Psikofarmakologi
Psikofarmakologi
Psikofarmakologi
GI
Pengertian
1. Antipsikotik
Obat ini dahulu disebut neuroleptika atau
major tranqulizer. Indikasi utama obat golongan ini
adalah untuk penderita gangguan psikotik
(skizofrenia/psikotik lainnya). Efek utama obat
antipsikotik adalah menyupresi gejala psikotik
seperti gangguan proses pikir (waham), gangguan
persepsi (halusinasi), aktivitas psikomotor yang
berlebihan (agresivitas).
Efek samping yang dapat
terjadi antara lain :
• Gangguan hormonal
1. Hiperprolaktinema
Hiperprolaktinemia adalah kondisi ketika
kadar hormon prolaktin dalam darah menjadi lebih
tinggi dari kadar yang normal. Gejala yang muncul
akibat hiperprolaktinemia dapat berbeda-beda pada
tiap orang.
Khusus pada wanita, gejala hiperprolaktinemia yang
dapat muncul adalah berupa:
1. Menstruasi yang jarang hingga berhenti.
2. Vagina menjadi kering, sehingga menyebabkan nyeri
saat berhubungan seksual.
3. Terus menghasilkan ASI, meski sedang tidak hamil
atau menyusui.
Sementara itu pada pria, gejala
hiperprolaktinemia dapat berupa:
1. Impotensi atau disfungsi ereksi.
2. Massa otot dan rambut pada tubuh berkurang.
3. Payudara membesar (ginekomastia).
4. Jumlah sperma berkurang.
(dr. Tjin Willy,2018)
• Galactorrhoea
Galactorrhea adalah cairan puting susu yang
tidak terkait dengan produksi susu.
Tanda dan gejala yang berhubungan dengan
galaktorea meliputi:
1. keluar cairan berwarna putih, kuning atau hijau
2. Tiba-tiba keluar cairan dari puting
3. Menyerang satu atau kedua payudara
4. Menstruasi tidak teratur
5. Sakit kepala atau masalah penglihatan
(detikHealth, 2010)
• Amenorrhoea
Amenorrhea adalah kondisi yang merujuk kepada
wanita yang tidak dapat haid.
Tanda dan gejala:
1. Sakit kepala.
2. Payudara tidak membesar.
3. Gangguan penglihatan.
(dr. Tjin Willy, 2017)
JURNAL :
Obat psikotropik, manfaat dan dampaknya bagi
kesehatan.
Hasil dan kesimpulan : obat psikotropik ialah obat yang
mempengaruhi psikis kelakuan atau pengalaman.
Psikofarmakologi berkembang dengan pesat sejak
ditemukannya alakaloid rauwolfia dan klorpromazin ( cpz )
yang ternyata efektif untuk mengatasi kelainan kejiwaan.
Psikotropik hanya mengubah keadaan iwa penderita, sehingga
lebih koopratif dan dapat menerima psikotrapi dengan lebih
baik.
(Yoganingrum, Ambar, jurnal dokumentasi dan informasi,
2012)
2. Antideprezan
Merupakan golongan obat-obatan yang
mempunyai khasiat mengurangi atau mengilangkan
gejal depresif. Pada umumnya bekerja meningkatkan
neurotransmitter norepinefrin dan serotonin. Untuk
gangguan depresi berat dengan kecenderungan
bunuh diri, perlu dipertimbangkan penggunaan ECT
sebagai pendamaping pemberian antidepresan.
3. Antiansietas (Anxiolyticsedative)
Obat golongan ini dipakai untuk mengurangi
ansietas/kecemasan yang patologis tanpa banyak
berpengaruh pada fungsi kognitif. Secara umum,
obat-obat ini berefek sedatif dan berpotensi
menimbulkan toleransi/ketergantungan pada
golongan benzodiazepin. Obat-obat golongan ini
tidak berefek fatal pada overdosis kecuali bila
dipakai dalam kombinasi dengan antisiolitk jenis
lain atau dicampur alkohol.
4. Antimanik (Mood Stabilizer)
Merupakan kelompok obat yang berkhasiat
untuk kasus gangguan afektif bipolar terutama
episodik mania dan sekaligus dipakai untuk
mencegah kekambuhannya. Hal yang penting untuk
diperhatikan pada pemberian obat golongan ini
adalah kadarnya dalam plasma.
(Yusuf, Ah, dkk ,2015)
(O’Brien, Patricia G, dkk, 2008)
EFEK SAMPING OBAT
• Terapi Skizofrenia
merupakan suatu deskripsi sindroma dengan
variasi penyebab (banyak yang belum diketahui) dan
perjalanan penyakit tak selalu bersifat kronis, jumlah
akibat tergantung pada genetik, fisik, dan sosial
budaya. Tidak ada jalur etiologi tunggal yang telah
diketahui menjadi penyebab skizofrenia.
• Penyebab Skizofrenia:
1. Model Diatesis-stress
2. Faktor Neurobiologi
3. Faktor Biologis
(Yusuf, Ah, dkk ,2015)
(O’Brien, Patricia G, dkk, 2008)
PENATALAKSANAAN
PADA LANSIA
• Terapi Psikofarmaka
obat yang digunakan antara lain:
a. Haloperidol
merupakan suatu obat antipsikotik yang
digunakan untuk meremdam psikomotor,
biassanya digunakan pada anak dengan
dosis 0,20 mg
b. Clompramin
merupakan obat yang dapat mengurangi
stereotipik, konvulsi, dan agesif biasanya digunakan
dalam dosis 3,75 mg
c. Lithium
merupakan obat yang dapat mengurangi
perilaku agresif
(Yusuf, Ah, dkk ,2015)
(O’Brien, Patricia G, dkk, 2008)
PERAN PERAWAT
DALAM PEMBERIAN
OBAT