Case Based Discussion (CBD)
Case Based Discussion (CBD)
Case Based Discussion (CBD)
ABORTUS
PADA KEHAMILAN NY.I
Mely Fitriani
(P17324418054)
Abortus adalah ancaman atau penegluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus
spontan, sedangkan abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan Tindakan disebut
abortus provokatus
WHO mndefinisikan aborsi dengan “pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio
yang berbobot 500 gram atau kurang, panjang badan kurang dari 25cm, dan usia
kandungan kira-kira berumur kurang dari 20-22 minggu
MACAM- MACAM ABORTUS
Abortus Iminens
Abortus Iminens adalah abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman
terjadianya abortus, ditandai dengan perdarahan pervaginam yang terjadi pada paruh
pertama kehamilan dimana ostium uteri masih tertutup
Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan
serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, tetapi hasil konsepsi masih
dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.
Abortus Inkompletus
Abortus inkompletus atau keguguran tak lengkap ditandai dengan sebagian hasil konsepsi
telah keluar dari kavum uteri dan sebagian masih ada yang tertinggal.
Pasien dapat jatuh dalam keadaan anemia atau syok hemoragik sebelum sisa jaringan
konsepsi dikeluarkan.
Abortus Kompletus
Semua hasil konsepsi telah dikeluarkan semua melalui jalan lahir, ostium uteri telah
menutup
Missed Abortion
Missed abortion adalah abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal
dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih
tertahan dalam kandungan. Kadangkala missed abortion juga diawali dengan abortus
iminens yang kemudian merasa sembuh, tetapi pertumbuhan janin terhenti.
Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih secara berturut-
turut. Penderita abortus habitualis pada umumnya tidak sulit untuk menjadi hamil
kembali, tetapi kehamilannya berakhir dengan keguguran secara berturut- turut.
PATOFISIOLOGI ABORTUS
Setiap abortus spontan pada mulanya didahului oleh proses perdarahan dalam
desidua basalis kemudian diikuti oleh proses nekrosis pada jaringan sekitar daerah
yang mengalami perdarahan tersebut.
FAKTOR- FAKTOR PREDISPOSISI ABORTUS
1. Faktor Janin
Paling sedikit 50% kejadian abortus pada trimester pertama merupakan kelainan sitogenik.20
Kelainan jumlah kromosom menjadi penyebab utama abortus spontan sekitar 50-60%. Trisomi
autosom adalah anomali kromosom yang paling sering ditemukan pada abortus trimetser pertama
2. Faktor Ibu
• Penyakit Debilitas Kronik
Penyakit debilitas kronik adalah penyakit menahun pada ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, dan
penyakit diabetes militus. Penyakit menahun ibu dapat memengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan melalui plasenta.
• Anemia
Anemia pada kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr/dl pada trimester I dan III.
Pada ibu hamil dengan anemia terjadi gangguan penyaluran oksigen dan zat makanan dari ibu ke plasenta dan
janin, yang mempengaruhi fungsi plasenta. Plasenta berfungsi untuk nutritif, oksigenasi dan ekskresi. Anemia
pada ibu hamil dapat mengakibatkan fungsi plasenta menurun yang berdampak pada tumbuh kembang janin,
selain itu dapat mengakibatkan abortus.
• Riwayat Abortus
Riwayat abortus pada penderita abortus merupakan faktor predisposisi terjadinya
abortus berulang dengan angka kejadiannya sekitar 3-5%. Ibu yang pernah
mengalami abortus 1 kali berisiko 15% untuk mengalami keguguran lagi,
Tanda dan Gejala Abortus
• Terjadinya perdarahan
• Disertai sakit perut
• Dapat diikuti oleh hasil konsepsi
Diagnosa Abortus
Sebagai seorang bidan pada kasus perdarahan awal kehamilan yang harus dilakukan adalah
memastikan arah kemungkinan keabnormalan yang terjadi berdasarkan hasil tanda dan gejala yang
ditemukan, yaitu melalui :
• Anamnesa
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan ginekologi
• Pemeriksaan penunjang dengan ultrasonografi (USG) oleh dokter
TATALAKSANA UMUM
• Klasifikasi Abortus dan Penanganannya. Sebelum penanganan sesuai klasifikasinya, abortus
memiliki penanganan secara umum antara lain:
• Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk tanda-tanda vital (nadi,
tekann darah, pernapasan, suhu).
• Pemeriksaan tanda-tanda syok (akral dingin,pucat, takikardi, tekanan sistolik <90 mmHg). Jika
terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap fikirkan
kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi ibu karena kondisinya
dapat memburuk dengan cepat.
• Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional dan kongseling
kontrasepsi pasca keguguran.
• Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus (WHO, 2013:84).
KOMPLIKASI
Komplikasi atau penyulit yang menyertai terjadinya abortus, beberapa diantaranya:
• Perdarahan
Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
• Penyulit saat melakukan kuretase
Dapat terjadi perforasi dengan gejala kure terasa tembus, penderita kesakitan, syok, dapat terjadi
perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen.
• Infeksi
• Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat (syok
endoseptik).
PEMBAHASAN
FORMAT PENGKAJIAN ANTENATAL CARE
• No Register : 0404019/ANC/009 Hari/tanggal pengkajian : Rabu, 29 April 2020
• Nama Pengkaji : Mely Fitriani Tempat Pengkajian : Puskesmas
• Aktivitas Sehari-hari
Diet
Nutrisi
Pola makan : 2x sehari
Jenis makanan yang dikonsumsi : nasi, lauk-pauk, sayur
Makanan yang dipantang : tidak ada
Perubahan pola makan : tidak ada
Alergi terhadap makanan : tidak ada
Hidrasi
Jenis cairan yang di minum sehari: air mineral RIWAYAT KESEHATAN
Jumlah cairan perhari : 8 gelas Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita :
• Istirahat dan Tidur Tidak ada.
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada.
Malam : 5 jam/hari
Riwayat alergi : tidak ada
Siang : 1 jam/hari (belum tidur pada hari ini) Perilaku kesehatan : Ibu tidak mengkonsumsi alkohol/
Personal Hygiene obat-obatan sejenis,
Mandi : 3x sehari tidak mengkonsumsi jamu-jamuan,
Gosok gigi : 3x sehari Ibu hanya mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan
oleh bidan seperti (tablet tambah darah).
Ganti pakaian : 2x sehari
Ibu tidak Merokok.
Jenis pakaian yang di pakai saat hamil : baju hamil, daster
• Aktivitas Seksual
Adakah perubahan : tidak ada
Frekuensi : 1 minggu sekali
Keluhan/ masalah : tidak ada
Eliminasi
BAK : 8x/hari banyaknya : kurang lebih 150cc
BAB : 1x/hari konsistensi : lunak
• RIWAYAT SOSIAL
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis • Muka
Status emosional : Stabil Inspeksi
Oedema : Tidak terlihat
Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi: 92x /menit Pucat atau tidak : Pucat
Respirasi : 20 x/menit, regular Palpasi
Suhu : 36,5 oC Oedema : Tidak teraba
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan sekarang : 50 Kg • Mata
Berat badan sebelum hamil : 48 Kg Inspeksi
Kenaikan berat badan : 2 Kg Konjungtiva : merah muda
Lingkar lengan : 30 cm Sclera : Putih
PLANNING (P)
• Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu tekanan darah 110/70 mmHg, respirasi 20/menit,
nadi 92/menit, suhu 36,5 oC
• Ibu mengetahuinya.
• Menginformasikan kepada ibu bahwa ibu mengalami abortus imminens.
• Ibu mengetahuinya dan merasa sedih.
• Memberikan rujukan kepada ibu untuk melakukan USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup atau tidak.
• Ibu mengerti dan akan melakukan USG.
• Mengajarkan teknik relaksasi bila timbul rasa nyeri dengan cara menarik nafas dalam melalui
hidung dan menghembuskan secaraperlahan-lahan lewat mulut.
• Ibu melakukan tekhnik relaksasi
• Menganjurkan pada ibu untuk meningkatkan kebersihan diri dengan mengganti doek atau
pembalut setiap kali basah.
• ibu mengerti dan akan melakukannya
TERIMAKASIH