Kista Ovarium Terpuntir
Kista Ovarium Terpuntir
Kista Ovarium Terpuntir
TERPUNTIR
ELSINA P. SALAKAY
(20160811014032)
DEFINISI
1. Perubahan anatomis yang mempengaruhi berat dan ukuran ovarium dapat mengubah posisi tuba
fallopi dan menimbulkan puntiran. Kehamilan kadang - kadang menyebabkan kista terpuntir, sekunder
terhadap pembesaran ovarium yang terjadi selama ovulasi dengan kelemahan jaringan penyokong
ovarium.
2. Malformasi kongenital dan pemanjangan tuba fallopi dapat ditemukan pada sebagian pasien
prepubertas muda.
3. Tumor ovarium. Menyebabkan lebih dari setengah kasus torsi adnexa. Tumor dermoid adalah yang
paling sering. Tumor ganas lebih jarang daripada tumor jinak. Hal ini disebabkan perlekatan kanker
yang memfiksir ovarium ke jaringan sekitar.
4. Pasien dengan riwayat pembedahan pelvis (terutama ligasi tuba) memiliki resiko lebih tinggi terhadap
kista terpuntir.
FAKTOR RESIKO
1. Pengobatan infertilitas
2. Kehamilan
3. Hipotiroid
4. Merokok
PATOFISIOLOGI
• Kista ovarium terpuntir secara klasik terjadi unilateral pada ovarium yang membesar patologis.
Ireguleritas ovarium menimbulkan fulcrum di sekitar tuba yang terlibat. Proses tersebut dapat
berlangsung pada ovarium saja tapi lebih sering mempengaruhi kedua ovarium dan tuba (adnexa
terpuntir).
• Berbagai faktor mempengaruhi perjalanan kista ovarium terpuntir. Kista ovarium terpuntir normalnya
paling sering terjadi pada usia muda, dimana abnormalitas perkembangan misalnya tuba yang panjang
atau ketiadaan mesosalfing mungkin berperan. Faktanya, kurang dari setengah terpuntirnya ovarium
pada pasien anak melibatkan kista, teratoma, atau massa lainnya. Selama hamil muda, adanya
pembesaran kista korpus luteum mungkin merupakan predisposisi terpuntirnya kista
TANDA DAN GEJALA
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan Lab
• Jika kista ovarium didiagnosis pada trimester pertama, lebih baik tunggu sampai 16 minggu
saat implantasi kehamilan lebih aman dan juga kista mungkin hilang secara spontan.
• Kista dengan diameter kurang dari 6 cm dan tampak jinak pada USG umumnya diobati
secara konservatif karena dapat mengalami resolusi spontan.
• Kista dengan diameter lebih dari 10 cm biasanya direseksi karena meningkatkan risiko
keganasan, pecah atau torsi.
• Jika kista berseptum, nodul, papiler atau komponen padat maka reseksi dianjurkan.
KOMPLIKASI
• Infeksi
• Peritonitis
• Sepsis
• Adhesi
• Nyeri kronis
• Infertilitas
TERIMA
KASIH