FARMASETIKA

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

FARMASETIKA

“DOSIS OBAT”
KELOMPOK 3

1. Mirtan kaimudin 1. Nurjani pacina


2. Murni W Ahmad 2. Rafel erubun
3. Mutia laitupa 3. Rati pramudita
4. Nia ardana 4. Rena relinda
5. Nining wali 5. Resti Handayani
6. Nonong rumbia 6. Roqia latuamury
7. Rosnia
7. Nuratisme raden
8. Sabila
8. Nurliana
9. Safir laitupa
9. Nurmala waesale 10. Salama nurlete
10. Nurul tuasamu 11. Sardila Bugis
11. Nurhidaya 12. Agnes nancy
Pembahasan :
Pengertian obat ?

Pengertian dosis obat ?

Pembagian dan macam-macam dosis obat ?

Faktor-faktor mempengaruhi dosis obat ?

Perhitungan dosis obat ?


Pengertian obat ??

Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
Pengertian dosis obat ?

Dosis obat adalah jumlah obat yg diberikan kepada


penderita dlm satuan berat (gram, mgram, µgram) atau
satuan isi (mililiter, liter) atau unit-unit lainnya (unit
international) utk memperoleh efek terapeutik yg
diharapkan. Atau banyaknya suatu obat yang dapat
dipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita, baik
untuk obat dalam maupun obat luar.
Macam-macam dosis dan pembagiannya
Ketentuan Umum FI edisi III mencantumkan 2 dosis
yakni :
 Dosis Maksimal ( maximum), berlaku untuk
pemakaian sekali dan sehari. Penyerahan obat dengan
dosis melebihi dosis maksimum dapat dilakukan
dengan membubuhi tanda seru dan paraf dokter
penulisan resep, diberi garis dibawah nama obat
tersebut atau banyaknya obat hendaknya ditulis
dengan huruf lengkap.
 Dosis Lazim (Usual Doses), merupakan petunjuk
yang tidak mengikat tetapi digunakan sebagai
pedoman umum (dosis yang biasa / umum digunakan.
- Selain dosis lazim, juga dikenal macam-macam istilah dosis yang lain, yaitu:
 Dosis terapi adalah takaran obat yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan penderita.
Misalnya untuk mengukur dosis terapi obat tidur A, obat tersebut diberikan kepada sejumlah
hewan percobaan dengan berbagai ukuran dosis, kemudian dihitung jumlah hewan yang tertidur
½ jam setelah obat diberikan
 Dosis Minimum adalah takaran obat yang diberikan yang masih dapat menyembuhkan dan
tidak menimbulkan resistensi pada penderita.
 Dosis Maksimum adalah takaran obat terbesar yang diberikan yang masih dapat
menyembuhkan dan tidak menimbulkan keracunan pada penderita.
 Dosis toksik, adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan keracunan
pada penderita. Dalam hal ini yang diukur adalah gejala keracunan pada penderita atau
hewan percobaan setelah diberi obat selama waktu tertentu. Dosis yang dapat
menyebabkan keracunan pada 50% hewan percobaan disebut TD50. Dosis yang dapat
menyebabkan keracunan pada 10% hewan percobaan disebut TD10 dan mungkin saja ada
TD1, TD20, TD99, TD100.
 Dosis Letalis adalah takaran obat dalan keadaan biasa yang dapat menyebabkan kematian
pada penderita. Dosis letalis terdisi atas :
L.D 50 : takaran yang dapat menyebabkan kematian pada 50 % hewan percobaan.
L.D 100 : takaran yang dapat menyebabkan kematian pada 100% hewan percobaan.
Faktor mempengaruhi dosis obat ?
Faktor Obat Cara Pemberian Obat
Kepada Pasien

a. Sifat fisika a. Oral : dimakan / diminum


Daya larut obat dalamair / b. Parenteral : subkutan,
lemak, kristal / amorf, dsb intramuskular, intravena, intra
peritoneal, dsb
b. Sifat Kimiawi c. Rektal,Vaginal, Uretral
asam, basa, garam, ester, d. Lokal, Topikal, Transdermal
garam kompleks,pH, pKa e. Lain-lain : Sublingual,
intrabukal, intraligament, dsb
c. Toksisitas
dosis obat berbanding
terbalik dgn toksisitasnya
Faktor / Karakteristik
Penderita

a. Umur : neonatus, bayi, anak,


dewasa, geriatrik
b. Berat badan
c. Jenis kelamin (untuk obat gol.
Hormon)
d. Ras : slow & fast acetylator
e. Toleransi
f. Obesitas
g. Sensitivitas
h. Keadaan pato-fisiologi gangguan
hati, ginjal, kelainan sal. pencernaan
i. Kehamilan
j. Laktasi
k. Circadian rhythm
l. Lingkungan
Cara Menghitung Dosis Obat ?
PERBAIKAN
Cara Hitung Dosis Puyer Anak

Simple Drug's
Terapi 5 hari - Five Day's Treatment in Primary care Group (Puskesmas)

Drug BB Ko Sediaan kali pemberian Rumus dosis


Paracetamol ....... x 150 500 mg t.i.d 10mg/kgbb/kali
Ibuprofen ...... x 150 400 mg t.i.d 10mg/kgbb/kali
Tramadol ...... x 15 t.i.d 1mg/kgbb/kali
DMP ........ x5 15 mg t.i.d 1mg/kgbb/hari
GG ........ x 30 100 mg t.i.d 6mg/kgbb/hari
Ambroxol .......... x9 30 mg t.i.d 1,8mg/kgbb/hari
CTM ......... x 1,5 4 mg t.i.d 0,24mg/kgbb/hr
Efedrin ....... x 7,5 25 mg t.i.d 1,5mg/kgbb/hari
Luminalb ....... x 50 b.i.d 10mg/kgbb/hr
Diazepam ....... x 2,5 2 mg t.i.d 0,5mg/kgbb/hr
Metoclopramid ...... x 1,5 t.i.d 0,1mg/kgbb/kali
Ondansetron ....... x 2,3 4 mg t.i.d 0,15mg/kgbb/kali
Omeprazol ...... x5 daily - b.i.d 1mg/kgbb/hr
Amoksisilin ...... x 150 500 mg t.i.d 30mg/kgbb/hr
Metronidazol ...... x 100 250 mg t.i.d 7,2mg/kgbb/kali
Prednison ...... x5 5 mg b.i.d 1mg/kgbb/hr
Ket :
BB : Berat badan
Ko : Kofesien pengali
t.i.d : 3 kali sehari
b.i.d : 2 kali sehari
Rumus : BB x Ko : sediaan = jumlah tablet
yang akan dipuyerkan
Contoh :
Anak A, BB 10 kg, keluhan batuk sejak 3 hari, riak
(+) warna kuning, demam, pilek (+).
D.S : ISPA
Terapi (diberikan untuk 5 hari) :
- Amoksisilin "Masukan rumus" BB x Ko :
Sediaan = 10 x 150 : 500 = 3, berarti
dibutuhkan 3 tablet.
- Paracetamol, idem diatas
- Efedrin, idem diatas
- Ambroxol, idem diatas
kemudian, dibuatkan puyer :
m.f.l.a pulv dtd No XV
Signa 3 dd Pulv 1
CLARA –KEL 1
1. BAGAIMANA CARA
MENGHITUNG DOSIS OBAT YANG
BERBANDING TERBALIK DENGAN
TOKSISITASNYA ?

2.PENGARUH TOKSISITAS APA SAJA


YANG MEMPENGARUHI DOSIS
OBAT ?
1. BAGAIMANA CARA MENGHITUNG DOSIS OBAT
YANG BERBANDING TERBALIK DENGAN
TOKSISITASNYA ?
Toksisitas adalah tingkat merusaknya suatu zat jika dipaparkan terhadap
organisme.
Dosis toksik/ racun yaitu dosis obat yang melampui dosis
maksimalnya. Seperti kita ketahui bahwa dalam dunia pengobatan beda
antara obat dan racun hanya terletak pada jumlah dosisnya.
Jika obat digunakan dibawah dosis lazimnya, maka suatu obat tidak
akan cukup memberikan khasiat sedangkan apabila dosis yang diberikan
melebihi dosis maksimalnya maka efek racun dari suatu obat akan terjadi
pada penggunanya.
Ketepatan jumlah dosis menjadi salah satu bagian yang paling penting
dalam memperoleh khasiat dari obat tersebut. Informasi mengenai dosis
obat dapat diperoleh dari etiket atau brosur yang disertakan pada suatu
produk obat atau dengan menanyakannya pada apoteker anda.
Keracunan obat bisa terjadi karena dosis yang diminum melebihi
dosis anjuran. Misalnya karena merasa ingin cepat sembuh, dosis obat yang
seharusnya satu tablet diminum menjadi 2 tablet.
2.PENGARUH TOKSISITAS APA SAJA YANG
MEMPENGARUHI DOSIS OBAT ?
Andika – kel 1

Kenapa bobot badan, dan luas


permukaan tubuh di jadikan acuan
dalam pemberian dosis obat ?
karena bb dan Luas permukaan tubuh
di pakai agar menentukan dosis yang akan
di berikan kepada pasien lebih gampang
dan Aman.dan bisa terhindar dari berbagai
macam keselahan menentukan dosis.
Berat badan dan luas permukaan
tubuh orang dewasa berbeda dengan anak-
anak maka dari itu harus mengetahui BB &
LPT agar dosis lebih mudah menentukan .
jika dosis di tentukan dengan
sembarangan maka pasien bisa jadi
ovordosis atau Lebih tambah parah bisa
jadi terjadi dosis toksis.
Fitria –kel 2

Bagaiaman jika seorang apoteker


salah memberikan dosis kepada
pasien ?

Kerugian dan keuntungan dalam


dosis obat ?
di sini bisa jadi ada tiga kemungkinan yang lali atau salah 1. dokter yang memberi
resep .
2. tenaga Farmasi atau apotik salah artikan resep dokter
3. atau memang kelalian sendiri seorang apteker.
karena....
Terkait pertanyaan Anda soal kelalaian dalam memberikan obat, sebagai pelaku usaha,
apoteker salah satunya dilarang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar
yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.[7] Jika pelaku
usaha melanggar kewajiban ini, maka ia dapat dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah).[8]

secara khusus, terkait pemberian obat, standar pelayanan kefarmasian atau yang
khususnya dikenal sebagai Pelayanan farmasi klinik yang wajib dipatuhi apoteker
adalah:[10]
1. pengkajian Resep;
meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis
2. dispensing;
terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi obat
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
4. konseling;
5. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care);
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan
7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
Dari sejumlah pelayanan farmasi klinik di atas, terkait pertanyaan Anda, kami akan
berfokus pada poin kedua soal penyerahan obat. Inilah hal-hal yang wajib dilakukan apoteker
setelah penyiapan obat dan menyerahkan obat kepada pasien:
1. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali mengenai
penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian
antara penulisan etiket dengan resep);
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat;
5. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal yang terkait dengan obat antara lain
manfaat obat, makanan dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara
penyimpanan obat dan lain-lain;
6. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik, mengingat pasien
dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil;
7. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya;
8. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker (apabila diperlukan);
9. Menyimpan resep pada tempatnya;
10.Apoteker membuat catatan pengobatan pasien.

Hal-hal di atas dapat dijadikan ukuran untuk menilai apakah apoteker tersebut benar-
benar melalaikan kewajibannya dalam pemberian obat kepada pasien atau tidak.
Sarpia –kel 4

Berikan contoh perhitungan dosis obat


berdasarkan bentuk sediaan ?
Susi –kel 4

Kenapa sampai RAS termasuk dalam faktor


dosis obat ?
Berdasarkan perbedaan sifat-sifat fisiknya, secara antropologis manusia digolongkan
dalam berbagai suku dan ras.
Penggolongan ini didasarkan atas perbedaan parameter morfologis seperti warna
kulit, warna dan tekstur rambut, tinggi badan, bentuk raut muka, dan bentuk hidung.
Dalam pendekatan genomik, perbedaan-perbedaan di atas ternyata disebabkan oleh
adanya beberapa gen yang bertanggung jawab terhadap perbedaan fenotip dari masing-
masing suku.
Keterlibatan gen dan protein di dalam perjalanan penyakit dan respon tubuh
terhadap obat telah lama menjadi perhatian para praktisi baik dalam bidang kedokteran
maupun dalam bidang farmasi.
Farmakogenomik merupakan salah satu bidang ilmu yang diyakini dapat menjelaskan
bahwa adanya perbedaan respon dari setiap individu terhadap obat yang diberikan sangat
erat kaitannya dengan perbedaan genetik dari masing-masing individu tersebut.
Semakin banyak informasi yang diketahui tentang peranan genetik dalam respon
obat khususnya pada tingkat molekular akan membantu para peneliti dalam pengembangan
obat.
Untuk itu dibutuhkan suatu perangkat yang mampu mengidentifikasi
suatu marker tertentu yang dapat memperkirakan terjadinya respon negatif atau respon
positif dalam pengembangan obat yang didasarkan pada pendekatan teknologi genom
tersebut.
Dalam artikel berikut ini akan diuraikan tentang hubungan antara respon obat
dengan heterogenitas genom manusia. Mengungkap hubungan ini dapat digunakan dalam
mengidentifikasi target kerja obat secara molekular sehingga dapat meningkatkan
penemuan dan pengembangan obat, serta terapi berdasarkan pendekatan genetik.

Anda mungkin juga menyukai