Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Agregat Sekolah SDN Turen

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Asuhan Keperawatan Komunitas

pada Agregat Sekolah SDN Turen


Oleh:
Clara Diana 201723003
Hilaria Asri 201723005
Katarina Vita 201723007
Theresia Natalia 201723013
Konsep Coordinated School Health (CSH)

Pengertian Tujuan
Kesehatan Sekolah Terkoordinasi atau Untuk menjaga kesehatan sekolah
Coordinated School Health (CSH) adalah secara efektif , menyelaraskan upaya
sistem yang dirancang untuk kesehatan, pendidikan dan mengarah
pada peningkatan hasil fisik, mental dan
meningkatkan kesehatan dan prestasi perkembangan bagi siswa.
akademik siswa.

Sejarah
Sejarah CSH diawali dengan berdirinya Kantor Kesehatan
Sekolah Koordinat (OCSH) .Lalu tahun 2002 bekerjasama
dengan Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
dalam mencapai misi untuk meningkatkan kesehatan
siswa.
Delapan Komponen Perkembangan CSH menjadi
Coordinated School Health Whole School, Whole
(CSH) Community, Whole Child
(WSCC),
Konsep UKS
Pengertian dan Tujuan Landasan Hukum Sasaran UKS
1. Sasaran primer :
Usaha Kesehatan • UU No. 23 Tahun 1992 Pasal
Sekolah (UKS) adalah upaya 45 peserta didik.
dalam membina dan 2. Sasaran sekunder: guru,
mengembangkan • UU No. 20 Tahun 2003
orang tua, TP UKS di
kebiasaaan hidup sehat • SKB 4 Menteri setiap jenjang.
yang dilakukan secara • Kepmenkes No.
terpadu melalui program 3. Sasaran tertier :
1193/Menkes/SK/VIII/2004 lembaga pendidikan,
pendidikan dan pelayanan
kesehatan di sekolah. • Kepmenkes No. sarana dan prasarana
Tujuannya agar 1114/Menkes/SK/VIII/2005 pendidikan kesehatan,
meningkatkan derajat
kesehatan peserta didik. pelayanan kesehatan,
lingkungan sekolah,
keluarga, serta
masyarakat sekitar.
Peran perawat Sekolah Masalah yang berisiko
• mengajukan atau membuat terjadi di usia Sekolah
kebijakan program kesehatan 1. Asma
2. Autisme
• penanganan kasus membantu
keluarga dalam memenuhi 3. Gangguan kejang
kebutuhan anak didiknya 4. Gangguan Perhatian
defisit hiperaktif (ADHD).
• manajemen program kesehatan
5. Obesitas
sekolah
6. Alergi makanan
• bertanggungjawab terhadap 7. Karies gigi
upaya proteksi dan promosi
kesehatan
1.Pengkajian
a. Data Inti
• Riwayat sejarah perkembangan SDN Turen : Jl. Turgo, Bondosari,
Harjobinangun, Pakem, Sleman, DIY. Kemudian memiliki luas
wilayah 200 meter dan berlokasi diperdesaan dekat dengan
sawah.

• Data Demografi: Jumlah siswa keseluruhan adalah 130 anak,


dengan 75 anak laki-laki, dan 55 anak perempuan yang berumur
7- 12 tahun.

• Etnik : Secara keseluruhan siswa di SDN Turen adalah Suku Jawa.

• Nilai kepercayaan dan agama: Nilai kepercayaan dan agama yang


dianut siswa sebagain besar Islam, yang lainnya beragama
katolik, dan Kristen.
2. Data Subsistem
a. Lingkungan Sehat dan Aman
b.Auskultasi
1) Lingkungan Fisik dan Psikososial Siswa mengikuti pembelajaran secara akademik
a. Inspeksi dan olahraga, namun belum terdapat kegiatan
ektrakulikuler.
Suhu ruangan nyaman, ruangan aman, kebisingan
tidak menganggu, lingkungan psikososial baik antar warga c. Angket
Terdapat kebiasaan tidak menggosok gigi
sekolah, kesejahteraan terjaga baik,terdapat fasilitasi sehingga menyebabkan karies gigi. Hal ini
kantin, dan paguyuban asongan, terdapat tempat sampah dikarenakan sikap anak-anak yang sulit untuk
diberitahu, walaupun sudah diberikan informasi dan
dengan berbagai jenis, kondisi halaman sekolah dan praktek tentang personal hygiene. Selama observasi
lorong kelas yang terdapat banyak pasir sehingga ditemukan adanya karies gigi berwarna kuhing
hingga kehitaman pada 3 anak dikelas 2 dan 2 anak
meningkatkan resiko jatuh. Selain itu, di bawah rangen di kelas 3.
terdapat banyak tumpukan batu besar, bangunan leter L,
permanen, atap dengan genting, tembok masih baik,
lantai keramik, terdapat toilet, UKS,ruang guru dan siswa,
perpustakan , dan parkiran yang layak pakai.
2. Pendidikan Kesehatan
4. Layanan Nutrisi
Cara menggosok gigi, cuci tangan, memotong kuku dan
Aturan membawa bekal dari rumah masing-masing yang
membersihkan telinga yang dilaksanakan seminggu sekali ke
dilakukan seminggu sekali per kelasnya. Bekal makan
masing-masing kelas oleh kader UKS. Namun, untuk praktik
yang dibawa anak-anak sayuran dan lauk, dan dilarang
dalam menggosok gigi baru dilakukan sekali. Kemudian,
membawa mie instan. Kemudian terdapat program untuk
dalam pemberian pendidikan kesehatan tersebut lebih
membawa tempat minum sendiri dan mengambil air
diterapkan kepada siswa kelas 1,2 dan 3, untuk kelas 4,5 dan 6
minum dari galon yang sudah disediakan.
hanya mereview pendidikan kesehatan yang telah diberikan.

5. Pelayanan Kesehatan
3. Pendidikan Jasmani Dari pihak sekolah dan kader UKS sudah melakukan
evaluasi dan edukasi kepada semua siswa terutama kepada
Bola volley, tenis meja, dan sepakbola, yang sudah dise siswa baru. Sanitasi air yang optimal dengan menyediakan
suiakan dengan kurikulum 2013, dilakukan seminggu dua (MCK), penyediaan air minum, pengelolaan jamban yang
baik dan jauh dari sumber air bersih. Lalu, terdapat
kali. Dimana setiap hari senin dilkakukan disetiap kelas secara pengelolaan sampah dengan cara dibakar atau ditimbun.
bergantian dan pada hari jumat dilakukan secara bersama- Kemudian, terdapat pelayanan konseling bagi seluruh
siswa dan terdapat progam Dokter Kecil.
sama seperti jumat bersih (kerjabakti), jalan sehat, dan senam,
yang diikuti oleh seluaruh warga sekolah.
9.Ekonomi
6. Layanan Konseling, Psikologis dan Sosial
Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa
lui pelayanan konseling oleh Tim BK (bimbingan konseling) dan
kebanyakan orang tua mereka bekerja sebagai
konseling kesehatan fisik bekerjasama dengan puskemas pakem dan RS
petani, wiraswasta dan guru.
Panti Nugrohono.Kemudian di SD Turen terdapat program
imunisasi.Imunisasi ini diberikan sebanyak satu kali dalam setahun
10. Keamanan dan transportasi
ditiap awal semester.
Tidak terdapat satpam tetapi jika anak ingin
menyebrang jalan raya akan dibantu oleh guru
7. Promosi kesehatan untuk Staf
dan staf. Kemudian untuk transportasi yang
Ada pemeriksaan PAP Smear kepada guru dan karyawan wanita , dan
digunakan anak-anak dengan diantar orang
terdapat pemeriksaan mata secara gratis oleh Permata Optik setiap 2
tua, naik sepeda serta jalan kaki.
tahun sekali.

8. Keterlibatan keluarga dan Komunitas


Adanya sosialisasi ke orang tua tentang kesehatan personal hygiene
pada anak. Kemudian terdapat keterlibatan komunitas yaitu tim
kesehatan dari Puskesmas Pakem dalam memberikan pelayan
kesehatan baik secara fisik dan psikologis kepada warga SDN Turen.
11. Politik dan Pemerintahan
Siswa di SDN Turen mengikuti organisasi social dan pramuka di sekolah seperti dokter kecil serta kebijakan pemerintah
mengenai masalah kesehatan anak usia sekolah, seperti imunisasi dan personal hygiene.

12. Komunikasi
a) Komunikasi Formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh informasi mengenai imunisasi dan
personal hygiene dari media dan para guru.
b) Komunikasi Informal
Diskusi siswa dengan guru dan petugas kesehatan tentang menyelesaikan dan mencegah masalah pada
anak usia sekolah.
13. Pendidikan
Semua siswa bersekolah di SDN Turen.
14. Rekreasi
Rekreasi yang sering dilakukan yaitu jalan santai disekitar sekolah, senam dan berolahraga seperti voli, sepak bola dan
tenis meja.
•Analisis Data

No. Data Etiologi Masalah


DS: Kurang hygiene oral Kerusakan Gigi
 Pak Sefri mengatakan jika adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi
perkembangan anak, yaitu orang tua dan lingkungan anak, dimana terdapat kebiasaan tidak menggosok gigi
sehingga menyebabkan karies gigi.
 Pak sefri mengatakan sikap anak-anak yang sulit untuk diberitahu, walaupun sudah diberikan informasi dan praktek
1.
tentang personal hygiene.
 Pak Safri mengatakan bahwa praktik sikat gigi baru sekali dilakukan.
DO:
 Selama observasi ditemukan adanya karies gigi berwarna kuning hingga kehitaman pada 3 anak dikelas 2 dan 2
anak di kelas 3.
DS: Lingkungan tidak aman: Risiko Jatuh
 Pak Sefri mengatakan fasilitas yang tidak aman seperti rangen, dimana lima tahun yang lalu pernah terjadi seorang licin karena pasir,
anak yang terjatuh saat bergantungan di rangen ketika bermain sehingga menyebabkan kedua tangan anak tersebut tumpukan batu besar
patah dan terkena batu bangunan. dan halaman yang
2. DO: berpasir.
 Berdasarkan hasil observasi didapatkan kondisi halaman sekolah dan lorong kelas yang terdapat banyak pasir
sehingga meningkatkan resiko jatuh.
 Didekat rangen terdapat tumpukan batu besar dan pasir
•Diagnosa

No. Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan Diagnosa


Keperawatan
1. Semua siswa SDN Turen dan Domain 11: 2: Cidera Fisik 00048 Kerusakan gigi
siswa kelas 2 sertra 3 yang Keamanan/ berhubungan dengan
mengalami karies gigi. Perlindungan kurang hygiene oral.

2. Semua siswa SDN Turen yang Domain 11: 2: Cidera Fisik 00155 Risiko jatuh berhubungan
mengalami risiko jatuh Keamanan/ dengan tidak aman: licin
Perlindungan karena pasir, tumpukan
batu besar dan halaman
yang berpasir.
•Prioritas Diagnosa
Diagnosa Prioriotas : Kerusakan Gigi
Maksimum skor problem = 600
No. Kriteria Kriteria Kriteria Rasional untuk peringkat Peringkat
Bobot Peringkat Masalah
(1-10) (1-10) (bobot x
peringkat)
1. Kesadaran siswa akan masalah 5 5 Pendidikan kesehatan dalam lingkungan rumah dari orang tua 25
masih kurang
2. Motivasi siswa untuk menyelesaiakan 5 6 Sebagian besar tingkat kesadaran anak masih kurang baik 30
masalah mengenai kesehatan gigi.
3. Kemampuan perawat dalam 8 10 Perawat terampil dalam meningkatkan kesadaran dan mobilisasi 80
mempengaruhi penyelesaian masalah dukungan
4. Ketersediaan ahli/pihak terkait 7 10 Terdapat petugas kesehatan dari puskesmas pakem dan guru. 70
terhadap solusi masalah
5. Beratnya konsekuensi jika masalah 8 5 Efek karies gigi tidak terdokumentasi dengan baik. 40
tidak terselesaikan
6. Mempercepat penyelesaian masalah 4 5 Waktu mobilisasi komunitas di area sekolah dasar 20
Diagnosa Prioriotas : Risiko Jatuh
Maksimum skor problem = 600
No. Kriteria Kriteria Kriteria Rasional untuk peringkat Peringkat
Bobot (1-10) Peringkat (1- Masalah (bobot
10) x peringkat)
1. Kesadaran siswa akan masalah 7 10 Penyedia pelayanan kesehatan dan guru telah 70
menjelaskan masalah risiko jatuh

2. Motivasi siswa untuk menyelesaiakan 6 8 Sebagian besar siswa belum memiliki rasa waspada 48
masalah terhadap keselamatan dirinya

3. Kemampuan perawat dalam 6 8 Perawat terampil dalam mengingatkan dan 48


mempengaruhi penyelesaian masalah memberikan dukungan kepada siswa

4. Ketersediaan ahli/pihak terkait terhadap 7 8 Kader UKS menjelaskan mengenai fasilitas sekolah 56
solusi masalah yang dapat membahayakan siswa

5. Beratnya konsekuensi jika masalah tidak 9 10 Efek jatuh dapat menyebabkan patah tulang dan 90
terselesaikan kemungkinan masalah kesehatan lainnya

6. Mempercepat penyelesaian masalah 6 7 Waktu untuk mobilisasi komunitas dalam area 42


dengan resolusi yang dapat dicapai sekolah cukup lama.
•Rencana Intervensi
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Data
No. Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Data pendukung kesehatan komunitas : Kerusakan Gigi
1. DS: Kerusakan gigi berhubungan a. Kesehatan mulut Pemeliharaan kesehatan mulut (1710)
 Pak Sefri mengatakan jika adanya kebiasaan pada lingkungan dengan kurang hygiene oral. Kriteria hasil : 1. Ajarkan dan demonstrasikan teknik
anak usia sekolah yang kurang baik bagi perkembangan anak, (00048) 1. Karies gigi menjadi skala ringan menyikat gigi atau hygiene gigi
yaitu orang tua dan lingkungan anak, dimana terdapat (110023) 2. Berikan kesempatan pada anak untuk
kebiasaan tidak menggosok gigi sehingga menyebabkan mempraktikan bersama menggosok gigi
karies gigi. 1. Kebersihan gigi skala menjadi yang benar
 Pak sefri mengatakan sikap anak-anak yang sulit untuk tidak terganggu (11002) 3. Fasilitasi menyikat gigi dan menggunakan
diberitahu, walaupun sudah diberikan informasi dan praktek benang gigi dengan interval teratur
tentang personal hygiene. 4. Instruksikan anak untuk menjaga
 Pak Safri mengatakan bahwa praktik sikat gigi baru sekali kebersihan sikat gigi dan alat pembersih
dilakukan. lain.
5. Monitoring gigi meliputi warna,
DO: kebersihan, dan tidak adanya debris
 Selama observasi ditemukan adanya karies gigi berwarna 6. Lakukan kerjasama dengan puskesmas
kuning hingga kehitaman pada 3 anak dikelas 2 dan 2 anak di setempat untuk melakukan monitoring
kelas 3. terhadap anak yang mengalami karies
gigi.
7. Susun jadwal pemeriksaan gigi sesuai
kebutuhan
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Data
No. Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Data pendukung kesehatan komunitas : Risiko Jatuh
1. DS: Risiko jatuh berhubungan dengan tidak a. Pencegahan jatuh: tidak 1. Pindahkan objek yang
 Pak Sefri mengatakan fasilitas yang aman: licin karena pasir, tumpukan batu terjadi kejadian jatuh (6490) bisa menyebabkan
tidak aman seperti rangen, dimana besar dan halaman yang berpasir b. Pengetahuan: pencegahan anak memanjat ke
lima tahun yang lalu pernah terjadi (00155) jatuh (1828) permukaan yang tinggi.
seorang anak yang terjatuh saat Kriteria hasil : 2. Singkirkan bahan
bergantungan di rangen ketika 1. Fasilitas tidak aman di berbahaya di
bermain sehingga menyebabkan sekolah. lingkungan jika
kedua tangan anak tersebut patah 2. Memahami tentang diperlukan (tumpukan
dan terkena batu bangunan. pencegahan jatuh pada anak batu besar dan
menyapu pasir)
DO: 3. Berikan pengajaran
 Berdasarkan hasil observasi tambahan kepada anak
didapatkan kondisi halaman sekolah sesuai dengan
dan lorong kelas yang terdapat kebutuhan mengenai
banyak pasir sehingga meningkatkan keamanan lingkungan
resiko jatuh. sekolah.
 Didekat rangen terdapat tumpukan
batu besar dan pasir
• Rencana Evaluasi
a. Kerusakan gigi berhubungan dengan kurang hygiene oral (00048)
1) Kesehatan mulut :
a. 3 anak dikelas 2 dan 2 anak di kelas 3 yang mengalami karies gigi menjadi skala ringan
b. Kebersihan gigi seluruh siswa SDN Turen tetap bersih.
b. Risiko jatuh berhubungan dengan tidak aman: licin karena pasir, tumpukan batu besar dan halaman yang
berpasir (00155)
1) Pencegahan jatuh (6490)
a) Tidak terjadi kejadian jatuh karena fasilitas sekolah yang membahayakan
2. Pengetahuan : pencegahan jatuh (1828)
a) Anak memahami tentang pengetahuan pencegahan jatuh
Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN Turen didapatkan hasil bahwa terdapat 8
unsur program kesehatan sekolah koordinate (CSH). Hal ini sudah sesuai dengan program yang
dilakukan CDC (centers for disease control) (2015) dalam Jody dan John (2016), bahwa 8 komponen
CSH.Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan sekolah, menyelaraskan upaya kesehatan,
pendidikam, yang mengarah pada hasil fisik, mental dan perkembangan bagi siswa.

Selain itu program Trias UKS di SDN Turen yaitu dalam bidang pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat, hal tersebut sudah sesuai dengan
pendapat Amin dan Gazali (2018) bahwa pentingnya melakukan progam Trias UKS.

Kemudian,permasalahan yang terjadi pada anak di SDN Turen yaitu karies gigi dan risiko jatuh.
Penulis sependapat dengan hal tersebut karena kondfisi lingkungan sekolah yang kurang aman,
seperti adanya pasir dan bebatuan. Sehinggaa dapat menyebabkan cidera. Kemudian, kurangnya
pengetahuan dan kesadaran anak usia sekolah membuat mereka mudah terkena masalah kesehatan
gigi seperti karies gigi. Hal tersebut didukung oleh Alender, dkk (2010), bahwa terdapat masalah
kesehatan yang ditemukan pada anak usia sekolah seperti jatuh, karies gigi, obesitas,dan alerigi
makan .
Lalu, Novianti,dkk (2019) dan berdasarkan SDKI serta NANDA (2019-2020) menambhakan bahwa
diagnose yang sering muncul pada asugan keperawatan agregat sekolah yaitu risiko cidera, risiko
jatuh, deficit kebersiahan diri, risiko terjadi karies gigi.
Kesimpulan
CSH (Coordinated School Health) adalah pendidikan kesehatan sekolah komprehensif,
layanan kesehatan sekolah, lingkungan sekolah yang sehat. Komponen CSH yaitu
lingkungan sekolah yang sehat dan aman, pendidikan kesehatan, layanan nutrisi,
pelayanan kesehatan, layanan Bimbingan Konseling, dan psikososial, promosi kesehatan
untuk staf, keterlibatan keluarga dan komunitas. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan peserta didik, sehingga akan mencitakan
lingkungan dan suasana yang kondusif dalam kegiatan belajar mengajar disekolah. Trias
UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan Pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah sehat.
Kemudian, dari hasil Observasi SDN Turen telah memenuhi atau mencapai 8 komponen
CSH dan program Trias UKS. Namun, masih terdapat masalah kesehatan di SDN Turen
yaitu tentang kerusakan gigi (karies gigi) dan risiko jatuh karena kondisi lingkungan yang
kurang baik. Maka karena masalah tersebut ditegakkan 2 diagnosa keperawatan yaitu
kerusakan gigi dan risiko jatuh, disertai dengan rencana keperawatan, dan evaluasi bagi
SDN Turen.
Daftar Pustaka
Allender,J.A.,Rector,C.,Warner,K.D (2010) Community Health Nursing : Promoting and Protecting The Public’s Health. 7thEdition. China : Wolters Kluwer Health

Amin, Mahfud. (2015). Pelaksanaan program unit kesehatan sekolah (UKS) di sekolah dasar negeri se-kecamatan alian kabupaten kebumen tahun ajaran 2015/2016.
Retrieved from :

https://lib.unnes.ac.id/21452/1/6102411054-S.pdf

Anderson,E.T.,McFarlane,J (2011) Community As Partner Theory And Practice in Nursing. 6thEdition. China : Wolters Kluweth Health

Apriani, L., & Gazali, N. (2018). Pelaksanaan trias usaha kesehatan sekolah (UKS) di sekolah dasar. Jurnal Keolahragaan, 6(1), 20-28.

https://journal.uny.ac.id/index.php/jolahraga/article/view/14456

Aswadi.,Syahrir,S.,Delastara,V.,Surahmawati (2017) Perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa siswi SDK Rita pada kecamatan kota komba kabupaten manggarai
timur propinsi nusa tenggara timur. Journal Public Health Science 9(2)

Retrieved from :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31241/4/Chapter%20II.pdf

Ayu,W.,Herawati,H.,Tri Lestari,N.N (2018) Pengaruh penggunaan kartu uno sebagai media permainan buah dan sayur pada anak sekolah dasar di SDN Brosot di SDN
Prembulan Galur Kulonprogo

Retrieved from :

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/574/4/Chapter2.doc.pdf
CDC.(2019).Components of the Whole School, Whole Community, Whole Child (WSCC).

Retrieved from:

https://www.cdc.gov/healthyschools/wscc/components.htm

Catch Global Foundation.(2014).Coordinated School Health. University of California.

Retrieved from: https://catchinfo.org/coordinated-school-health/

Derawan, D. (2012). Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Gibson County. (2018).What is CSH?. Gibson CountySpecial School District.

Retrieved from: https://www.gcssd.org/Page/226

Jody dan John.(2016).Coordinated School Health Program. Betlehem Central School Distric.

Retrieved from:

https://www.bethlehemschools.org/coordinated-school-health-program/
Gustina,E.,Abdussalam,F.,Saputra,W (2018) Peningkatan Perilaku Sehat pada Siswa Sekolah Dasar melalui PHBS di Desa
Gondanglegi dan Pucangan, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen

Retrieved from : http://journal2.uad.ac.id/index.php/jpmuad/article/download/470/pdf

Hidaya, N.,Sinta,M.T (2018) Gambaran Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar 9 (1)

Retrieved from :

http://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/114

Hutasoit, F.E., Widowati, E. (2017) Gambaran penerapan safety Education (Pendidikan Keselamatan) Di Sekolah Dasar. Jurnal Of
Health Education 2(1)

Retrieved from :

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu/article/download/19111/9027

Hernandez, B. L. M. (2011). Foundation concepts of global community health promotion and education. Jones & Bartlett
Publishers.

Hedman, T.H. (2018). NANDA-I Diagnosa Keparawatan : Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Ed. 11. Jakarta: EGC
M. Bulechek, G. (2016). Edisi Enam Nursing Interventions Classification ( N I C ). singapore: elsevier Global rights.

Mubaraq, A. Z. (2010). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Retrieved from :

https://www.academia.edu/32830281/2._Usaha_Kesehatan_Sekolah_UKS_2.1._Pengertian_Usaha_Kesehatan_Sekolah_UK
S

Mubarak, W. I. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Ed. 2. Jakarta : Salemba Medika

Nurarif. A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.
Jogjakarta: MediAction.

Novianti, D., Mustofa, E., Sintia, I., Rahayu, O. (2019). Asuhan keperawatan pada agregat dalam komunitaskesehatan sekolah.

Retrievdve from :

https://www.academia.edu/38519667/askep_kesehatan_sekolah.doc

Sahar, J., Setiawan, A., & Riasmini, N. M. (2019). Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga. Ed. 1. Jakarta : Elsevier
Inc
Soleh. (2010). Usaha Kesehatan Sekolah

Retrieved from : https://digilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-soleh-271-2-babii.pdf

Sue Moorhead, d. (2016). Edisi Enam Nursing Outcomes Classification (Noc).Singapore: Elsevier Global
Rights.

Taylor, Cynthia, M. (2010). Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan. Jakarta : EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus
Pusat

Wahid I, dkk. (2012).Ilmu Keperawtaan Komunitas 2 Konsep dan Aplikasi.Jakarta:Salemba Medika.

Wiley, D. C., & Cory, A. C. (Eds.). (2013). Encyclopedia of school health. Sage Publications.

Yulianti.(2014).Implementasi Pendidikan Karakter Di Kantir Kejujuran. Malang: Gunung Samudra.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai