Penulisan Resep

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

OLEH : dr.H.SYAHRIR RUSDI,Sp.

A
RESEP :
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 72 tahun 2016 tentang standar Pelayanan
Kefarmasian Di Rumah Sakit menyebutkan sebagai
berikut:
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau
dokter gigi,kepada apoteker, baik dalam bentuk paper
maupun electronic untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang
berlaku.
KEBIJAKAN

o Resep hanya dapat ditulis oleh dokter, dokter spesialis atau


dokter gigi yang memiliki STR dan SIP yang masih berlaku
di RSUD Lasinrang dan dokter internship yang sedang
tugas di RSUD Lasinrang.

o Resep yang tidak memenuhi kelengkapan yang


ditetapkan, tidak akan dilayani oleh farmasi

o Penulisan resep harus melakukan penyelarasan obat


(medication reconciliation) sebelum menuliskan resep.
Penyelarasan obat adalah membandingkan antara daftar
obat yang sedang digunakan dan obat yang akan
diresepkan agar tidak terjadi duplikasi atau terhentinya
terapi suatu obat
 Penulis resep harus memperhatikan kemungkinan
adanya kontraindikasi, interaksi obat, dan reaksi
alergi.
 Setiap obat yang diresepkan harus sesuai dengan yang
tercantum dalam rekam medik.
 Kelanjutan terapi obat yang sempat dihentikan karena
operasi atau sebab lain harus dituliskan kembali
dalam bentuk resep/instruksi pengobatan baru
 Tulisan harus jelas dan dapat dibaca
 Menggunakan istilah dan singkatan yang resmi
sehingga tidak disalahartikan
Resep dibedakan menjadi 4 (empat) bagian
pokok :
1. Inscriptio
Berisi identitas dokter (Nama, No.SIP, Alamat), tempat dan
tanggal penulisan resep, serta tanda R/ sebelah kiri (pembuka
resep atau invocatio).
2. Prescriptio
Pesanan atau merupakan inti resep, adalah bagian resep yang
pokok, terdiri dari nama obat, bentuk sediaan obat, dan dosis
obat.
3. Signatura
Tanda yang harus ditulis di etiket obatnya, terdiri dari nama
penderita dan petunjuk mengenai obatnya (biasanya cara
pemakaiannya).
4. Subscriptio
Tanda tangan atau paraf.
Persyaratan umum penulisan resep :

1. Tulisan harus jelas, dapat dibaca dan tidak mudah


terhapus
2. Mencantumkan : nama pasien, tanggal lahir, nomor
rekam medis, berat badan (anak-anak), tanggal resep
3. Penulisan nama obat dimulai dengan huruf besar,
ditulis secara lengkap atau dengan singkatan resmi
(dalam farmakope Indonesia atau nomenklatur
internasional) missal : Ac. Salicyl; Acetosal. Tidak
ditulis dengan nama kimia (missal : Kalii Chloride
dengan KCl) atau singkatan lain dengan huruf capital
(misal : Chlorpromazin dengan CPZ)
Persyaratan umum penulisan resep :

4. Dosis harus jelas


5. Penulisan jumlah obat dengan satuan biji
menggunakan angka Romawi, satuan berat
menggunakan mg (milligram), g (gram), satuan
volume ml (milliliter), L (liter), satuan unit UI
(Internasional Unit)
6. Hindari penulisan dengan angka desimal
7. Penulisan kekuatan obat dalam sediaan obat jadi
(generic/paten) yang beredar di pasaran dengan
beberapa kekuatan, maka kekuatan yang diminta
harus ditulis
Persyaratan umum penulisan resep :

8. Penulisan volume obat minum dan berat sediaan


topical dalam kemasan dari sediaan jadi/paten yang
tersedia beberapa kemasan, maka harus ditulis
9. Frekuensi pemberian harus ditulis
10. Rute pemberian harus disebutkan
11. Bila diperlukan ‘prn’ harus mencakup dosis dan
indikasi
12. Setiap selesai menuliskan resep diberi tanda penutup
berupa garis penutup (untuk 1R/) atau tanda pemisah
di antara R/ (untuk > 2R/) dan paraf/tanda tangan
pada setiap R/
Ketentuan penulisan resep :

a. Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap


b. Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas
atau tidak lengkap, apoteker wajib menanyakan
kepada penulis resep
c. Apabila apoteker menganggap bahwa dalam
resep terdapat kekeliruan atau penulisan resep
yang tidak tepat, apoteker harus
memberitahukan kepada dokter penulis resep
Ketentuan penulisan resep :

d. Apabila apoteker menganggap pada resep terdapat


kekeliruan berbahaya dan tidak dapat menghubungi
dokter penulis resep, penyerahan obat dapat ditunda
e. Untuk penderita yang memerlukan pengobatan
segera, dokter dapat memberikan tanda
“cito/statim/urgent(segera), PIM (Periculum In
Mora)=berbahaya bila ditunda pada bagian kanan
resep, dan harus didahulukan dalam pelayanannya
f. Pada resep asli diberi tanda “n.i/ne iteratur” (tidak
boleh diulang), maka farmasi tidak boleh mengulangi
penyerahan obat atas resep yang sama
Penulisan Resep yang mengandung narkotika :

 Harus ditulis sendiri


 Tidak boleh ada iterasi (ulangan)
 Dituliskan nama pasien, tidak boleh m.i /mihi ipsi
atau u.p/usus propius (untuk pemakaian sendiri)
 Alamat pasien ditulis dengan lengkap dan jelas
 Aturan pakai (signa) ditulis dengan jelas, tidak
boleh ditulis s.u.c / signa usus cognitus (sudah
tahu aturan pakai)
Resep yang tepat, aman dan rasional adalah
resep yang memenuhi prinsip 5 (lima) benar,
ialah sebagai berikut :
 Benar Pasien
 Benar Dosis
 Benar Waktu Pemberian
 Benar Cara Pemberian
 Benar Obat
DAMPAK PERESEPAN YG TIDAK
RASIONAL
 Bertambahnya kemungkinan toksisitas obat
yg diberikan.
 Tjd interaksi obat satu dg obat lain.
 Tidak tercapai efektifitas obat yg
dikehendaki
 Meningkatkan biaya pengobatan penderita
BAHASA LATIN DALAM RESEP
 Bahasa latin digunakan untuk penulisan :
1. nama obat,
2. ketentuan mengenai pembuatan
3. bentuk obat
4. petunjuk aturan pemakaian obat ditulis berupa
singkatan  Signatura.
BAHASA LATIN DALAM RESEP
 Utk menghindari salah interpretasi singkatan bahasa
Indonesia sedapat mungkin dihindari
 Contoh :
- “Obat batuk Hitam” jgn disingkat o.b.h Potio nigra
contra tussim (Pot.nigra c.t)
- “Kalau perlu” jgn disingkat K.P  Pro re nata
(p.r.n)
Penulisan jumlah obat
 Penulisan jumlah obat dinyatakan dalam angka
romawi :
I =1
V =5
X = 10
L = 50
C = 100
M = 1000
SINGKATAN LATIN DALAM RESEP
 Singkatan latin yang sering dipakai di resep
aa = sama banyak
a.c = sebelum makan
a.n = malam sebelum tidur
ad lib = secukupnya
a.u.e = untuk obat luar
a.u.i = untuk obat dalam
SINGKATAN LATIN DALAM RESEP
C = sendok makan (15 ml)
cth = sendok teh (5 ml)
conc = pekat
dc = sedang makan
dd = sehari
dext = kanan
dil = encer
dtd = berikan sebanyak dosis tersebut
SINGKATAN LATIN DALAM RESEP
f. = buat, harap dibuatkan
f.l.a = buat menurut cara semestinya
g = gram
gr = grain
gtt = tetes
gtt auric = obat tetes telinga
gtt nasal = obat tetes hidung
gtt opth = obat tetes mata
SINGKATAN LATIN DALAM RESEP
i.m.m = berikan ke tangan dokter
inf = infus
inj = injeksi
iter = harap diulang
lot = obat cair untuk obat luar
m = campur , harap dicampur
m.f = campurlah dan buatlah
mg = miligram
SINGKATAN LATIN DALAM RESEP
o.m = tiap pagi
o.n = tiap malam
p.c = sesudah makan
p.r.n = kalau perlu
pulv = serbuk tunggal
pulveres = serbuk terbagi
S = tandailah
sol = larutan
u.c = aturan pakai diketahui
u.e = obat luar
Ungt = salep
Vespere= sore
JANGAN GUNAKAN SINGKATAN
SINGKATAN MASALAH REKOMENDASI

U ( unit ) Angka Nol, angka ditulis “ Unit “


empat atau cc
IU ( internasional unit ) IV (intravenus) atau ditulis “ Internasional Unit “
nomor 10
Angka nol dibelakang Penulisan angka desimal Tidak boleh menulis angka
koma (X.O mg) dan n0l dibelakang koma (X mg )
Angka nol di depan koma dan ditulis angka nol di
( .X mg) depan koma (O.X mg )

MS Morfin Sulfat atau ditulis “Morfin Sulfat” atau


MSO4 Magnesium Sulfat “Magnesium Sulfat”
MgSO4
PENULISAN RESEP YANG BENAR
1. PASTIKAN Resep Ditulis dengan Lengkap dan Jelas, meliputi Administrasi
Resep :
• Nama Dokter
• Alamat/Nomor Telefon Dokter
• Tanda Tangan Dokter
• Tanggal Resep
• Asal Ruang Perawatan/Poliklinik
• Nama Pasien
• Tanggal Lahir
• Nomor RM
• Berat Badan (Khusus Bayi & Anak)

2. PASTIKAN Penulisan Obat yang Jelas meliputi :


1. Nama Obat & Bentuk Sediaan Ketorolac Inj 10 mg/ml No.III
2. Jumlah Obat
Intravena /8 jam
3. Dosis, Rute & Waktu Pemberian
1.Tanggal Penulisan Resep
2.Mengisi Riwayat Pasien : aleri,gangguan
funsi hati , gangguan fungsi ginjal, Berat
badan pasien bagi pasien anak
3.Nama, tanda tangan dokter dan SIP

1.Tanda R/ untuk setiap sediaan


2. nama obat, kekuatan serta bentuk
R/ Clofidogrel 75 mg tab. No.IV sediaan.
S. 1 dd 1 per Oral 3. Jumlah sediaan
R/ Paracetamol 500 mg tab. No.VI 4. Aturan pakai( frekuensi, dosis, rute
Ibuprofen 200 mg tab.No.X pemberian),
Amitriptilin 25 mg tab. No. II untuk aturan pakai jika perlu atau prn (pro
M.F.Caps.dtd. No.X re nata) harus ditulis dosis maksimal dalam
S. 3 dd 1 per Oral sehari.
R/ Ranitidin 25 mg/ml No. II
S. Pro Injeksi @ 12 jam
R/ Ringer Laktat No. III
S. Pro Infus @20 tpm

1.Nama lengkap pasien


2.Tanggal lahir pasien
3.Nomor rekam medic
4.alamat lengkap pasien

Anda mungkin juga menyukai