Bahan Ajar HK Perselisihan SMT 6
Bahan Ajar HK Perselisihan SMT 6
Bahan Ajar HK Perselisihan SMT 6
DAN
HUKUM PERSELISIHAN II
(HUKUM ANTAR WEWENANG)
Disusun Oleh :
Hj. Annie Myranika, SH., MH.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF
TANGERANG
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Hukum Perselisihan Secara Umum
Pengertian Hukum Perselisihan secara umum adalah meliputi
Hukum Perselisihan I dan Hukum Perselisihan II yaitu :
1. Hukum Antar Waktu.
2. Hukum Antar Tempat.
3. Hukum Antar Golongan.
4. Hukum Antar Agama.
5. Hukum Antar Adat.
6. Hukum Antar Perdata Internasional.
7. Hukum Antar Wewenang.
Ruang lingkup Hukum Perselisihan berlatar belakang pada sejarahnya
terbagi dalam 2 (dua) yaitu :
Sistim Eropa
Continental
COLLISIERECHT
CONFLITS DE LOIS Bhs. Prancis
DROIT CONFLICT
W W
T T
P P
S S
Hukum Antar Tempat (HAT)
Istilah lain dari Hukum Antar Tempat adalah Hukum Interlokal
(Interlocal Recht) atau Hukum Antar Daerah (Hukum Antar Regio).
Sunarjaati lebih senang dengan menggunakan istilah Hukum Antar
Adat.
Definisi Hukum Antar Tempat menurut Gouw Giok Siong :
Keseluruhan Peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan hukum
yang menunjukan stelsel hukum manakah yang berlaku atau apakah
yang merupakan hukum, jika hubungan-hubungan dan peristiwa-
peristiwa antar Warga Negara dalam satu Negara dan satu Waktu
tertentu memperlihatkan titik pertalian dengan stelsel-stelsel dan
kaidah-kaidah hukum yang berbeda dalam lingkungan kuasa tempat
dan soal.
Skema Hukum Antar Tempat :
W W
T T
P P
S S
Cara menyelesaikan HAT (Hukum Antar Tempat) yaitu dengan cara
menggunakan kaidah-kaidah hukum dalam Hukum Perdata
Internasional (HPI) diantaranya :
1. Status Personil / Status Perdata seseorang.
2. Azaz tempat di jadikan titik taut sekunder.
Ad.1. Status Personil dalam HPI (Hukum Perdata Internasional) didasar
kan pada : - Kewarganegaraan.
- Domisili.
Status Personil dalam HAT (Hukum Antar Tempat) adalah kewenangan
dan kemampuan seseorang yang diberikan oleh Hukum.
Misalnya : A seorang pria Batak, maka A ditentukan oleh Hukum Adat
Bataknya. Sehingga kawinnya harus jujur dan para ahli warisnya
adalah Laki-laki.
Ad. 2. Azaz Tempat dijadikan titik taut sekunder.
Misalnya : A pria (Jawa) menikah dengan B Wanita (Padang) perkawinan
itu dilakukan di Padang. Maka perkawinan itu dilakukan secara Adat
Padang (Hukum Adat Padang). Jadi Hukum dimana perkawinan itu
dilangsungkan.
Hukum Antar Golongan (HAG)
W W
T T
P P
S S
Beberapa tahapan dalam menyelesaikan Hukum Antar
Golongan ini, yaitu :
Tahap 1 : Kita harus menanyakan subyek hukumnya
(Termasuk golongan penduduk mana ? Eropa, Timur Asing
atau Pribumi ?).
Tahap 2 : Mencari Obyeknya
(Menyangkut hal apa ? Perkawinan, Waris, Adopsi dll).
Tahap 3 : Harus dilihat apakah ada pilihan Hukum ?
(Dapat dilihat dari fakta dan suasana yang meliputi peristiwa
Hukum tersebut. Jadi harus dicari apakah ada peraturan /
Undang-undang yang mengatur secara khusus peristiwa
tersebut ?).
Tahap 4 : Bahan menentukan Hukum yang dipakai.
Dasar hukum dari Hukum Antar Golongan adalah Pasal 163 I.S. Jo Pasal
131 I.S. yaitu :
Pasal 163 I.S. yang membagi 3 golongan penduduk :
Golongan Eropa / yang disamakan dengannya.
Golongan Timur Asing, Cina dan Non Cina.
Golongan Bumi Putra / Pribumi.
W W
T T
P P
S S
Dalam HPI Indonesia, ada 3 Pasal yang sangat
penting mencerminkan segi-segi HPI yaitu :
B. Macam-macam Kwalifikasi.
Ada dua macam Kwalifikasi yang kita kenal yaitu :
1. Kwalifikasi fakta (Qualification of fact).
2. Kwalifikasi Hukum (Qualification of law).
Ad. 1.
Adalah mengkotak-kotakan / menggolong-golongkan fakta-fakta sehari-
hari kedalam kotak hukum yang telah ada.
Ad. 2.
Adalah mengkotak-kotakan / menggolong-golongkan fakta-fakta / kaidah
hukum kedalam kotak hukum, kemudian digolongkan menurut obyeknya.
C. Gunanya Kwalifikasi
Adalah untuk menyelesaikan secara yuridis permasalahan dalam HAG
atau HPI senantiasa menyangkut 2 sistem hukum yang berbeda. Walaupun
perbedaan dalam HAG serumit HPI yang mengandung unsur asing.
BAB IV
TITIK TAUT / TITIK PERTALIAN
(Aanknopingsputen / Point of Cantact)
Titik Taut ini terdiri dari :
A.Titik Taut Primer (Titik Taut Pembeda) Primaire Aanknopingsputen / Point
of Cantact artinya adalah fakta-fakta hal-hal, keadaan yang membedakan
bahwa suatu peristiwa hukum itu – merupakan HAG atau Bukan ?
Fakta-fakta diatas oleh Dr. Sunarjati Hartono, SH di katakan dengan hal-hal
dan keadaan dan ini meliputi :
1.Status Hukum.
2.Pilihan Hukum.
3.Tanah.
Fakta-fakta diatas oleh Prof. Dr. S. Gautama, SH disebut dengan tanda-
tanda, dan ini meliputi :
1. Para pihak (Subyek Hukum)
2. Pilihan Hukum
3. Tanah
4. Hakim.