Powerpoint Tumor Medulla Spinalis-Dr - Ulfa Maulina Lubis
Powerpoint Tumor Medulla Spinalis-Dr - Ulfa Maulina Lubis
Powerpoint Tumor Medulla Spinalis-Dr - Ulfa Maulina Lubis
Disusun oleh :
dr. Ulfa maulina lubis
Pembimbing :
dr. Robert S.H. Situmorang, Sp. OG
Jantung
• KU : lemah Planning
• Kesadaran : Compos Mentis
• TD : 50 / palpasi • Loading RL 500 cc TD: 110/70 mmHg
• IVFD 10 i.u oxytocin drip 28 tetes/ menit dalam
• HR : 120 x/menit cairan RL 500 cc
• RR : 20 x/menit • Inj. Ceftriaxon 2x1gr IV
• T : afebris • Drip metronidazol 3x500 mg IV
• Abdomen : kontraksi (+) baik, • Inj. ketorolac 3x30 mg IV
TFU 2 jari dibawah pusat • Pindah rawat inap kebidanan, Observasi TTV,
• Vulva : perdarahan aktif (-) kontraksi uterus, perdarahan pervaginam, monitor
urin output.
• Cek DL (Darah Lengkap) post SC
Jam 18.00
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi Rutin
Hemoglobin 10 12-16 g/dl
Hematokrit 30,7 37-47 %
Eritrosit 4,88 4,3-6,0 jt/µL
Leukosit 17.206 4.800-10.800/µL
Trombosit 243.000 150.000-400.000
MCV 83 80-96 fL
MCH 31 27-32 pg
MCHC 35 32-36 g/dl
Lapor hasil Lab advice
-loading RL 500 cc
Inj.ceftriaxon 2x1 gr/IV
Asam traneksamat 3x0,5 mg/IV
Inj ketorolac 3x30 mg/IV
Follow Up 13 september 2019
Subjektif
Assesment
• lemas (-), sesak (-), perdarahan pervaginam
(-), pusing (-)
• p1a0 post SC H-1 dengan
Objektif pharaparese inferior tipe UMN
e.c susp tumor medula spinalis+
• KU : Baik Inkontinensia urin
• TD : 120/70 mmHg RR : 20x/menit
• HR : 81x/menit T : 36,5 ºC
• Mata : Anemis (-)
Planning
• Abdomen : soepel, BU (+) normal, nyeri
tekan (-)
• Ekstremitas : akral hangat, crt < 2’’, edem (-)
• Infus RL 20 tpm
• Status Obstetri : • Diet MB TKTP
• Payudara : bengkak (-), nyeri tekan (-), ASI (-) • Inj. Ceftriaxon 2x1gr IV
• Abdomen : datar, striae gravidarum (+), • Drip metronidazol 3x500 mg IV
soepel, nyeri tekan (-), TFU 3 jari dibawah • Asam mefenamat 3x500 mg PO
pusat, kontraksi (+) baik,
• Metergin 3x1 tab PO
• Genitalia : edem (-), luka (-), perdarahan
aktif (-) • Konsul dr.sari Sp.S
Follow Up 14 september 2019
Subjektif
Assesment
• Lemah anggota gerak bawah,tidak bisa menahan
rasa ingin buang air kecil,nyeri pinggang(+) • p1a0 post SC H-2 dengan
pharaparese inferior tipe UMN
Objektif e.c susp tumor medula
• KU : Baik spinalis+ Inkontinensia urin
• TD : 110/80 mmHg RR : 20x/menit
• HR : 81x/menit T : 36,5 ºC
• Mata : Anemis (-)
• Abdomen : soepel, BU (+) normal, nyeri tekan (- Planning
),TFU 2 jari dibawah pusat, luka bekas operasi
ditutupi kassa. • Aff infus
• Ekstremitas : akral hangat, crt < 2’’, edem (-)
• Cefadroxil 2x500 mg PO
• Status Obstetri :
• Payudara : bengkak (+), nyeri tekan (-), ASI (+) • Asam mefenamat 3x500 mg PO
• Abdomen : datar, striae gravidarum (+), TFU 3 jari • Benovit C 1x1
dibawah pusat, kontraksi (+) baik, • Pompa ASI
• Genitalia : edem (-), luka (-), perdarahan aktif (-)
• Laboratorium : Hemoglobin : 10 g/dl • Rujul RS awal bros batam
Leukosit : 7.000 /ul dengan terencana.
Follow up 18 september 2019
(RS Awal Bros Batam)
Kesan :
Massa perdarahan(BT)= dalam batas normal
Massa pembekuan(CT)=dalam batas normal
Golongan darah (ABO) + rhesus= A positif
SGOT,SGPT = dalam batas normal
HbsAg rapid non reaktif
Anti HIV rapid non reaktif
1 saraf
coccygeal
Medula spinalis terkandung dalam
kanal dan ditutupi oleh lapisan
jaringan ikat, dura mater. Tumor yang
terletak di luar dura disebut
extradural. Ini biasanya tumor
metastasis dan paling sering timbul
pada tulang belakang itu sendiri.
Tumor yang timbul di dalam dura,
tetapi di luar substansi sebenarnya
dari medulla spinalis yang disebut
intradural-extramedullary. Ini
biasanya tumor selubung saraf atau
meningioma. Tumor yang timbul
dalam substansi dari sumsum tulang
belakang itu sendiri disebut tumor
intramedulla. Ini biasanya
astrocytomas atau ependymomas.
Berbagai jenis tumor sering
berperilaku berbeda dan
memerlukan perawatan yang
berbeda.
Epidemiologi
Di Indonesia. jumlah penderita tumor medula spinalis belum diketahui secara pasti.
Jumah kasus tumor medula spinalis di Amerika Serikat mencapai 15% dari total
jumlah tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi
sekitar 0,5-2,5 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Jumlah penderita pria hampir
sama dengan wanita dengan sebaran usia antara 30 hingga 50 tahun. Diperkirakan
25% tumor terletak di segmen servikal, 55% di segmen thorakal dan 20% terletak di
segmen lumbosakral.
Berdasarkan asal dan sifat selnya, tumor pada medula spinalis dapat dibagi menjadi
tumor primer dan tumor sekunder. Tumor primer dapat bersifat jinak maupun ganas,
sementara tumor sekunder selalu bersifat ganas karena merupakan metastasis dari
proses keganasan di tempat lain seperti kanker paru-paru, payudara, kelenjar prostat,
ginjal, kelenjar tiroid atau limfoma. Tumor primer yang bersifat ganas contohnya adalah
astrositoma, neuroblastoma, dan kordoma, sedangkan yang bersifat jinak contohnya
neurinoma, glioma, dan ependimoma.
Gambar 2.1
(A) Tumor intradural-intramedular, (B) Tumor
intradural-ekstramedular, dan (C) Tumor
Ekstradural
Sumber:
http://www.draryan.com/Portals/0/spinal%20c
ord%20tumors.jpg
a B C
Tabel 1. Tumor Medula Spinalis Berdasarkan Gambaran
Histologisnya
Intradural
Ekstra dural Intradural ekstramedular
intramedular
Chondroblastoma Ependymoma, tipe Astrocytoma
Chondroma myxopapillary Ependymoma
Hemangioma Epidermoid Ganglioglioma
Lipoma Lipoma Hemangioblastoma
Lymphoma Meningioma Hemangioma
Meningioma Neurofibroma Lipoma
Metastasis Paraganglioma Medulloblastoma
Neuroblastoma Schwanoma Neuroblastoma
Neurofibroma Neurofibroma
Osteoblastoma Oligodendroglioma
Osteochondroma Teratoma
Osteosarcoma
Sarcoma
Vertebral
hemangioma
Etiologi dan Patogenesis
Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini belum diketahui secara
pasti. Beberapa penyebab yang mungkin dan hingga saat ini masih dalam tahap
penelitian adalah virus, kelainan genetik, dan bahan-bahan kimia yang bersifat
karsinogenik. Adapun tumor sekunder (metastasis) disebabkan oleh sel-sel kanker
yang menyebar dari bagian tubuh lain melalui aliran darah yang kemudian
menembus dinding pembuluh darah, melekat pada jaringan medula spinalis yang
normal dan membentuk jaringan tumor baru di daerah tersebut.
Manifestasi klinis
Menurut Cassiere, perjalanan penyakit tumor medula spinalis terbagi dalam tiga
tahapan , yaitu:
1. Ditemukannya sindrom radikuler unilateral dalam jangka waktu yang lama
2. Sindroma Brown Sequard
3. Kompresi total medula spinalis atau paralisis bilateral
Keluhan pertama dari tumor medula spinalis dapat berupa nyeri radikuler,
nyeri vertebrae, atau nyeri funikuler.
Tumor medula spinalis yang sering menyebabkan nyeri radikuler adalah
tumor yang terletak intradural-ekstramedular, sedang tumor intramedular jarang
menyebabkan nyeri radikuler. Pada tumor ekstradural sifat nyeri radikulernya biasanya
hebat dan mengenai beberapa radiks.
Perubahan Problem
nyeri
sensori motorik
Tabel 2. Tanda dan Gejala Tumor Medula Spinalis
Diagnosa banding
a.Deksamethasone
b.Penatalaksanaan berdasar evaluasi
radiografik
c.Penatalaksanaan
darurat(pembedahan/radiasi) berdasarkan
derajat blok dan kecepatan deteriosasi
d.Radiasi
e.pembedahan
komplikasi
Pada Kasus ini, datang seorang perempuan G1P0A0 hamil 35-36 minggu berusia 24 tahun
mengalami susp.Tumor medulla spinalis. Untuk dapat menegakkan diagnosis dapat dilakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis diketahui pasien datang dengan Nyeri
Punggung sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. keluhan ini juga disertai rasa kebas dan kelemahan
pada bagian tungkai bawah. Pemeriksaan didapatkan gangguan khas pada lesi UMN, yaitu didapatkan
reflex cenderung meningkat dan Klonus (+).
Kepustakaan menjelaskan bahwa gejala dari tumor medulla spinalis adalah nyeri pinggang,
gangguan neurologis, baik gangguan sensorik, motoric dan otonom. Gejala-gejala tersebut ditemukan
pada pasein dan saat pemeriksaan fisik ditemukan kelemahan anggota tubuh bagian bawah (+).
Pemeriksaan laboratorium didapatkan tidak adanya kelainan. Sedangkan hasil MRI menunjukkan kesan
adanya massa solid Isointens pada T1 dan T2 setinggi Thorakal 8 dan 9.
Penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien yaitu riwayat inap di ruangan dengan
maintenance cairan dan simptomatik Berdasarkan kepustakaan yang dibahas sebelumnya, terapi
diberikan pada pasien ini sudah tepat. Hal ini dibuktikan dengan repon perbaikan kondisi pasien saat
kunjungan selanjutnya yang berangsur membaik. Namun diperlukan intervensi selanjutnya
(Pembedahan) sebagai terapi utama untuk kasus ini.
Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular
adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tumor secara total dengan
menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal.
TERIMAKASIH