Siklus Pengeluaran
Siklus Pengeluaran
Siklus Pengeluaran
Kelompok 2:
Ernasari (2018103002)
Agnes Widyanti (2018103004)
Fitri DwiJayanti (2018103005)
Latar Belakang
1. Dalam suatu perusahaan serangkaian didapati bentuk
kecurangan yang dilakukan oleh para pegawai yang masih
sering kali terjadi. Sistem informasi akuntansi dapat digunakan
sebagai alat kontrol atau alat pengawas untuk mencegah
terjadinya bentuk kecurangan tersebut.
2. Pengeluaran di dalam perusahaan memiliki tingkat kecurangan
yang sangat besar yang dapat di lakukan oleh pegawai karena
berkaitan erat dengan uang keluar maka dari itu diperlukan
sistem sistem agar kecurangan tersebut tidak terjadi.
Siklus Pengeluaran:
Pengertian dan Tujuan Utama
• Siklus Pengeluaran adalah aktivitas bisnis dan kegiatan
pengolahan data yang berhubungan dengan pembelian dan
pembayaran atas barang dan jasa.
• Permintaan Pembelian
1. Peminta dan mengidentifikasi nomor barang
2. Menspesifikasikan lokasi pengiriman dan tanggal dibutuhkan
3. Deskripsi, jumlah barang, dan harga setiap barang yang diminta
4. Dan dapat berisi pemasok yang dianjurkan
•Apakah keputusan penting itu Lanjutan....
> Menentukan pemasok (vendor)
Flowchart
F. Sistem Pengendalian Pada Siklus Pengeluaran
1.Pengendalian Intern pada Pembelian
a. Organisasi
Fungsi pembelian terpisah dari fungsi penerimaan barang dan juga fungsi akuntansi.
Fungsi penerimaan barang harus terpisah dengan fungsi penyimpanan barang.
Transaksi pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi gudang, fungsi pembelian, penerimaan barang,
pencatat utang, dan fungsi akuntansi yang lain.
Transaksi retur pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi pembelian, penerimaan barang, pencatat
utang, fungsi akuntansi yang lain.
b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
Surat permintaan pembelian otorisasi oleh fungsi gudang/kepala fungsi yang bersangkutan.
Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian
Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang.
BKK diotorisasi oleh kepala fungsi pencatatan utang atau pejabat yang lebih tinggi.
Memo debit diotorisasi oleh fungsi pembelian.
Laporan pengiriman brng untk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang.
Pencatatan terjadinya utang didasarkan atas BKK yang didukung dengan surat order pembelian,
laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.
Pencatatan berkurangnya utang karena retur pembelian didasarkan memo debit
Pencatatan di dalam jurnal umum diotorisasi oleh fungsi pencatat jurnal.
c. Praktik yang sehat:
Seluruh dokumen bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan
oleh fungsi yang berwenang
Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai
pemasok.
Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan barang dengan cara
menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan membandingkannya dengan
tembusan surat order pembelian.
Terdapat pengecekan, syarat pembelian, dan ketelitian perkalian di dalam faktur dari
pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar.
Buku pembantu utang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening control utang
Pembayaran faktur dilakukan dengan syarat pembayaran untuk memperoleh
potongan tunai.
Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dicap “lunas” oleh fungsi
pengeluaran kas setelah cek dikirimkan kepada pemasok.
2.Pengendalian Intern pada Pengeluaran Kas
a. Organisasi
a. Fungsi penyimpan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
b. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri
b. Sistem otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.
Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.
Pencatatan dalam jurnal pengeluaran harus didasarkan pada BKK yang di otorisasi dari pejabat yang berwenang
c. Praktek yang Sehat
Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran bank harus dibubuhi cap “lunas” oleh bagian kasa
Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek
Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, dilakukan melalui dana kas kecil, yang
diselenggarakan dengan imprest system.
Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan
akuntansi.
Kas yang ada di tangan dan kas yang ada di perjalanan diasuransikan dari kerugian.
Kasir diasuransikan.
Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada di tangan.
Semua bukti pengeluaran kas dipertanggungjawabkan oleh kasir
3. Pengendalian Intern pada Penggajian
a. organisasi
Fungsi pembuatan daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi pembayaran gaji dan upah
Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan
Setiap perubahan gaji dan upah karyawan harus didasarkan surat keputusan direktur keuangan.
Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan harus
didasarkan surat potongan gaji dan upah yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian.
Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan.
Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi personalia.
Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi.
Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji dan upah
karyawan.
Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi
akuntansi biaya.
c. Praktek yang sehat
Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang
terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung.
Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu harus diawasi oleh
fungsi pencatat waktu.
Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian
perhitungannya oleh fungsi akuntansi keuangan sebelum dilakukan pembayaran.
Penghitunagn pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan catatan
penghasilan karyawan.
Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Ketiga unsur di atas
dapat menciptakan dan mendorong praktek yang sehat jika perusahaan memiliki
karyawan yang kompeten dan jujur. Karyawan yang jujur dan ahli dalam
bidangnya akan mampu melaksanakan pekerjaannya dengan efisien dan efektif.
THANK YOU