Non-Messenger Target For Drug Action

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

Non-messenger target

for drug action


 Struktur sel endogen
 Makromolekul endogen
 Pathogen dan toksin eksogen
I. STRUKTUR SEL ENDOGEN
Sel terdiri dari:
1. Membran sel; membungkus bagian dalam sel, bersifat
semipermeable. Terdiri dari 2 lapis lipid (fosfolipid)
dengan kepala anionic yang menghadap lingkungan
ekstraseluler dan intraseluler. @protein icebergs floating
in a sea of fat@
2. Sitoplasma; merupakan lokoid polipasik semi-cair. Terdiri
dari enzim-enzim yang bertanggungjawab pd proses
biokimia sel, dan organel-organel sel yg memiliki tugas
khusus
3. Inti sel
 Seluruh
bagian sel potensial untuk
menjadi target kerja obat
MEMBRAN SEL
Komponen lipid membrane sel
 model mosaic Snger-Nicholson, menyatakan bahwa
membrane sel merupakan bilayer asimetrik.
Monolayer keluar didominasi phosphatydicholine
(lecithine), sedangkan monolayer kedalam kaya akan
phosphatidylethanolamine, phosphatidylserne dan
phosphatidylinositol. Kolesterol tersisip diantara
kedua lapisan dgn gugus hidroksil menghadap ke sisi
aqueos.
 Membran sel sangat vital bagi fungsi sel, sehingga
sangat mungkin menjadi target kerja obat
Komponen protein membrane sel
 Protein merupakan komponen utama lain
membrane sel yang tersisip diantara bilayer lipid.
 Secara structural, protein membrane dapat
berupa; 1). Protein heliks sederhana, seperti
glycophorin pada sel darah merah, dan 2) globulin
 Protein membrane paling paling banyak berbentuk
glikoprotein
Berdasarkan fungsinya, protein membrane :
1. Protein kanal ion transmembrane; kanal
Na+, K+, Ca2+
2. Protein transduksi signal; G-Protein
coupled receptor,
3. Protein transport: energy-dependent
pumps (Na+/K+ ATPase)
Contoh obat yg bekerja pd membrane sel:
 Obat antiaritmia klas I; bekerja dgn menstabilkan
membrane untuk mengurang eksitabilitas listrik
jantung. Contoh: procainamide, amiodarone
 Obat antiaritmia kelas II; @obat symphatolegic@ yang
mengurangi eksitasi system syaraf otonom simpatik,
biasanya berupa beta-bloker. Contoh:propranolol
 Obat antiaritmia klas III; obat yang memblok arus K+
dan menambah masuknya arus Na+. Contoh:
dofetilide
 Obat antiaritmia kelas IV; Obat yang memblok arus
Ca2+. Contoh: verapamil, diltiazem
 Antikonvulsan, mis: phenytoin, phenobarbital
SITOPLASMA
 Stoplasma mengandung sejumlah organel sel
 Mitokondria merupakan organel yg paling potensal
untuk dikembangkan menjadi target kerja obat
 Contoh obat: derivate 4-hydroksikuinoline sebagai
antiparasit
INTI SEL
Obat yang dirancang bekerja pada struktur inti sel
dapat difokuskan pada 3 tahap berkut:
1. Replikasi; proses dimana Salinan DNA dibuat
2. Transkripsi; proses dimana informasi yang
terdapat dalam DNA dibaca dan dikerjakan oleh
RNA
3. Translas: proses dimana informasi genetic
dibawa oleh RNA digunakan untuk mengkode
protein
II. MAKROMOLEKUL ENDOGEN
1. Protein
 protein enzim, dapat berperan sebagai
obat (mis: asteplase (stroke iskemik),
retaplase, tanecteplase (infark myokard),
sebagai target kerja obat (mis:
asetilkolinesterase, caspase, kinase)
 Protein non-enzim, sebagai obat (mis:
insulin), sebagai target kerja obat (mis:
beta-amyloid)
2. Asam nukleat
Sebagai obat: antimetabolite, antisense
nukleotida
Sebagai target: DNA, RNA

3. Lipid; sebagai obat: steroid (estrogen,


progesterone), terpene (feromon), sebagai
target: siklooksigenase, 5-lipoksigenase
4. karbohidrat; sbg obat: heparin, mannitol; sbg
target: membrane glikoprotein, membrane glikolipid

5. heterosiklik; sbg obat: vitamin, alkaloid indol, sbg


target: phorpyrn

6. Logam; sbg obat: Bismuth, gold, lithium. Sbg


target: organo-metallic macromolecules (metalo-
enzim)

7. Air; sbg target: antifreeze proteins for organ


preservation
Mekanisme penghambatan enzim
 Inhibitor enzim dpt bekerja reversible maupun
irreversible
 Inhibitor irreversible bekerja dengan
mengkombinasi atau merusak sebuah gugus fungsi
pd enzim, sehingga enzim menjadi inaktif,
contoh: asam asetilsalisilat yang menghambat
enzim siklooksigenase dlm sintesis prostaglandin,
organofosfat (mis: malathion) yang menghambat
asetilkolinesterase.
Ada4 tipe inhibitor reversible:
1. Inhibtor kompetitif, berkompetisi dengan
substrat alami pada binding site
2. Inhibitor non-kompetitif, terikat pada enzim
atau kompleks substrat-enzim pada sisi lain dari
binding ste
3. Uncompetitve inhibitor, terikat pada kompleks
enzim-substrat, tidak pada enzim bebas
4. Transition state analog inhibitor; nhibitor
menyerupai substrat pada keadaan transisi
III. PATHOGEN DAN TOKSIN EKSOGEN
Timbul penyakit dapat terjadi melalui
mekanisme:
1. Traumatik (pathologi dari luka)
2. Toksik (pathologi dari racun)
3. Hemodinamik/vascular
4. Hipoksik
5. Inflamasi
6. Infeksi
7. Neoplastik
8. Nutrisional
9. Developmental
10. degeneratif
Tipe pathogen eksogen

Pathogen yg dapat menyebabkan penyakit:


1. Mikroba; virus, bakteri, prion, fungi,
parasite
2. Toksin, dapat berupa toksin kimia, fisika,
atau biologi
Mikroba yg paling sering menimbulkan
penyakit.
III.1 Virus sebagai target kerja obat

 Virusdapat dikristalkan dan memiliki


struktur yg sangat simetris
 Berukuran 20-300 nm, memiliki sebuah
molekul asam nukleat pada genomnya yg
terbungkus sebuah protein yang disebut
capsid (tersusun dari capsomeres)
 Virus dpt hidup dan bereproduksi dalam sel
 Virusmemiliki DNA atau RNA infeksius
(tidak keduanya) yang berbentuk simetri
heliks atau speriks
Dalam mendesain antivirus, perlu
diperhatikan 7 langkah biosintesis virus:
1. Penentrasi virus kedalam sel inang (harus diblok, tidak spesifik, contoh:
gama-globulin)
2. Pembentukan lapisan antivirus (harus diblok, contoh: amantadine)
3. Sintesis protein pada tahap awal (nucleic acid polymerases) (harus diblok,
contoh: fomivirsen)
4. Sintesis RNA atau DNA (harus diblok, contoh: analog purine atau pyrimidine)
5. Sintesis protein pada tahap akhir (harus diblok, contoh: methymidazole atau
inhibitor protease)
6. Pembentukan (perakitan) virus baru dari komponen asam nukleat dan protein
(harus diblok, contoh: rifampisin)
7. Pelepasan virus dari sel inang ( harus diblok, contoh: inhibitor neuraminidase)
III.2 Bakteri sebagai target kerja obat
Bakteri dapat diklasifikasin dengan banyak
cara
Bakteri dapat menyebakan berbagai infeksi
pada manusia
Target kerja obat pada bakteri dapat
berupa:
 Dnding sel bakteri, contoh: penisilin, basitraacin
 Membran sel bakteri, contoh: polymiksin (mengganggu integrtas membrane
sel)
 Sintess protein bakteri, contoh: kloramfenikol (mengganggu sintesis protein
pada ribosom), linkomisin (mengganggu sintesis pd subunit 50S protein)
 Sintesis asam nukleat, contoh: sulfonamide (mengganggu sintesis asam folat),
kuinolon (menghambat DNA gyrase)
III.3 Parasit sebagai target kerja obat
Parasit terdiri dari:
 Protozoa
 Cacing
 Artropoda
Untuk membunuh parasite, maka target
kerja dapat berupa:
 Enzim khas pada parasite yang tdak ditemukan pada
manusia, contoh: dihydropteroate synthesis enzme,
trypanothione reductase
 Enzim yang ditemukan baik pada manusia maupun
parasite, namun esensial bagi parasite dan tidak atau
kurang esensial bag manusia, contoh: purine nucleoside
kinase, ornithine decarboxylase)
 Protein non-enzimatik yang ditemukan pada parasite
maupun manusia, namun menunjukan profil
farmakologis yang berbeda diantara kedua spesies
tersebut, contoh: thiamine transporter

Anda mungkin juga menyukai