Zi WBK - WBBM - PPM
Zi WBK - WBBM - PPM
Zi WBK - WBBM - PPM
MENUJU
WBK/WBBM
LATAR BELAKANG
• Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
KorupsI
• Perpres Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi
• Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi
Nasional PPK Jangka Panjang Tahun 2012 – 2025 dan Jangka
Menengah Tahun 2012 - 2014
• PermenPAN dan RB Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan ZI menuju WBK/WBBM di Lingkungan Instansi
Pemerintah (revisi Permenpan 60 tahun 2012 sebelumnya Permenpan 20 tahun 2012)
• Inpres Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi PPK tahun 2016 dan
tahun 2017
Inpres Nomor 5 Tahun 2004
5. Menetapkan program dan wilayah yang menjadi lingkup
tugas, wewenang dan tanggung jawabnya sebagai program
dan wilayah bebas korupsi.
10. Meningkatkan upaya pengawasan dan pembinaan
aparatur untuk meniadakan perilaku koruptif di
lingkungannya.
11. Gubernur dan Bupati/Walikota:
• Menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik di
lingkungan pemerintah daerah.
• Meningkatkan pelayanan publik dan meniadakan pungutan
liar dalam pelaksanaannya.
• Bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
melakukan pencegahan terhadap kemungkinan terjadi
kebocoran keuangan negara baik yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara maupun Anggaran
PERMENPAN & RB 52 TAHUN 2014
ZONA INTEGRITAS
(K/L/PEMDA)
WBK/WBBM
(UNIT KERJA/SATUAN
KERJA)
TAHAP PEMBANGUNAN ZI
1 • Pencanangan pembangunan ZI
• Proses pembangunan ZI
2 menuju WBK/WBBM
1. Pencanangan pembangunan ZI
• Pencanangan pembangunan ZI secara
terbuka
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukan Tim
Penyelenggara
2 Deklarasi
3 SA dan pengumpulan bukti
pendukung komponen
4 Pemenuhan komponen yg
kurang
5 Survey Internal
6 Survey eksternal
7 SA dan reviu bukti
pendukung komponen
8 Pengajuan penilaian ke TPI
9 Penilaian oleh TPI
10 Reviu TPN
WB
WB
MEMBANGUN
KK
PEMENUHANPROGRAM
PEMENUHAN PROGRAM
ANTIKORUPSI
ANTI KORUPSI
66KOMPONEN
KOMPONENPENGUNGKIT
PENGUNGKIT
22INDIKATOR
INDIKATORHASIL
HASIL
14
PENGUNGKIT (60%) HASIL (40%)
M +
A
N
PENINGKATAN
PENGUATAN K
A TATALAKSANA U PELAYANAN
J
E
A PUBLIK
L
M PENATAAN I
E MANAJEMEN SDM T
N A
S
P PENGUATAN
E PENGAWASAN Y
R A PEMERINTAHAN
U N
B
PENGUATAN B
YG BERSIH DAN
A L BEBAS KKN
AKUNTABILITAS
H I
KEINERJA
A K
N
Indikator :
1. Unit kerja telah membentuk Tim Kerja untuk melakukan
pembangunan ZI menuju WBK/WBBM dengan mekanisme yang
jelas (KEP. 13/PW12/1/2018 tgl 22 Januari 2018)
2. Unit kerja memiliki Dokumen Rencana Pembangunan ZI menuju
WBK/WBBM yang memuat target prioritas yang relevan dengan
tujuan pembangunan ZI menuju WBK/WBBM dan telah
disosialisasikan.
3. Unit kerja melakukan pemantauan dan evaluasi Pembangunan ZI
menuju WBK/WBBM.
4. Unit kerja melakukan perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja : (10)
- Pimpinan berperan sebagai role model
- Agen perubahan telah ditetapkan
- Budaya kerja telah dibangun
- Anggota organisasi terlibat dalam pembangunan ZI
2. PENATAAN TATALAKSANA
Tujuan :
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan
prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, dan terukur
Indikator :
1. SOP kegiatan utama telah mengacu pada peta proses bisnis
instansi, telah diterapkan, dan telah dievaluasi.
2. Sistem pengukuran kinerja, kepegawaian, dan pelayanan
publik berbasis sistem informasi (e-office).
3. Kebijakan tentang keterbukaan informasi publik telah
diterapkan dan telah dilakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaannya (5)
3. PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM
Tujuan :
Meningkatkan profesionalisme SDM aparatur
Indikator :
1. Unit kerja telah membuat perencanaan kebutuhan pegawai
sesuai dengan kebutuhan organisasi, menerapkan, dan
melakukan monev.
2. Unit kerja telah menetapkan kebijakan pola mutasi internal,
menerapkan, dan melakukan monev.
3. Unit kerja telah melakukan upaya pengembangan
kompetensi pegawai.
4. Unit kerja telah memiliki penilaian kinerja individu, dan
melakukan pengukuran kinerja individu secara periodik.
5. Unit kerja telah mengimplementasikan penegakan aturan
disiplin/kode etik/aturan perilaku pegawai (10)
6. Unit kerja memiliki sistem infomasi kepegawaian yang
dimutakhirkan secara berkala.
4. PENGUATAN AKUNTABILITAS
Tujuan :
meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah
Indikator :
1. Unit kerja telah melibatkan pimpinan pada saat penyusunan
perencanaan, penetapan kinerja, dan pencapaian kinerja (1,
10)
2. Unit kerja memiliki dokumen perencanaan yang berorientasi
hasil, memiliki indikator kinerja dengan kriteria SMART,
melakukan pengelolaan data kinerja, pengukuran kinerja,
pelaporan kinerja secara tepat waktu, serta berupaya
meningkatkan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas
kinerja (1, 3)
5. PENGUATAN PENGAWASAN
Tujuan :
Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih
dan bebas KKN
Indikator :
1. Unit kerja telah melakukan public campaign tentang
pengendalian gratifikasi dan mengimplementasikannya (2)
2. Unit kerja telah mengimplementasikan SPIP, yaitu
membangun lingkungan pengendalian, melakukan penilaian
risiko, melakukan kegiatan pengendalian, dan
mengkomunikasikan SPIP kepada pihak terkait.
3. Unit kerja telah mengimplementasikan kebijakan pengaduan
masyarakat, menindaklanjuti, melakukan monev, dan
menindaklanjuti hasil monev (6)
4. Unit kerja telah menerapkan whistle blowing system,
melakukan monev, dan menindaklanjuti hasil monev (6, 7, 8, 9)
5. Unit kerja telah mengidentifikasi benturan kepentingan dalam
tupoksinya, menyosialisasikan kebijakan penanganan
benturan kepentingan, mengimplementasikan, melakukan
monev, dan menindaklanjuti hasil monev (2).
6. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
Tujuan :
Meningkatkan kualitas dan inovasi pelayanan publik secara berkala serta untuk
membangun kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaran pelayanan publik
Indikator :
1. Unit kerja telah memiliki kebijakan standar pelayanan, memaklumatkan, memiliki
SOP, serta melakukan reviu dan perbaikan standar pelayanan.
2. Unit kerja telah melakukan sosialisasi dalam upaya penerapan budaya pelayanan
prima, memiliki informasi tentang pelayanan yang mudah diakses publik, memiliki
sistem reward dan punishment bagi pelaksana layanan/kompensasi bagi penerima
layanan yang tidak sesuai standar, serta memiliki sarana layanan terpadu.
3. Unit kerja telah melakukan survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan dan
menindaklanjuti hasil survei, serta hasil survei dapat diakses secara terbuka.
HASIL
1. Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan
Bebas KKN, diukur dengan menggunakan
ukuran:
a. Nilai persepsi korupsi (survei eksternal),
b. Presentase penyelesaian TLHP
Pengawasan :
Partisipasi masyarakat melalui berbagai media
TL dari pengaduan masyarakat dijadikan
bahan oleh MenPAN dan RB dalam
mengevaluasi penetapan predikat WBK/WBBM
MATUR
NUWUN