8 Perawatan Ortodonti Penunjang 1

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 62

PERENCANAAN

PERAWATAN ORTODONTI
PENUNJANG

Dr. I B Narmada.,drg., SP.Ort(K)


Sebelum Perawatan

Anamnesis
Problem list
Problem list
Clinical Data Classification ==
Data Classification
examination base
base Diagnosis
Diagnosis

Analysis MDL
DIAGNOSIS
Model studi
 Model studi
Digital camera;
 Digital camera; intra
intra oral
oral dan
dan
ektra oral
ektra oral
Foto rontgen
 Foto rontgen ;; panoramik,
panoramik,
sefalometri atau
sefalometri full mouth
atau full mouth x-
x-
rays
rays
Computer
 Computer
II

II
II III
III
Klasifikasi Maloklusi

II/1

II/2
Klasifikasi Maloklusi

III
DIAGNOSIS

computer
Orthodontic Procedures :

 Preventive
 Interceptive

 Corective
/Comprehensive
Perencanaan perawatan
ortodonti
Membutuhkan penguasaan berbagai
pengetahuan di antaranya
pertumbuhkembangan
dentomaksilofasial, estetik
dentofasial, diagnosis maloklusi,
etiologi, peranti ortodonti,
perubahan jaringan pada pergerakan
gigi, retensi dan relaps
Tujuan perawatan ortodonti:
-kesehatan gigi dan mulut
- estetik muka dan geligi
- fungsi kunyah dan bicara
yang baik
stabilitas hasil perawatan
kepuasan pasien
 perawatan ortodonti harus
dapat mengkoreksi maloklusi
dan meningkatkan kesehatan
gigi dan mulut
 Kebanyakan pasien memerlukan
perawatan ortodonti untuk
memperbaiki estetik muka dan geligi
 gigi-gigi terletak teratur dalam
lengkung geligi yang menjadikan muka
pasien menyenangkan
 Susunan geligi yang teratur dalam
lengkung geligi tetapi bila insisivi atas
maupun bawah dalam keadaan
proklinasi  muka yang tidak
menyenangkan

 Gigi-gigi yang terletak baik dalam


lengkung + hubungannya dengan
lengkung geligi antagonis  fungsi
yang lebih baik daripada gigi yang
tidak teratur.
 Hasil perawatan ortodonti harus
menjamin bahwa letak gigi-gigi
sesudah perawatan ortodonti akan
stabil dan tidak cenderung terjadi
relaps.

 Hal ini dapat dicapai dengan


menempatkan gigi sesuai dengan
ketentuan dan mempunyai hubungan
yang baik dengan gigi antagonisnya
 Kadang-kadang semua tujuan ini tidak
dapat dicapai sehingga diperlukan
kompromi, tetapi perlu diingat bahwa
hasil perawatan kompromi tidak boleh
mengorbankan kesehatan gigi dan
mulut.

 Maloklusi pada dasarnya dapat dibagi


dalam kelainan dental dan yang
melibatkan skelet dan gigi (skeletal).
Perencanaan Perawatan:
- susunan dan simetri gigi
dalam rahang
- relasi gigi dan rahang dalam
jurusan sagital
- relasi gigi dan rahang dalam
jurusan transversal
relasi gigi dan rahang dalam
jurusan horizontal
relasi vertikal
Perencanaan Perawatan:

beberapa hal yang perlu


diperhatikan perencanaan
perawatan ortodonti
berdasar problema yang
ada pada pasien ialah:
- keinginan pasien
- wajah pasien
Perencanaan Perawatan:
Prinsip dasar perencanaan
perawatan ortodonti meliputi:
kesehatan mulut
perencanaan perawatan rahang
bawah
perencanaan perawatan rahang
atas
relasi gigi posterior
penjangkaran
masa retensi.
Praperawatan Ortodonti
 PERAWATAN BEDAH MULUT
 PERAWATAN KONSERVASI GIGI
 PERAWATAN PROSTODONSIA
 PERAWATAN PENYAKIT MULUT
 PERAWATAN DOKTER GIGI ANAK
 PERAWATAN PERIODONTAL
Ortodonti Lepasan
RETAINER

 THE REMAINING PERMANENT


TEETH ARE ALLOWED TO ERUPT
Perencanaan Perawatan:

Kesehatan mulut
Sebelum memulai perawatan ortodonti
harus diupayakan kesehatan mulut yang
baik.
Gigi-gigi yang karies perlu dirawat
demikian juga adanya kalkulus dan
penyakit periodontal harus dirawat.
Bila didapatkan penyakit sistemik
misalnya diabetes melitus kadar gula
darah harus terkontrol.
Perencanaan perawatan rahang
bawah
Perencanaan perawatan di rahang
bawah terutama di regio insisivi
dilakukan lebih dulu kemudian rencana
perawatan rahang atas disesuaikan.
Insisivi bawah diletakkan dalam posisi
yang stabil yaitu terletak pada daerah
keseimbangan di antara lidah, bibir dan
pipi.
Perubahan letak insisivi yang berlebihan
cenderung terjadi relaps.
Perencanaan perawatan
rahang atas
Penyesuaian perawatan rahang
atas terhadap rahang bawah
dilakukan terutama untuk
mendapatkan relasi kaninus
kelas I, hal ini mempengaruhi
pertimbangan seberapa
banyak tempat yang
dibutuhkan dan banyaknya
kaninus diretraksi.
Perencanaan Perawatan:

Relasi gigi posterior


Hendaknya diupayakan
mendapatkan relasi molar pertama
permanen kelas I tetapi bila tidak
memungkinkan relasi molar bisa juga
kelas II atau kelas III.
Perencanaan Perawatan:
 Penjangkaran
 Macam penjangkaran yang digunakan perlu
dipikirkan untuk mencegah terjadinya
kehilangan penjangkaran (gigi penjangkar
bergeser ke mesial) yang berlebihan

 apakah penjangkaran cukup dari gigi-gigi


yang ada ataukah perlu mendapat
penjangkaran dari tempat yang lain
misalnya dari penjangkaran ekstra oral.
Perencanaan Perawatan:
 Masa retensi
 Perlu perencanaan masa retensi pada akhir
perawatan untuk kasus yang dirawat ortodonti.
 Hampir semua kasus yang dirawat ortodonti
membutuhkan masa retensi untuk mencegah relaps
yaitu kecenderungan untuk kembali ke posisi
sebelum dilakukan perawatan.
 Macam peranti retensi dan lama pemakaian peranti
tersebut perlu dijelaskan kepada pasien sebelum
dilakukan perawatan ortodonti.
 Untuk peranti retensi lepasan dibutuhkan
kepatuhan pasien untuk memakai peranti
retensinya.
 Kelainan dental  ortodonti
 Kelainan skeletal saja  sangat jarang
dijumpai (selalu ada kompensasi
dentoalveolar)

Kelainan dentoskeletal

Modifikasi pertumbuhan
Kamuflase
Orthognathic surgery
Kelainan dentoskeletal
Two phase treatment (pada anak-
anak)
fase 1: koreksi kelainan skeletal 
modifikasi pertumbuhan
fase 2: koreksi kelainan dental

Perawatan kamuflase (tanpa mengubah


relasi skelet)  kelainan skelet ringan
Perencanaan Perawatan:

 Orthognathic surgery 
pada kelainan relasi skelet
parah
 Odontectomy
 Pencabutan gigi
Periodontal
Orthognathic surgery
Maloklusi Kelas I

 Prevalensi paling besar, > 50%


 Skelet kelas I, kelas II dan III
ringan
 Berdesakan
– Ringan
– Sedang
– Parah
Penyediaan ruangan

 enamel stripping
 Proklinasi insisivi
 Ekspansi lengkung geligi
 Distalisasi molar
 Pencabutan gigi permanen
Enamel stripping
 Reshaping  bentuk tetap
titik kontak lebih baik

 Manual
 Dengan bantuan mesin  disc
bur tapered

 0,25 mm per sisi proksimal gigi


 Ulas dengan aplikasi topikal yang
mengandung fluor sesudah enamel
stripping

 Tidak terjadi karies


Enamel stripping
Enamel stripping
Proklinasi insisivi

 Lengkung geligi bertambah panjang


 Profil
 Kemungkinan relaps
Ekspansi lengkung geligi
Memanjangkan – melebarkan lengkung geligi

* Peranti lepasan
Sekrup ekspansi
Pegas coffin

* Peranti cekat:

quadhelix
quadhelix
 > 4 mm ke arah transversal

relaps
Expansion screw
crozat
W arch wire
Distalisasi molar
 Lepasan
Sekrup ekspansi

 Cekat
Pendulum dng variasinya
Distal jet dll
Sekrup ekspansi
Pendulum appliance
Pendex appliance
Pencabutan gigi permanen

Angle  tidak perlu mencabut gigi


permanen,
ekspansi  didapat oklusi yang baik,
tulang akan menyesuaikan

 Profil cembung
 Relaps
Pencabutan gigi
 Case (penentang pendapat Angle)
diikuti Tweed (murid Angle) dan
Begg (murid Angle)

 > 50 % kasus dilakukan


pencabutan

 Profil lebih baik?


 Hasil lebih stabil?
sekarang

 Tanpa pencabutan
 Pencabutan
extraction for face not for space
Distalisasi
Distalisasi

Anda mungkin juga menyukai