Psikofarmakologi

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

PSIKOFARMAKOLO

GI
Pengertian

Psikofarmaka adalah berbagai jenis obat yang


bekerja pada susunan syaraf pusat. Efek utamanya
pada aktifitas mental dan perilaku, yang biasanya
digunakan untuk pengobatan gangguan kejiwaan.
Terdapat banyak jenis obat psikofarmaka dengan
farmakokinetik khusus untuk mengontrol dan
mengendalikan perilaku pasien dengan gangguan jiwa.
(Yusuf, Ah, dkk ,2015)
(O’Brien, Patricia G, dkk, 2008)
Pembagian Obat-obatan

1. Antipsikotik
Obat ini dahulu disebut neuroleptika atau
major tranqulizer. Indikasi utama obat golongan ini
adalah untuk penderita gangguan psikotik
(skizofrenia/psikotik lainnya). Efek utama obat
antipsikotik adalah menyupresi gejala psikotik
seperti gangguan proses pikir (waham), gangguan
persepsi (halusinasi), aktivitas psikomotor yang
berlebihan (agresivitas).
Efek samping yang dapat
terjadi antara lain :

• Gangguan hormonal
1. Hiperprolaktinema
Hiperprolaktinemia adalah kondisi ketika
kadar hormon prolaktin dalam darah menjadi lebih
tinggi dari kadar yang normal. Gejala yang muncul
akibat hiperprolaktinemia dapat berbeda-beda pada
tiap orang.
 Khusus pada wanita, gejala hiperprolaktinemia yang
dapat muncul adalah berupa:
1. Menstruasi yang jarang hingga berhenti.
2. Vagina menjadi kering, sehingga menyebabkan nyeri
saat berhubungan seksual.
3. Terus menghasilkan ASI, meski sedang tidak hamil
atau menyusui.
 Sementara itu pada pria, gejala
hiperprolaktinemia dapat berupa:
1. Impotensi atau disfungsi ereksi.
2. Massa otot dan rambut pada tubuh berkurang.
3. Payudara membesar (ginekomastia).
4. Jumlah sperma berkurang.
(dr. Tjin Willy,2018)
• Galactorrhoea
Galactorrhea adalah cairan puting susu yang
tidak terkait dengan produksi susu.
 Tanda dan gejala yang berhubungan dengan
galaktorea meliputi:
1. keluar cairan berwarna putih, kuning atau hijau
2. Tiba-tiba keluar cairan dari puting
3. Menyerang satu atau kedua payudara
4. Menstruasi tidak teratur
5. Sakit kepala atau masalah penglihatan
(detikHealth, 2010)
• Amenorrhoea
Amenorrhea adalah kondisi yang merujuk kepada
wanita yang tidak dapat haid.
 Tanda dan gejala:
1. Sakit kepala.
2. Payudara tidak membesar.
3. Gangguan penglihatan.
(dr. Tjin Willy, 2017)
JURNAL :
Obat psikotropik, manfaat dan dampaknya bagi
kesehatan.
Hasil dan kesimpulan : obat psikotropik ialah obat yang
mempengaruhi psikis kelakuan atau pengalaman.
Psikofarmakologi berkembang dengan pesat sejak
ditemukannya alakaloid rauwolfia dan klorpromazin ( cpz )
yang ternyata efektif untuk mengatasi kelainan kejiwaan.
Psikotropik hanya mengubah keadaan iwa penderita, sehingga
lebih koopratif dan dapat menerima psikotrapi dengan lebih
baik.
(Yoganingrum, Ambar, jurnal dokumentasi dan informasi,
2012)
2. Antideprezan
Merupakan golongan obat-obatan yang
mempunyai khasiat mengurangi atau mengilangkan
gejal depresif. Pada umumnya bekerja meningkatkan
neurotransmitter norepinefrin dan serotonin. Untuk
gangguan depresi berat dengan kecenderungan
bunuh diri, perlu dipertimbangkan penggunaan ECT
sebagai pendamaping pemberian antidepresan.
3. Antiansietas (Anxiolyticsedative)
Obat golongan ini dipakai untuk mengurangi
ansietas/kecemasan yang patologis tanpa banyak
berpengaruh pada fungsi kognitif. Secara umum,
obat-obat ini berefek sedatif dan berpotensi
menimbulkan toleransi/ketergantungan pada
golongan benzodiazepin. Obat-obat golongan ini
tidak berefek fatal pada overdosis kecuali bila
dipakai dalam kombinasi dengan antisiolitk jenis
lain atau dicampur alkohol.
4. Antimanik (Mood Stabilizer)
Merupakan kelompok obat yang berkhasiat
untuk kasus gangguan afektif bipolar terutama
episodik mania dan sekaligus dipakai untuk
mencegah kekambuhannya. Hal yang penting untuk
diperhatikan pada pemberian obat golongan ini
adalah kadarnya dalam plasma.
(Yusuf, Ah, dkk ,2015)
(O’Brien, Patricia G, dkk, 2008)
EFEK SAMPING OBAT

1. Rasa mengantuk yang berat


2. Sakit kepala
3. Nafsu makan bertambah
4. Tremor halus
5. Vertigo dan rasa lelah
6. Diare dan muntah-muntah
(Yusuf, Ah, dkk ,2015)
(O’Brien, Patricia G, dkk, 2008)
PENATALAKSANAAN PADA
IBU HAMIL

• Terapi Skizofrenia
merupakan suatu deskripsi sindroma dengan
variasi penyebab (banyak yang belum diketahui) dan
perjalanan penyakit tak selalu bersifat kronis, jumlah
akibat tergantung pada genetik, fisik, dan sosial
budaya. Tidak ada jalur etiologi tunggal yang telah
diketahui menjadi penyebab skizofrenia.
• Penyebab Skizofrenia:
1. Model Diatesis-stress
2. Faktor Neurobiologi
3. Faktor Biologis
(Yusuf, Ah, dkk ,2015)
(O’Brien, Patricia G, dkk, 2008)
PENATALAKSANAAN
PADA LANSIA

1. Antipsikotik jenis tipikal


a. Chlorpromazine
dosis lansia: 1/3-1/2 dosis dewasa
b. Sulpiride
dosis lansia: diberikan sesuai resep dokter
biasanya dimulai dengan dosis yang rendah
2. Antipsikotik jenis atipikal
a. Aripripazole
dosis lansia: Dosis dikurangi sesuai anjuran
dokter
b. Kondisi:Skizofrenia
dosis lansia: dosis awal dikurangi sesuai dengan
anjuran dokter
(Yusuf, Ah, dkk ,2015)
(O’Brien, Patricia G, dkk, 2008)
(Arif Putra, 2019)
PENATALAKSANAAN PADA
ANAK

• Terapi Psikofarmaka
obat yang digunakan antara lain:
a. Haloperidol
merupakan suatu obat antipsikotik yang
digunakan untuk meremdam psikomotor,
biassanya digunakan pada anak dengan
dosis 0,20 mg
b. Clompramin
merupakan obat yang dapat mengurangi
stereotipik, konvulsi, dan agesif biasanya digunakan
dalam dosis 3,75 mg
c. Lithium
merupakan obat yang dapat mengurangi
perilaku agresif
(Yusuf, Ah, dkk ,2015)
(O’Brien, Patricia G, dkk, 2008)
PERAN PERAWAT
DALAM PEMBERIAN
OBAT

1. Mengumpulkan data sebelum pengobatan


Dalam melaksanakan peran ini, perawat didukung oleh
latar belakang pengetahuan biologis dan perilaku.
2. Mengoordinasikan obat dengan terapi modalitas
Hal ini penting dalam meendesain program terapi yang
akan dilakukan. Pemilihan terpai yang tepat dan sesuai
dengan program pengobatan pasien akan memberikan
hasli yang lebih baik.
3. Pendidikan kesehatan
Pasien dirumah sakit sangat membutuhkan ppendidikan
kesehatan tentang obat yang diperolehnya, karena
pasien sering tidak minum obat yang dianggap tidak ada
manfaatnya.
4. Memonitor efek samping obat
Seorang perawat diharapkan mampu memonitor efek
samping obatan dang reaksi- reaksi lain yang kurang
baik setela pasien minum obat. Hal ini penting dalam
mencapai pemberian obat yang optimal.
(Yusuf, Ah, dkk ,2015)
(O’Brien, Patricia G, dkk, 2008)
METODE PENDEKATAN KHUSUS PADA
PASIEN UNTUK PEMBERIAN OBAT

1.Pendekatan khusus pada pasien curiga.


Pada pasien curiga tidak mudah percaya terhadap suatu
tindakan atau pemberian yang diberikan kepadanya.
Perawat harus meyakini bahwa tindakan yang dilakukan
pada pasien ini tidak membahayakan, tetapi bermanfaat
bagi pasien.
2. Pendekatan khusu pada pasien dengan
resiko bunuh diri
Pada pasien yang resiko bunuh diri, masalah
yang sering timbul dalam pemberian obat
adalah penolakan pasien untk minum obat
dengan maksud pasien ingin merusak dirinya.
Perawat harus bersikap tegas dalam
pengawasan pasien untuk meminum obat karena
pasien pada tahap ini berada dalam fase
ambivalen antara keinginan hidup dan mati.
3. Pendekatan khusus pada pasien yang mengalami
ketrgantungan obat
Pada pasien yang mengalami ketergantungan obat
biasanya menganggap obat adalah hal yang dapat
menyelesaikan masalah. Oleh karenanya, perawat perlu
memberikan penjelasan kepada pasien tentang manfaat
obat dan obat bukanlah satu-satunya cara untuk
menyelesaikan masalah.
(Yusuf, Ah, dkk ,2015)
(O’Brien, Patricia G, dkk, 2008)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai