkembangan anak sesuai umurnya atau
terlambat

Alat :
1. Kuesioner (daftar pertanyaan) sesuai umur anak
2. Kertas, pensil,
3. bola karet atau plastik seukuran bola tenis,
4. kerincingan,
5. kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah,
6. benda-benda kecil seperti kismis/potongan biskuit kecil
berukuran 0,5-1 cm
• Jika anak datang belum mencapai usia
pemeriksaan rutin, maka ibu diminta kembali
kontrol pada usia terdekat dengan pemeriksaan
rutin

• Jika ibu datang dengan masalah tumbuh


kembang anak, sedangkan umur anak bukan
umur skrining, maka lakukan skrining dengan
menggunakan formulir KPSP usia terdekat – yang
lebih muda.
INTERPRETASI KPSP
• Hitunglah jumlah jawaban Ya.
• Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10,
perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S)
• Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8,
perkembangan anak meragukan (M)
• Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang,
kemungkinan ada penyimpangan (P)
• Jawaban tidak harus diperinci menurut jenis
keterlambatan
• Apabila jumlah jawaban Ya = kurang dari 9,
maka perlu diteliti kembali mengenai:
a) Cara menghitung umur anak
b) Daftar pertanyaan, apakah sesuai dengan
umur anak
c) Apakah jawaban orang tua/pengasuh anak
sesuai dengan yang dimaksudkannya.
INTERVENSI
Bila perkembangan sesuai (S):
• Puji ibu, teruskan pola asuh anak
• Beri stimulasi sesering mungkin, tiap
saat sesuai umur dan kemampuan
anak
• Lakukan pemeriksaan / skrining
rutin sesuai umur
Perkembangan meragukan (M) :

• Beri ibu petunjuk stimulasi, lebih sering, setiap


saat untuk mengejar ketertinggalannya
• Lacak kemungkinan gangguan kesehatan lain
yang menyebabkan penyimpangan
perkembangan
• Ulangi KPSP 2 minggu kemudian
• Jika hasil tetap 7 atau 8, ulangi 2 minggu
kemudian.
• Jika hasil tetap 7 atau 8 kemungkinan ada
penyimpangan (P)
Perkembangan ada Penyimpangan (P):

• Rujuk ke klinik tumbuh kembang RS untuk


memeriksa perkembangan anak lebih
lanjut / penanganan Tim spesialistik
DETEKSI DINI PENYIMPANGAN
MENTAL EMOSIONAL
 Tujuan :
 Mendeteksi secara dini penyimpangan mental emosional
pada anak pra sekolah
 Jadwal :
 setiap 6 bulan pada umur 36-72 bulan
 Alat : Kuesioner masalah Mental Emosional (KMME)
 12 pertanyaan mengenai problem mental emosional
anak umur 36-72 bulan
KMME

Interpretasi : bila jawaban YA maka mengalami


masalah mental emosional
KMME
Intervensi
• Bila jawaban YA hanya satu : lakukan konseling Buku
Pedoman Pola Asuh yang Mendukung Perkembangan
Anak
• Evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan
rujuk ke RS
• Bila jawaban YA ditemukan 2 atau lebih : rujuk ke RS
(fasilitas tumbuh kembang anak)
DETEKSI DINI AUTIS PADA ANAK
PRASEKOLAH
 Tujuan :
 Mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur 18-36
bulan.
 Jadwal :
 Pemeriksaan atas indikasi kecurigaan autis.
 Alat ; yang digunakan adalah CHAT ( Checklist for Autism in’
Toddlers)
 9 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/pengasuh anak
 5 perintah untuk anak
 Intepretasi

 Risiko tinggi menderita autis : bila jawaban “Tidak”


pada pertanyaan A5, A7,B2,B3 dan B4
 Risiko rendah menderita autis : bila jawaban “ Tidak”
pada pertanyaan A7 dan B4
 Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila
jawaban “tidak” jumlahnya 3 atau lebih untuk
pertanyaan A1-A4, A6; A8 – A9; B1-B5.
 Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam
kategori 1,2 dan 3.
 Intervensi

 bila anak beresiko menderita autis atau


kemungkinan ada gangguan
perkembangan, rujuk ke Rumah Sakit yang
memiliki fasilitas kesehatan jiwa/ tumbuh
kembang anak.
DETEKSI DINI GANGGUAN PEMUSATAN
PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH)
PADA ANAK PRASEKOLAH

Tujuan :
 Mendeteksi secara dini adanya gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36
bulan atas.
 Jadwal :
 Pemeriksaan atas indikasi kecurigaan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
 Alat ; yang digunakan adalah formulir gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
 10 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/pengasuh
anak
 Cara deteksi dini menggunakan formulir formulir
GPPH
• Ajukan pertanyaan dengan lambat. Jelas, nyaring, satu per
satu perilaku yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH.
Jelaskan kepada orang tua / pengasuh anak untuk tidak
ragu-ragu atau takut menjawab
• Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan
pertanyaan pada formulir deteksi dini GPPH
• Keadaan yang ditanyakan/ diamati ada pada anak
dimanapun anak berada , misal ketika dirumah., sekolah,
pasar, toko, dll) ; setiap saat dan ketika anak dengan siapa
saja
• Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku aak
selama dilakukan pemeriksaan. Teliti kembali apakah
semua pertanyaan telah dijawab
INTERPRETASI
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan
“bobot nilai “ berikut ini dan jumlahka nilai masing-masing
jawaban menjadi nilai total
 Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
 Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan
pada anak
 Nulai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada
anak
 Nulai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak

Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH


INTERVENSI
• Anak dengan kemampuan GPPH perlu dirujuk ke
rumah sakit yang mem tetapi memiliki fasilitas
kesehatan jiwa/ tumbuh kembang anak untuk
konsultasi dan lebih lanjut
Bila nanti total kurang dari 13 tetapi anda ragu-
ragu , jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan
kemudian. Ajukan pertanyaan kepada orang-
orang terdekat dega anak ( orag tua, pengasuh,
nenek, guru, dsb.
2. TES DAYA DENGAR
 Tujuan : (TDD)
 Menemukan gangguan pendengaran sejak dini.
 Dapat memberi intevensi sedini mungkin pada anak yang
mengalami gangguan pendengaran.
 Jadwal
 Setiap 3 bulan pada bayi umur  12 bulan
 Setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas.
 Tes dapat dilaksanakan oleh tenaga, Guru TK, Tenaga PADU
dan petugas terlatih lainnya.
 Alat / sarana yang diperlukan adalah :
 Instrumen TDD menurut umur anak
 Gambar binatang (ayam anjing, kucing), manusia
 Mainan (Boneka, Kubus, Sendok, Cangkir, Bola)
 Cara melakukan TDD :
 Menghitung umur anak dalam bulan
 Memilih daftar pertanyaan sesuai umur anak
 Pada anak umur  24 bulan :
 semua pertanyaan harus dijawab orang
tua/pengasuh anak.
 Membacakan pertanyaan anak dengan jelas, dan
berurutan.
 Menunggu jawaban dari orang tua/ pengasuh
 Jawaban “YA” jika menurut orangtua/pengasuh,
anak dapat melakukannya satu bulan terakhir.
 Jawaban “TIDAK” jika menurut orangtua/pengasuh
anak tidak pernah, tidak tahu atau tidak dapat
melakukannya dalam satu bulan terakhir,
 Pada anak umur 24 bulan atau lebih
 Pertanyaan berupa perintah melalui orangtua/
pengasuh untuk dikerjakan oleh anak.
 Amati kemampuan anak dalam melakukan
perintah orang tua/pengasuh.
 Jawaban “YA” jika anak dapat melakukan perintah
orang tua/ pengasuh.
 Jawaban “TIDAK” jika anak tidak dapat atau tidak
mau melakukan perintah orang tua/ pengasuh.
 Intepretasi
 Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK,
kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran.
 Catat dalam buku KIA atau kartu kohort bayi/
balita atau status/catatan medik anak, jenis
kelainan.
 Intervensi
 Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang
ada .
 Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.
3. TES DAYA LIHAT (TDL)
 Tujuan :
 Mendeteksi secara dini kelainan daya lihat.
 Dapat melakukan tindakan lanjutan sehingga
kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat
menjadi besar.
 Jadwal tes daya lihat :
 Setiap 6 bulan pada anak usia pra sekolah (umur 36-37
bulan)
 Tes dapat dilaksanakan oleh tenaga, Guru TK, Tenaga
PADU dan petugas terlatih lainnya.
 Alat/ sarana yang diperlukan adalah :
 Ruang bersih, tenang, pencahayaan baik.
 Dua buah kursi, satu untuk anak, satu untuk pemeriksa
 Poster “ E” untuk digantung, dan kartu “E” untuk
dipegang anak.
 Alat penunjuk.
 Cara melakukan tes daya lihat :
 menggantungkan poster “E” setinggi mata
anak pada posisi duduk
 Letakkan kursi anak sejauh 3 meter dari poster
“E” menghadap ke poster “E”
 Letakan kursi pemeriksa disamping poster “E”
 Mengajari anak menggunakan kartu “E”
 Beri pujian anak jika dapat melakukannya.
 Minta anak menutup sebelah matanya dengan
buku/kertas.
 Cara melakukan tes daya
lihat (lanj..)
 Tunjuk huruf “E” pada
poster satu per satu mulai
baris pertama sampai
baris ke empat atau bari
“E” terkecil yang masih
dapat dilihat.
Puji anak setiap kali dapat
melakukannya
 Ulangi pemeriksaan
pada mata satunya
dengan cara yang sama.
 Tulis baris “E” terkecil
yang masih dapat dilihat
Mata kanan : ........,
Mata Kiri : .........
 Interpretasi :
 Bila kedua mata anak tidak dapat melihat
baris ketiga poster “E”, artinya tidak dapat
mencocokan arah kartu “E” yang
dipeganggnya dengan arah “E” pada
baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa,
kemungkinan anak mengalami gangguan
daya lihat.
 Intervensi
 melakukan pemeriksaan ulang.
 Bila pemeriksaan berikutnya, anak tidak
dapat melihat sampai baris yang sama
dengan kedua matanya, rujuk ke`Rumah
Sakit dengan menuliskan mata yang
mengalami gangguan (kanan, kiri, atau
keduanya).
DAFTAR PUSTAKA
• Instrumen Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
tumbuh Kembang anak (SDIDTK) Kementerian
Kesehatan RI tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai