Icra Renovasi

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 35

ICRA RENOVASI

KAJIAN RISIKO PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI SAAT


RENOVASI DI RUMAH SAKIT

GORTAP SITOHANG
ICRA Renovasi
• ICRA renovasi merupakan suatu pengkajian
multidisiplin, yang prosesnya didokumentasikan
untuk mengidentifikasi secara proaktif dan
mengurangi resiko dari infeksi yang bisa terjadi
selama kegiatan konstruksi.(APIC report,2000)

• Standar Rumah Sakit  untuk pencegahan


infeksi di RS perlu dilakukan kajian resiko untuk
menentukan prioritas program dan pencegahan
infeksi RS
LATAR BELAKANG
 Proyek konstruksi di Rumah Sakit memiliki banyak risiko dan bahaya
yang harus diidentifikasi sebelumnya.

 Tanpa adanya pemahaman terhadap risiko-risiko tersebut,


pembangunan/kegiatan ini akan membahayakan keselamatan
petugas, pasien,dan bahkan pekerja konstruksi.
Ada 5 aspek utama yang harus menjadi pertimbangan
,yaitu
1.Asbestos
2.Akses pekerja
3.Keamanan dan kenyamanan pasien, mis : kebisingan,
getaran,dll
4.Perlindungan terhadap peralatan di RS
5.Pengendalian debu dan infeksi, karena partikel debu
mengandung jamur (mis.,Aspergillus spp.) yang dapat
menyebabkan infeksi Aspergillosis terutama pada
kelompok pasien dengan imun yang rendah
• Belum semua RS melakukan kajian risiko infeksi
terhadap program RS

• Keharusan dari RS untuk melampirkan kajian risiko


infeksi yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan
melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan

• PPIRS turut berperan dalam memberikan masukan


berkaitan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi
mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan
finising bangunan
Tujuan
• Peserta mengerti dan memahami tentang kajian resiko
infeksi

• Peserta mengerti dan memahami tentang kajian Analis


Resiko Infeksi

• Peserta mengerti dan memahami tentang kontrol infeksi

• Peserta mengerti dan memahami cara memonitoring


infeksi
Bagaimana membuat
ICRA Renovasi ?
Langkah Ke-1:
Identifikasi Tipe Aktivitas Konstruksi
Tipe A Tipe B
(Tipe A-D)
Inspeksi dan aktifitas non-invasive Skala kecil, durasi aktivitas
•Termasuk, tapi tidak terbatas pada : pendek yang dapat
a.mengangkat papan langit-langit untuk
inspeksi visual terbatas pada I papan per menghasilkan debu minimal
50 square feet. •Termasuk, tapi tidak terbatas
pada :
b.pengecatan (tetapi bukan melakukan
plesteran) a.instalasi telepon dan kabel
computer
c.dinding penghalang, pekerjaan jaringan
listrik, pompa minor, dan aktivitas yang b.akses untuk ke ruangan
tidak menghasilkan debu atau c.memotong dinding atau langit-
membutuhkan pemotongan dinding atau
akses ke langit-langit dibandingkan dengan langit dimana migrasi debu dapat
untuk inspeksi visual. dikontrol
Tipe C Tipe D
Aktivitas yang menghasilkan debu dari tingkat Penghancuran mayor dan proyek
moderat sampai tinggi atau membutuhkan
penghancuran atau pemusnahan komponen bangunan
kerangka gedung
•Termasuk, tapi tidak terbatas pada : •Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
a.melakukan plesteran dinding untuk dicat atau
pelapisan dinding
a.aktivitas yang membutuhkan kerja
b.mengangkat penutup lantai, papan langit- shif yang berkelanjutan
langit, dan papan penghalang

c.konstruksi dinding baru


b.membutuhkan penghancuran
d.membuat akses kerja minor atau pekerjaan besar atau pengangkatan system
listrik di atas langit-langit kabel yang lengkap
e.aktivitas kabel mayor
c.konstruksi baru
f.pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan dalam
satu shif
Langkah Ke-2 :
Identifikasi Kelompok Pasien yang Berisiko di sekitar kegiatan
konstruksi
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Sangat Tinggi

Area Kantor Cardiologi CCU Setiap area yang


merawat pasien
Echocardiography UGD dengan
imunokompromise
Endoscopy Persalinan
Unit Luka Bakar
Kedokteran Nuklir Laboratorium (specimen)
Cathlab Jantung
Terapi fisik Perawatan Bayi Baru Lahir
ISP
Radiologi/MRI Poli Bedah
ICU
Terapi Respiratori Pediatrik
Unit Penyakit Dalam
Langkah Ke-3 :
Menentukan Level/Kelas ICRA Renovasi

• Ditentukan berdasarkan tabel antara Tipe Aktivitas


Konstruksi dan Kelompok Pasien Berisiko

Note: Infection Control approval will be required when the Construction Activity and Risk Level
indicate that Class III or Class IV control procedures are necessary.
Rekomendasi Tim PPI
berdasarkan Kelas ICRA Renovasi
Kelas I
Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai

• Lakukan pekerjaan dengan • Bersihkan Area setiap


metode yang dapat
meminimalisir debu dari selesai pekerjaan.
aktivitas konstruksi.

• Segera mengganti/menggeser
papan langit-langit yang salah
posisi selama inspeksi visual

Steps 1-3 Adapted with permission V Kennedy, B Barnard, St Luke Episcopal Hospital, Houston TX; C Fine CA
Steps 4-14 Adapted with permission Fairview University Medical Center Minneapolis MN Forms modified /updated; provided courtesy of Judene Bartley,
ECSI Inc. Beverly Hills MI 2002. [email protected] Updated, 2009.
Kelas II

Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai

• Melakukan metode yang aktif untuk • Bersihkan permukaan kerja


mencegah debu beterbangan dari
tempatnya ke udara. dengan desinfektan
• Semprotan air ke permukaan kerja • Kumpulkan limbah konstruksi
untuk mengontrol debu pada saat dengan container yang
memotong
• Tutup pintu yang tidak dipakai
tertutup rapat sebelum
dengan selotip. dibawa/dikirim
• Memblok dan menutup ventilasi • Lakukan pengepelan basah
udara. dan atau vacuum dengan
• Letakkan keset di pintu masuk dan
pintu keluar dari area konstruksi. vacuum HEPA filter sebelum
• Lepaskan atau lakukan isolasi system meninggalkan area kerja
HVAC di area kerja. • Hentikan isolasi system HVAC
pada area kerja
Kelas III

Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai


• Cabut atau lakukan isolasi system HVAC • Jangan melepaskan penghalang
pada area yang sedang dikerjakan untuk dari area kerja sampai proyek
mencegah kontaminasi dari system
saluran. yang selesai telah diinspeksi
oleh K3RS dan PPIRS dan secara
• Lengkapi semua Penghalang kritikal, keseluruhan telah dibersihkan
seperti lembaran penutup, triplek, plastic, oleh USL.
untuk menutup area dari area non kerja
atau melakukan implementasi dengan
metode control cube (kereta dorongan • Lepaskan pembatas material
dengan penutup plastic dan penghubung secara hati-hati untuk
tertutup pada area kerja dengan vakum meminimalisasi penyebaran
HEPA untuk melakukan vakum sampai ke
pintu keluar)sebelum konstruksi dimulai. debu dan debris sisa-sisa
konstruksi.
Kelas III

Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai

• Jaga tekanan negative udara dalam • Vakum area kerja dengan


area kerja menggunakan HEPA vakum HEPA filter.
yang dilengkapi dengan unit filtrasi
udara. • Area dilakukan pengepelan
basah dengan desinfektan.
• pengiriman atau kereta. Tutup
rapat dengan selotip kecuali sudah • Hentikan isolasi sistem HVAC
ada penutupnya. pada area yang sedang
dikerjakan
Kelas IV

Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai


• Lakukan isolasi sistem HVAC pada area • Lepaskan pembatas
dimana sedang dikerjakan untuk
mencegah kontaminasi sistem saluran. material dengan hati-hati
untuk meminimalisasi
• Berikan penghalang yang lengkap, penyebaran debu dan
seperti sheetrock/lembaran penutup,
triplek, plastic, untuk menutup area debris sisia-sisa konstruksi.
kerja dari area non kerja atau
melakukan implementasi metode
control cube (kereta dorongan dengan • Kumpulkan limbah
penutup plastic dan penghubung
tertutup pada area kerja dengan vakum konstruksi dengan container
HEPA untuk melakukan vakum sampai yang tertutup rapat
ke pintu keluar)sebelum konstruksi
dimulai. sebelum dikirim.
Kelas IV

Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai

• Jaga tekanan negative udara • Tutup


dalam area kerja menggunakan sambungan/reseptakel
HEPA yang dilengkapi dengan pengiriman atau kereta.
unit filtrasi udara. Tutup rapat dengan selotip
kecuali sudah ada
• Tutup lubang, pipa-pipa, penutupnya.
sambungan-sambungan, dan
bolongan-bolongan dengan • Vakum area kerja dengan
benar vakum HEPA filter
Kelas IV

Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai


• Dirikan/Buat anteroom dan anjurkan semua • Area dilakukan pengepelan
petugas untuk melewati ruangan ini sehingga
mereka bisa divakum terlebih dahulu basah dengan desinfektan
menggunakan pembersih vakum HEPA
sebelum meninggalkan area kerja atau mereka
dapat memakai baju pelindung atau penutup
tubuh yang dapat dilepas setiap saat mereka • Hentikan isolasi sistem
meninggalkan area kerja.
HVAC pada area yang
• Setiap petugas yang memasuki area kerja
harus memakai pelindung alas kaki/sepatu.
sedang dikerjakan
Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas
keluar dari area kerja.

• Jangan melepaskan penghalang dari area kerja


sampai proyek yang selesai telah diinspeksi
oleh K3RS dan PPIRS dan secara keseluruhan
telah dibersihkan oleh USL
Langkah Ke-4 :
Identifikasi Area sekitar proyek, untuk mengkaji Potensial
Impact
Unit di Unit di Atas Samping Kiri Samping Belakang Depan
Bawah Kanan

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok


Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko

Langkah Ke-5 :
Identifikasi Area aktivitas spesifik, Contoh : Kamar Pasien, Kamar
Obat, Kamar Tindakan, dll
Langkah Ke-6 :
Identifikasi issue terkait ventilasi, sistem plumbing, Kelistrikan dalam
hal terjadinya kemugkinan padam

Langkah Ke-7 :
Identifikasi tindakan untuk menahan kontaminasi/infiltrasi debu, dengan
menggunakan penilaian sebelumnya. Apa jenis Barrier yang digunakan?
(Misal, penghalang dinding padat); Akankah filtrasi HEPA dibutuhkan?

Langkah Ke-8 :
Pertimbangkan potensi risiko kerusakan saluran air. Adakah risiko karena
mengorbankan integritas struktur bangunan? (misal : dinding, plafon, atap)
Langkah Ke-9 :
Jam Kerja Konstruksi : Apakah pekerjaan dapat dilakukan diluar waktu
pelayanan pasien/jam kerja ?

Langkah Ke-10 :
Apakah rencana membuat sejumlah kamar isolasi / aliran udara yang memadai
memungkinkan ?

Langkah Ke-11 :
Apakah desain memungkinkan untuk jumlah & jenis wastafel yang dibutuhkan?
Langkah Ke-12 :
Apakah Tim PPI setuju dengan jumlah minimal dari wastafel pada proyek tersebut?
(Melakukan verifikasi terhadap ketentuan desain yang berlaku untuk tipe dan area
bangunan Rumah sakit)

Langkah Ke-13 :
Apakah Tim PPI setuju dengan rencana pembuatan ruangan area bersih dan kotor ?

Langkah Ke-14 :
Rencanakan untuk melakukan diskusi lebih lanjut mengenai issue
penanganan kontaminasi debu konstruksi bersama tim proyek. Misal :
merencanakan alur keluar masuk pekerja, housekeeping, cara mengangkut
puing-puing konstruksi dan waktunya.
Contoh Formulir ICRA Renovasi
Pre Renovasi
1. Rapat koordinasi antara bagian Tehnik, Komite
PPIRS, K3RS ,Unit Sanitasi, Unit/Dept, dan vendor
2. Unit/Dept terkait membuat surat permintaan
ICRA Renovasi kepada Komite PPIRS
3. Komite PPIRS melakukan pengkajian resiko dan
membuat izin renovasi (Langkah 1- 14)
Pre Renovasi
4. Sebelum pelaksanaan pembangunan dan renovasi
bangunan Komite PPIRS, K3RS dan Unit Sanitasi Lingkungan
memberikan edukasi kepada pihak perencana dan pelaksana
proyek.

•Sebelum pelaksanaan pembangunan/renovasi dan


pembongkaran bangunan, pihak pelaksana proyek harus
menutup area kerja, Komite PPIRS akan memastikan dengan
cek list” Renovasi bagunan “ dan memastikan kontraktor
memasang informasi bahwa area tersebut sedang ada
pembangunan/renovasi dan pembongkaran bangunan sesuai
standar K3RS dan PPI
Edukasi Pekerja Konstruksi
Contoh Ceklist ICRA Renovasi
Selama Renovasi
• Selama dalam proses pembangunan, Tim
pengawas proyek (Bagian Tehnik, Komite
PPIRS, K3RS dan Unit Sanitasi Lingkungan)
melakukan monitoring terhadap pelaksanaan
pekerjaan sesuai surat kesepakatan bersama.

• Selama proses pembangunan pelaksana proyek


wajib mengenakan APD sesuai K3
Post Renovasi
• Vendor melakukan General Cleaning, uji tingkat
debu, uji fungsi,dan khusus area high care yang di
renovasi juga wajib dilakukan kultur udara.

Note : bila terjadi pelanggaran terhadap


kesepakatan, maka PPIRS dan Tim dapat
menghentikan sementara pekerjaan proyek dan
mengirimkan SURAT PERINGATAN kepada Vendor.
Foto Temuan Renovasi
Construction Signs
KESIMPULAN
• Pengendalian dan sistem monitoring secara
menyeluruh pada setiap proses konstruksi sangat
dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa perencanaan pre
konstruksi sudah efektif.

• Hasil evaluasi juga harus selalu dikomunikasikan


antara anggota tim melalui raat koordinasi
(KPPIRS,K3RS,USL,Bag.Teknik,Unit/Dept, dan Vendor)
Sumber Referensi

• Infection Control Risk Assessment Guidelines


• Infection Control Principles for the Management
of Construction,Renovation, Repairs and
Maintenance within HealthCare Facilities,2nd ed.
• Infection Control during Construction Manual, 2nd
ed. Wayne Hansen,PE,REA,CEM.
• ASHRAE
• Internasional Federation of infection
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai