Pas Care

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

PENDAMPINGAN PASTORAL

PASTORAL CARE
PENDAMPINGAN PASTORAL
PASTORAL CARE
Kata Pendampingan umumnya dikaitkan dengan kata dalam bahasa Inggris
“care” yang artinya asuhan, perawatan, penjagaan, perhatian penuh.

Istilah Pastoral berasal dari bahasa latin yaitu “pastor” yang berarti
gembala. Jika kata ini dikaitkan dengan pelaku atau seseorang yang bersifat
pastoral artinya adalah seseorang yang mempunyai sifat gembala, yang
bersedia merawat, memelihara, melindungi dan menolong orang lain.

Pastoral Care/ Pendampingan pastoral mempunyai arti sebuah proses


yang dilakukan oleh seseorang yang bersedia untuk memberikan
perhatian, perawatan, pemeliharaan, perlindungan kepada seseorang
yang membutuhkan
2
PRIBADI SEORANG PENDAMPING

1. Seorang yang memiliki spiritualitas/ penghayatan iman


yang benar.
2. Seorang yang rela untuk memperdulikan sesama
sebagai perwujudan imannya tanpa pandang bulu.
(mengekspresikan empati)
3. Seorang yang telaten tidak mudah menyerah/putus asa.
4. Seorang yang rendah hati dan bersedia merujuk
Dampingan secara tepat
TUJUAN
Mendampingi pasien maupun keluarganya dari segi
spiritual dalam proses penyembuhan secara utuh
(holistik).
Kebutuhan holistik orang yang sedang sakit ialah :
Fisik : mebutuhkan istirahat, obat, diet tertentu.
Mental: membutuhkan kekuatan mental dalam mengatasi
penderitaan.
Sosial : membutuhkan kehadiran orang lain sebagai
teman yang dapat diajak berbagi rasa.
Rohani: membutuhkan peneguhan keyakinan akan kasih
setia Tuhan atas dirinya.
FUNGSI PENDAMPINGAN PASTORAL
• Menyembuhkan perasaan hati Dampingan dari rasa
sakit baik fisik maupun psikis.
• Menopang Dampingan agar memiliki ketahanan
mental dalam mengatasi kondisi sakitnya.
• Membimbing agar dapat mengatasi masalah-masalah
yang mengakibatkan penderitaan.
• Rekonsiliasi/pemulihan relasi dengan orang lain agar
dapat meringankan penderitaan.
• Memelihara ketegaran pribadi dalam menjaga
pemulihan dirinya.
Dasar Pendampingan Pastoral

1. Terciptanya relasi personal yang hangat penuh


pengertian.
2. Melalui pendengaran, perhatian dan ungkapan empati,
maka Dampingan lalu bersedia katarsis dari rasa sakit
dan mengungkapkan perasaan yang ditekan.
3. Pendamping mendapat gambaran keadaan Dampingan
bagaimana memandang kehidupan dari segi batiniah,
sebagai dasar untuk diagnose masalah.
4. Menentukan tindakan rekomendasi, atau rujukan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Perhatian yang inten dengan tetap menjalin relasi
dengan konseli melalui ekspresi wajah.
2. Mendorong konseli untuk berbicara mengungkapkan
perasaannya
3. Dengar dan amati bahasa tubuh yang terungkap
4. Ikuti terus jalan ceritanya dengan ungkapan empati
5. Perjelas permasalahan, bila perlu konfrontirlah bila ada
hal-hal yang tidak cocok
6. Pahami makna percakapan untuk kemudian memberi
saran/dorongan untuk bertindak ataupun rujukkan.
TAHAP-TAHAP PENDAMPINGAN
Tahap I : Kehadiran untuk membangun relasi awal agar Dampingan
merasa ada orang yang bersedia mendampingi dan memper-
dulikan dia dalam penderitaannya.
Tahap II : Menangapi untuk membangun kepercayaan Dapingan
melalui beberapa langkah antara lain :
1. Menyatakan kesediaan untuk mendengarkan dengan baik.
2. Menunjukkan empati dasariah yang tepat.
3. Memberikan penghargaan dan menanggapi ungkapan
psikologis yang diungkapkan.
4. Bersikap wajar tidak berlebihan atau berpura-pura.
5. Menciptakan kehangatan relasi.
6. Menggali informasi.
7. Menyimpulkan.
Tahap III : Pemahaman Integratif merupakan tindak lanjut pendampingan
melalui beberapa langkah antara lain :
1. Menunjukan empati yang lebih mendalam.
2. Kesediaan untuk membuka diri dalam menerima ungkapan
pasien dan juga menyampaikan pengalaman pribadinya.
3. Menolong Dampingan untuk menyadari keberadaan dirinya
saat ini, agar dia tidak terlalu berputar-putar dengan masa
lalunya atau terlalu takut terhadap masalah yang akan dihadapi.
4. Mengkonfrontir hal-hal tidak relistis yang sering muncul dalam
angan-angan atau praduga Dampingan.
5. Menganalisa masalah secara utuh tentang apa yang menjadi
akar permasalahan Dampingan dari segi fisik, hubungan sosial,
mental, atau spiritual.
6. Menolong Dampingan untuk memahami beberapa alternatif
mengatasi akar permasalah yang dapat membantu proses
penyembuhan
7. Menolong Dampingan untuk memilih alternatif tindakan yang
dilakukan.
Tahap IV : Tahap bertindak, meliputi beberapa langkah antara lain :
1. Mendampingi dalam menentukan tindakan apa yang dilakukan
2. Melakukan evaluasi, dan tindak lanjut berikutnya.
3. Bila ada hal-hal yang perlu dilakukan rujukan kepada pihak
yang dapat memberikan pertolongan lebih lanjut.
PENDAMPINGAN PADA MASA KRISIS
Ciri-ciri umum :

1. Menunjukkan tingkah laku yang berbeda dengan keadaan sehari-hari yang


tidak disebabkan oleh karena adanya kelainan/kesehatan jiwa.

2. Didahului oleh peristiwa atau keadaan tertentu yang merupakan stresor


bagi sesorang yang belum tentu dapat menjadi stresor pada semua orang.

3. Mengalami pergumulan atau mempertanyakan kembali masalah-masalah


spiritual.

4. Cenderung untuk menjauhkan diri dari pergaulan dengan orang lain.


KRISIS MENJELANG KEMATIAN

Menjelang kematian Dampingan biasanya melalui


beberapa tahap antara lain :
1) Penyangkalan atas kasih orang-orang disekitarnya,
bahkan atas kasih Tuhan.
2) Tawar-menawar (transaksi).
3) Depresi.
4) Menerima kenyataan dengan penyerahan diri.
Langkah-langkah pendampingan :
1. Teguhkanlah kembali keyakinan Dampingan bahwa
orang disekitarnya tetap mengasihi, bahkan Tuhan
tetap setia mengasihinya.
2. Bantulah agar dalam transaksi/negosiasi Dampingan
tidak depresi tetapi kembali yakin akan kasih Allah
maupun orang-orang di sekitarnya.
3. Sadarkanlah bahwa kematian merupakan pernyataan
kehendak Tuhan yang mutlak
4. Sadarkanlah kematian orang beriman bukanlah petaka
melainkan gerbang menuju kedamaian abadi.
5. Membimbing dan mendoakan agar Dampingan
menyerahkan hidupnya dalam iman yang tulus.
KRISIS KEDUKAAN
Dampingan dalam krisis kedukaan mengalami beberapa
tahap antara lain :
1) Shock (guncangan batin)
2) Penyangkalan.
3) Regresi (rasa putus asa, rasa bersalah, marah).
4) Reorganisasi (adaptasi) untuk menerima kenyataan
yang harus dihadapi.
KRISIS USAHA BUNUH DIRI

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Pendamping


dalam mengatasi kasus ini:
1) Apakah ada kecenderungan dalam keluarga
yang melakukan bunuh diri ?
2) Apakah ada gejala-gejala yang mendahului
tindakan bunuh diri ?
3) Stresor apakah yang kemungkinan menjadi
penyebab konseli ingin lari dari kenyataan ?
GEJALA UMUM KEJIWAAN
TRANSAKSIONAL :
Transaksional :
Setiap orang melakukan transaksi untuk memilih peran yang dapat membuat
dirinya memperoleh kenyamanan jiwanya. Namun apabila orang tersebut
tidak dapat menyesuaikan perannya dalam perjumpaan dengan orang lain,
tentu akan mengalami benturan/konflik dalam berkomunikasi.
Menurut Eric Berne ada tiga macam peran yang dapat dipilih oleh setiap
pribadi yaitu :
1. Peran sebagai Orang Tua, nampak dalam kecenderungan untuk meren-
dahkan orang lain, memerintah, membanggakan masa lalunya, suka marah
menasehati, melindungi.
2. Peran sebagai Orang Dewasa, menghargai orang lain sebagai mitra
sejajar, menatap kedepan, tenang sabar, empatik, dan rasional.
3. Peran sebagai Anak, spontan, manja, penurut, tetapi juga suka berontak.
Bagi seorang pendamping pastoral hendaknya dapat menempatkan diri secara
tepat khususnya dalam awal perjumpaan agar dapat terjalin komunikasi yang
baik dan dengan pelan-pelan dapat menggeser perannya secara tepat untuk
dapat melakukan pendampingan pastoral dengan baik,
Defense Mechanism
Defense Mechanism ialah cara-cara yang sering dipakai seseorang untuk
melindungi diri dari pengalaman-pengalaman yang tidak disukainya yaitu :
1. Defense Mechanism dengan cara hanya mau memikirkan, membayangkan
maupun mengucapkan hal-hal yang disukai saja, antara lain :
1) Penyangkalan terhadap kenyataan yang tidak disukainya. (denial)
2) Melupakan kenyataan yang tidak disukainya.
3) Menekan perasaan atau keinginan dirinya.
4) Menghindarkan diri dari pertemuan dengan orang lain agar tidak ter-
ingat kembali hal yang tidak disukainya.
5) Memindahkan obyek yang tidak disukainya itu kepada orang lain.
6) Menghibur diri dengan merasionalkan hal yang sebenarnya tidak disukai
7) Membentuk sikap yang reaktif
2. Defense mechanism, dengan cara memilih saluran lain untuk mendapatkan
kepuasan jiwanya antara lain :
1) Konpensasi untuk mendapatkan kepuasan yang dapat mengatasi hal yg
tidak disukai. Hal ini sering dilakukan berlebihan.
2) Pengalihan pengalaman yang tidak disukai kepada orang lain.
3) Membangun khayalan untuk mengatasi kekecewaan yang dialami.
4) Melakukan sublimasi menggantikan hal yang dianggap tidak baik
menjadi dorongan yang terpuji.
3) Berusaha menampakkan ketahanan diri mengatasi hal yang tak menyenang-
kan (resistant dan reluctant)
HAL-HAL YANG HARUS
DIWASPADAI
1. Terjadinya transference, munculnya kekaguman yang
berlebihan pada Pendamping.
2. Ketergantungan Dampingan pada Pendamping.
3. Dampingan yang sulit terbuka, atau sebaliknya
ungkapannya nglantur
4. Pendamping enggan merujuk Dampingannya

Anda mungkin juga menyukai