Tinjauan kasus ini membahas diagnosa pneumonia lobus superior dekstra pada anak laki-laki berusia 7 tahun 1 bulan. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru dan hasil rontgen thoraks menunjukkan gambaran pneumonia di lobus atas paru kanan."
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan38 halaman
Tinjauan kasus ini membahas diagnosa pneumonia lobus superior dekstra pada anak laki-laki berusia 7 tahun 1 bulan. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru dan hasil rontgen thoraks menunjukkan gambaran pneumonia di lobus atas paru kanan."
Tinjauan kasus ini membahas diagnosa pneumonia lobus superior dekstra pada anak laki-laki berusia 7 tahun 1 bulan. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru dan hasil rontgen thoraks menunjukkan gambaran pneumonia di lobus atas paru kanan."
Tinjauan kasus ini membahas diagnosa pneumonia lobus superior dekstra pada anak laki-laki berusia 7 tahun 1 bulan. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru dan hasil rontgen thoraks menunjukkan gambaran pneumonia di lobus atas paru kanan."
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38
Case Based Discussion
Pneumonia Lobus Superior Dextra
Disusun Oleh : Irman Hambali (1815075)
Pembimbing : dr. Susana Farah Diba, Sp.A., M.Kes.
BAGIAN / SMF ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA RS IMMANUEL BANDUNG 2019 Keterangan Umum • Nama : An. Malik Hattaraya • Jenis Kelamin : Laki-laki • Tanggal Lahir : 23 Oktober 2012 • Umur : 7 Tahun 1 Bulan • Alamat : Margahayu • No Rekam Medis: 01.424.493 • Tanggal mulai di rawat : 2 Desember 2019 • Tanggal pemeriksaan : 2 Desember 2019 Keterangan Umum • Nama ibu : Vivi Rubianti • Pendidikan ibu : SMA • Usia ibu : 37 tahun • Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga • Nama ayah : Tn. Wandi Sutaman • Usia ayah : 37 tahun • Pendidikan ayah : SMA • Pekerjaan ayah : Karyawan Swasta • Penghasilan keluarga : ± Rp 4.000.000/bulan,- Anamnesis Heteroanamnesis didapatkan dari ibu kandung pasien pada Senin, 2 Desember 2019 pukul 15.15 WIB. Keluhan utama : Batuk Sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, penderita mengeluh batuk berdahak warna kuning, tidak disertai darah. Keluhan di sertai sesak nafas yang muncul tiba – tiba dan tidak membaik jika beristirahat disertai nyeri dada kanan, nyeri seperti ngilu, hilang timbul dan tidak menjalar. Sejak kurang lebih 5 hari sejak masuk rumah sakit pasien panas badan yang tidak terlalu tinggi dan dirasakan hilang timbul. Anamnesis Keluhan juga disertai dengan muntah 1 kali saat pertama kali demam, isi sisa makanan. Selama di rumah pasien dapat minum dan makan seperti biasa. Tidak ada pilek, nyeri telinga, rasa terbakar di dada, jantung berdebar maupun nyeri di bagian perut. BAB belum selama 4 hari. 1 hari yang lalu bak pasien berwarna seperti air teh sebanyak 1 kali. Anamnesis • Pasien tidak mempunyai riwayat keringat malam dan batuk lama, tidak ada riwayat kontak dengan pasien TB atau batuk lama, tidak ada riwayat kontak dengan air hujan atau banjir, tidak ada hewan peliharaan atau ternak di sekitar rumah. • Pasien merupakan anak ke 7 dari ibu P7A0 yang lahir secara spontan, aterm 38 minggu, letak kepala, langsung menangis, ditolong oleh bidan. Berat badan lahir 2900 gram dan panjang badan lahir 49 cm, selama kehamilan ibu sehat, gizi hamil cukup, teratur melakukan kontrol kehamilan di bidan. Anamnesis • Pasien mendapatkan ASI dari lahir sampai usia 1 tahun minum kuat, bubur nasi dan makanan lunak dari usia 6 bulan sampai 12 bulan. Sejak usia 1 tahun hingga sekarang mengonsumsi menu keluarga. Sumber air minum keluarga adalah air tanah. Lingkungan rumah pasien tidak berada di daerah rawan banjir. • Riwayat imunisasi dasar pasien tidak lengkap, pasien hanya mendapatkan imunisasi BCG dan Hep-B pada bulan ke-1. Riwayat Persalinan • Persalinan ditolong oleh : Bidan • Jenis persalinan : Spontan pervaginam • Tempat persalinan : Tempat Praktik Bidan • Lama persalinan : ±30 menit • Masalah yang terjadi selama persalinan : - • Keadaan air ketuban : Jernih • Keadaan umum bayi : Kelahiran tunggal, usia kehamilan saat melahirkan 38-39 minggu Keadaan Bayi Segera Setelah Lahir • Berat Badan : 2400 gram • Panjang Badan : 45 cm • Lingkar Kepala : Tidak Ada Data • Lingkar Dada : Tidak Ada Data • APGAR SCORE : Langsung menangis • Tarikan Napas Pertama : Tidak Ada Data • Tangisan Pertama : Tidak Ada Data • Pernapasan teratur mulai: Tidak Ada Data • Obat-Obatan : Tidak Ada Data Pemeriksaan Fisik • Senin, , 2 Desember 2019 pukul 15.15 WIB(Hari perawatan ke-1, pemantauan hari ke-1) • Keadaan umum: Sakit sedang • Kesadaran : E4V6M5 (compos mentis) • Tanda vital • Tekanan darah: - • Nadi : 100 x/menit, regular, equal, isi cukup • Respirasi : 28 x/menit, tipe abdominothorakal • Suhu : 36,8C • Saturasi : 98 % Pemeriksaan Fisik • Status Antropometri • Berat badan : 15 kg • Tinggi badan : 115 cm • BMI : 11,3 kg/m2 • BB/U : < 3 SD • TB/U : 1 SD • BB/TB : < 3 SD Pemeriksaan Fisik • Kepala : normocephal, rambut hitam, lebat, tidak mudah dicabut • Mata : konjungtiva anemis (-/-), sekret (-/-), sklera ikterik (+/ +), kedua pupil bulat isokor diameter 3 cm, reflek cahaya (+/+), mata cekung (-/-), conjunctival suffusion (-/-) • Hidung : bentuk hidung normal, pernapasan cuping hidung (-), sekret (-/-) • Mulut : mukosa bibir basah, tonsil T1/T1, tidak hiperemis, faring tidak hiperemis, lidah tidak kotor dan tidak tremor, tidak tampak karies dentis, tidak ada perdarahan gusi • Telinga : bentuk dan ukuran normal, tidak ada sekret • Leher : kelenjar getah bening tidak teraba membesar, retraksi suprasternal (-) Pemeriksaan Fisik • Thoraks: Paru-paru Depan Belakang Bentuk normal, Bentuk normal, Pergerakan simetris o Inspeksi Pergerakan simetris Retraksi intercostalis Retraksi intercostalis (-/-) (-/-) o Palpasi Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-) o Perkusi Dull lobus kanan atas Dull lobus kanan atas
VBS +/+ kanan = kiri VBS +/+ kanan = kiri
o Auskultasi Ronkhi +/- Ronkhi +/- Wheezing -/- Wheezing -/- Pemeriksaan Fisik • Jantung: bunyi jantung S1, S2 murni, regular, murmur(-) • Abdomen: • Inspeksi : datar, retraksi epigastrium (-) • Auskultasi : bising usus (+) normal, meteorismus (-) • Perkusi: timpani • Palpasi : soepel, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba membesar, turgor kembali cepat • Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik, akrosianosis (-), edema tungkai -/-, petekie (-), ikterik (-), nyeri tekan gastrocnemius (-/-) • Anogenital: tidak ada kelainan Pemeriksaan Fisik • Status Neurologis • Rangsang meningeal: kaku kuduk (-) • Saraf otak I -XII : normal • Motorik : kesan parese (-) • Sensorik : rangsang nyeri (+/+), raba (+/+) • Reflek fisiologis : BTR(+/+), APR (+/+), KPR (+/+) • Reflek Patologis : Babinsky (-/-), Oppenheim (-/-), Chaddock (-/-) Pemeriksaan Laboratorium 2 Desember 2019 Urinalisis Rutin: Hematologi Hematologi Warna : kuning Hb : 11,9 g/dL Kejernihan : jernih Ht : 36 % BJ : 1.015 L : 17.31/mm3 pH : 7.5 Tc : 230.000/mm3 Protein :- Eri : 4.5 juta/mm3 Leukosit :-- Urobilinogen : 0,2 Bilirubin :- Nilai- nilai MC MCV : 80 fL Nitrit :- MCH : 27 pg/mL Leukosit esterase : - MCHC : 33 g/dL Epitel : 0-2 Eri : 1-3 Nilai- nilai MC Leu : 3-5 MCV : 80 fL Bakteri :- MCH : 27 pg/mL Kristal :- MCHC : 33 g/dL Lain – lain :- Foto Toraks (2 Desember 2019) • Cor normal • Diafragma normal. Sinus kiri dan kanan normal • Pulmo: Hilus kanan dan kiri kasar, corakan paru ramai di perihiler kiri, tampak bercak lunak dan perselubungan opak dengan air bronchogram di lapang atas paru kanan. • Kesan: pneumonia di lapang atas paru kanan. Diagnosis Kerja • Pneumonia Lobus Superior Dextra Penatalaksanaan • Non Medikamentosa • Bedrest • Observasi tanda-tanda vital : nadi, respirasi, suhu, dan tekanan darah • Medikamentosa • Infus 1000cc/hari • Kortikosteroid Dexamethasone 3x1,5mg (dosis 1–2 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis) • Antipiretik Paracetamol injeksi 3x150mg intravena • Antibiotik Ceftriaxone 1 x 1gr intravena Amikacin 2x 100mg • Microlac suppositoria 1x per rectal Diagnosis Akhir • Pneumonia Lobus Superior Dextra Prognosis • Quo ad vitam : Ad bonam • Quo ad functionam : Ad bonam • Quo ad sanationam : Ad bonam Tinjauan Pustaka Definisi Pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut yang terjadi pada parenkim atau jaringan paru yang diakibatkan bakteri, virus, jamur atau parasit. Pneumonia lobaris merupakan infeksi parenkim paru yang terbatas pada alveoli kemudian menyebar secara berdekatan ke bronkus distal terminalis. Insidensi • Angka kematian 1,4 juta/tahun di dunia. Angka kematian terbanyak yaitu pada anak - anak dan orangtua >75 tahun. Angka kematian pneumonia lebih banyak di negara berkembang dibandingkan negara maju. • Di indonesia pada tahun 2010, Pneumonia termasuk ke dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan proporsi kasus 53,95% untuk laki – laki dan 46,05% untuk perempuan. • Penyebab pneumonia komunitas terbanyak di indonesia adalah kuman gram negatif yaitu Klebsiella pneumonia, Acinetobacter baumanii, Pseudomonas aeruginosa. Etiologi Usia Penyebab Tersering 0-20 hari Bakteri : e.coli, grup B streptococcus, listeria monocytogenes
3 minggu – 3 bulan Bakteri : chlamydia trachomatis, S.pneumonia
4 bulan – 5 tahun Bakteri : chlamydia trachomatis, mycoplasma pneumonia, S.
pneumonia Virus : Adenovirus, Influenza virus, Parainfluenza virus, Rhinovirus, Respiratory syncytial virus 6-18 tahun Bakteri : C. pneumonia, M. pneumonia, S. pneumoniae Manifestasi Klinis • Gejala infeksi umum : demam, sakit kepala, gelisah, malaise, nafsu makan menurun, mual, muntah, diare. Pada anak malnutrisi berat jarang terjadi demam. • Gejala gangguan respiratori : batuk, sesak nafas, retraksi dinding dada, takipnea, nafas cuping hidung, merintih dan sianosis. Diagnosis Anamnesis • Demam • Batuk • Gelisah • Rewel • sesak nafas • Pada bayi gejala tidak khas, sering kali tanpa demam dan batuk. Anak besar kadang mengeluh nyeri kepala, nyeri abdomen serta muntah • Pemeriksaan Fisik • Neonatus : takipnea, grunting, cuping hidung, retraksi dinding dada, sianosis dan malas menetek. • Bayi lebih besar : jarang ditemukan grunting. Gejala lain yang sering terlihat adalah batuk, demam dan iritabel. • Anak pra sekolah : selain gejala di atas dapat ditemukan batuk produktif / nonproduktif dan dispnea • Anak sekolah dan remaja, gejala lainnya yang dapat dijumpai yaitu nyeri dada, nyeri kepala, dehidrasi dan letargi. • Auskultasi : fine crackles (ronkhi basah halus) yang khas pada anak besar, mungkin tidak ditemukan pada bayi. • Iritasi pleura akan mengakibatkan nyeri dada, bila berat gerakan dada akan tertinggal waktu indspirasi, anak berbaring ke arah yang sakit dengan kaki fleksi. Rasa nyeri dapat menjalar ke leher, bahu dan perut. Pemeriksaan Penunjang • Radiologis • Foto rontgent thoraks proyeksi posterior-anterior merupakan dasar diagnosis utama pneumonia. Gambaran klasik pneumonia dapat berupa konsolidasi lobaris atau segmental di serati air bronkogram, biasanya di sebabkan Pneumococcus spp. Pneumonia interstistial biasanya di sebabkan oleh virus, atau mikoplasma. Penatalaksanaan Non Medikamentosa • Bedrest • Observasi tanda-tanda vital : nadi, respirasi, suhu, dan tekanan darah Penatalaksanaan Medikamentosa • Sefotaksim i.v. 200 mg/kg/hari atau sefuroksim i.v. 150mg/kg/hari dalam 3 dosis terbagi setiap 8 jam • Eritromisin,40mg/kg/hari i.v. atau oral dalam dosis terbagi tiap 6 jam selama 10-14 hari Komplikasi • abses paru • empyema Pencegahan • Vaksinasi dengan vaksin pertusis (DTP), campak, pneumokokus, dan haemofilus influenza. • Vaksin influenza untuk bayi >6 bulan dan usia remaja. • Untuk orangtua atau pengasuh bayi <6 bulan disarankan untuk di berikan vaksin influenza dan pertussis. Prognosis • Prognosis pneumonia umumnya baik jika di beri terapi dengan benar. Biasanya bakteri patogen dapat berespon jika di beri antibiotik. Komplikasi lanjut jarang terjadi walaupun pada anak dengan pneumonia dapat terjadi komplikasi empyema dan abses paru. Daftar Pustaka 1. Medscape. Pediatrics Pneumonia. Medscape, 2019 2. Lionel A Mandell, Richard Wundering et al. Harrison's Principles of Internal Medicine, 20th Edition. United States of America: Mcgraw-hil; 2018: 909 3. PDPI. Pneumonia . Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2003 4. Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Depkes RI; 2018 5. H Garna, H M Nataprawira. Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Ilmu Kesehatan anak. Edisi 5. Bandung: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Padjadjaran/RSUP Hasan Sadikin Bandung; 2017