Katekese Berbasis Seni Dengan Tema Bencana Alam
Katekese Berbasis Seni Dengan Tema Bencana Alam
Katekese Berbasis Seni Dengan Tema Bencana Alam
Katekese Musikal
IDENTIFIKASI
Tujuan : Peserta menyadari bencana alam sebagai bentuk penghakiman Allah untuk
panggilan pertobatan.
Indikator :
Sumber : Kej 6:5-8; 7:1-16; Yun 1:1-2; 3:1-10; Luk 13:4-5; Rom 2:4-11
GAGASAN POKOK
Fenomena alam yang terjadi di bumi ini banyak sekali jenisnya, mulai dari banjir
bandang, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, hujan yang tak kunjung berhenti, angin
puting beliung, tanah longsor, dan seterusnya. Pengertian fenomena itu sendiri adalah
peristiwa yang dapat disaksikan dengan pancaindera dan dapat diterangkan serta dinilai
secara ilmiah (KBBI). Fenomena alam dapat terjadi secara alamiah ataupun terjadi akibat dari
ulah manusia. Misalnya saja tanah longsor terjadi akibat banyaknya orang yang tidak
bertanggung jawab melakukan penebangan hutan secara liar yang menyebabkan tidak ada
penahan atau penyerap untuk air hujan. Namun adapula fenomena alam yang memang terjadi
secara alami tanpa disebabkan ulah manusia seperti angin puting beliung, gunung meletus,
tsunami, gempa bumi, dan seterusnya. Namun orang beriman Kristiani memandang
fenomena alam yang terjadi tidak selalu dikarenakan faktor alamiah ataupun ulah manusia
saja, melainkan ada intervensi Allah dengan maksud atau tujuan tertentu bagi umat-Nya.
Allah memakai alam untuk menegur ataupun untuk menghukum umat-Nya dikarenakan
manusia hidup bergelimang dosa dan kesalahan dan tidak kunjung segera bertobat.
Kebebalan hati manusia akan dosa dan kesalahan itulah yang menyebabkan murka Allah atas
umat-Nya. Oleh karena itulah Tuhan memakai fenomena alam untuk memberikan teguran
ataupun hukuman pada manusia. Jika kita melihat kisah Nuh dapat kita ketahui bagaimana
karena kejahatan manusia besar di bumi dan segala kecenderungan hatinya selalu
membuahkan kejahatan maka Allah menurunkan air bah dan hanya menyelamatkan orang
yang benar, yakni Nuh dan keluarganya serta beberapa pasang binatang (Kej. 6:5-8; 7:1-16).
Dari kisah Nuh ini dapat kita ketahui bahwa Allah mendatangkan bencana alam bagi orang
yang tidak hidup menurut ketetapan-Nya dan menyelamatkan orang yang hidup benar. Selain
itu jika kita baca kisah Yunus kita akan semakin mengerti bahwa Allah akan menarik
malapetaka yang direncanakan-Nya atas umat Niniwe jika umat-Nya berhenti dari kebebalan
hatinya untuk berdosa dan menjalani laku tobat (Yunus 1:1-2; 3:1-10).
Ternyata dalam Perjanjian Baru pun Yesus mengatakan hal yang sama tentang
fenomena alam yang menimpa umat-Nya jikalau umat-Nya berkeras hati untuk tidak
bertobat. Yesus mengatakan bahwa jika umat Allah pada waktu itu tidak bertobat maka
kebinasaan dengan cara seperti delapan belas orang yang tertimpa menara dekat Siloam juga
berlaku atas mereka (Luk 13:4-5). Sebagaimana Yesus, Rasul Paulus juga mengatakan hal
yang sama bahwa pertobatan akan segala dosa dan kesalahan adalah sangat penting guna
menyurutkan murka Allah atas umat-Nya (Roma 2:5). Lebih jauh lagi Paulus Sang Rasul
memberikan kepada kita petunjuk ilahi bahwa jika seseorang ingin mencapai kehidupan
kekal maka perlu bagi dirinya untuk melakukan kehendak Allah seperti: tekun berbuat baik,
mencari kemuliaan, kehormatan, dan ketidak binasaan (Roma 2:6-7). Tentu jika seseorang
ingin mendapatkan perkenanan hati Allah maka perlu bagi dirinya untuk melakukan
kehendak Allah, berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan, dan ketidakbinasaan. Berbuat
baik adalah penting karena melaluinya iman itu akan sungguh menjadi iman yang hidup yang
berkanan bagi Allah. Iman yang hidup itu akan semakin sempurna jika seseorang mencari
kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus Sang
Juruselamat. Tentu hal itu perlu kita realisasikan dengan cara mengamalkan nilai-nilai
Kristiani yang telah diajarkan oleh Yesus Kristus kepada kita. Dengan demikian kita akan
menjadi pribadi yang hidup seturut kehendak Allah dan perkenanan hati-Nya dan alam pun
akan bersahabat dengan kita.
Oleh sebab itu perlu bagi setiap orang beriman Kristiani berefleksi bahwa fenomena
alam tidak sebatas fenomena yang terjadi secara alami ataupun karena ulah manusia saja
tetapi juga intervensi Allah dikarenakan dosa dan kesalahan yang diperbuat oleh manusia
yang tidak pernah mau bertobat. Pertobatan dan melaksanakan kehendak Allah adalah jalan
bagi setiap orang beriman untuk mendapatkan perkenanan hati Allah dan persahabatan
dengan alam.
LANGKAH-LANGKAH
Pengantar (5 menit)
Pemandu dapat memulai katekese ini, dengan menjelaskan hal-hal yang berkaitan
dengan hal-hal umum yang berkaitan dengan katekese ini, misalnya:
Menjelaskan tema: pentingnya tema ini diangkat dalam kaitan dengan hidup
sehari-hari; atau tujuan yang hendak dicapai dalam pendalaman iman ini.
Menjelaskan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam pertemuan, dan
bagaimana peserta dapat berpartisipasi dalam setiap langkah, atau setiap
bagian.
Berkaitan dengan lagu, perlu dijelaskan bahwa pemilihan musik tidak
didasarkan atas jenis music, tetapi berdasarkan latar belakang tema. Orang
dimotivasi untuk bersikap terbuka terhadap jenis, model, gaya atau aliran.
Titik tolak pemilihan music di dasarkan pada pesan lagu, bukan jenis musik.
Penjelasan ini perlu, sebab tidak semua orang menyukai jenis music tertentu
atau penyanyi tertentu.
Mempersiapkan peserta untuk menikmati, sambil mencermati setiap bagian
dalam lagu yang akan segera dihadirkan supaya setiap peserta dapat
membagikan apresiasi music yang akan didengar.
Perjalanan ini
Trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk
Disampingku kawan
Banyak cerita
Yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang
Dihempas batu jalanan
Hati tergetar menatap
Kering rerumputan
Perjalanan ini pun
Seperti jadi saksi
Gembala kecil
Menangis sedih…
Refrens 1:
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut
Kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak
Kepada matahari
Tetapi semua diam
Tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri
Terpaku menatap langit
Refrens 2:
Barangkali di sana
Ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
Dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada
Rumput yang bergoyang
Setelah semua peserta menerima teks lirik, peserta diberi kesempatan membaca teks.
Bisa dibaca sendiri-sendiri, bisa salah satu peserta membaca, atau Pemandu membacakannya.
Sebaliknya Pemandu juga ikut membaca.
Pemutaran (2) : Dengan teks lirik beserta video klip tentang bencana alam
yang terjadi di berbagai tempat (tsunami, badai tornado, angin puting beliung,
dll).
Pemutaran (3) : Jika dirasa peserta sangat antusias dan haru dalam menyanyi
serta melihat video klip, maka lagu bisa diputar ulang agar peserta semakin
dibawa kepada penghayatan akan fenomena yang terjadi dlam hidup ini.
Musik Pop
Lagu-lagu Ebiet G. Ade beraliran pop yang bergenre balada (narasi). Sentuhan
musiknya sempat mendorong pembaharuan pada dunia musik Pop Indonesia.
Tema lagunya beragam, tidak hanya tentang cinta tapi juga ada bertemakan alam,
sosial-politik, bencana, religius, keluarga, dll. Semua lagu ditulisnya sendiri, ia
tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali lagu Surat dari
Desa yang ditulis oleh Oding Arnaldi dan Mengarungi Keberkahan Tuhan yang
ditulis bersama Presiden Susilo Bambang Yudoyono.
Lagu Berita Kepada Kawan
Lagu „Berita Kepada Kawan‟ dirilis tahun 1979 dalam album „Camelia II‟. Lagu
ini ditulis oleh Ebiet G. Ade sebagai tanda empatinya terhadap meletusnya kawah
beracun Sinila di Dieng, Jawa Tengah pada tahun 1979. Tepatnya pada 20
Februari 1979, Kawah Sinila meletus menjelang subuh, disebabkan karena adanya
gempa. Letusan itu mengeluarkan gas beracun yang mencemari udara sekitar
pedesaan. Setidaknya ada 149 korban jiwa karena peristiwa tersebut. Tak hanya
manusia, hewan ternak pun turut menjadi korban dari bencana alam tersebut.
b. Mendialogkan atau menemukan pesan musikal dari lagu Berita Kepada Kawan.
Misalnya, dengan beberapa bantuan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
Pesan apa saja yang akan disampaikan composer kepada para pendengar?
Dari berbagai pesan, manakah yang menjadi pesan yang paling pokok?
Penjelasan atau dialog tentang Lagu Berita Kepada Kawan diarahkan kepada
kesimpulan, misalnya:
Pesan yang dipandang paling penting oleh pengarang sebagaimana terlihat dalam
refrens 2 bahwa dampak dari sikap manusia yang selalu salah dan bangga akan
dosa-dosanya yang tidak kunjung betobat akan mendatangkan teguran Tuhan
melalui fenomena alam.
c. Jika diperlukan agar peserta semakin dibawa kepada penghayatan topik “Lagu
Berita Kepada Kawan” dapat diputar kembali.
Jika perlu, boleh juga partitur diberikan (lihat lampiran), hanya jika perlu.
-Murka Allah berarti kemarahan dan teguran Allah. Murka adalah sikap permanen
Allah yang suci dan benar bila bersinggungan dengan dosa dan kejahatan umat
manusia. Namun tidak cukup memandang istilah itu sekedar 'penggambaran
tentang proses sebab akibat yang tak terelakkan dalam alam moral' atau sebagai
cara lain untuk berbicara tentang akibat-akibat dosa. Murka lebih merupakan
kualitas pribadi, yang tanpanya Allah tidak lagi sepenuhnya adil dan kasih-Nya
merosot menjadi melulu perasaan lembut. Kendatipun murka-Nya sama seperti
kasih-Nya harus digambarkan dengan bahasa manusia, murka-Nya tidak
sewenang-wenang, tidak tiba-tiba atau sembarang waktu, seperti biasanya murka
manusia. Murka Allah adalah permanen dan merupakan suatu unsur dalam
hakikat-Nya juga dalam kasih-Nya. Hal itu ditunjukkan dengan baik dalam De ira
Dei, karya Lactantius.
Laku pertobatan harus ditanamkan dalam hidup setiap kita agar dengan jalan
demikian kita akan selalu terpanggil untuk melakukan kehendak Allah dan
sebagaimana yang Rasul Paulus katakan bahwa dengan pertobatan dan berbuat
baik serta mencari kemuliaan, kehormatan, dan ketidakbinasaan, maka
seseorang akan sampai kepada hidup yang kekal.
6. Mengikuti Kehendak Allah
Pemandu membantu peserta untuk dapat mengambil keputusan tantangan mengikuti
kehendak Allah, sekurang-kurangnya pada akhir katekese, peserta sebagian besar
memiliki niat untuk mengubah sikap hidupnya dari sikap yang tidak mempedulikan
dosa atau kesalahan kepada laku pertobatan yang nantinya akan direalisasikan dalam
hidup sehari-hari. Ada beberapa kemungkinan bisa dilakukan untuk mendorong
peserta mengikuti kehendak Allah, misalnya:
Membagikan sepotong kertas kepada setiap peserta agar menuliskan niat-niat
dan doanya dalam menanggapi panggilan Allah untuk hidup dalam kehendak-
Nya dan melakukan laku pertobatan kemudian meminta peserta memasukkan
kertas niat kepada tempat yang telah disediakan. Sembari peserta menulis niat-
niat dan doanya, Pemandu memutarkan melodi atau instrument lagu Berita
Kepada Kawan.
Meminta satu, dua atau tiga peserta untuk mensharingkan apa yang akan
dilakukan sebagai bentuk tanggapan atas pendalaman iman.
Penutup (5 menit)
Pemandu dapat mengakhiri pertemuan dengan beberapa cara, salah satunya, misalnya:
a. Pemandu memberikan rangkuman seluruh isi katekese
b. Doa penutup
c. Memutar kembali lagu Berita Kepada Kawan
Lampiran bahan Katekese Musikal: