Tutorial Gerd

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 76

Tutorial Modul 2

Kelompok 16
Terminologi
1. Epigastralgia = rasa nyeri di daerah epigastrium
2. Heartburn / Pyrosis = sensasi terbakar pada
dada yang sering menjadi parah pada saat
mengambil posisi berbaring/membungkuk yang
disebabkan oleh bergeraknya asam lambung ke
dalam esofagus.
3.Regurgitasi = naiknya makanan dari
kerongkongan/lambung tanpa disertai mual
maupun kontraksi perut
4.Disfagia = gejala kesulitan menelan
5.Dispepsia = indigestion = kumpulan gejala
klinis rasa tidak nyaman atau nyeri yang
dirasakan di daerah abdomen bagian atas ,
disertai dengan keluhan lain yaitu perasaan
panas di dada dan perut, regurgitasi,
kembung, perut terasa penuh, cepat kenyang,
sendawa, anoreksia, mual, muntah dan
banyak mengeluarkan gas asam dari mulut
6. LMCS = Linea Medio Clavicularis Sinistra
Anatomi Oesophagus
• Panjang ± 25cm
• Diameter ± 2 cm
• Dibagi 3 bagian :
1. Pars cervicalis
2. Pars thoracica
3. Pars abdominalis
Persarafan : N. Vagus (plexus oesophageus)
Simpatis : rami oesophageales
F. Paulsen & J. Waschke, Sobotta Ed. 23
Daniel S. Wibowo, Anatomi Tubuh
Manusia; Sherwood, Fisiologi Manusia Ed.
Anatomi Oesophagus
Pars cervicalis
- Panjang 5 - 8 cm
- Pangkal : cartilago cricoid (CVI)
- Kiri & kanan : Glandula thyroidea
- Vaskularisasi : A. thyroidea inferior
V. thyroidea inferior
- Limfe : Nodi lymphoidei cervicales profundi

F. Paulsen & J. Waschke, Sobotta Ed. 23


Daniel S. Wibowo, Anatomi Tubuh
Manusia; Sherwood, Fisiologi Manusia Ed.
Anatomi Oesophagus

F. Paulsen & J. Waschke, Sobotta Ed. 23


Daniel S. Wibowo, Anatomi Tubuh
Manusia; Sherwood, Fisiologi Manusia Ed.
Anatomi Oesophagus
Pars throracica
- Panjang : ± 16cm
- Anterior : trachea, bronchus principalis sinistra , dan
pericardium
- Posterior : corpus vertebrae thoracicae, aorta thoracica
- Kanan : pleura parietalis pars mediastinalis, Vena azygos
- Kiri : arcus aortae, pleura parietalis pars mediastinalis
- Vaskularisasi : Aorta, Rr. Oesophageales
V. Azygos, dan V. Hemiazygos
- Limfe : Nodi lymphoidei mediastinales posteriores, Nodi
lymphoidei tracheobronchiales
Daniel S. Wibowo, Anatomidan
Tubuh paratracheales
F. Paulsen & J. Waschke, Sobotta Ed. 23

Manusia; Sherwood, Fisiologi Manusia Ed.


Anatomi Oesophagus

F. Paulsen & J. Waschke, Sobotta Ed. 23


Daniel S. Wibowo, Anatomi Tubuh
Manusia; Sherwood, Fisiologi Manusia Ed.
Anatomi Oesophagus
Pars abdominalis
- Panjang 1 – 4 cm
- Intraperitoneum
- Berujung di cardia lambung (TX)
- kanan : curvatura minor
- kiri : incisura cardialis
- Vaskularisasi : A. gastrica sinistra dan
A. Phrenica inferior
V. gastrica sinistra
- Limfe : nodi gastrici sinistra dan nodi coeliaci
F. Paulsen & J. Waschke, Sobotta Ed. 23
Daniel S. Wibowo, Anatomi Tubuh
Manusia; Sherwood, Fisiologi Manusia Ed.
Anatomi Oesophagus

F. Paulsen & J. Waschke, Sobotta Ed. 23


Daniel S. Wibowo, Anatomi Tubuh
Manusia; Sherwood, Fisiologi Manusia Ed.
Anatomi Oesophagus
Penyempitan / konstriksi / impresio / constrictio:
- Cervical constriction (upper esophangeal
sphincter)  esophageal junction
- Thoracic (broncho-aortic) constriction  arcus
aorta & left main bronchus
- Diaphragmatic constriction  hiatus
esophangeal

F. Paulsen & J. Waschke, Sobotta Ed. 23


Daniel S. Wibowo, Anatomi Tubuh
Manusia; Sherwood, Fisiologi Manusia Ed.
Anatomi Oesophagus

F. Paulsen & J. Waschke, Sobotta Ed. 23


Daniel S. Wibowo, Anatomi Tubuh
Manusia; Sherwood, Fisiologi Manusia Ed.
Histologi Oesophagus
• Tunica mucosa
– Epithelium startificatum squamosum noncornificatum
– Lamina propria mucosae  T. C. laxus, glandula pars cardiacalis
oesophagi
– Lamina muscularis mucosae
• Tela submucosa  T. C. compactus collageni (irregular).
– Glandula oesophageae  1/3 atas dan bawah:
• Mucocytus  mucus
• Serocytus  proenzim pepsinogen & anti-bact. lysozyme
• Tunica muscularis
• Tunica adventitia / Tunica serosa
F. Paulsen & J. Waschke, Sobotta Ed. 23
Daniel S. Wibowo, Anatomi Tubuh
Manusia; Sherwood, Fisiologi Manusia Ed.
Fisiologi Oesophagus
• Sfingter faringesofagus
• Sfingter gastroesofagus

Peristaltik (5-9 detik)

Pusat menelan  gelombang peristaltik primer


Bolus besar / lengket  plexus saraf intrinsik 
gelombang peristaltik sekunder
F. Paulsen & J. Waschke, Sobotta Ed. 23
Daniel S. Wibowo, Anatomi Tubuh
Manusia; Sherwood, Fisiologi Manusia Ed.
Anatomi Gaster
• Terletak di dalam perut bagian atas mulai dari
hypochondrium kiri sampai epigastrium dan
kadang mencapai regio umbilicalis
• Dalam keadaan kosong = ukuran seperti colon
dan bentuknya menyerupai huruf J
Bagian-bagian gaster
• Cardia = bagian di sekeliling ostium cardiacum
• Fundus gastricus = terdapat di bawah kubah
diaphragma kiri, pada sela iga ke lima
• Corpus gastricum = bagian utama gaster diantara
fundus dan antrum pyloricum
• Pars pylorica (m. sphincter pyloricus) = antrum
pyloricum, canalis pyloricus, ostium pyloricum
• Mempunyai 2 curvatura = curvatura mayor dan
curvatura minor
Hubungan dengan organ sekitar
• Curvatura minor : omentum minor
• Curvatura mayor : omentum mayor (lig.
Gastrocolicum (colon transversum), lig.
Gastrolienale, lig. Gastrophernicae)
• Hub anterior : dinding depan abdomen,
arcus costarum kiri,pleura dan paru kiri,
diaphragma, pars hepatis sinister hepatis
• Hub posterior : bursa omentalis,
diaphragma, lien, gld.suprarenalis kiri,
arteria renalis, pankreas, mesocolon
transversum, dan colon tranversum
Struktur
• Mukosa gaster mempunyai gld.cardiaca,
gld.gastrica, dan gld.pylorica.
• Mukosanya tebal dan pada waktu kosong
berlipat lipat, terlihat sebagai rugae yang
umumnya berjalan horizontal sehingga
disebut plica gastricae
Pembuluh darah
3 cabang arteri coeliaca :
• A.gastrica sinistra curvatura minor(cabang
langsung)
• A.gastrica dextra dan a.gastroepiploica
dextra(cabang arteri hepatica comunis)
• A.gastroepiploica sinistra dan a.gastrica brevis
(cabang dari arteria lienalis)
Vena :
• Vena gastrica dextra et sinistra  vena portae
hepatis
• V.gastroepiploica dextra  v.mesenterica
superior,vena portae hepatis, vena lienalis
• V.gastroepiploica sinistra dan v.gastrica brevis
 vena lienalis
Persarafan
• Parasimpatis : nervus vagus kiri dan kanan
(sekresi asam lambung)
• Simpatis : nervus splanchnicus mayor dan
ganglia coeliaca. (nyeri  n. spinalis segmenta
thoracicae lima dan enam. Insuf arteria
coronaria  th 1-4
Histologi gaster
1. Tunica mucosa
Epithelium simplex columnare dengan microvillus.
LPM : banyak mengandung kelenjar (glandula
gastrica propria), makrofag,sel mast, sel plasma,dll
LMM : myocytus levis internus circularis dan
externus longitudinalis
Foveola gastrica
3 jenis kelenjar gaster :
• Gastric glands (corpus dan fundus)
• Pyloric glands
• Cardiac glands
Setiap kelenjar terdiri dari 3 regio, yaitu:
isthmus,neck, dan basal
2. Tela submucosa
Textus connectivus compactus collagenum typus
irregularis
Terdapat pembuluh darah,pembuluh limf, syaraf
dan plexus meissner
3. Tunica muscularis
*3 lapis otot polos :
Myocytus levis obliquus
Myocytus levis internus circularis
Myocytus levis externus longitudinalis
*plexus nervosus myentericus
*pada pylorus, lapisan otot sirkuler menebal
yang akan membentuk m.sphincter pyloricus
4. Tunica serosa
Permukaannya dilapisi oleh mesothelium
Terdiri dari textus connectivus
Terdapat sel adiposa

Sel parietal : asam lambung


Sel chieff : pepsinogen
Sumber
• Di fiore’s
• Anatomi tubuh manusia (Daniel S. wibowo)
• Gray’s anatomy
Biokimia, Fisiologi Pembentukan dan
Pengaturan Sekresi Asam Lambung
Sekresi Lambung
• Mukosa lambung mempunyai 2 tipe kelenjar
tubular yang penting :
– kelenjar oksintik (kelenjar gastrik)  letak pada
corpus dam fundus lambung ; sekresi asam
hidroklorida(HCl), pepsinogen, faktor intrinsik, dan
mukus.
– kelenjar pilorik.  letak pada antrum (20% distal) ;
sekresi mukus untuk melindungi mukosa pilorus
dari asam lambung dan juga hormon gastrin.
Sekresi Kelenjar Oksintik (Gastrik)
• Kelenjar terdiri dari 3 tipe sel :
– Sel leher mukus  sekresi mukus
– Sel peptik(chief)  sekresi pepsinogen
– Sel parietal(oksintik)  sekresi HCl dan faktor
intrinsik
• Sekresi asam hidroklorida dilakukan oleh sel
parietal (sel oksintik)
• HCl dibentuk pada penonjolan mirip vilus dari
kanalikuli kemudian disalurkan melalui kanalikuli
ke ujung sekretori sel.
Mekanisme Pembentukan HCl
Faktor yang Menstimulasi Sekresi
• Gastrin , asetilkolin, histamin (reseptor-
parietal cell)
• Rangsang nervus vagus
Faktor yang Menginhibisi Sekresi
• Enterogastrik refleks
• Hormon : sekretin, CCK, VIP, GIP
Fase Sekresi Lambung
• Fase Sefalik
• Fase Gastrik
• Fase Intestinal
Fase Sefalik
• Berlangsung sebelum makanan masuk ke
lambung dan terutama saat makanan sedang
dikonsumsi
• Timbul akibat melihat, membaui,
membayangkan, mencicipi makanan
• > nafsu makan, > rangsangan timbul
• Asal : korteks serebri dan pusat nafsu makan di
amigdala dan hipotalamus  nukleus motorik
dorsalis saraf vagus le lambung
• 20%
Fase Gastrik
• Makanan masuk ke lambung merangsang :
– Refleks vagovagal
– Refleks enterik setempat
– Mekanisme gastrin
• Semuanya menyebabkan terjadinya sekresi
getah lambung selama beberapa jam ketika
makanan berada dalam lambung
• 70%
Fase Intestinal
• Fase akhir sekresi asam
• Keberadaan makanan pada bagian atas usus
halus khususnya duodenum  lambung
menyekresi sejumlah kecil getah pencernaan
• 10%
Definisi GERD
• GERD ( Gastro-Oesophangeal Reflux Disease)
merupakan suatu penyakit yang diakibatkan
oleh reflux cairan lambung ke esofagus.
• Biasanya ditandai dengan manifestasi klinik
oesophangeal ( heartburn, regurgitasi)
• Bisa disertai manifestasi klinik extra-
oesophangeal. ( epigastralgia, chest pain)
• Memungkinkan adanya kerusakan mukosa
oesophagus
Klasifikasi
• NERD ( non erosive reflux diseases)
– Tidak ditemukan kerusakan mukosa esofagus
– Sering terjadi pada wanita muda
– Biasanya bersifat kronis, dan disertai esofangitis
ringan
– Dibedakan 2 jenis tes pH:
• Reflux asam berlebih yang responsif terhadap terapi PPI
• Reflux normal, namun sensitivitas esofagus tinggi
terhadap asam lambung, tidak responsif terhadap PPI
• ERD ( erosive reflux diseases)
– GERD yang ditandai dengan esofagitis erosif
– Dijumpai di usia tua dengan obesitas.
– Berhubungan dengan komplikasi GERD ( ulkus,
striktur esofagus, Barret esofagus, dan bisa
berkembang menjadi adenocarsinoma
oesophagus)
Epidemiologi dan Insidensi
• Ditemukan pada 25-40% penduduk Amerika,
7-10%nya bergejala.
• Di daerah Asia dan Afrika relatif lebih rendah
• Terjadi pada semua golongan usia, lebih sering
pada > 40 tahun
• Wanita = Pria namun esofangitis lebih sering
pada pria
Etiologi
• Iritasi esofagus oleh asam lambung maupun
sekret lainnya akibat suatu reflux
• Disfungsi LES :
– Relaksasi LES akibat kafein, alkohol, makan
berlemak, obat obatan, hormon
– Mekanis yang menyebabkan LES hiposensitif
Faktor Risiko
• Obesitas
• Rokok
• Alkohol
• Kopi
• Stres
• Waktu makan dan tidur
PatgenPatfis GK
FaktorDefensif :
1. Pemisah Anti Reflux : Pemeranterbesaradalah
tonus LES.
Hiatus hernia, panjang LES, obat-obatan, faktor Faktor Ofensif : potensi daya rusak refluksat
hormonal
Kandungan lambung yang menambah potensi
daya rusak refluksat : HCl, pepsin
Tonus LES turun

Derajat kerusakan mukosa esophagus meningkat


pada pH <2 atau adanya pepsin dan garam
Timbul Reflux (terutama apabila ada peningkatan
empedu.
tekanan intraa-bdominal)
Namun yang punya daya potensi paling tinggi
adalah asam.
2. Bersihanasamdari lumen esophagus
= faktor yang berperan : gravitasi, peristaltic,
ekskresi air liur, bikarbonat.

3. Ketahanan epithelial esofagus


PG PF GK
Kafein pada Meningkatkan PH<< Faktor >> volume
kopi sekresi HCl ofensif>> makanan
Lemahkan
Posisitidur
tonus LES Terjadi
Merangsang epinefrin reflux Malam faktor
(antikolinergik) berulang defensif<<
Perlambatan
pengosongan
lambung Sampai pada esofagus
Peristaltik<< Lesi pada
esofagus pars cervical
T. I. Abdomen LES inkompeten
Inflamasi sitokin, regurgitasi
1. Obstruksi prostaglandin
Luka berulang
2. Perforasi
3. Striktur Heart burn
LED >>
Barret’soesophag
Proliferasi tak us
terkontrol
odinophagi
Ca
Diagnosis dasar
Ny X, 38 th 2 bulan yll 1 minggu ll
Kebiasaan : - nyeri dada intermiten -minum obat maag 3 x 1
Kopi 3-4 cangkir/hari dari epigastrium → retrosternal tab/hari
Makanan pedas - heartburn - perbaikan -
Makan tidak teratur - regurgitasi +
- onset : saat tidur setelah makan malam

Saat ini
keluhan sama seperti 2 bln lalu
• Pemeriksaan fisik :
KU : Compos mentis
Sakit : ringan
TV: TD 120/80
Nadi 84x/menit
Respirasi 20x/menit
suhu 36.7 ⁰C
BB : 60 Kg
TB : 160 cm BMI :23.4 overweight
Abdomen :
• Inspeksi : cembung
• Palpasi : supel, nyeri tekan minimal
epigastrium
• Hasil Pemeriksaan Laboratorium :
1. Hematologi Rutin
LED : 25 mm / 1 jam. (↑ karena ada inflamasi)

2.Feses
Epitel : 2-5/lpk

Hasil PP
Tes supresi asam lambung empirikal +
GERD Ulkus peptikum Ischemic heart disease
Durasi 6-10 MENIT prolonged 2-10 menit
nyeri
Kualitas Rasa terbakar Rasa terbakar Rasa
nyeri tindihan,tekanan,terbakar
,berat
Lokasi retrosternal dan substernal., epigastrium Retrosternal; menjalar ke
nyeri epigastrium leher,rahang bahu (kiri )
Fitur Memburuk saat Disebabkan oleh bakteri Diperparah oleh
terkait post prandial dan penghasil toksin aktivitas,stress,dan
berbaring, dapat pajanan udara dingin
diringankan dengan
antasida
Barrium Normal Tampak ulkus gaster atau normal
swallow duodenum
EGD Erimatosus Tampak ulkus gaster atau normal
esofagus bagian duodenum
distal
GERD Ulkus peptikum Ischemic heart disease
EKG Normal Normal Pen ingkatan gelombang

Foto thorak Normal Normal Pembesaran jantung


ELISA Non reaktif Reaktif Non reaktif
(IgM dan
IgG Anti
H.pylori)
Darah - + -
samar
Pantauan <4 Normal (pH 4-6) normal
pH 24 jam
Bernstein + (rasa nyeri - -
tes dada)
PPI test + (jika perbaikan - -
50-75%)
Diagnosis Kerja
• Gastroenteroreflux disease non erosive reflux
disease + overweight
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Esofagogram  menemukan kelainan :
penebalan lipatan mukosa esofagus, erosi dan striktur.
2. Monitoring pH intra esofagus 24 jam  menilai refluks &
gejala klinik
3. Tes Perfusi Berstein  menilai sensitivitas mukosa esofagus
terhadap paparan asam.
4. Tes PPI  digunakan pd gejala tipikal (heartburn &
regurgitasi) dengan dosis tinggi (OMZ: 40-80 mg/hr slma 2
mgg) + bila ada penurunan 50% GK  gejala atipikal dengan
dosis rendah (OMZ : 40mg/hr pagi hari & 20mg/hr malam
hari  slama 1 mgg)
5. Manometri esofageal menilai fungsi LES dan kelainan
motilitas esofagus
6. Esofagografi dengan barium  menilai reflux &
mengetahui kerusakan esofagus (×)
7. Endoskopi gastroesofageal duodenal  (×) indikasi
: gjala disfagia,anemia, perdarahan, BB ,vomit
rekuren, gjala GERD persisten setelah PPI 4-8 bln
-  Menilai adanya kerusakan mukosa esofagus mulai
erosi sampai keganasan.
-  Mengambil sampel biopsi.
8. Biopsi esofagus mengetahui kerusakan esofagus
(×)
9. EKG  bila ada gejala nyeri dada
10. Fecal Occult Blood Test  deteksi perdarahan GIT
• http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567
89/20
• http://www.newsmedical.net/health/Dysphag
ia-What-is-Dysphagia(Indonesian).aspx335/4/
Chapter%20II.pdf
TUJUAN TERAPI
• Mengontrol gejala
• Menyembuhkan esofagitis
• Mencegah terjadinya komplikasi
• Menjaga ph sekitar 4
Non Farmakologi
• Perubahan gaya hidup :
• -pengurangan berat badan untuk pasien obes dan
overweight
• Hindari rokok
• Makan lebih kecil dan sering minimal 4 jam sebelum
tidur
• Hindari alkohol , kopi , cokelat,tomat,atau makanan
berlemak dan pedas
• Meningkatkan ujung kepala tempat tidur sekitar 20 cm
Farmakologi
Antasid
Alginates/ pelindung mukosa usus
Inhibitor pompa proton (PPIs)  omeprazole
H2-reseptor antagonis simetidine
Prokinetic agen  bethanecol, metoclopramide
operasi
PPI
• Mengontrol sekresi asam lambung dengan cara
menghambat pompa proton yang mentranspor ion h+
keluar dari sel parietal lambung
• Contoh:
-omeprazol 20mg b.d.d tab 1
-lansoprazol 30 mg sehari atau 20 mg b.d.d tab 1
-rabeprazol 20 mg sehari atau 20 mg b.d.d tab 1
-pantoprazol 40 mgg sehari atau 20 mg b.d.d tab 1
• Efek samping : sakit kepala , diare, mual m sakit perut,
sembelit , dll
komplikasi
• recurent
• barrett's oesophagus
• ulkus oesophagus
• batuk & asma
• striktur oesophagus
• pendarahan

medscape.com
pencegahan
• ubah kebiasaan
• hindari berbaring setelah makan
• diet untuk menurunkan berat badan

medscape.com
prognosis
• quo ad vitam: ad bonam
• quo ad functionam: ad bonam
• quo ad sanationam: dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai