New PPT C&D

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

KELOMPOK 5

DISUSUN OLEH :
HENDRA SAPUTRA (19344013)
VIVI SOPHIAH (19344014)
NURSUSANTI (19344015)
Penggunaan Obat Pada Pasien Anak / Pediatrik

Masa kanak-kanak mengambarkan suatu periode pertumbuhan dan


perkembangan yang cepat. Penggunaan obat untuk anak-anak merupakan
hal khusus yang berkaitan dengan perbedaan laju perkembangan organ,
sistem dalam tubuh maupun enzim yang bertanggung jawab terhadap
metabolisme dan eksresi obat, sesuai dengan alasan tersebut maka dosis
obat, formulasi, hasil pengobatan dan efek samping obat yang timbul
sangat beragam sepanjang masa anak-anak. Oleh karena itu, anggapan
bahwa anak sama dengan orang dewasa dalam ukuran kecil tidaklah tepat.
Pemakaian obat untuk anak-anak belum diteliti secara luas, sehingga
hanya terdapat sejumlah kecil obat yang telah diberi ijin untuk digunakan
pada anak-anak, yang memiliki bentuk sediaan yang sesuai.
The British Paediatric Association (BPA) membagi
massa pediatrik berdasarkan perubahan biologis :
Neonatus : awal kelahiran sampai usia 1 bulan
(dengan subseksi tersendiri untuk bayi yang lahir saat
usia kurang dari 37 minggu dalam kandungan)
Bayi : 1 bulan sampai 2 tahun
Anak : 2 Sampai 12 tahum (dengan subseksi anak
dibawah usia 6 tahun memerlukan
Bentuk sediaan yang sesuai
Remaja : 12 sampai 18 tahun
PERTIMBANGAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN
ANAK-ANAK / PEDIATRIK

FARMAKOKINETIK
RUTE
OBAT
PEMBERIAN
(ADME)
PERHITUNGAN DOSIS
Pertimbangan Farmakokinetik

Absorbsi

Di pengaruhi oleh pH lambung dan kecepatan pengosongan lambung.


Pada bayi dan anak sekresi asam lambung belum sebanyak pada
dewasa sehingga pH lambung menjadi alkalis. Obat-obat yang bersifat
asam lemah seperti phenobarbital dan fenitoin akan menurunkan
absorbsi. Obat yang bersifat basa lemah (penilisin & eritromisin) akan
meningkatkan absorbsi. Waktu pengosongan dan pH lambung akan
mencapai normal pada usia sekitar 3 tahun. Waktu pengosongan
lambung pada bayi baru lahir yaitu 6-8 jam sedangkan dewasa 3-4
jam.
Pertimbangan Farmakokinetik

Distribusi

Selama usia bayi, kadar air total dalam tubuh terhadap berat badan
total memiliki presentase yang lebih besar daripada anak yang lebih
tua atau pada orang dewasa. Presentase ini akan menurun sesuai
usia
Tabel Presentase volume cairan ektraselular dan
kadar air total dalam tubuh terhadap berat badan

Usia Kadar air total dalam tubuh Cairan ekstraselular (%)


(%)
Preterm neonatus 85 50

Term neonatus 75 45

3 bulan 75 30

1 tahun 60 25

Dewasa 60 20
PERTIMBANGAN FARMAKOKINETIK

Metabolisme
Hati merupakan organ terpenting untuk metabolisme obat.
Ukuran hati dibandingkan dengan berat badan total pada anak
yang sedang berkembang lebih besar 50% dibandingkan dengan
orang dewasa. Oleh karena itu, pada bayi dan anak terdapat
peningkatan yang cukup besar dalam hal laju metabolismenya
sehingga untuk obat-obat tertentu dosis (mg/kg) yang lebih besar
mungkin diperlukan oleh anak-anak dibandingkan orang dewasa.
PERTIMBANGAN FARMAKOKINETIK

Ekskresi
Laju filtrasi glomerular (GRF) pada bayi yang baru lahir lebih
rendah dibandingkan dengan orang dewasa karena
ginjalnya relatif belum berkembang dengan baik. Sebagi
contoh, fungsi ginjal pada neonatus sekitar 30-40%
dibandingkan dengan orang dewasa. Jadi, kemampuan
mengeliminasi obat pada neonatus dan bayi yang sangat
belia tentu saja belum optimal dan penurunan dosis
mungkin diperlukan.
P
E Berdasarkan umur :
R Rumus Young ( untuk anak < 8 tahun )
𝒏
H DM anak < 8 th = x dosis
𝒏+𝟏𝟐
I maksimum dewasa (n = umur dalam
T tahun)
U
Rumus Dilling ( untuk anak yang usia
N
G
sama dengan 8 tahun atau lebih dari 8
A tahun)
𝒏
N DM anak ≥ 8 th = x dosis maksimum
𝟐𝟎
dewasa (n = umur dalam tahun)
Rumus Fried ( untuk bayi)
𝒏
DM bayi (bulan) = x dosis
D 𝟏𝟓𝟎
O maksimum dewasa (n = umur dalam
S tahun)
I
S
Berdasarkan berat badan Berdasarkan luas permukaan
(formula clark) tubuh
Dosis anak = dosis dewasa x Dosis anak = dosis dewasa x
𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒎𝒖𝒌𝒂𝒂𝒏 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 (𝒎𝟐)
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑩𝒂𝒅𝒂𝒏 (𝒌𝒈)
𝟏,𝟕𝟑 (𝒎𝟐)
𝟕𝟎 (𝒌𝒈)
Contoh Perhitungan Dosis pada pasien
anak
MENGHITUNG DOSIS PADA RUMUS FRIED

𝒏
DM bayi (bulan) = 𝟏𝟓𝟎 x dosis maksimum dewasa (n = umur dalam tahun)
Rumus ini biasanya sering dipakai untuk bayi yang masih berumur dalam hitungan bulan.
Seorang bayi berumur 6 bulan. Demam tinggi selama 1 hari, dan telah diresepkan oleh dokter selama
1 hari, dan telah diresepkan oleh dokter mendapatkan paracetamol dengan dosis dewasa 500mg,
berapakah dosis yang harus diberikan bayi tersebut ?
𝒏
Jawab : DM bayi (bulan) = 𝟏𝟓𝟎 x dosis maksimum dewasa
𝟔
= 𝟏𝟓𝟎 x 500 (mg) = 20mg
Jadi dosis yang bisa diberikan untuk bayio tersebut adalah 20mg setiap kali pemberian.
Rute Pemberian Obat Pada Pasien Anak

Rute Oral
Rute oral merupakan cara pemberian yang paling sesuai untuk anak-anak
terutama sediaan cair yang sangat cocok untuk balita. Bentuk sediaan padat
dapat menjadi pilihan bagi anak yang lebih besar.biasanya pada usia diatas 5
tahun sudah dapat menelan tablet, bahkan bila diajarkan secara benar dapat
dilakukan oleh anak usia 3 tahun. Tablet kunyah atau tablet yang terdispersi
juga berguna bagi anak yang lebih kecil.
Rute Rektal

Rute ini merupakan alternatif terhadap rute oral yang


berguna bagi pasien mual berat, pasien yang enggan
meminum obat melalui mulut atau pasien yang tidak
dapat atau tidak diijinkan makan karena keadaan fisik
mereka. Pemberian melalui rektal juga bermanfaat
untuk pasien yang memerlukan absorpsi secara cepat.
Orang tua anak perlu diberi arahan untuk
memasukkan sediaan obat rektal ini secara benar, yaitu
harus masuk seluruhnya melewati otot lingkar anus
(anal sphincter) agar obat tetap ditempatnya dalam
rectum sehingga diabsorpsi secara sempurna.
Rute Pemberian Obat Pada Pasien Anak

Rute Parenteral
Pemberian obat secara intramuscular sangat menyakitkan bagi bayi
dan anak, oleh karena itu sedapat mungkin harus dihindari.
Pengobatan secara intavena dapat digunakan, tetapi dengan
mempertimbangkan beberapa faktor. Misalnya pemberian cairan iv
langsung dari kemasan infusnya dapat menyebabkan kelebihan
cairan. Menemukan produk parenteral yang mengandung isi dalam
kadar yang cocok untuk anak-anak cukup menyulitkan. Dengan
produk yang tersedia sering kali hanya diperlukan volume yang kecil
untuk anak-anak dan karena pengukurannya cukup sulit, maka resiko
ketidaktepatan menjadi tinggi.
Rute Pernapasan

Rute inhalasi dapat menimbulkan kesulitan pada anak-anak,


karena memerlukan koordinasi dalam menggunakan inhaler
aerosol. Namun, sejumlah alat sekarang telah tersedia dengan
efisiensi dan efektivitas penghantaran obat ke paru-paru yang
lebih baik.
Bayi kurang dari 2 tahun paling sesuai untuk menggunakan
“nebulizer”. Alat ini memungkinkan pemberian dosis obat
yang besar dalam waktu yang singkat, walaupun beberapa
obat mungkin perlu diencerkan sebelum diberikan
Penggunaan Obat Pada Pasien Lansia / Geriatri

Latar Belakang
Penduduk dengan usia diatas 65 tahun hanya merupakan sebagian kecil dari populasi
penduduk di Indonesia tetapi jumlahnya terus meningkat dan mereka merupakan pengguna
obat yang paling utama. Timbulnya penyakit yang menetap , seperti : artiritis, penyakit
kardiovaskuler, penyakit Parkinson dan diabetes, akan meningkat dengan bertambahnya
usia. Penyakit-penyakit tersebut biasanya ditangani dengan penggunaan terapi obat. Oleh
karena itu, pasien lanjut usia memerlukan lebih banyak obat, terutama, bagi mereka yang
menderita bermacam-macam penyakit yang menetap. Perubahan dalam penatalaksanaan
obat seringkali terjadi akibat faktor-faktor farmakokinetik, farmakodinamik yang terkait
dengan bertambahnya usia. Banyaknya obat yang diresepkan untuk pasien lanjut usia akan
menimbulkan banyak masalah termasuk polifarmasi, peresapan yang tidak tepat dan juga
kepatuhan.
Absorbsi Distribusi

Efek – efek pada tubuh dan respon obat Akibat berkurangnya air tubuh pada orang
yang mungkin terjadi pada fase ini adalah : lanjut usia, obat-obat yang larut dalam air
Berkurangnya keasaman lambung
akan lebih terkonsentrasi (pekat)
mengubah absorbsi obat-obat yang bersifat
asam lemah seperti aspirin
Terdapat peningkatan dalam rasio lemak
Berkurangnya aliran darah ke saluran terhadap air pada orang lanjut usia
gastrointestinal (berkurang 40 - 50%) Orang lanjut usia mempunyai serum
Berkurangnya laju motalitas protein dan kadar albumin yang berkurang,
gastrointestinal (peristaltik) akan sehingga terdapat lebih sedikit tempat
mengakibatkan tertundanya mulai kerja peningkatan pada protein, akibatnya
terdapat lebih banyak obat bebas.
Perubahan Farmakokinetik

Metabolisme Ekskresi

Penurunan produksi enzim hati, Dengan menurunnya kapasitas fungsi


aliran darah, dan fungsi hati ginjal karena usia lanjut, maka
total. eliminasi sebagian besar obat juga
Waktu paruh dari obat-obat akan terpengaruh. Obat-obat yang di
meningkat, dan dapat terjadi metabolisme ke bentuk aktif, seperti:
akumulasi obat metildopa, triamteren, spironolakton,
Metabolisme obat menginaktivasi oksifenbutazon, levodopa, dan
obat dan merupakan persiapan acetoheksamid mungkin akan
untuk eliminasi oleh ginjal. terakumulasi karena memburuknya
fungsi ginjal pada usia lanjut.
Perubahan Farmakodinamik

Pasien-pasien lanjut usia relative lebih sensitif terhadap


aksi obat beberapa obat dibanding kelompok usia muda.
Perubahan-perubahan farmakodinamik pada pasien
lanjut usia dalam merubah respons terhadap obat. Di
antaranya terdapat beberapa faktor seperti :
Pengaturan temperatur
Fungsi usus dan kandung kemih
Pengaturan tekanan darah
Keseimbangan cairan / elektrolit
Fungsi kognitif
Obat diberikan bila ada Pengobatan dimulai dengan dosis
separuh lebih sedikit dari dosis yang
indikasi yang tepat diberikan pada orang dewasa.

Pilih obat yang


memberikan rasio paling
menguntungkan
Kesalahan peresepan Ketidakjelasan informasi KETIDAKJELASAN
pengobatan PADA PASIEN

Untuk penderita tremor


Pasien sering lupa instruksi
jangan diberi obat cairan
penggunaan obat
yang harus ditakar dengan
sendok
Daftar obat yang dapat
menimbulkan masalah
pada pasien lanjut usia
Kelompok Obat
Alasan meningkatnya resiko bermasalah
Antidepresan trisiklik Menyebabkan gangguan kognitif
Peningkatan distribusi ke jaringan adipose
Reduksi metabolisme
Antipsikotik Menyebabkan gangguan kognitif
Reduksi metabolisme
Opioid Menyebabkan gangguang kognitif

Digoksin Reduksi ekskresi

Penghambat ACE Reduksi ekskresi

Warfarin Peningkatan sensitivitas

Levodopa Reduksi sensitivitas

Benzodiazepin aksi panjang Reduksi metabolisme

AINS Peningkatan toksisitas terhadap lambung

Sulfonilurea aksi panjang Reduksi eliminasi

Beta-bloker Reduksi khasiat


Berikut alasan beberapa ketidakpatuhan pengobatan pada pasien
lanjut usia :

• Tidak memahami tujuan pengobatan


• Hanya memperoleh sedikit atau tidak memperoleh manfaat dan
terapi pengobatan sebelumnya.
• Kemungkinan efek samping tidak dijelaskan dan sangat
mengganggu bagi pasien.
• Aturan dosis yang rumit
• Ketika melalukan pengobatan sendiri, tidak memahai intruksi
dosis. Hal ini disebabkan kesulitan dalam membaca, bahasa atau
mendengar. Ketidakmampuan dalam membuka kemasan juga
menjadi masalah bagi pasien yang mengalami penurunan
ketangkasan misalnya penderita artiritis.
1. Ulangi kembali mengenai pengobatan pada
lansia atau pada keluarganya.
2. Jelaskan pada lansia atau pada keluarganya
mengenai pentingnya kepatuhan pada regimen
obat.
3. Siap sedia untuk menjawab pertanyaan klien.
Berikan dukungan kepada orang lansia dan
keluarganya.
4. Bicarakan masalah-masalah yang berkaitan
dengan pengobatan.
Kesimpulan
■ Pasien anak-anak mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam pengobatan
dibandingkan dengan orang dewasa. Masalah yang berkaitan dengan perbedaan
farmokokinetika, dosis, rute pemberian dan kepatuhan semuanya harus
dipertimbangkan oleh farmasi klinis agar mereka dapat memaksimalkan layanan
kefarmasian pada kelompok pasien tersebut. Pengetahuan farmakologi dasar
yang mendalam akan membantu farmasis dalam memberikan saran tentang
penggunaan obat “off label” pada anak.
■ Sejumlah perubahan akan terjadi dengan bertambahnya usia, termasuk anatomi,
fisologi,psikologi juga sosiologi . Perubahan fisiologi yang terkait lanjut usia akan
memberikan efek serius pada banyak proses yang terlibat dalam
penatalaksanaan obat.
■ Masalah yang berkaitan dengan farmakokinetik, farmakodinamik dan tujuan
terapi obat pada pasien lanjut usia perlu juga diperhatikan. Tujuan terapi obat
pada pasien lansia harus dipertimbangkan seperti pemilihan obat dan bentuk
sediaan, riwayat pengobatan,mengobati penyebabnya bukan sekedar gejala,dll.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai