PAGT

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

ETIKA DALAM PROSES ASUHAN

GIZI TERSTANDAR
(2x Pertemuan)

Ratmawati, S.Gz, M.Gz


Poltekkes Pangkalpinang, 17 dan 24 Oktober 2019
ETIKA DALAM PROSES ASUHAN GIZI
TERSTANDAR

Capaian Pembelajaran :

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa


mampu:
• Menginternalisasi nilai, norma dan etika
akademik.
• Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas
pekerjaan dibidang keahliannya secara
mandiri.
ETIKA DALAM PROSES ASUHAN GIZI
TERSTANDAR

Tujuan Pembelajaran :

 Menjelaskan etika dalam melakukan assessmen


gizi.
• Menjelaskan etika dalam melakukan diagnosa
gizi.
• Menjelaskan etika dalam melakukan intervensi
gizi.
• Menjelaskan etika dalam melakukan monitoring
dan evaluasi.
A. ETIKA DALAM MELAKUKAN ASESSMEN GIZI

Dalam melakukan pengkajian (asessmen) gizi


komponen berikut ini perlu diperhatikan :
1.Pengukuran dan pengkajian data antropometri
2.Pemeriksaan dan pengkajian data biokimia
3.Pemeriksaan dan pengkajian klinis dan fisik
4.Riwayat makan
5.Riwayat personal
Tabel di bawah ini menggambarkan setiap
jenis pengukuran, pengkajian apa yang
harus dilakukan dan etika yang sesuai
dengan pengukuran yang dilakukan.
PENGUKURAN PENGKAJIAN ETIKA DALAM MELAKUKAN
PENGUKURAN DAN PENGKAJIAN
BB, TB/PB, Tinggi Lutut, LLA, Bandingkan dengan nilai 1. Etika dimulai sebelum melakukan
Tebal Lemak, Lingkar baku (standar) seperti pengukuran dengan cara memberi
Pinggang, dan Lingkar Panggul KMS, IMT, dan standar salam dengan ramah, perkenalkan diri
lainnya anda, mengenal klien, membangun
hubungan, dan memberi penjelasan
tujuan pengukuran.
2. Meminta maaf/izin karena mungkin
mengganggu privasi atau ada rasa
sedikit sakit.
3. Set alat ukur sesuai prosedur agar
pengukuran akurat.
4. Lakukan pengukuran sesuai prosedur
yang benar dan baca hasil pengukuran
dengan benar, misalnya menimbang
balita dengan dacin perhatikan pakaian
anak mungkin dapat mempengaruhi
akurasi hasil penimbangan.
5. Bandingkan hasil ukur dengan nilai
baku sesuai dengan pengukuran.
6. Kesalahan dalam tahap penimbangan
atau pengukuran lainnya akan
berakibat pada kesalahan intervensi
yang akan merugikan klien.
PENGUKURAN PENGKAJIAN ETIKA DALAM MELAKUKAN PENGUKURAN
DAN PENGKAJIAN
Pemeriksaan data Kaji hasil pemeriksaan 1. Lakukan komunikasi yang baik dengan tenaga
biokimia darah, urin laboratorium yang kesehatan yang lain seperti perawat dan
dan jaringan tubuh berhubungan dengan keadaan analis laboratorium.
lainnya gizi dengan menggunakan nilai 2. Data biokimia pasien terdapat pada rekam
baku yang ada pada lembar medis pasien, yang umumnya disimpan di
hasil pemeriksaan biokimia ruang perawat, tidak semua orang boleh
tersebut seperti kadar membuka rekam medis pasien karena
albumin, asam folat, serum, bersifat rahasia.
glukosa darah, kreatini, dan 3. Mintalah izin terlebih dahulu untuk membaca
lain-lain rekam medis pasien.
4. Baca dengan seksama dan buat catatan pada
buku saudara sendiri hasil laboratorium
termasuk interpretasi hasilnya dan diagnose
dokter terkait hasil laboratorium. Catat
dengan baik, jangan sampai salah.
5. Kembalikan rekam medis pasien kepada
perawat dan lakukan diskusi bila dirasakan
perlu dengan perawat dan dokter yang
merawat pasien agar interpretasi kita lebih
akurat.
6. Ingat, dalam membaca rekam medis pasien
kita selalu harus berpikir kritis, apakah data
tersebut terkait dengan gizi, apakah data
tersebut akurat, apakah ada kesesuaian
dengan data pemeriksaan.
PENGUKURAN PENGKAJIAN ETIKA DALAM MELAKUKAN
PENGUKURAN DAN
PENGKAJIAN

Pemeriksaan data Pengkajian fisik dan klinis Data ini juga terdapat pada rekam
klinis dan fisik terkait gizi meliputi medis pasien, sehingga etika yang
kesehatan gigi dan mulut, perlu dilakukan sama dengan poin
penampilan fisik seperti sebelumnya.
kurus, rambut pudar
(balita) dan mudah dicabut.
PENGUKURAN PENGKAJIAN ETIKA DALAM MELAKUKAN PENGUKURAN DAN
PENGKAJIAN
Riwayat Hasil analisis zat gizi 1. Persiapkan alat dan bahan sebelum melakukan anamnesa yang akan
makan FFQ dari asupan makan digunakan untuk melakukan pengukuran riwayat makan seperti
dan Food dikaji dengan food model, foto makanan, contoh bahan makanan, formulir
Recall 24 membandingkan anamnesa FFQ, formulir anamnesa recall 24 hour.
hours standar baku asupan 2. Sebelum melakukan wawancara, memberi salam dengan ramah,
perkenalan diri, mengenal klien, membangun hubungan dan
berdasarkan umur,
menjelaskan tujuan wawancara.
jenis kelamin, keadaan
3. Minta klien mengingat apa saja yang dimakan sehari sebelumnya
kesehatan dan aktivitas
mulai pada saat bangun pagi hingga menjelang tidur pada malam
hari. Tanyakan jumlah yang dikonsumsi, jenis bahan makanannya,
cara mengolahnya dan minuman apa saja yang dikonsumsi.
4. Gali dan bantu klien untuk mengingat kembali, jangan
mempengaruhi klien dengan cara membantu klien menyebutkan
makanan yang dikonsumsinya. Yang terbaik adalah klien dapat
menyebutkan secara jujur dan benar apa yang dikonsumsi selama
24 jam. Bila menggunakan FFQ, gali konsumsi klien 1 bulan yang
lalu.
5. Lakukan klarifikasi ulang untuk meyakinkan dan membantu
mengingat kembali apa saja yang dikonsumsi klien.
6. Agar membantu mempermudah klien dalam menyebutkan jumlah
yang dikonsumsi, gunakan food model sebagai alat bantu.
7. Jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi diukur selanjutnya
dianalisis zat gizinya dengan menggunakan TKPI atau perangkat
lunak seperti nutriclin.
PENGUKURAN PENGKAJIAN ETIKA DALAM MELAKUKAN PENGUKURAN
DAN PENGKAJIAN
Riwayat personal meliputi Pengkajian data terkait 1. Etika dalam berkomunikasi yang baik
riwayat obat, sosial gizi seperti alergi dengan tenaga kesehatan yang lain.
budaya, riwayat penyakit makanan, pantangan 2. Mengumpulkan data riwayat personal yang
dan data umum pasien. makanan, keadaan social umumnya tertulis dalam rekam medik.
ekonomi, pola aktifitas, 3. Baca dan catat data yang berkaitan dengan
riwayat penyakit klien, gizi dalam buku catatan saudara.
serta masalah psikologis 4. Gunakan selalu cara berpikir kritis.
yang terkait dengan gizi. 5. Bila ada data lain yang diperlukan, dapat
langsung melalui wawancara klien.
6. Ahli gizi perlu menguasai cara bertanya
yang tepat dengan menggunakan
keterampilan konseling mendengarkan dan
mempelajari sehingga mendapatkan
infomasi yang akurat.
B. ETIKA DALAM MELAKUKAN DIAGNOSIS GIZI

• Diagnosis gizi adalah kegiatan mengidentifikasi dan


memberi nama masalah gizi yang aktual, dan atau
berisiko menyebabkan masalah gizi.

• Langkah ini merupakan langkah kritis yang menjembatani


pengkajian gizi dan intervensi gizi.

• Diagnosis gizi diuraikan berdasarkan komponen masalah


gizi (PROBLEM), penyebab masalah gizi (ETIOLOGI) dan
tanda atau gejala adanya masalah gizi (SIGN
SYMPTOM).
B. ETIKA DALAM MELAKUKAN DIAGNOSIS GIZI

Tabel di bawah ini menjelaskan tentang


bagaimana etika dalam menulis:

• Diagnosa gizi berdasarkan komponen


PROBLEM, ETIOLOGI dan SIGN
SYMPTOM; dan
• Pengelompokan diagnosis gizi berdasarkan
masalah (domain) gizi yakni INTAKE,
KLINIS DAN PERILAKU.
KOMPONEN, PENGELOMPOKAN, ETIKA DALAM MENETAPKAN DIAGNOSIS GIZI
DAN PENULISAN DIAGNOSIS GIZI
a. Komponen Diagnosis Gizi
 Problem 1. Problem menunjukkan adanya masalah gizi
2. Digambarkan dengan perubahan status gizi klien,
kegagalan fungsi, ketidakefektifan, penurunan atau
peningkatan dari suatu kebutuhan normal dan resiko
munculnya gangguan gizi tertentu secara akut atau
kronis.
 Etiologi 1. Merupakan faktor penyebab atau faktor yang
berperan dalam timbulnya problem atau masalah gizi
2. Faktor penyebab masalah gizi antara lain
patofisiologi, psikososial, perilaku, lingkungan dan
sebagainya
3. Etiologi merupakan dasar penentuan intervensi, jadi
perlu dilihat faktor penyebab yang paling utama
 Sign dan Symptom 1. Disebut juga dengan tanda dan gejala yang
menggambarkan besarnya masalah gizi
2. Sign merupakan tanda data objektif dari perubahan
yang nampak pada status kesehatannya.
3. Symptom merupakan data subjektif dari perubahan
yang terjadi yang dirasakan klien dan dinyatakan
secara verbal.
b. Pengelompokan diagnosis Gunakan selalu International Dietetic and Nutrition
gizi Terminology (IDNT)
 Domain Intake 1. Keseimbangan energi seperti
hiper/hipometabolisme, peningkatan/kekurangan
kebutuhan intake energi, kelebihan intake energi
2. Asupan oral /dukungan gizi : kekurangan/kelebihan
asupan enteral/parenteral
3. Asupan cairan : kekurangan atau kelebihan
4. Asupan zat bioaktif seperti kelebihan alcohol atau
suplemen diet.
5. Asupan zat gizi : peningkatan kebutuhan zat gizi

 Domain klinis 1. Fungsional : kesulitan mnelan, kesulitan mengunyah,


kesulitan dalam pemberian ASI, perubahan fungsi
saluran cerna, kram pada pergelangan tangan
2. Biokimia : perubahan kemampuan metabolisme zat
gizi akibat obat-obatan, operasi, hasil
laboratorium
3. Berat badan : penurunan atau peningkatan berat
badan

 Domain perilaku 1. Pengetahuan dan keyakinan


2. Aktifitas fisik dan fungsi
3. Keamanan dan akses makanan
c. Penulisan diagnose gizi 1. Kaitan P dan E dihubungkan dengan
kata “berkaitan dengan”

2. E dan S dihubungkan dengan kata


“ditandai dengan”

Contoh : diagnosa gizi domain asupan (intake)

Asupan energi tidak adekuat (P) berkaitan dengan tidak adanya nafsu makan, mual
dan muntah (P), ditandai dengan pencapaian asupan energi makanan terhadap
kebutuhan hanya 65%.
C. ETIKA DALAM MELAKUKAN INTERVENSI GIZI

• Intervensi gizi terdiri dari 2 komponen yakni


menetapkan rencana diet dan komitmen
untuk melaksanakan rencana diet, diharapkan
klien dapat melakukan proses perubahan
perilaku.

• Tabel di bawah ini menjelaskan bagaimana


etika kita dalam merencanakan, membuat
tujuan dan melakukan intervensi.
LANGKAH DALAM INTERVENSI ETIKA DALAM MELAKUKAN
GIZI
a. Memilih rencana diet 1. Kegiatan ini dimulai dari merencanakan diet, menetapkan
tujuan dan membuat preskripsi diet
2. Merencanakan kebutuhan energi dan zat gizi dan menu
sesuai kebutuhan
3. Menyampaikan perubahan pola makan dan alternative
rencana diet serta membantu klien untuk menentukan
rencana diet yang dipilih berikut factor pendukung dan
penghambatnya.
4. Tingkatkan kepercayaan diri klien dan beri pujian.
5. Sebelum selesai komunikasi dengan klien, jangan lupa
memastikan bahwa klien sudah mengerti apa yang harus
dilakukannya
6. Buat perjanjian dengan klien untuk pertemuan berikutnya
b. Tujuan diet 1. Untuk tujuan diet didasarkan pada Problem (P) dan
penyebab/etiologi (E) pada diagnosis gizi.
2. Apabila E tidak bias diintervensi, maka intervensi gizi
didasarkan pada tanda (Sign) dan gejala (Symptom).
3. Tujuan harus realistic, dapat diukur dan dapat dicapai
dalam waktu yang ditentukan
c. Preskripsi Diet 1. Merupakan arahan bagi klien untuk merubah perilaku
makan
2. Jenis diet, bentuk makanan, makanan yang boleh dan
tidak boleh dimakan, jumlah yang dikonsumsi dan
kandungan zat gizi sesuai dengan kebutuhan.
LANGKAH DALAM INTERVENSI ETIKA DALAM MELAKUKAN
GIZI
d. Menghitung kebutuhan gizi 1. Merupakan perhitungan jumlah kebutuhan energi dan
zat gizi lainnya
e. Menyusun menu 1. Merupakan perencanaan hidangan yang sesuai dengan
preskripsi diet dengan tidak mengabaikan kesukaan
klien dan factor sosioekonominya
f. Menyampaikan rencana diet atau 1. Merubah perilaku makan bukanlah hal yang mudah untuk
perubahan pola makan itu perlu kerjasama antara konselor dan klien yang baik
2. Agar tercipta hubungan yang baik antara klien dan
konselor, jelaskan hasil pengkajian antropometri,
biokimia dan klinis yang terkait dengan masalah
kesehatan serta gizi klien.
3. Kebiasaan makan, asupan energi dan zat gizi
4. Alternatif perubahan pola makan
5. Membantu klien untuk menentukan rencana diet dan
factor pendukung serta penghambatnya

g. Memperoleh komitmen 1. Konseling tidak akan berhasil tanpa komitmen klien


2. Berikan pemahaman anjuran diet yang telah disepakati
bersama dan dukungan serta tingkatkan kepercayaan
diri klien
3. Cek pemahaman klien dengan tidak menggurui dan tidak
menyalahkan.
D. ETIKA DALAM MELAKUKAN MONITORING DAN EVALUASI

• Pada langkah terakhir ini melakukan kembali


penilaian terhadap kemajuan klien dan
konselor.
• Pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui
respon klien terhadap intervensi dan tingkat
keberhasilannya.
LANGKAH DALAM ETIKA DALAM MELAKUKAN
INTERVENSI GIZI
a. Monitoring 1. Mengecek pemahaman dan ketaatan diet klien
perkembangan 2. Mengecek apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana
diet
3. Menentukan status klien berubah/tetap
4. Mengidentifikasi hasil lain yang positif maupun negatif
5. Mengumpulkan informasi bila tidak ada perkembangan lain

b. Mengukur hasil 1. Ukur kembali komponen tanda dan gejala dari disnosis gizi

c. Evaluasi hasil 1. Evaluasi adalah membandingkan hasil data terbaru dengan data
sebelumnya
2. Evaluasi proses untuk melihat tingkat partisipasi klien, kesesuaian
isi materi, waktu dan ketercapaian tujuan.
3. Evaluasi dampak melihat keberhasilan konselor dalam melakukan
konseling.
4. Gali informasi klien terkait masalah, hambatan dan tentukan
alternative pemecahan masalahnya.
d. Dokumentasi 1. Lakukan dokumentasi pada setiap tahap perlakuan
monitoring dan evaluasi 2. Dokumentasi harus relevan, tepat, terjadwal dan akurat.
3. Dalam kunjungan ulang, konselor harus mencermati perkembangan
status gizi, data laboratorium, perubahan penyakit, perubahan
kebiasaan makan dan perubahan asupan energi dan zat gizi.
e. Pencatatan dan 1. Merupakan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data untuk
pelaporan menghasilkan bahan bagi penilaian kegiatan konseling
2. Pencatatan dilakukan pada setiap langkah kegiatan konseling

Anda mungkin juga menyukai