Ekstrak daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.) mengandung alkaloid, saponin, dan tanin berdasarkan hasil uji kromatografi lapis tipis.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
44 tayangan18 halaman
Ekstrak daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.) mengandung alkaloid, saponin, dan tanin berdasarkan hasil uji kromatografi lapis tipis.
Ekstrak daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.) mengandung alkaloid, saponin, dan tanin berdasarkan hasil uji kromatografi lapis tipis.
Ekstrak daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.) mengandung alkaloid, saponin, dan tanin berdasarkan hasil uji kromatografi lapis tipis.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18
SKRINING FITOKIMIA
Daun Ruku-Ruku (Ocimum tenulflorum L.) “Menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)”
Muhammad Taufiq Fathurrohman
FITOKIMIA 1 S1 FARMASI SEMESTER (2) STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN Daun Ruku-Ruku (Ocimum tenulflorum L.) • Gambar Deskripsi Tanaman Ruku-ruku atau Ocimum tenuiflorum merupakan tanaman ternak yang tergolong familia lamiaceae. Tanaman ini mirip dengan kemangi sehingga orang sering salah kaprah. Ruku-ruku biasanya digunakan untuk masakan Minangkabau yang berupa gulai. Masyarakat Minangkabau memercayai tumbuhan ini berkhasiat untuk penyakit darah tinggi dan jantung. • Ruku-ruku (Ocimum sanctum L.), suku Labiatae,merupakan tanaman perdu dengan tinggi 1,5 m, tumbuh tegak, sering bercabang banyak dan berbentuk taji. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah kemangi hutan, uku-uku (Bali), ko-roko (Madura), lufe-lufe (Ternate) (Pitojo, 1996). Kandungan Kimia • Daun ruku-ruku (Ocimum sanctum L.) memiliki kandungan kimia yang sudah diuji sebelumnya, seperti minyak atsiri, alkaloid, glikosida, saponin, flavonoid, triterpenoid, steroid dan tanin (Darmiati, 2007). Beberapa golongan kandungan kimia tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri seperti senyawa alkohol, minyak atsiri dan fenol. Sifat ini bisa sebagai bakteriostatik dan bakteriosida (Ayress, Munt dan Sandine, 1988). Kagunaan dan khasiat • Secara tradisional rebusan dari daun tanaman ruku-ruku (Ocimum sanctum L.) ini digunakan untuk mengobati sakit perut, sakit gigi, batuk dan pencuci luka. Sari dari daun tumbuhan digunakan sebagai peluruh dahak, peluruh haid, peluruh angin, pencegah mual, penambah nafsu makan, pengobatan pasca persalinan,pereda kejang, laksatif, dan secara eksternal digunakan untuk reumatik. Sedangkan biji digunakan sebagai pelembut kulit, peluruh air seni, peluruh keringat danpereda kejang (Christine, 1985); karminatif, dan antipiretik (Ditjen POM. 1989) Pembuatan Simplisia Pengambilan bahan baku daun Ruku-ruku (Ocimum tenulflroum L.) diambil di Jalan Raden Fatah Kelurahan Sumur Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu, dan daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) diambil di Teluk Sepang Kecamatan Kampung Melayu Kota. Simplisia kemudian dilakukan verifikasi tanaman Di Fakultas FMIPA, Universitas Bengkulu. Daun ruku-ruku dengan nama ilmiah Ocimum tenulflorum L yang disahkan dengan surat hasil verifikasi Laboratorium nomor 86/UN30.38. LAB.BIOLOGI/PM/ 2017 dan daun kemangi dengan nama ilmiah Ocimum sanctum L. yang disahkan dengan surat hasil verifikasi Laboratorium nomor 85/UN30.38.LAB. BIOLOGI/PM/ 2017. Simplisia yang didapat dilakukan sortasi basah yaitu memisahkan daun dari ranting, tanah dan bagian tanaman lain yang tidak dibutuhkan. Setelah dilakukkan sortasi basah untuk membersihkan dari kotoran, dilakukkan pencucian dengan air mengalir supaya meminimalisir jumlah mikroba. (DepKes RI., 2000). Daun Ruku-ruku (Ocimum tenulflroum L.) dan daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) yang sudah yang sudah dicuci dirajang untuk memperluas permukaan bahan baku. Setelah itu baru dilakukkan pengeringan dengan suhu kamar (± 15-30 ºC). Metode Ekstraksi Pembuatan Ekstrak dilakukan secara umum berdasarkan aturan yang tercantum dalam Farmakope Herbal Indonesia . Daun Ruku-ruku (Ocimum tenulflroum L.) dan daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) yang sudah dikeringkan dan dihaluskan, kemudian serbuk daun ruku-ruku dan daun kemangi masing-masing seberat 230 gram dimasukkan kedalam botol gelap tertutup yang bersih, ditambahkan pelarut etanol 70% masing-masing sebanyak 2300 ml sambil sering dikocok selama 7 hari selanjutkan disaring menggunakan kertas saring. Ekstrak cair yang didapatkan kemudian dilakukan pemekatan mengggunakan waterbath hingga didapat ekstrak kental sesuai dengan standar. Pembuatan Reagen a. Larutan Pereaksi Mayer c. Larutan Pereaksi Dregendrof Sebanyak 5 gram KI (kalium Bismut (III) nitral 8 gram iodida) dalam 10 ml aquadest dilarutkan dalam asam nitrat 20 kemudian ditambahkan larutan ml. Pada wadah lain ditimbang 1,36 gram HgCl2 (merkuri (II) klorida dalam 60 ml aquadest. sebanyak 27,2 gram KI Larutan dikocok dan ditambahkan dilarutkan dalam 50 ml aquadest hingga 100 ml. aquadest, kemudian didiamkan b. Larutan pereaksi wagner sampai memisah sempurna. Ambil sebanyak 6 gram KI dan Larutan yang jernih diambil dan 2 gram I2, kemudian larutkan KI di encerkan dengan aquadest dan I2 dalam aquadest sebanyak sampai 100 ml 100 ml. Uji yang akan di ujikan 1. Uji Alkaloid 2. Uji Saponin 3. Uji Tanin 4. Uji Flavonoid 5. Uji Steroid Hasil Uji 1. Uji Alkaloid Prosedur uji dengan metode kromatografi lapis tipis dilakukan untuk lebih memastikan hasil yang didapat dari uji pendahuluan. Pada uji pendahuluan ekstrak daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L) positif mengandung alkaloid, kemudian ekstrak di lanjutkan pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis dan dilihat disinar UV 254. Hasil untuk daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L) timbul noda dengan nilai Rf 0,96 sedangkan daun daun kemangi (Ocimum sanctum L) 0,97 dan baku pembanding yang digunkanan yaitu piperin didapatkan nilai Rf 0,98. Jadi nilai Rf sampel dengan Rf baku pembanding mempunyai nilai yang hampir sama sehingga daun ruku-ruku dan daun kemangi bisa dikatakan mengandung alkaloid. 2. Uji Saponin Hasil positif saponin melalui ekstrak dipisahkan dengan metode kromatografi lapis tipis serta dilihat dengan sinar UV 254, didapatkan hasil untuk daun ruku- ruku (Ocimum tenulflorum L ) timbul noda dengan nilai Rf 0,82 sedangkan daun kemangi (Ocimum sanctum L) 0,8 dan baku pembanding yang digunakan saponin murni didapat nilai Rf 0,87. Jadi nilai Rf sampel dengan Rf baku pembanding mempunyai nilai yang hampir sama sehingga daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L) bisa dikatakan bahwa daun ruku-ruku mengandung saponin. 3. Uji Tanin Hasil positif Tanin melalui ekstrak dipisahkan dengan metode kromatografi lapis tipis serta dilihat dengan sinar UV 254, didapatkan hasil untuk daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L) timbul noda dengan nilai Rf 0,85 sedangkan daun kemangi (Ocimum sanctum L) 0,82 dan baku pembanding yang digunakan katekin didapat nilai Rf 0,82. Jadi nilai Rf sampel dengan Rf baku pembanding mempunyai nilai yang hampir sama sehingga daun ruku- ruku (Ocimum tenulflorum L) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L) bisa dikatakan mengandung tanin. 4. Uji Flavonoid Pada uji pendahuluan ekstrak daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L) positif mengandung flavonoid, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis dan dilihat disinariUV 254. Hasil untuk daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L) timbul noda dengan nilai Rf 0,9 sedangkan daun kemangi (Ocimum sanctum L)0,87 dan baku pembanding yang digunkanan yaiturutin didapatkan nilai Rf 0,57. Jadi nilai Rf sampel dengan Rf baku pembanding berbeda sehingga hasil metode kromatografi lapis tipis negatif diperkirakan terjadi kesalahan pada pemilihan eluen yang kurang tepat dan baku pembanding yang digunakan kurang tepat. 5. Uji Steroid Pada uji pendahuluan ekstrak daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L) positif mengandung steroid, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis dan dilihat disinar UV 254. Hasil untuk daun ruku-ruku timbul noda dengan nilai Rf 0,5 sedangkan daun kemangi 0,4 dan baku pembanding yang digunakan yaitu β sitosterol didapatkan nilai Rf 0,66. Jadi nilai Rf sampel dengan Rf baku pembanding berbeda sehingga hasil metode kromatografi lapis tipis negatif diperkirakan terjadi kesalahan karena pemilihan eluen yang kurang tepat. Kesimpulan • Hasil positif yang didapat pada metode kromatografi lapis tipis (KLT) yaitu senyawa alkaloid, saponin dan tanin. Daftar Pustaka • Marliana, Soerya Dewi, and Venty Suryanti. 2005. “Skrining Fitokimia Dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam ( Sechium Edule Jacq .Swartz .) Dalam Ekstrak Etanol The Phytochemical Screenings and Thin Layer Chromatography Analysis of Chemical Compounds in Ethanol Extract of Labu Siam Fruit ( Sechium Edule Jacq .” 3 (1): 26–31. • Miroslav, V. 1971. Detection and dentification of Organic Compound. New York: Planum Publishing Corporation and SNTC Publishers of Technical Literatur. • Mojab. F. Kamalinejad. M. Ghaderi. N & Vahidipour. H. R. 2003, Phytochemical Screening of Some Species of Iranian Plants. Iranian Journal of Pharmaceutical Research .pp. 77-82. • Rusdi. 1990. Tetumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. • Santos, A.F., B.Q. Guevera, A.M. Mascardo, and C.Q. Estrada. 1978. Phytochemical, Microbiological and Pharmacological, Screening of Medical Plants. Manila: Research Center University of Santo Thomas • Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Edisi kelima. Penerjemah: Setiono, L. dan A.H. Pudjaatmaka. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka. • Wagner, H.And S. Bland. 1996. Plant Drug Analysis; A Thin Layer Chromatography Atlas. 2ndEdition. Berlin Heidelberg: Springer