2 - Ruang Lingkup RLL
2 - Ruang Lingkup RLL
2 - Ruang Lingkup RLL
Arteri 60 km/jam 11 m Lebih besar dari - Lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu
Primer volume lalulintas lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal.
rata-rata - Jumlah jalan masuk dibatasi dan persimpangan diatur
untuk menjamin terpenuhinya syarat teknis lainnya
- Tidak boleh terputus walaupun memasuki kota.
Kolektor 40 km/jam 9m Lebih besar dari - Jumlah jalan masuk dibatasi dan direncanakan untuk
Primer volume lalulintas menjamin terpenuhinya syarat teknis lainnya
rata-rata - Tidak boleh terputus walaupun memasuki kota.
Lokal 20 km/jam 6½m - - Tidak terputus walaupun memasuki desa
Primer
Arteri 30 km/jam 11 m Lebih besar dari - Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas
Sekunder volume lalulintas lambat
rata-rata - Persimpangan diatur untuk menjamin terpenuhinya
syarat teknis lainnya
Kolektor 20 km/jam 9m - -
Sekunder
Lokal 10 km/jam 7½m - - Jalan Lokal Sekunder yang tidak diperuntukkan bagi
Sekunder kendaraan bermotor beroda 3 atau lebih harus
mempunyai lebar badan jalan paling rendah 3 ½ m.
KARAKTERISTIK MANUSIA
2. Waktu Reaksi; waktu yang diperlukan untuk bereaksi terhadap kondisi luar
selama pergerakan,
KARAKTERISTIK KENDARAAN
1. Dimensi; menentukan ukuran geometrik prasarana (jalan dan
ruang parkir)
2. Kinerja (performance); menentukan karakteristik arus dan
keselamatan lalu lintas
3. Standard Keselamatan; menentukan komponen kendaraan yang
berkaitan dengan keselamatan.
Kendaraan Rencana
Static Characteristics
Berat
Ukuran (panjang, lebar, tinggi)
Kinematic Characteristics
Berhubungan dengan kemampuan dalam perlambatan dan
percepatan
Dynamic Characteristics
Gaya-gaya yang menyebabkan dan menghambat pergerakan
22
Static Characteristics
• Berat
– Tebal perkerasan
– Maksimum kemiringan
• Ukuran
– Lebar lajur
– Lebar bahu
– Panjang dan lebar tempat parkir
– Panjang lengkung vertikal
– Ruang bebas
Kinematic Characteristics
28
Kendaraan Rencana
Standar Bina Marga (2/2)
29
Kendaraan Rencana
Standar Bina Marga (2/2)
90
580
340 150
Kendaraan Kecil
(ukuran dalam cm): 170 210
1210
210 760 240
Kendaraan Sedang
(ukuran dalam cm): 200 280
2100
120 610 1280 90
Kendaraan Besar
(ukuran dalam cm):
200
260
30
Kendaraan Rencana
Standar Bina Marga (2/2)
31
TRANSPORTASI DAN PERTUMBUHAN
PENDUDUK
• Jumlah populasi yang bertambah, makin banyaknya
penduduk yang tinggal di perkotaan (urbanisasi)
• Peningkatan saran dan prasarana transportasi yang
kurang memadai
• Pertumbuhan ekonomi akan mengakibatkan:
– Bertambahnya perjalanan
– Tingkat kepemilikan kendaraan
Gambaran Lalu lintas Kota-kota Besar di
Indonesia
• Biaya kemacetan Rp 10 triliun per tahun (Hubdat, 1997
• Peningkatan pencemaran udara (87% di perkotaan dari sektor
transportasi)
• Kemacetan:
Volume LL vs Gangguan thd Kapasitas Jalan
– Parkir (on-street)
– Pedagang kaki lima
– Pejalan kaki/penyeberang jalan
– Proses menaikturunkan penumpang
KEMACETAN
LALU LINTAS
DI RUAS
JALAN
KEMACETAN
LALU LINTAS
DI
PERSIMPANGAN
KONDISI ANGKUTAN UMUM
POLUSI UDARA
Pasar tumpah menguasai trotoir
dan badan jalan
Terminal angkot tdk resmi
Disiplin dan penegakan hukum
Mixed problems: simpang, parkir, PKL,
pedestrian facilities, angkot
ngetem/berputar, terminal tdk resmi
Kemacetan di DKI-Jakarta
ATCS KOTA MEDAN
• Gangguan samping yang sangat besar yang
disebabkan oleh adanya ribbon development yang
akan sangat mengurangi kapasitas jalan yang
sudah sangat terbatas.
1980 17,0 %
1990 25,4 % (46,48 juta)
2025 59,5 %
Houston
Hubungan antara Pemakaian BBM
per Tahun per Kapita
Phoenix dan Kerapatan Penduduk Perkotaan
(Sumber: Newman dan Kenworthy, 1991)
Penggunaan BBM per th. per kapita
Detroit
Denver
60.000
Los Angeles
San Fransisco
Boston
Washington DC
Chicago
New York
Brishbane
40.000 Perth
Melbourne
Adelaide
Sydney
Toronto
Indonesia
20.000 Zurich
Hamburg Paris
Copenhagen Stockholm Brussels
Munich
London
Amsterdam West Berlin
Vienna
Tokyo
Singapore
Hong Kong
PT1
KT0 PT0
KT1
Kebutuhan
Pergerakan
KESEIMBANGAN
Kapasitas Prasarana
Kapasitas Prasarana
Eksisting
EKSPANSI
EKSISTING: MACET
JARINGAN JALAN
AKSESIBILITAS
MODAL SHIFTING
Eggs -Planation
A cyclist can travel five kilometers on the energy of one egg
0 (symbol for one egg)
A loaded bus requires the equivalent of about two dozen eggs for each person it
carries five kilometers
000000000000000000000000
A typical car requires the equivalent of seven dozen eggs to carry
r one
person five kilometers
0000000000000000000000000000000000000000
0000000000000000000000000000000000000000
0000
A typical loaded train requires about eight eggs for each person it carries
five kilometers
00000000
Perbandingan Efisiensi Penggunaan Energi
6,000
5,000
Btu per passenger-mile
4,000
3,000
2,000
1,000
0
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Mobil Bis kota Bis antarkota Pesawat KA Antarkota KA kota
4 kendaraan, 4 orang
KONVENSIONAL
CAR/VAN POOLING
1 kendaraan, 4 orang
Apakah ini Transportasi Massal !
Abad 19 : dominasi transportasi rel
KEBIJAKAN Transportasi Ke Abad 20 : dominasi transportasi jalan
Depan ??? (mobil pribadi)
Abad 21 : transportasi berbasis rel ???
Transportasi Umum Di
beberapa Negara
PENANGANAN
TRANSPORTASI KOTA SEOUL
(KOREA SELATAN)
MEDIAN ARTERIAL BUS LANE IN SEOUL
MEDIAN ARTERIAL BUS LANE IN SEOUL
PENANGANAN
TRANSPORTASI KOTA
BANGKOK (THAILAND)
Traffic and Transport Situation in
Bangkok
CHALOEM RATCHAMONGKHON LINE
PHAHONYOTHIN
P&R
LAT PHRAO UNDERGROUND 20 KM
Chatu
MOCHIT
BANGSU chak RATCHADA 18 STATIONS
Park
KAMPHAENGPHET
al
DEPOT
LEGEND :
Centre
RAMA IX
ISP : SOUTH SECTION
PETCHABURI ISP : NORTH SECTION
HUA LAMPHONG INTERCHANGESTATION
SUKHUMVIT
SAMYAN STATION
SILOM
LUMPHINI SRT
HOPEWELL
SIRIKIT CENTRE
BTS
Khlong
BONKAI
PENANGANAN
TRANSPORTASI KOTA
KUALA LUMPUR (MALAYSIA)
KL StarRail Sdn Bhd
Can handle
gradients of up to 6%
KL StarRail Sdn Bhd