FARMASETIKA
FARMASETIKA
FARMASETIKA
“DOSIS OBAT”
KELOMPOK 3
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
Pengertian dosis obat ?
Simple Drug's
Terapi 5 hari - Five Day's Treatment in Primary care Group (Puskesmas)
secara khusus, terkait pemberian obat, standar pelayanan kefarmasian atau yang
khususnya dikenal sebagai Pelayanan farmasi klinik yang wajib dipatuhi apoteker
adalah:[10]
1. pengkajian Resep;
meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis
2. dispensing;
terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi obat
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
4. konseling;
5. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care);
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan
7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
Dari sejumlah pelayanan farmasi klinik di atas, terkait pertanyaan Anda, kami akan
berfokus pada poin kedua soal penyerahan obat. Inilah hal-hal yang wajib dilakukan apoteker
setelah penyiapan obat dan menyerahkan obat kepada pasien:
1. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali mengenai
penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian
antara penulisan etiket dengan resep);
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat;
5. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal yang terkait dengan obat antara lain
manfaat obat, makanan dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara
penyimpanan obat dan lain-lain;
6. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik, mengingat pasien
dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil;
7. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya;
8. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker (apabila diperlukan);
9. Menyimpan resep pada tempatnya;
10.Apoteker membuat catatan pengobatan pasien.
Hal-hal di atas dapat dijadikan ukuran untuk menilai apakah apoteker tersebut benar-
benar melalaikan kewajibannya dalam pemberian obat kepada pasien atau tidak.
Sarpia –kel 4