Kadar Alkaloid

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN METODE EKSTRAKSI DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.

)
TERHADAP PERKIRAAN KADAR ALKALOID TOTAL SECARA
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis

Santi Lestari Oktavia1), Prasetyorini2), Sri Wardatun1)


1)
Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor.
2)
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan,
Bogor.

ABSTRACT
Sidaguri plant has a scientific name Sida rhombifolia L is a wild plant which can be
found on the roadside.. The reseach is studying the difference in methods extraction of total
alkaloid content in sidaguri leaves by spectrophotometry UV-Vis. Sidaguri leaves extracted
with different methode is maceration, sokhlet and refluks using etanol 70%. Condensed
extract etanol 70% in isolation with the principle of acid-base extraction to obtain isolates
with spectrophotometry UV-Vis methode at wavelength 470 nm. The reseach result showed
content of total alkaloid extract of sidaguri leaves with maceration have highest of total
alkaloid content are is 7,0126% 0,053 and 7,0271% 0,034. The reseach result the different
methode of extraction give significant effect to total alkaloid content of the sidaguri leaves.

ABSTRAK

Tanaman sidaguri, mempunyai nama ilmiah Sida rhombifolia L merupakan tumbuhan


liar yang dapat ditemukan di tepian jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan
metode ekstraksi terhadap kadar alkaloid total dari daun sidaguri (Sida rhombifolia L.). Daun
sidaguri diekstraksi diekstraksi dengan metode yang berbeda yaitu maserasi, sokhlet dan
refluks mengunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak kental etanol 70% diisolasi dengan prinsip
ekstraksi asam basa untuk memperoleh isolat alkaloid (ekstrak alkaloid). Ekstrak alkaloid
yang diperoleh dilakukan penentuan kadar dengan metode spektrofotometri UV-Vis pada
panjang gelombang 470 nm. Hasil penelitian menunjukkan kadar alkaloid total ekstrak daun
sidaguri yang paling tinggi terdapat pada metode ekstraksi maserasi yaitu, sebesar
7,0126%±0,053 dan 7,0271%±0,034. Hasil Penelitian membuktikan bahwa perbedaan
metode ekstraksi memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kadar alkaloid total daun
sidaguri.

Kata Kunci : Daun sidaguri, Spektofotometri UV-Vis, Kadar Alkaloid Total

PENDAHULUAN peluruh kencing (diuretik), pelembut kulit


Tanaman sidaguri, mempunyai dan obat eksim. (Dalimartha, 2003).
nama ilmiah Sida rhombifolia L Tanaman ini tersebar pada daerah
merupakan tumbuhan liar yang dapat tropis di seluruh dunia dari dataran rendah
ditemukan di tepian jalan. Bagian yang sampai 1.450 mdpl. Perdu tegak bercabang
digunakan sebagai obat adalah akar, daun, ini tingginya dapat mencapai 2 meter
bunga dan seluruh tumbuhan di atas tanah dengan cabang kecil berambut rapat.
(herba), bisa digunakan segar atau yang Perkembangbiakan dengan biji atau stek
telah dikeringkan. Sidaguri dapat batang (Haryanto, 2012).
digunakan secara tradisional sebagai anti Salah satu metabolit skunder yang
radang, penghilang nyeri (analgesik), terkandung dalam daun sidaguri yaitu
alkaloid. Alkaloid adalah senyawa Alat
metabolit sekunder terbanyak yang Alat-alat yang digunakan dalam
memiliki atom nitrogen, yang ditemukan penelitian ini adalah alat-alat gelas, cawan
dalam jaringan tumbuhan dan hewan. uap, corong pisah, krus, moisture balance,
Sebagian besar senyawa alkaloid pH meter, refluks, sokhlet,
bersumber dari tumbuh-tumbuhan. spektrofotometer UV-Vis, tanur,
Alkaloid merupakan senyawa heterosiklik timbanagan analitik.
yang mengandung atom nitrogen yang
penyebarannya terbatas pada organisme Pembuatan Ekstrak Daun Sidaguri
hidup. Efek fisiologis yang kuat dan Daun sidaguri segar yang sudah
selektifitas senyawa alkaloid menyebabkan terkumpul sebanyak 5 kg dicuci dengan
senyawa alkaloid tersebut sangat air mengalir, dikeringkan dalam oven
bermanfaat dalam hal pengobatan (Marek, pada suhu 400C, daun kering yang
2007). diperoleh digrinder dan diayak
Ekstraksi adalah penarikan menggunakan mesh 30. 100 gram serbuk
kandungan kimia menggunakan pelarut dimaserasi dengan pelarut n-heksan pada
cair untuk memisahkan senyawa yang larut tiga wadah yang berbeda selama 24 jam.
dengan senyawa yang tidak larut. Ekstraksi Residu hasil maserasi n-heksan (1:10)
dengan menggunakan pelarut dibedakan diekstrak kembali dengan pelarut etanol
menjadi dua cara, yaitu cara dingin dan 70% (1:10) dengan menggunakan metode
cara panas (DepKes RI, 2000). ekstraksi yang berbeda yaitu, maserasi,
Beberapa peneliti telah melakukan sokhletasi dan refluks. Ekstraksi
penelitian terhadap proses ekstraksi dengan
senyawa alkaloid dengan berbagai metode, maserasi dilakukan selama 3 x 24 jam,
baik secara panas maupun dingin. Hasil ekstraksi dengan sokhlet dilakukan
dari penelitian tersebut menunjukkan selama 7 jam hingga cairan dalam
adanya perbedaan kandungan senyawa selongsong tidak berwarna atau bening
alkaloid yang diperoleh dari metode yang dan ekstraksi dengan refluks dilakukan
berbeda. selama 8 jam pada suhu panas. Filtrat
yang diperoleh dari ketiga metode
METODE PENELITIAN ekstraksi diuapkan menggunakan rotary
Penelitian ini dilaksanakan evaporator hingga terbentuk ekstrak
padabulan Agustus-September 2016 kental.
bertempat di Laboratorium Farmasi
Universitas Pakuan. Analisis Fitokimia
Uji fitokimia dilakukan secara
Bahan kualitatif terhadap ekstrak kental daun
daun sidaguri yang sudah tua sidaguri meliputi uji kandungan senyawa.
(bagian ke tiga dari pucuk), akuadest, asam flavonoid, alkaloid, saponin dan tannin
sitrat, asam klorida, Bromocresolgreen, (Harborne, 1987).
buffer fosfat, etanol 70%, etil asetat,
hidrogen klorida, kaffein, kloroform, Pembuatan Larutan Pembanding
metanol, natrium hidroksida, sodium Kafein
fosfat, pereaksi mayer, pereaksi Sebanyak 50 mg kafein murni
dragendroff, larutan besi (III) klorida 10%, dilarutkan dalam 50 ml aquades. Larutan
garam gelatin, serbuk magnesium dan dipipet sebanyak 1 ml ditempatkan pada
serbuk Zn. corong pisah, kemudian tambahkan 5 ml
buffer phospat (pH 4,7) dan 5 ml larutan
bromcresolgreen lalu dikocok, diekstraksi
dengan kloroform (5 ml x 2). Ekstrak
dikumpulkan dalam labu volumetrik 10 ml
kemudian diencerkan sampai batas dengan Tabel 1. Rendemen Ekstrak Etanol
kloroform. Diukur absorbansi pada
panjang gelombang 470 nm. Rendemen
Metode ekstraksi
(%)
Isolasi Alkaloid Total 7,921
Ditimbang sekitar 20 gram ekstrak Maserasi
6,598
etanol daun sidaguri lalu dilarutkan dalam
100 ml etil asetat, kemudian 11,225
Sokhlet
disaring.Residu disiapkan untuk isolasi 11,895
alkaloid total. Residu dilarutkan dengan
17,347
100 ml metanol dan ditambahkan HCl 2 Refluks
N sampai pH 2, kemudian dipartisi 12,768
dengan 100 ml kloroform, dan 30 ml
akuades lapisan kloroform lalu Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu
dipisahkan. Lapisan metanol ditambahkan Penetapan kadar air perlu
dengan NH4OH 1N hingga pH 12 dilakukan untuk mengetahui besarnya
kemudian dipartisi lagi dengan 100 ml kandungan air yang terdapat pada bahan
kloroform. Lapisan kloroform diuapkan yang diuji, karena kandungan air yang
sehingga diperoleh ekstrak kloroform banyak dapat menjadi media pertumbuhan
(alkaloid total) lalu dikeringkan. Total dan perkembangan mikroorganisme
alkaloid diuji fitokimia untuk memastikan sehingga dapat menyebabkan perubahan
adanya alkaloid (Ginting dkk, 2012). kimia pada senyawa aktif (Depkes RI,
2000). Hasil penetapan kadar air simplisia
Perkiraan Kadar Alkloid Total dan ekstrak dapat dilihat pada Tabel 2.
Ekstrak kloroform yang diperoleh
dilarutkan dengan 1 ml HCl 1N, Tabel 2. Penetapan Kadar Air Daun
ditambahkan 5 ml larutan indikator Sidaguri
bromocresolgreen dan 5 ml lurutan buffer
fosfat. Kemudian diekstraksi dua kali Rata-rata
Sampel Kadar Air
dengan kloroform sebanyak 5 ml. Fase (%)
kloroform yang diperoleh dimasukkan Simplisia Daun
2,52
kedalam labu ukur 10 ml dan di add Sidaguri
hingga batas dengan kloroform. Diukur Ekstrak Maserasi I 7,21
absorbansi dengan Spektrofotometri UV-
Vis pada panjang gelombang 470 nm Ekstrak Maserasi II 4,79
(John dkk, 2014) Ekstrak Sokhlet I 10,19

Ekstrak Sokhlet II 10,99


HASIL DAN PEMBAHASAN
Serbuk daun sidaguri yang Ekstrak Refluks I 17,06
digunakan sebanyak 5 kg diperoleh
setelah diserbukkan dan diayak sebanyak Ekstrak Refluks II 13,75
680 g dan rendemen simplisia daun
sidaguri yang diperoleh yaitu sebesar 13,6 Hasil penetapan kadar air simplisia
%. Rendemen ekstrak dapat dilihat pada dan ekstrak etanol daun sidaguri
Tabel 1. Berdasarkan hasil uji fitokimia memenuhu syarat. Dimana syarat kadar air
kandungan simplisia dan ekstrak etanol untuk simplisia tidak kurang dari 10 % dan
70 % daun sidaguri positif mengandung syarat kadar air untuk ekstrak tidak kurang
senyawa alkaloid, saponin, tanin dan dari 17,5 % (Kemenkes RI, 2011).
flavonoid.
Penetapan kadar abu dilakukan lapisan kloroform kemudian dipisahkan.
untuk memberikan gambaran kandungan Gambar 1 menunjukkan pemisahan lapisan
senyawa anorganik yang terkandung dalam asam dengan kloroform.
bahan (Depkes RI, 2000). Kadar abu
simplisia daun sidaguri yang diperoleh dari
hasil uji yaitu sebesar 7,58 %. Hasil
penentuan kadar abu tersebut sesuai
dengan standar kadar abu yang ada
didalam Kemenkes RI tahun 2011 dimana
standar kadar abu simplisia daun sidaguri
yaitu tidak lebih dari 8,0 %.

Hasil Isolasi Alkaloid Ekstrak Daun


Sidaguri
Proses isolasi alkaloid didasarkan
pada ekstraksi asam-basa, yang dapat Gambar 1. pemisahan lapisan asam
menarik senyawa alkaloid yang diinginkan dengan kloroform.
dengan baik. Ekstraksi alkaloid dapat
dilakukan dalam suasana asam atau basa. Larutan asam kemudian ditambah
Proses isolasi diawali dengan melarutkan dengan larutan amonium hidroksida 1N
ekstrak dalam etil asetar. Pelarutan dengan hingga pH 12. Penambahan larutan
etil asetat bertujuan untuk menarik amonium hidroksida bertujuan untuk
senyawa yang bersifat semi polar yang melepaskan ikatan alkaloid bentuk garam
dapat larut dalam etil asetat sehingga tidak dalam suasana asam sehingga alkaloid
mengganggu proses isolasi selanjutnya. kembali dalam kondisi bebas, selanjutnya
Diharapkan alkaloid tidak larut dalam etil dipartisi kembali dengan kloroform,
asetat karena pelarut pengekstraksi awal penggunaan kloroform tujuannya untuk
adalah senyawa polar dan alkaloid melarutkan alkaloid dalam bentuk bebas,
diharapkan ada dalam bentuk polar dan karena alkaloid dalam bentuk bebas mudah
bentuk garam. Residu yang tidak larut terlarut dalam senyawa organik yang
dalam etil asetat dilarutkan kembali dalam sedikit polar (Padmawinata, 1995).
pelarut organik larut air yaitu metanol Pemisahan dua lapisan antara lapisan
dengan penambahan HCl 2 N hingga pH metanol dan kloroform dapat dilihat pada
2. Pelarut metanol merupakan pelarut polar Gambar 1 dan Ekstrak kloroform (alkaloid
yang digunakan dalam proses isolasi total) daun sidaguri dapat dilihat pada
senyawa kimia karena pelarut organik Gambar 2 menunjukkan pemisahan lapisan
polar dapat melarutkan alkaloid bentuk basa dengan kloroform.
garam dalam suasana asam (Cordell,
1981).
Fase metanol selanjutnya dipartisi
menggunakan kloroform, pelarut
kloroform dapat memisahkan senyawa
metabolit skunder yang tidak terekstraksi
agar tidak mengganggu isolasi alkaloid
selanjutnya. Pada proses ini akan terbentuk
dua lapisan yang tidak saling bercampur,
lapisan atas merupakan lapisan metanol-
air yang bersifat asam dan memiliki berat
jenis yang lebih ringan dari lapisan Gambar 2 pemisahan lapisan basa dengan
kloroform yang berada dibagian bawah, kloroform.
Tabel 3. Rendemen Isolasi Alkaloid
Hasil ekstrak kloroform (alkaloid Total
total) daun sidaguri memiliki warna
kecoklatan dan berbau khas dapat dilihat Rata-rata Kadar
Kadar Alkaloid Alkaloid (setara
pada Gambar 3. Uji fitokimia isolat Sampel Total (%) kafein/100 g
alkaloid menunjukkan hasil yang positif ekstrak alkaloid
total)
Ulangan I Ulangan II
terhadap alkaoid dan hasil yang negatif
Maserasi I 6,975 7,050 7,013±0,053a
terhadap senyawa lainnya seperti
flavonoid, saponin dan tanin. Seyawa MaserasiII 7,0027 7,051 7,027±0,034a

flavonoid, saponin, tanin merupakan Sokhlet I 6,1185 5,898 6,008±0,155b


senyawa polar yang tidak dapat larut
Sokhlet II 6,4946 6,388 6,441±0,075b
dalam kloroform.
Refluks I 1,3542 1,840 1,597±0,343c

Refluks II 1,3088 1,360 1,334±0,036d

Berdasarkan penelitian john et al


(2014), pembanding yang digunakan
untuk analisis senyawa alkaloid adalah
kafein, sehingga hasil penelitian dihitung
setara kafein sebagai pembanding. Hasil
Kadar Alkaloid Total daun sidaguri dapat
Gambar 3. Ekstrak kloroform (Alkaloid
dilihat pada Tabel 4.
Total)
Tabel 4. Hasil Kadar Alkaloid Total
Hasil rendemen ekstrak kloroform Ekstrak Daun sidaguri
(alkaloid total) hasil isolasi dapat dilihat
pada Tabel 3. Berat ekstrak
kloroform Rendemen
Metode ekstraksi
Hasil Penetapan Kadar Alkaloid Total (alkaloid (%)
total)
Ekstrak Daun Sidaguri Ulangan I 0,360 g 7,421
Penetapan kadar alkaloid total Maserasi
Ulangan II 0,353 g 7,421
ekstrak daun sidaguri dilakukan Ulangan I 0,342 g 7,614
Sokhlet
menggunakan metode spektrofotometri Ulangan II 0,338 g 7,595
dengan indikator bromocresol green. Saat Ulangan I 0,306 g 7,386
Refluks
proses penetapan kadar, ekstrak alkaloid Ulangan II 0,312 g 7,237
dilarutkan dalam larutan asam yaitu
larutan HCl 1 N dan buffer fosfat pH 4,7. Berdasarkan data yang diperoleh,
Penambahan larutan buffer berfungsi disimpulkan bahwa perbedaan metode
untuk mempertahankan pH (Herawati, ekstraksi memberikan pengaruh yang
2008). berbeda nyata terhadap kadar alkaloid total
Bromocresolgreen merupakan dimana nilai sig < 0.05. Uji lanjut
indikator warna kompleks dengan alkaloid, dilakukan untuk membandingkan antara
pada saat pencampuran bromocresolgreen perlakuan. Berdasarkan uji lanjut,
dengan sampel alkaloid maka akan diperoleh nilai subset yang berbeda yang
memebentuk kompleks (Zaree R et al, menunjukkan perbedaan yang nyata antara
2013). metode ekstraksi terhadap kadar alkaloid.
KESIMPULAN DAN SARAN Haryanto, S. 2012. Ensiklopedi Tanaman
Kesimpulan Obat Indonesia.Cetakan I.
Berdasarkan hasil penelitian yang Penerbit palmall.Yogyakarta.
telah dilakukan terhadap daun sidaguri
dapat disimpulkan bahwa perbedaan Herawati, Susi. 2008. Kajian Materi
metode ekstraksi berpengaruh terhadap Larutan Buffer Asam-Basa.
kadar alkaloid total. Hasil kadar alkaloid Instutut Teknologi Bandung.
total yang diperoleh dari ekstrak etanol Bandung. (Tesis)
70% daun sidaguri yang paling tinggi
terdapat pada metode ekstraksi maserasi Jhon, B., T, Sulaiman C., George S and.
yaitu 7,0126%±0,053 dan 7,0271%±0,034. Reddy, V. R. K. 2014.
Saran Spectrophotometric Estimation Of
Perlu dilakukan penelitian lebih Total Alkaloid In Selected
lanjut mengenai perkiraan kadar alkaloid Justicia Species. International
total dengan menggunakan pelarut yang Journal of Pharmacy and
berbeda. Serta perlu dilakukan penentuan Pharmaceutical Sciences. Vol 6,
kadar pada senyawa lainnya yang Issue 5. Hal 648
terkandung dalam daun sidaguri.
Kementrian Kesehatan Republik
DAFTAR PUSTAKA Indonesia. 2011. Suplemen II
Cordell, G.A. (1981). Introduction To :Farmakope Herbal Indonesia.
Alkaloid A Biogenic Approach. Edisi I. Jakarta.
John Wiley & Sons, Inc., New
Marek,R., Grycova,L., Dostal,J. 2007.
York.
Quaternary Protoberberine
Alkaloids, Journal Of
Dalimarta, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat
Phytochemistry 68, 150-175.
Indonesia.Jilid ke-2.Cetakan ke-1.
Jakarta. Padmawinata, K. 1995. Kandungan
Organik Tumbuhan Tinggi.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Bandung: Penerbit ITB
Parameter Standar Umum (Terjemahan dari Robinson, T.
Ekstrak. Direktorat Pengawasan 1991. The Organic Constituens of
Obat dan Makanan. Cetakan Higher Plant, 6th ed).
Peretama. Jakarta.
Zaree R, M. Farhadi, Z. Mohammdzadeh,
Ginting, B, B Tonel, M Lamek, S and G. R. Goudarzi. 2013.
Partomuan. 2013. Isolasi dan Extraction and comparison of
Penetapan Aktivitas Antioksidan alkaloids in different organs
Total Alkaloid Daun Pala during different phonological
(Myristica fragrans Houtt). 9 (5); periods of Nitraria schoberi.
Hal 523-527.. Annals of Biological Research,
2013, 4 (2):130-135.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia
Penentuan Cara Modern
Menganalisis Tumbuhan.
Terjemahan: Kosasih
Padmawinata. ITB. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai