Pertemuan Ke-8

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

MATERI KULIAH

PERTEMUAN KE-8

M.K. EKONOMI PANGAN DAN GIZI


V/2 sks

JURUSAN GIZI
POLTEKKKES KEMENKES PANGKALPINANG
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang 1


DAMPAK PERUBAHAN KOMPOSISI
PENDUDUK TERHADAP PERMINTAAN
PANGAN

Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes


2
Pangkalpinang
DINAMIKA PENDUDUK

• Pertumbuhan penduduk yang merupakan


keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-
kekuatan yang menambah dan kekuatan-
kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk
KOMPONEN PERTUMBUHAN
PENDUDUK
• Kelahiran (fertilitas): faktor penambah

• Kematian (mortalitas):faktor pengurang

• Migrasi masuk (in-migration): faktor penambah

• Migrasi keluar (out-migration): faktor pengurang


KOMPONEN PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pt = Po + (B-D) + (Mi – Mo)

Perubahan reproduktif
(reproductive change) Migrasi neto
Pertumbuhan Alami (net migration)
(natural increase)
Po = jumlah penduduk pada waktu terdahulu
Pt = jumlah penduduk pada waktu yg akan datang
B = jumlah kelahiran yg terjadi pada jangka waktu
kedua kejadian (waktu 0 dan t)
D = jumlah kematian yg terjadi pada jangka waktu
kedua kejadian tersebut (waktu 0 dan t)
Mo = migrasi keluar pada jangka waktu kedua kejadian
Mi = migrasi masuk pada jangka waktu kedua kejadian
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
01/10/2015 6
Pangkalpinang
PIRAMIDA PENDUDUK
• Komposisi penduduk menurut umur dan
jenis kelamin digambarkan dalam bentuk
“Piramida penduduk”

• Ada 3 jenis piramida penduduk yaitu:


1. Expansive :jika sebagian besar penduduk berada
dalam kelompok umur termuda
2. Constrictive: jika penduduk yang berada dalam
kelompok umur termuda jumlahnya
sedikit
3. Stationary: jika banyaknya penduduk dalam tiap
kelompok umur hampir sama kecuali
pada kelompok umur tertentu.
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
01/10/2015 9
Pangkalpinang
Dampak Pertumbuhan Penduduk

Status Gizi Individu

Konsumsi Pangan
Ketersediaan Pangan

Pemilihan Pangan
Pertumbuhan Penduduk
Distribusi Pangan

Produksi Pangan Konversi Lahan


Kasus Permasalahan Pertumbuhan
Penduduk di Indonesia Terhadap Akses
Pangan
• P,Jawa Pemasok 60% Produksi Pangan Nasional
• Luas Lahan sawah sebesar 40 % dari luas lahan
sawah Nasional
• 65% Penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa
• Luas daratan Pulau Jawa hanya 7% dari luas
daratan Indonesia
• Luas Sawah di Indonesia: 8.061.787 Ha,
sedangkan Laju konversi sawah di Indonesia:
110.000 Ha/th
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
01/10/2015 12
Pangkalpinang
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
01/10/2015 13
Pangkalpinang
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
01/10/2015 14
Pangkalpinang
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
01/10/2015 15
Pangkalpinang
POLA KONSUMSI PANGAN

Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes


01/10/2015 16
Pangkalpinang
POLA KONSUMSI PANGAN

= Pola Pangan = Food Pattern


= Kebiasaan Makan = Food Habit
Cara seseorang atau sekelompok orang untuk
memilih makanan yg dikonsumsinya yg
dipengaruhi oleh fisiologis, psikologis, budaya dan
sosial
Pangan mempunyai fungsi sosial yg sesuai dg
keadaan lingkungan, agama,adat, kebiasaan dan
pendidikan masyarakat
Fungsi Sosial Pangan
1. Fungsi Gastronomik
Pangan berfungsi untuk mengisi perut (gaster)
kosong.  berhub. Kesukaan, selera, kepuasan
2. Pangan sebagai identitas Budaya
jenis pangan menentukan asal budaya mereka
Pangan tradisional : pangan yg diolah dg resep,
cara. Cita rasa yg khas daerah ttt dan etnis ttt
3. Pangan sebagai fungsi religi dan magis
pangan dikaitkan dg upacara khusus, keyakinan
4. Pangan sebagai fungsi komunikasi
pangan sbg sarana komunikasi non verbal pada
peristiwa ttt. (parsel, bingkisan dll)
5. Pangan sebagai lambang status ekonomi
Jenis makanan ttt dpt menunjukkan tk ekonomi ttt.
orang kaya makan di restoran mewah, makan
produk hewani , orang miskin sebaliknya
6. Pangan sebagai simbol kekuasaan dan kekuatan
- makanan majikan lebih mahal dari pada pembantu
- pangan dpt dijadikan komoditas politik antar
negara
FAKTOR YG BERPENGARUH
1. Faktor Ekstrinsik ( dr luar diri manusia)
2. Faktor Instrinsik (dr dlm diri manusia)
• Faktor Ekstrinsik meliputi :
1. Lingkungan Alam
 tgt dr potensi alam lingkungannya
• Daerah tropik  makanan pokok padi
• Daerah subtropik  makanan pokok terigu (roti)
2. Lingkungan Sosial
 Segi kependudukan dg susunan, strata dan sifat2nya
• Majikan makanan dibedakan dg pembantu
• Tamu makanannya lebih istimewa
3. Lingkungan Agama dan Budaya
 Berdasarkan agama dan kepercayaan yg dianut
• Babi haram bagi agama islam
• Makanan untuk selamatan dan sesaji
4. Pendidikan/Penget ttg gizi
Pendd. Berpengaruh thd penget. ttg mkn bergizi

5. Tingkat Ekonomi
• Orang kaya  makanan lebih bergizi
• Orang miskin  makanan kurang gizi

6. Perkembangan Teknologi
• Bioteknologi  jenis mkn lebih bergizi/unggul
• Tek. Pengolahan  makanan praktis/instan,
makanan yg lebih menarik
Faktor Instrinsik
1.Keadaan Emosional
•Pengalaman masa lalu  trauma, suka tdk suka pd mkn ttt
•Perasaan sedih/gembira  selera makan
2. Keadaan Kesehatan jasmani/jiwa
•Sakit  nafsu mkn turun
•Stress  nafsu makan naik atau turun
3. Penilaian yg berlebihan thd makanan tertentu
•Beras  makanan pokok yg terbaik walaupun lauknya hanya
kerupuk dan kecap
• Telur mentah dan madu  mkn berkhasiat
(obat kuat)
BUDAYA MAKAN
Adl suatu rangkaian adat dan tradisi makan yg
membawa ke arah gerakan berpikir serta
berperasaan sesuai dgn yg diinginkan

Orang menentukan apa yg akan digunakan utk


makanan dlm keadaan yg bagaimana, bilamana
seorang boleh/tdk boleh makan sesuatu, apa
saja yg dianggap taboo
Pola makan sebagai hasil dari budaya

• Adat dan tradisi merup dasar


pengembangan cara cara makan
• Setiap masy mengembangkan cara yg
turun temurun utk mencari, memilih,
menyiapkan dan menyajikan makanan
• Budaya tsb dipelihara dgn seksama dan
diikuti dgn tekun dari satu generasi ke
generasi berikutnya
KEBIASAAN MAKAN
(food consumption behavior/food habit)

1. Tingkah laku manusia/kelompok manusia dlm


memenuhi kebutuhannya akan makan yg
meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan
makanan
2. Suatu pola perilaku konsumsi pangan yg
diperoleh krn terjadi berulang ulang
3. Tindakan manusia thd makan dan makanan yg
dipengaruhi oleh pengetahuan dan perasaan
apa yg dirasakan serta persepsi ttg hal itu
Masalah dlm pembentukan
kebiasaan makan
1. Tahayul/pantangan
makanan/taboo
2. Kepercayaan / agama
3. Adat kebiasaan
4. Preferensi (tindakan
suka/tdk suka thd
makanan)
Survey Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS)
• Pengertian

Analisis konsumsi pangan wilayah diarahkan untuk


menganalisis situasi konsumsi pangan pangan dengan
mempertimbangkan potensi sumberdaya dan sosial
ekonomi wilayah.
Dalam menganalisis konsumsi pangan wilayah yang
berbasis sumberdaya, perlu diperhatikan faktor
pendukung utama yang mempengaruhi pola konsumsi
yaitu (1) ketersediaan; (2) kondisi sosial dan ekonomi;
(3) letak geografis wilayah (desa - kota) serta (4)
karakteristik rumah tangga.
Ketersediaan
Ketersediaan pangan secara makro (tingkat
wilayah) dan mikro (tingkat rumah tangga)
sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya
produksi pangan dan distribusi pangan pada
daerah tersebut. Sedangkan pada tingkat
mikro lebih dipengaruhi oleh kemampuan
rumah tangga memproduksi pangan, daya beli,
dan pemberian. Analisis ketersediaan pangan
didekati dengan menganalisa data NBM dan
data produksi pangan.
Kondisi Sosial Ekonomi
Pola konsumsi pangan sangat ditentukan oleh
faktor sosial ekonomi rumah tangga seperti
tingkat pendapatan, harga pangan-non
pangan, selera dan kebiasaan makan. Dalam
analisis pola konsumsi, faktor sosial budaya
didekati dengan menganalisa data golongan
pendapatan rumah tangga. Sedangkan letak
geografis didekati dengan lokasi desa-kota dari
rumah tangga yang bersangkutan.
Karakteristik Rumah Tangga
• Pola konsumsi pangan juga dipengaruhi oleh
karakteristik rumah tangga yaitu jumlah
anggota rumah tangga, struktur umur jenis
kelamin, pendidikan dan lapangan pekerjaan
POLA KONSUMSI MAKANAN NASIONAL
• Pola Konsumsi Makanan Nasional/Regional
dapat dianalisis dari skor PPH (Pola pangan
Harapan) yaitu susunan beragam pangan yang
didasarkan atas proporsi keseimbangan
energi dari 9 kelompok pangan dengan
mempertimbangkan segi daya terima,
ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan
agama.

• Skor PPH   ketersediaan pangan semakin


beragam dan seimbang
Susunan PPH Nasional (Standar)
No. Kelompok Pangan Energi % Konsumsi/ Bobot Skor
(Kal) PPH g/kap/hari PPH
1. Padi-padian 1100 50 300 0,5 25
2. Umbi-umbian 132 6 100 0,5 3
3. Pangan hewani 264 12 150 2 24
4. Minyak & lemak 220 10 25 0,5 5
5. Buah/biji berminyak 66 3 66 0,5 1,5
6. Kacang-kacangan 110 5 110 0,5 2,5
7. Gula 110 5 30 0,5 2,5
8. Sayur dan buah 132 6 250 5 30
9. Bumbu-bumbu 66 3 0 0
Total 2200 100 100
Skor PPH = % PPH x Bobot
Situasi Pola Konsumsi Pangan Nasional
1.Kualitas konsumsi pangan yang ditunjukkan dengan
keanekaragaman pangan sesuai gizi seimbang masih rendah :
• Masih tingginya konsumsi karbohidrat (beras dan terigu). Beras
sebagai sumber kalori utama sekaligus sumber protein
• Masih rendahnya konsumsi sayur dan buah, protein hewani,
aneka kacang, dan umbi-umbian.
• Sumber energi masih didominasi beras.
2.Pemanfaatan sumber pangan lokal, terutama sumber karbohidrat
selain beras seperti aneka umbi, jagung, dan sagu masih rendah.
3.Keamanan pangan memprihatinkan : residu pestisida,
penggunaan bahan tambahan berbahaya dalam pengolahan, dll.

Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes


01/10/2015 33
Pangkalpinang
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
01/10/2015 34
Pangkalpinang
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
01/10/2015 35
Pangkalpinang
POLA KONSUMSI PANGAN MENURUT
PENDAPATAN

Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes


01/10/2015 36
Pangkalpinang
Skor PPH di Kecamatan Lakor KABUPATEN MALUKU BARAT
DAYA (Yoris 2013)
KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA

Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes


01/10/2015 37
Pangkalpinang
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
01/10/2015 38
Pangkalpinang

Anda mungkin juga menyukai