PERTEMUAN 5 - Musyarakah
PERTEMUAN 5 - Musyarakah
PERTEMUAN 5 - Musyarakah
(Pertemuan 5)
Dr. Zumratul Meini, S.E., M.S.E., M.S.Ak.
Universitas Nasional Jakarta
AKAD MUSYARAKAH
PENGERTIAN MUSYARAKAH
Bahasa: al-syirkah/al-ikhtilath (percampuran) atau
persekutuan dua orang atau lebih, sehingga antara
masing-masing sulit dibedakan atau tidak dapat
dipisahkan
PSAK106 mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerja
sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan
dibagi berdasarkan kesepakatan & kerugian berdasarkan
porsi kontribusi dana
Karakteristik Akad Musyarakah
Modal musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas, atau aktiva
nonkas, termasuk aktiva tidak berwujud seperti lisensi dan hak paten yang
sesuai dengan syariah
Setiap mitra harus memberi kontribusi dalam modal dan pekerjaan
Karakteristik Akad Musyarakah
Jaminan modal
Dalam pembiayaan musyarakah setiap mitra tidak dapat menjamin modal mitra
lainnya, namun setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk menyediakan
jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang disengaja
PSAK 106 par 7 memberikan beberapa contoh kesalahan yang disengaja yaitu:
(a) pelanggaran terhadap akad; antara lain, penyalahgunaan dana investasi,
manipulasi biaya dan pendapatan operasional; atau (b) pelaksanaan yang tidak
sesuai dengan prinsip syariah
Karakteristik Akad Musyarakah
Perjanjian
Untuk menghindari persengketaan di kemudian hari, sebaiknya akad kerja
sama dibuat secara tertulis dan dihadiri para saksi. Akad atau perjanjian
tersebut harus mencakup berbagai aspek antara lain terkait dengan besaran
modal dan penggunaannya (tujuan usaha musyarakah), pembagian kerja di
antara mitra, nisbah yang digunakan sebagai dasar pembagian laba, periode
pembagian laba dan lain sebagainya.
Karakteristik Akad Musyarakah
Persengketaan
Apabila terjadi perselisihan diantara dua belah pihak maka dapat diselesaikan
secara musyawarah di antara mereka berdua atau melalui badan arbitrase
syariah.
Hikmah Akad Musyarakah
Dalam musyarakah dapat ditemukan nilai ajaran Islam tentang
ta’awun (gotong-royong), ukhuwah (persaudaraan) dan keadilan.
Keadilan sangat terasa ketika penentuan nisbah untuk
pembagian keuntungan yang bisa saja berbeda dari porsi modal
karena disesuaikan oleh faktor lain selain modal misalnya;
keahlian, ketersediaan waktu, dan sebagainya. Selain itu
keuntungan yang dibagikan kepada pemilik modal merupakan
keuntungan riil, bukan merupakan nilai nominal yang telah
ditetapkan sebelumnya seperti bunga/riba. Prinsip keadilan juga
terasa ketika hanya orang yang punya modal saja yang dapat
dibebankan/menanggung risiko finansial.
Skema Musyarakah
Musyarakah
Mitra11
Mitra Mitra22
Mitra
Proyek
Proyek
Usaha
Usaha
Laba/Rugi Laba/Rugi
Mitra1 Keuntungan/k Mitra2
Keuntungan/k
erugian
erugian
Hasilusaha:
Hasil usaha:
Apabilauntung
Apabila untungakan
akandibagi
dibagisesuai
sesuainisbah
nisbah
Apabilarugi,
Apabila rugi,akan
akanditanggung
ditanggungsesuai
sesuaiporsi
porsimodal
modal
Jenis Akad Musyarakah
Berdasarkan ulama fikih
Kerja sama antara dua pihak di mana masing-masing pihak sama sekali tidak
menyertakan modal. Mereka menjalankan usahanya berdasarkan kepercayaan
pihak ketiga. Setiap mitra menyumbangkan nama baik, reputasi,
creditworthiness, tanpa menyetorkan modal.
Contoh: dua orang atau lebih membeli sesuatu barang tanpa modal atau
dengan kredit, yg ada hanyalah nama baik mereka dan kepercayaan para
pedagang terhadap mereka, dan keuntungan yang diperoleh adalah untuk
mereka
Setiap mitra menjadi penanggungjawab dan agen bagi mitra yang lain, dengan
kata lain pembelian barang tersebut ditanggung bersama. Keuntungan dibagi
kepada para mitra berdasarkan kesepakatan bersama
3. Syirkah ’inan
adalah bentuk kerja sama di mana posisi dan komposisi pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya adalah tidak sama, baik dalam hal modal maupun
pekerjaan.
Setiap mitra bertindak sebagai agen untuk kepentingan pihak lain (mutual
agency), tetapi bukan merupakan penjamin bagi mitra usaha lainnya. Namun
demikian, kewajiban terhadap pihak ketiga adalah sendiri-sendiri, tidak
ditanggung secara bersama-sama
4. Syirkah mufawwadhah
adalah bentuk kerjasama dimana posisi dan komposisi pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya harus sama, baik dalam hal modal, pekerjaan, agama,
keuntungan maupun risiko kerugian.
Masing-masing mitra memiliki kewenangan penuh untuk bertindak bagi
dan atas nama pihak yang lain setiap mitra sepenuhnya
bertanggungjawab atas tindakan-tindakan hukum dan komitmen-komitmen
dari para mitra lainnya dalam segala hal yang menyangkut kemitraan ini.
Bentuk syirkah ini mirip seperti firma, namun dalam firma jumlah modal yang
disetorkan tidak harus sama.
Jenis Akad Musyarakah
Berdasarkan PSAK
Musyarakah permanen
Dalam musyarakah permanen bagian modal setiap mitra ditentukan saat akad dan
jumlahnya tetap hingga akhir masa akad (PSAK no 106 par.04)
Musyarakah menurun/Musyarakah mutanaqisah
Dalam musyarakah menurun, bagian modal salah satu mitra akan dialihkan secara
bertahap kepada mitra lain, sehingga pada akhir akad mitra yang lain akan memiliki
usaha tersebut secara penuh.
Dasar Syariah
Al-Quran
Hadis Qudsi dari Abu Hurairah: “Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua
orang yang berserikat, sepanjang salah seorang dari keduanya tidak
berkhianat terhadap lainnya. Apabila seseorang berkhianat terhadap lainnya
maka Aku keluar dari keduanya.” (HR. Abu Dawud dan al-Hakim dari Abu
Hurairah).
Rukun Musyarakah
2. Obyek musyarakah
4. Nisbah keuntungan
Ketentuan Syariah
1. Pelaku
a) Para mitra harus cakap hukum
b) Setiap mitra dianggap sebagai wakil dari mitra lain dan dari usaha kerja sama
2. Obyek Musyarakah
a) Modal
b) Kerja
Ketentuan Syariah
1. Modal
Modal yang diberikan harus tunai
Modal yang diserahkan dapat berupa uang tunai, emas, perak, atau aset
perdagangan
Jika modal dalam bentuk nonkas, maka harus menggunakan nilai tunainya
Modal yang diserahkan oleh setiap mitra harus dicampur.
Dalam kondisi normal, setiap mitra memiliki hak untuk mengelola aset
kemitraan.
Mitra tidak boleh meminjam uang atas nama usaha musyarakah, demikian
juga meminjamkan uang kepada pihak ketiga
Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan
modal itu untuk kepentingannya sendiri
Pada prinsipnya dalam musyarakah tidak boleh ada penjaminan modal,
Modal yang ditanamkan tidak boleh digunakan untuk membiayai proyek atau
investasi yang dilarang oleh syariah.
Ketentuan Syariah
2. Kerja
Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar
pelaksanaan musyarakah
Tidak dibenarkan bila salah seorang di antara mitra menyatakan
tidak ikut serta menangani pekerjaan dalam kemitraan tersebut
porsi kerja antara satu mitra dengan mitra lainnya tidak harus sama.
Setiap mitra bekerja atas nama pribadi atau mewakili mitranya.
Para mitra harus menjalankan usaha sesuai dengan syariah.
Seorang mitra yang melaksanakan pekerjaan di luar wilayah tugas
yang ia sepakati, berhak mempekerjakan orang lain untuk
menangani pekerjaan tersebut.
Jika seorang mitra mempekerjakan pekerja lain untuk melaksanakan
tugas yang menjadi bagiannya, biaya yang timbul harus
ditanggungnya sendiri.
Ketentuan Syariah
Kerugian
kerugian akan dibagi secara proporsional sesuai dengan porsi modal dari masing-
masing mitra
Berakhirnya Akad Musyarakah
Jika:
salah seorang mitra menghentikan akad
salah seorang mitra meninggal, atau hilang akal. Dalam hal ini mitra yang meninggal
atau hilang akal dapat digantikan oleh salah seorang ahli warisnya yang cakap
hukum (baligh dan berakal sehat) apabila disetujui oleh semua ahli waris lain dan
mitra lainnya
modal musyarakah hilang/habis
Penentuan Nisbah
1. Pembagian keuntungan proporsional sesuai modal
Menurut pendapat ini, keuntungan harus dibagi di antara para
mitra secara proporsional sesuai modal yang disetorkan,
tanpa memandang apakah jumlah pekerjaan yang
dilaksanakan oleh para mitra sama ataupun tidak sama.
Apabila salah satu pihak menyetorkan modal lebih besar,
maka pihak tersebut akan mendapatkan proporsi laba yang
lebih besar
2. Pembagian keuntungan tidak proporsional dengan modal
Menurut pendapat ini, dalam penentuan nisbah yang
dipertimbangkan bukan hanya modal yang disetorkan, tapi
juga tanggung jawab, pengalaman, kompetensi atau waktu
kerja yang lebih panjang.
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
Pengakuan investasi musyarakah
Investasi musyarakah diakui pada saat penyerahan kas atau aset nonkas
untuk usaha musyarakah.
Pengukuran investasi musyarakah:
Pencatatan ketika mitra aktif mengeluarkan biaya pra akad:
Dr. Uang muka akad xxx
Cr. Kas xxx
Apabila mitra lain sepakat biaya ini dianggap sebagai bagian investasi
musyarakah
Dr. Investasi musyarakah xxx
Cr. Uang muka akad xxx
Apabila mitra lain tidak setuju biaya ini dianggap sebagai bagian investasi
musyarakah
Dr. Beban Musyarakah xxx
Cr. Uang muka akad xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
apabila investasi dalam bentuk kas akan dinilai sebesar jumlah yang diserahkan; dan dicatat:
pencatatan yang dilakukan jika nilai wajar aset nonkas yang diserahkan
lebih besar dari nilai buku, maka selisihnya akan dicatat dalam akun
selisih penilaian aset musyarakah:
Dr. Investasi musyarakah xxx
Dr. Akumulasi penyusutan xxx
Cr. Selisih penilaian aset musyarakah xxx
Cr. Aset nonkas xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
Pencatatan amortisasi selisih penilaian asset musyarakah adalah sebagai
berikut:
Dr. Selisih penilaian aset musyarakah xxx
Cr Keuntungan xxx
Pencatatan yang dilakukan jika nilai wajar asset non kas yang diserahkan
lebih kecil dari nilai buku, maka selisihnya dicatat sebagai kerugian:
Dr. Investasi musyarakah xxx
Dr. Akumulasi penyusutan xxx
Dr. Kerugian xxx
Cr. Aset nonkas xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
Apabila investasi dalam bentuk aset non-kas dan diakhir akad akan diterima
kembali maka atas aset nonkas musyarakah disusutkan berdasarkan nilai wajar
tersebut.
Dr. Beban depresiasi xxx
Cr. Akumulasi depresiasi xxx
Apabila dari investasi musyarakah diperoleh keuntungan, jurnal:
Dr. Kas/Piutang xxx
Cr. Pendapatan investasi musyarakah xxx
Penyajian
Mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan usaha
musyarakah dalam laporan keuangan:
(a) Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif disajikan sebagai
investasi musyarakah
(b) Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian aset nonkas yang diserahkan
pada nilai wajar disajikan sebagai pos lawan (contra account) dari investasi
musyarakah\
Akuntansi untuk Pengelola Dana
1. Pengukuran investasi musyarakah:
Dr. Uang muka akad xxx
Cr. Kas xxx
2. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi kelayakan) tidak
dapat diakui sebagai bagian investasi musyarakah kecuali ada persetujuan dari
seluruh mitra.
Apabila mitra lain sepakat biaya ini dianggap sebagai bagian investasi
musyarakah
Dr. Investasi musyarakah xxx
Cr. Uang muka akad xxx
Apabila mitra lain tidak setuju biaya ini dianggap sebagai bagian investasi
musyarakah
Dr. Beban xxx
Cr. Uang muka akad xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif atau mitra aktif diakui sebagai
dana syirkah temporer sebesar:
(a) jumlah yang diterima untuk penerimaan dalam bentuk kas, Jurnal:
Dr. Kas xxx
Cr. Dana syirkah temporer xxx
dana syirkah temporer harus dipisahkan (dalam bentuk sub ledger) antara
dana yang berasal dari mitra aktif atau mitra pasif.
(b) nilai wajar untuk penerimaan dalam bentuk aset nonkas, Jurnal:
Dr. Aset nonkas xxx
Cr. Dana syirkah temporer xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Apabila di akhir akad aset nonkas tidak dikembalikan maka yang mencatat
beban depresiasi adalah usaha musyarakah atas dasar nilai wajar dan
disusutkan selama masa akad atau selama umur ekonomis. Sedangkan jika
dikembalikan, yang mencatat beban depresiasi adalah mitra yang menyerahkan
aset nonkas sebagai modal investasinya.
Dr. Beban depresiasi xxx
Cr. Akumulasi depresiasi xxx