Materi BPD
Materi BPD
Materi BPD
Oleh :
DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
KABUPATEN NGAWI
NGAWI 2019
1
1. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 110
TAHUN 2016 TENTANG BADAN
PERMUSYAWARATAN DESA (BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 89);
2
1. ANGGOTA BPD MERUPAKAN WAKIL DARI PENDUDUK
DESA BERDASARKAN KETERWAKILAN WILAYAH DAN
KETERWAKILAN PEREMPUAN YANG PENGISIANNYA
DILAKUKAN SECARA DEMOKRATIS MELALUI
MUSYAWARAH PERWAKILAN.
2. MUSYAWARAH PERWAKILAN DIATUR DALAM
PERATURAN BPD TENTANG TATA TERTIB PENGISIAN BPD.
3. TATA TERTIB PENGISIAN BPD PALING SEDIKIT MEMUAT :
TATA CARA PENDAFTARAN CALON ANGGOTA BPD;
JADWAL PELAKSANAAN PENGISIAN ANGGOTA BPD;
PERSYARATAN ADMINISTRASI;
UNSUR YANG MELAKUKAN MUSYAWARAH
PERWAKILAN;
TATA CARA MUSYAWARAH; DAN
PENETAPAN CALON ANGGOTA BPD TERPILIH.
3
1. JUMLAH ANGGOTA BPD DITETAPKAN DENGAN JUMLAH GASAL,
PALING SEDIKIT 5 (LIMA) ORANG DAN PALING BANYAK 9
(SEMBILAN) ORANG.
2. PENETAPAN JUMLAH ANGGOTA BPD MEMPERHATIKAN JUMLAH
PENDUDUK, DENGAN KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT :
DESA DENGAN JUMLAH PENDUDUK SAMPAI DENGAN 3.000 (TIGA
RIBU) JIWA, ANGGOTA BPD BERJUMLAH 5 (LIMA) ORANG;
DESA DENGAN JUMLAH PENDUDUK LEBIH DARI 3.000 (TIGA RIBU)
JIWA SAMPAI DENGAN 7.000 (TUJUH RIBU) JIWA, ANGGOTA BPD
BERJUMLAH 7 (TUJUH) ORANG; DAN
DESA DENGAN JUMLAH PENDUDUK LEBIH DARI 7.000 (TUJUH RIBU)
JIWA, ANGGOTA BPD BERJUMLAH 9 (SEMBILAN) ORANG.
3. JUMLAH ANGGOTA BPD DITETAPKAN 1 (SATU) ORANG ANGGOTA
BPD BERDASARKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN.
4. KETERWAKILAN WILAYAH MERUPAKAN WILAYAH DALAM DESA
BERUPA DUSUN.
5. KEPALA DESA MENETAPKAN JUMLAH ANGGOTA BPD DAN
WILAYAH PEMILIHAN DALAM KEPUTUSAN KEPALA DESA.
4
PERSYARATAN CALON ANGGOTA BPD ADALAH :
a.BERTAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA;
b.MEMEGANG TEGUH DAN MENGAMALKAN PANCASILA,
MELAKSANAKAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1945, SERTA MEMPERTAHANKAN DAN
MEMELIHARA KEUTUHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN
BHINNEKA TUNGGAL IKA;
c.BERUSIA PALING RENDAH 20 (DUA PULUH) TAHUN PADA SAAT
PENDAFTARAN ATAU SUDAH/PERNAH MENIKAH;
d.BERPENDIDIKAN PALING RENDAH TAMAT SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA ATAU SEDERAJAT;
e.BUKAN SEBAGAI PERANGKAT PEMERINTAH DESA;
f.BERSEDIA DICALONKAN MENJADI ANGGOTA BPD;
g.WAKIL PENDUDUK DESA YANG DIPILIH SECARA DEMOKRATIS;
h.BERTEMPAT TINGGAL DI WILAYAH PEMILIHAN;
i.TIDAK KEHILANGAN HAK PILIH DAN DIPILIH; DAN
j.SEHAT JASMANI DAN ROHANI.
5
1. APARATUR SIPIL NEGARA YANG MENDAFTARKAN DIRI
SEBAGAI BAKAL CALON ANGGOTA BPD, HARUS
MENDAPATKAN IZIN TERTULIS DARI BUPATI.
2. BUPATI DALAM MEMBERIKAN IZIN TERTULIS
MENDELEGASIKAN KEWENANGANNYA KEPADA KEPALA
PERANGKAT DAERAH TEMPAT TUGAS APARATUR SIPIL
NEGARA YANG BERSANGKUTAN.
3. ANGGOTA TNI/POLRI YANG MENDAFTARKAN DIRI
SEBAGAI BAKAL CALON ANGGOTA BPD, HARUS
MENDAPATKAN IZIN TERTULIS DARI PIMPINAN/ATASAN
SESUAI DENGAN MEKANISME DAN KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DI
LINGKUNGAN TNI/POLRI.
6
1. PENGISIAN ANGGOTA BPD BERDASARKAN KETERWAKILAN
WILAYAH DILAKUKAN UNTUK MEMILIH CALON ANGGOTA BPD
DARI UNSUR WAKIL WILAYAH PEMILIHAN.
2. UNSUR WAKIL WILAYAH ADALAH MASYARAKAT DESA DARI
WILAYAH PEMILIHAN.
3. WILAYAH PEMILIHAN ADALAH LINGKUP WILAYAH DUSUN YANG
TELAH DITETAPKAN MEMILIKI WAKIL DENGAN JUMLAH
TERTENTU DALAM KEANGGOTAAN BPD.
4. JUMLAH ANGGOTA BPD DARI MASING-MASING WILAYAH
PEMILIHAN DITETAPKAN SECARA PROPORSIONAL DENGAN
MEMPERHATIKAN JUMLAH PENDUDUK.
5. PENETAPAN SECARA PROPORSIONAL MEMPRIORITASKAN
KETERWAKILAN WILAYAH BAGI DUSUN YANG MEMILIKI JUMLAH
PENDUDUK TERBANYAK.
6. DALAM HAL JUMLAH DUSUN SAMA DENGAN JUMLAH ANGGOTA
BPD DARI UNSUR WAKIL WILAYAH PEMILIHAN, MAKA DAPAT
DITETAPKAN 1 (SATU) DUSUN DIWAKILI OLEH 1 (SATU) ORANG
ANGGOTA BPD.
7
7. DALAM HAL JUMLAH DUSUN LEBIH BESAR DARI PENETAPAN
JUMLAH ANGGOTA BPD DARI UNSUR WAKIL WILAYAH
PEMILIHAN, MAKA BEBERAPA DUSUN DAPAT DIWAKILI OLEH 1
(SATU) ORANG ANGGOTA BPD SECARA PROPORSIONAL
BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK.
8. DALAM HAL JUMLAH DUSUN LEBIH KECIL DARI PENETAPAN
JUMLAH ANGGOTA BPD DARI UNSUR WAKIL WILAYAH
PEMILIHAN, MAKA 1 (SATU) DUSUN DAPAT DIWAKILI OLEH
LEBIH DARI 1 (SATU) ORANG ANGGOTA BPD SECARA
PROPORSIONAL BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK.
9. PENETAPAN ALOKASI ANGGOTA BPD SECARA PROPORSIONAL
BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK DILAKUKAN DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN :
• KONDISI GEOGRAFIS;
• LUAS WILAYAH; ATAU
• KONDISI MASYARAKAT.
8
1. PENGISIAN ANGGOTA BPD BERDASARKAN KETERWAKILAN
PEREMPUAN DILAKUKAN UNTUK MEMILIH 1 (SATU) ORANG
PEREMPUAN SEBAGAI ANGGOTA BPD.
2. WAKIL PEREMPUAN ADALAH PEREMPUAN WARGA DESA
YANG MEMENUHI SYARAT CALON ANGGOTA BPD SERTA
MEMILIKI KEMAMPUAN DALAM MENYUARAKAN DAN
MEMPERJUANGAN KEPENTINGAN PEREMPUAN.
9
1. PENGISIAN ANGGOTA BPD DILAKSANAKAN OLEH PANITIA
PENGISIAN YANG DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN KEPALA
DESA.
2. JUMLAH PANITIA PENGISIAN DIATUR SEBAGAI BERIKUT :
DALAM HAL JUMLAH ANGGOTA BPD YANG AKAN DIPILIH
SEBANYAK 5 (LIMA) ORANG, PANITIA PENGISIAN BERJUMLAH
5 (LIMA) ORANG YANG TERDIRI ATAS UNSUR PERANGKAT
DESA SEBANYAK 2 (DUA) ORANG, UNSUR LEMBAGA
KEMASYARAKATAN TINGKAT DESA SEBANYAK 1 (SATU)
ORANG DAN UNSUR TOKOH MASYARAKAT SEBANYAK 2
(DUA) ORANG;
DALAM HAL JUMLAH ANGGOTA BPD YANG AKAN DIPILIH
SEBANYAK 7 (TUJUH) ORANG, PANITIA PENGISIAN
BERJUMLAH 7 (TUJUH) ORANG YANG TERDIRI ATAS UNSUR
PERANGKAT DESA SEBANYAK 2 (DUA) ORANG, UNSUR
LEMBAGA KEMASYARAKATAN TINGKAT DESA SEBANYAK 1
(SATU) ORANG DAN TOKOH MASYARAKAT SEBANYAK 4
(EMPAT) ORANG; DAN
10
DALAM HAL JUMLAH ANGGOTA BPD YANG AKAN DIPILIH
SEBANYAK 9 (SEMBILAN) ORANG, PANITIA PENGISIAN
BERJUMLAH 9 (SEMBILAN) ORANG YANG TERDIRI ATAS
UNSUR PERANGKAT DESA SEBANYAK 2 (DUA) ORANG, UNSUR
LEMBAGA KEMASYARAKATAN TINGKAT DESA SEBANYAK 1
(SATU) ORANG DAN TOKOH MASYARAKAT SEBANYAK 6
(ENAM) ORANG.
3. UNSUR TOKOH MASYARAKAT MERUPAKAN WAKIL DARI
WILAYAH PEMILIHAN.
4. PANITIA PENGISIAN TERDIRI DARI :
KETUA;
SEKRETARIS; DAN
ANGGOTA.
5. PANITIA PENGISIAN MEMILIKI TUGAS SEBAGAI BERIKUT :
MENGAJUKAN RENCANA PEMBIAYAAN PENGISIAN ANGGOTA
BPD KEPADA PEMERINTAH DESA;
MENSOSIALISASIKAN ADANYA PELAKSANAAN PENGISIAN
ANGGOTA BPD KEPADA MASYARAKAT;
11
MELAKSANAKAN PROSES PENGISIAN ANGGOTA BPD;
MENYEDIAKAN SARANA DAN PRASARANA PELAKSANAAN
PENGISIAN ANGGOTA BPD;
MEMBUAT BERITA ACARA PENETAPAN BAKAL CALON, DAN
BERITA ACARA CALON ANGGOTA BPD TERPILIH; DAN
MEMPERTANGGUNGJAWABKAN PELAKSANAAN TUGASNYA
KEPADA KEPALA DESA.
6. PANITIA PENGISIAN DILARANG :
MELAKUKAN PUNGUTAN KEPADA BAKAL CALON ATAU
CALON ANGGOTA BPD;
MELAKUKAN TINDAKAN YANG MENGUNTUNGKAN
KEPENTINGAN PRIBADI ATAU KELOMPOK TERTENTU;
DAN/ATAU
MENCALONKAN DIRI SEBAGAI BAKAL CALON ANGGOTA BPD.
12
1. PANITIA PENGISIAN MELAKUKAN PENJARINGAN DAN
PENYARINGAN BAKAL CALON ANGGOTA BPD DALAM JANGKA
WAKTU 6 (ENAM) BULAN SEBELUM MASA KEANGGOTAAN BPD
BERAKHIR.
2. BAKAL CALON ANGGOTA BPD YANG MEMENUHI SYARAT
DITETAPKAN SEBAGAI CALON ANGGOTA BPD.
3. PEMILIHAN CALON ANGGOTA BPD PALING LAMBAT 3 (TIGA)
BULAN SEBELUM MASA KEANGGOTAAN BPD BERAKHIR.
4. CALON ANGGOTA BPD DIPILIH MELALUI PROSES
MUSYAWARAH PERWAKILAN OLEH UNSUR WAKIL
MASYARAKAT YANG MEMPUNYAI HAK PILIH.
5. CALON ANGGOTA BPD YANG DIPILIH, BERJUMLAH PALING
SEDIKIT 2 (DUA) KALI JUMLAH ANGGOTA BPD DALAM
WILAYAH PEMILIHAN DAN KETERWAKILAN PEREMPUAN.
13
1. PANITIA PENGISIAN MELAKUKAN PENJARINGAN DENGAN
MEMBUKA PENDAFTARAN BAKAL CALON ANGGOTA BPD.
2. PANITIA PENGISIAN MENGUMUMKAN PENGISIAN ANGGOTA
BPD SECARA TERTULIS SELAMA 3 (TIGA) HARI.
3. PENGUMUMAN SEKURANG-KURANGNYA MEMUAT :
HARI DAN TANGGAL DIMULAI DAN BERAKHIRNYA
PENDAFTARAN BAKAL CALON ANGGOTA BPD;
JADWAL PENTAHAPAN PELAKSANAAN PENGISIAN ANGGOTA
BPD;
PERSYARATAN ADMINISTRATIF BAKAL CALON ANGGOTA
BPD; DAN
TEMPAT DAN WAKTU PENDAFTARAN BAKAL CALON
ANGGOTA BPD.
4. PENGUMUMAN DITEMPEL DI KANTOR KEPALA DESA DAN
TEMPAT-TEMPAT LAIN YANG STRATEGIS SEHINGGA
TERLIHAT DAN MUDAH TERBACA OLEH MASYARAKAT.
14
5. PENDAFTARAN MULAI DILAKSANAKAN 1 (SATU) HARI
SETELAH BERAKHIRNYA MASA PENGUMUMAN.
6. PENDAFTARAN DILAKSANAKAN SELAMA 10 (SEPULUH) HARI.
7. PENDAFTARAN DILAKSANAKAN MULAI PUKUL 08.00 WIB
SAMPAI DENGAN PUKUL 14.00 WIB.
8. PENDAFTARAN BAKAL CALON ANGGOTA BPD DIAJUKAN
SENDIRI OLEH YANG BERSANGKUTAN KEPADA PANITIA
PENGISIAN DENGAN MENYERAHKAN BERKAS LAMARAN
BAKAL CALON ANGGOTA BPD.
9. BERKAS LAMARAN BAKAL CALON ANGGOTA BPD TERDIRI
DARI : SURAT LAMARAN YANG DITULIS TANGAN SENDIRI,
SURAT PERNYATAAN, PAS FOTO, IJASAH, AKTA KELAHIRAN, KTP
DAN SURAT KETERANGAN SEHAT SERTA SURAT IJIN DARI
ATASAN BAGI ASN DAN/ATAU ANGGOTA TNI/POLRI.
15
1. APABILA DALAM JANGKA WAKTU 10 HARI BELUM MENDAPATKAN
BAKAL CALON SEBANYAK PALING SEDIKIT 2 (DUA) KALI DARI
ALOKASI YANG TELAH DITETAPKAN UNTUK MASING-MASING
WILAYAH PEMILIHAN DAN KETERWAKILAN PEREMPUAN MAKA
PENDAFTARAN BAKAL CALON DIPERPANJANG SELAMA 5 (LIMA)
HARI.
2. DALAM HAL SETELAH PERPANJANGAN TETAP TIDAK
MENDAPATKAN BAKAL CALON SEBANYAK PALING SEDIKIT 2 (DUA)
KALI DARI JUMLAH ALOKASI YANG TELAH DITETAPKAN UNTUK
MASING-MASING WILAYAH PEMILIHAN DAN KETERWAKILAN
PEREMPUAN MAKA PENDAFTARAN BAKAL CALON DIPERPANJANG
KEMBALI SELAMA 5 (LIMA) HARI.
3. APABILA SETELAH PERPANJANGAN KEMBALI PENDAFTARAN,
BAKAL CALON TETAP KURANG DARI SEBANYAK PALING SEDIKIT 2
(DUA) KALI DARI JUMLAH ALOKASI YANG TELAH DITETAPKAN
UNTUK MASING-MASING WILAYAH PEMILIHAN DAN
KETERWAKILAN PEREMPUAN, MAKA PENDAFTARAN DITUTUP DAN
DILANJUTKAN KE MEKANISME SELANJUTNYA.
4. SETIAP TAHAP PENDAFTARAN DITUANGKAN DALAM BERITA
ACARA. 16
1. SETELAH MASA PENDAFTARAN DITUTUP, PANITIA PENGISIAN
MELAKUKAN PENELITIAN PERSYARATAN ADMINISTRATIF
BAKAL CALON ANGGOTA BPD.
2. PENELITIAN PERSYARATAN DILAKSANAKAN SELAMA 5 (LIMA)
HARI.
3. BAKAL CALON ANGGOTA BPD YANG MEMENUHI
PERSYARATAN ADMINISTRATIF DITETAPKAN SEBAGAI CALON
ANGGOTA BPD.
4. DALAM HAL TIDAK TERDAPAT BAKAL CALON ANGGOTA BPD
DI WILAYAH PEMILIHAN DAN/ATAU KETERWAKILAN
PEREMPUAN YANG MEMENUHI PERSYARATAN
ADMINISTRATIF, MAKA PANITIA PENGISIAN MELAKUKAN
PENJARINGAN ULANG ANGGOTA BPD HANYA PADA WILAYAH
PEMILIHAN DIMAKSUD DAN/ATAU KETERWAKILAN
PEREMPUAN.
5. PENJARINGAN ULANG DILAKSANAKAN DENGAN MEMBUKA
KEMBALI PENDAFTARAN SELAMA 5 (LIMA) HARI DAN
DILANJUTKAN PENELITIAN ADMINISTRATIF.
6. SETIAP TAHAP DITUANGKAN DALAM BERITA ACARA. 17
1. PANITIA PENGISIAN MENGUNDANG UNSUR MASYARAKAT PADA WILAYAH
PEMILIHAN UNTUK MELAKUKAN MUSYAWARAH PERWAKILAN MEMILIH
ANGGOTA BPD DARI KETERWAKILAN WILAYAH.
2. MUSYAWARAH PERWAKILAN DIWAKILI OLEH UNSUR MASYARAKAT PADA
WILAYAH PEMILIHAN SEBAGAI BERIKUT UNSUR LEMBAGA
KEMASYARAKATAN TINGKAT DUSUN DAN TOKOH MASYARAKAT.
3. UNSUR LEMBAGA KEMASYARAKATAN YANG ADA DI WILAYAH PEMILIHAN
TERDIRI ATAS : PENGURUS RT/RW, PENGURUS/KADER PKK, LPMD DAN
KARANG TARUNA.
4. TOKOH MASYARAKAT, TERDIRI ATAS : TOKOH AGAMA, TOKOH
PENDIDIKAN, PERWAKILAN KELOMPOK TANI, PERWAKILAN KELOMPOK
PEREMPUAN, PERWAKILAN KELOMPOK PERAJIN, PERWAKILAN
KELOMPOK MASYARAKAT MISKIN, DAN/ATAU TOKOH DAN PERWAKILAN
KELOMPOK MASYARAKAT LAINNYA YANG DISESUAIKAN DENGAN KONDISI
BUDAYA MASYARAKAT DAN DIATUR DALAM TATA TERTIB PANITIA.
5. TEMPAT PENYELENGGARAAN PEMILIHAN HARUS BERADA DI WILAYAH
DESA DAPAT DILAKSANAKAN DI GEDUNG PERTEMUAN MILIK DESA ATAU
DI TEMPAT LAINNYA YANG LAYAK DI WILAYAH PEMILIHAN.
6. TEMPAT PENYELENGGARAAN DISESUAIKAN DENGAN KONDISI OBYEKTIF
DAN KONDISI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT.
18
1. PANITIA PENGISIAN MENGUNDANG PERWAKILAN PEREMPUAN WARGA DESA
YANG MEMILIKI HAK PILIH UNTUK MELAKUKAN MUSYAWARAH PERWAKILAN
MEMILIH CALON ANGGOTA BPD DARI KETERWAKILAN PEREMPUAN.
2. PERWAKILAN PEREMPUAN WARGA DESA, TERDIRI DARI UNSUR ANTARA
LAIN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA, DAN TOKOH PEREMPUAN DESA.
3. UNSUR LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TERDIRI ATAS : PENGURUS
RT/RW, PENGURUS/KADER PKK, LPMD, DAN KARANG TARUNA.
4. TOKOH PEREMPUAN DESA MERUPAKAN TOKOH PEREMPUAN
BERDASARKAN KETERWAKILAN WILAYAH, TERDIRI ATAS : TOKOH AGAMA,
TOKOH PENDIDIKAN, PERWAKILAN KELOMPOK TANI, PERWAKILAN
KELOMPOK PEREMPUAN, PERWAKILAN KELOMPOK PERAJIN, PERWAKILAN
KELOMPOK MASYARAKAT MISKIN, DAN/ATAU TOKOH DAN PERWAKILAN
KELOMPOK MASYARAKAT LAINNYA YANG DISESUAIKAN DENGAN KONDISI
BUDAYA MASYARAKAT DAN DIATUR DALAM TATA TERTIB PANITIA.
5. TOKOH PEREMPUAN BERDASARKAN KETERWAKILAN WILAYAH ADALAH
PERWAKILAN PEREMPUAN DARI WILAYAH PEMILIHAN YANG DITETAPKAN
PALING BANYAK 10 (SEPULUH) ORANG.
6. TEMPAT PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KETERWAKILAN PEREMPUAN
DILAKSANAKAN DI KANTOR KEPALA DESA ATAU BALAI DESA.
19
1. MUSYAWARAH PERWAKILAN DILAKUKAN DENGAN CARA
MUSYAWARAH MUFAKAT.
2. APABILA MUSYAWARAH MUFAKAT, TIDAK TERCAPAI,
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DILAKUKAN DENGAN CARA
PENGAMBILAN SUARA TERBANYAK.
3. PENGAMBILAN SUARA TERBANYAK DENGAN KETENTUAN SETIAP
PESERTA MUSYAWARAH MEMILIKI 1 (SATU) HAK SUARA.
4. CALON ANGGOTA BPD DAN PANITIA PENGISIAN BUKAN SEBAGAI
PESERTA MUSYAWARAH DAN TIDAK MEMILIKI HAK SUARA.
5. CALON ANGGOTA BPD TERPILIH ADALAH CALON ANGGOTA BPD
YANG MEMPEROLEH SUARA TERBANYAK SESUAI DENGAN
JUMLAH KUOTA ANGGOTA YANG TELAH DITENTUKAN,
SEDANGKAN CALON ANGGOTA BPD SELEBIHNYA MERUPAKAN
CALON ANGGOTA BPD PENGGANTI ANTAR WAKTU.
6. HASIL PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERWAKILAN DITETAPKAN
DALAM BERITA ACARA TENTANG CALON ANGGOTA BPD
TERPILIH.
20
1. CALON ANGGOTA BPD TERPILIH DISAMPAIKAN OLEH
PANITIA PENGISIAN KEPADA KEPALA DESA PALING LAMA 7
(TUJUH) HARI SEJAK CALON ANGGOTA BPD TERPILIH
DITETAPKAN PANITIA PENGISIAN BERDASARKAN BERITA
ACARA.
2. CALON ANGGOTA BPD TERPILIH DISAMPAIKAN OLEH
KEPALA DESA KEPADA BUPATI MELALUI CAMAT PALING
LAMA 7 (TUJUH) HARI SEJAK DITERIMANYA HASIL
PEMILIHAN DARI PANITIA PENGISIAN UNTUK DIRESMIKAN
OLEH BUPATI.
21
1. PERESMIAN ANGGOTA BPD DITETAPKAN DENGAN
KEPUTUSAN BUPATI PALING LAMA 30 (TIGA PULUH)
HARI SEJAK DITERIMANYA LAPORAN HASIL PEMILIHAN
ANGGOTA BPD DARI KEPALA DESA.
2. KEPUTUSAN BUPATI MULAI BERLAKU SEJAK TANGGAL
PENGUCAPAN SUMPAH DAN JANJI ANGGOTA BPD.
3. PENGUCAPAN SUMPAH JANJI ANGGOTA BPD DIPANDU
OLEH BUPATI PALING LAMA 30 (TIGA PULUH) HARI
SEJAK DITERBITKANNYA KEPUTUSAN BUPATI
MENGENAI PERESMIAN ANGGOTA BPD.
4. DALAM MEMANDU SUMPAH JANJI ANGGOTA BPD
BUPATI MENDELEGASIKAN KEPADA CAMAT.
22
1. MASA KEANGGOTAAN BPD SELAMA 6 (ENAM) TAHUN TERHITUNG SEJAK
TANGGAL PENGUCAPAN SUMPAH/JANJI.
2. ANGGOTA BPD DAPAT DIPILIH UNTUK MASA KEANGGOTAAN PALING
BANYAK 3 (TIGA) KALI SECARA BERTURUT-TURUT ATAU TIDAK SECARA
BERTURUT-TURUT, DENGAN KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT :
ANGGOTA BPD YANG TELAH MENJABAT 1 (SATU) KALI MASA
KEANGGOTAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN
2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DIBERI KESEMPATAN UNTUK
MENCALONKAN KEMBALI PALING LAMA 2 (DUA) KALI MASA
KEANGGOTAAN;
ANGGOTA BPD YANG TELAH MENJABAT 2 (DUA) KALI MASA
KEANGGOTAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN
2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DIBERI KESEMPATAN UNTUK
MENCALONKAN KEMBALI PALING LAMA 1 (SATU) KALI MASA
KEANGGOTAAN; DAN
ANGGOTA BPD YANG TELAH MENJABAT 3 (TIGA) KALI MASA
KEANGGOTAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN
2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TIDAK DIPERBOLEHKAN
MENCALONKAN KEMBALI SEBAGAI ANGGOTA BPD.
3. ANGGOTA BPD YANG MASA JABATANNYA AKAN HABIS, WAJIB
MELAPORKAN KEPADA BUPATI DALAM JANGKA WAKTU 6 (ENAM) BULAN
SEBELUM SELESAI MASA JABATANNYA.
23
1. ANGGOTA BPD YANG BERHENTI ANTARWAKTU
DIGANTIKAN OLEH CALON ANGGOTA BPD NOMOR URUT
BERIKUTNYA BERDASARKAN HASIL PEMILIHAN ANGGOTA
BPD DI WILAYAH PEMILIHAN YANG SAMA DAN/ATAU
KETERWAKILAN PEREMPUAN.
2. DALAM HAL CALON ANGGOTA BPD NOMOR URUT
BERIKUTNYA MENINGGAL DUNIA, MENGUNDURKAN DIRI
ATAU TIDAK LAGI MEMENUHI SYARAT SEBAGAI CALON
ANGGOTA BPD, DIGANTIKAN OLEH CALON ANGGOTA BPD
NOMOR URUT BERIKUTNYA DI WILAYAH PEMILIHAN YANG
SAMA DAN/ATAU KETERWAKILAN PEREMPUAN.
3. DALAM HAL TIDAK TERDAPAT CALON ANGGOTA BPD
NOMOR URUT BERIKUTNYA MAKA DILAKUKAN PENGISIAN
BPD DENGAN MEKANISME SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 10. (AWAL)
24
1. PALING LAMA 7 (TUJUH) HARI SEJAK ANGGOTA BPD YANG
DIBERHENTIKAN ANTARWAKTU DITETAPKAN, KEPALA DESA
MENYAMPAIKAN USULAN NAMA CALON PENGGANTI ANGGOTA
BPD YANG DIBERHENTIKAN KEPADA BUPATI MELALUI CAMAT.
2. PALING LAMA 7 (TUJUH) HARI SEJAK DITERIMANYA USULAN
ANGGOTA BPD YANG DIBERHENTIKAN ANTARWAKTU, CAMAT
MENYAMPAIKAN USULAN NAMA CALON PENGGANTI ANGGOTA
BPD YANG DIBERHENTIKAN KEPADA BUPATI.
3. BUPATI MERESMIKAN CALON PENGGANTI ANGGOTA BPD
ANTARWAKTU MENJADI ANGGOTA BPD DENGAN KEPUTUSAN
BUPATI PALING LAMA 30 (TIGA PULUH) HARI SEJAK
DISAMPAIKANNYA USUL PENGGANTIAN ANGGOTA BPD DARI
KEPALA DESA.
4. PERESMIAN ANGGOTA BPD MULAI BERLAKU SEJAK PENGAMBILAN
SUMPAH/JANJI DAN DIPANDU OLEH CAMAT.
5. SETELAH PENGUCAPAN SUMPAH/JANJI DILANJUTKAN
PENANDATANGANAN BERITA ACARA PENGUCAPAN
SUMPAH/JANJI. 25
1. MASA JABATAN ANGGOTA BPD ANTARWAKTU
MELANJUTKAN SISA MASA JABATAN ANGGOTA BPD YANG
DIGANTIKANNYA.
2. MASA JABATAN DIHITUNG 1 (SATU) PERIODE.
26
1. Kelembagaan BPD terdiri atas :
pimpinan dan
bidang.
2. Pimpinan BPD terdiri atas :
1 (satu) orang ketua;
1 (satu) orang wakil ketua; dan
1 (satu) orang sekretaris.
3. Bidang terdiri atas :
4. Bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan
pembinaan kemasyarakatan; dan
5. Bidang pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat
Desa.
2. Bidang dipimpin oleh ketua bidang.
3. Pimpinan BPD dan ketua bidang merangkap sebagai
anggota BPD.
27
1. PIMPINAN BPD DAN KETUA BIDANG DIPILIH DARI DAN OLEH
ANGGOTA BPD SECARA LANGSUNG DALAM RAPAT BPD
YANG DIADAKAN SECARA KHUSUS.
2. RAPAT PEMILIHAN PIMPINAN BPD DAN KETUA BIDANG
UNTUK PERTAMA KALI DIPIMPIN OLEH ANGGOTA TERTUA
DAN DIBANTU OLEH ANGGOTA TERMUDA.
3. DALAM HAL ANGGOTA TERTUA DAN DIBANTU OLEH
ANGGOTA TERMUDA BERHALANGAN, MAKA SEBAGAI
PENGGANTINYA ADALAH ANGGOTA TERTUA DAN TEMUDA
YANG HADIR PADA RAPAT PEMILIHAN BPD.
4. RAPAT PEMILIHAN DILAKSANAKAN PALING LAMBAT 3
(TIGA) HARI TERHITUNG SEJAK TANGGAL PENGUCAPAN
SUMPAH/ JANJI.
5. RAPAT PEMILIHAN PIMPINAN DAN ATAU KETUA BIDANG
BERIKUTNYA KARENA PIMPINAN DAN ATAU KETUA BIDANG
BERHENTI, DIPIMPIN OLEH KETUA ATAU PIMPINAN BPD
LAINNYA BERDASARKAN KESEPAKATAN PIMPINAN BPD.
28
6. APABILA SEMUA PIMPINAN DAN/ATAU KETUA BIDANG
BERHENTI, RAPAT PEMILIHAN BERIKUTNYA DIPIMPIN OLEH
ANGGOTA TERTUA DAN ANGGOTA TERMUDA.
7. APABILA ANGGOTA BPD MENGHENDAKI ADANYA
PENGGANTIAN UNSUR PIMPINAN DAN/ATAU KETUA
BIDANG, DAPAT DILAKUKAN PENGGANTIAN DENGAN
MEKANISME PEMILIHAN DARI DAN OLEH ANGGOTA BPD
MELALUI MUSYAWARAH BPD.
8. MUSYAWARAH BPD DIHADIRI OLEH SEKURANG-
KURANGNYA 2/3 (DUA PERTIGA) DARI JUMLAH ANGGOTA
BPD.
9. DALAM MUSYAWARAH BPD, PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DILAKUKAN MELALUI MUSYAWARAH MUFAKAT ATAU
DENGAN CARA PEMUNGUTAN SUARA TERBANYAK.
10. PEMUNGUTAN SUARA TERBANYAK DINYATAKAN SAH
APABILA DISETUJUI OLEH PALING SEDIKIT ½ (SATU PERDUA)
DITAMBAH 1 DARI JUMLAH ANGGOTA BPD YANG HADIR.
29
1. Pimpinan dan ketua bidang yang terpilih dituangkan
dalam Berita Acara.
2. Berita Acara dilaporkan kepada Camat untuk
mendapatkan pengesahan dalam bentuk surat
rekomendasi.
3. Berdasarkan surat rekomendasi dari Camat Ketua BPD
menerbitkan Keputusan BPD tentang kelembagaan BPD.
30
TERIMA KASIH